Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

“SURVEI (BENCHMARKING) KOMPENSASI”

Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Kompensasi kelas BA


yang diampu oleh Bpk. Prof. Dr. Achmad Sudiro, SE., ME

Oleh :
Kelompok 6
Dian MujiLestari 185020200111089
Ifta Taqqia 185020201111065

JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2021

KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
Kami panjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT , yang telah melimpahkan
rahmat, taufik, hidayah, serta inayahnya kepada kita semua, sehingga kami dapat
menyelesaikan laporan makalah kami tentang survei benchmarking kompensasi
kinerja. Makalah ini telah kami susun secara maksimal atas bantuan dari berbagai
pihak sehingga laporan makalah ini bisa selesai dengan lancar.

Untuk itu, kami selaku penyusun, banyak berterima kasih kepada semua
pihak yang tidak bisa kami sebutkan satu persatu atas segala bantuan dan
supportnya selama ini. Kami menyadari, makalah yang kami buat jauh dari
sempurna dan masih banyak kekurangan. Oleh sebab itu, penulis mengharapkan
kritik dan saran yang membangun dari pembaca, guna menghasilkan laporan
makalah yang lebih baik.
Kami berharap, makalah ini tentang evaluasi dan kompensasi kinerja yang kami
susun bisa memberikan manfaat dan inspirasi bagi pembaca.

Malang, 29 Maret 2021

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Latar Belakang Masalah Keberadaan sumber daya manusia di dalam suatu
perusahaan memegang peranan sangat penting. Potensi setiap sumber daya
manusia yang ada dalam perusahaan harus dapat dimanfaatkan dengan
sebaik-baiknya sehingga mampu memberikan output optimal. Keberhasilan suatu
organisasi sangat dipengaruhi oleh kinerja individu karyawannya. Setiap organisasi
maupun perusahaan akan selalu berusaha untuk meningkatkan kinerja karyawan,
dengan harapan apa yang menjadi tujuan perusahaan akan tercapai. Dalam
meningkatkan kinerja karyawannya perusahaan menempuh beberapa cara salah
satunya melalui pemberian kompensasi yang layak. Melalui proses tersebut,
karyawan diharapkan akan lebih memaksimalkan tanggung jawab atas pekerjaan
mereka ( Anoki Herdian Dito, 2010 ).
Setiap anggota dari suatu organisasi mempunyai kepentingan dan tujuan
sendiri ketika ia bergabung pada organisasi tersebut. Bagi sebagian karyawan,
harapan untuk mendapatkan uang adalah satu-satunya alasan untuk bekerja, namun
yang lain berpendapat bahwa uang hanyalah salah satu dari banyak kebutuhan yang
terpenuhi melalui kerja. Seseorang yang bekerja akan merasa lebih dihargai oleh
masyarakat di sekitarnya, dibandingkan yang tidak bekerja. Untuk menjamin
tercapainya keselarasan tujuan, pimpinan organisasi bisa memberikan perhatian
dengan memberikan kompensasi, karena kompensasi merupakan bagian dari
hubungan timbal balik antara organisasi dengan sumber daya manusia ( Anoki
Herdian Dito, 2010 ).

Permasalahan yang terpenting mengenai kompensasi saat ini adalah belum


optimalnya kompensasi yang diterima pegawai apabila dibandingkan dengan beban
kerja yang dilakukan masing-masing pegawai. Dengan dituntutnya pegawai untuk
bekerja lebih profesional, disiplin dan mampu menyelesaikan program kerja yang
ada dengan tepat dan hasil kerja yang baik, sedangkan di sisi lain kompensasi yang
diterima pegawai dirasa belum optimal. Menurut Siagian (2007) jika pegawai
diliputi oleh rasa tidak puas atas kompensasi yang diterimanya dampaknya bagi
organisasi akan sangat bersifat negatif artinya apabila permasalahan kompensasi
tidak dapat terselesaikan dengan baik maka dapat menurunkan kepuasan kerja
pegawai ( dalam Siti Fathonah dan Ida Utami, 2008 ).

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka diperoleh rumusan masalah


sebagai berikut:

1) Apa kegunaan dari survei (benchmarking) kompensasi?


2) Hal apa saja yang perlu di survei (benchmarking) ?
3) Siapakah pihak yang perlu dilakukan survei (benchmarking) kompensasi?
4) Bagaimana cara yang efektif dalam melakukan survei (benchmarking)?

1.3 Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah di atas maka diperoleh tujuan sebagai


berikut:

1) Mengetahui kegunaan dari survei (benchmarking) kompensasi


2) Mengetahui hal yang perlu disurvei (benchmarking)
3) Mengetahui pihak yang perlu dilakukan survei (benchmarking) kompensasi
4) Mengetahui cara yang efektif dalam melakukan survei (benchmarking)
BAB II

PEMBAHASAN

1. Kegunaan Survei (Benchmarking) Kompensasi


Survei kompensasi adalah aktivitas untuk memperoleh data mengenai jumlah
yang dibayar perusahaan-perusahaan lain untuk jabatan atau kelas jabatan tertentu
dalam pasar tenaga kerja tertentu. Survei kompensasi digunakan untuk
mendapatkan informasi mengenai kompensasi yang dibayarkan kepada karyawan
oleh organisasi lain.
1) Melihat atau mengetahui tingkat penggajian di ”market”, apakah kompetitif
atau belum.
2) Mengadakan penyesuaian di perusahaan.
3) Menghindari karyawan di-highjack/dibajak oleh perusahaan lain.
4) Alat untuk memotivasi karyawan.
5) Ukuran untuk meninjau kenaikan/peninjauan upah.
Survei ini dilakukan agar organisasi mampu berkompetisi dalam
memperoleh karyawan atau tenaga kerja yang berkualitas dengan memberikan
kompensasi yang sesuai dengan pekerjaan yang dibebankan.

2. Hal yang di Survei (Benchmarking)Kebijakan pokok yang berlaku


1) Teknik yang digunakan dalam penentuan tingkat upah
2) Nilai uang pada gaji pokok, tunjangan, fasilitas dan komponen upah dari
jabatan tertentu yang dijadikan sebagai patokan (benchmarking)
3) Komponen imbalan yang non financial Rencana perusahaan beberapa
tahun mendatang
Tunjangan gaji pokok yang disurvei dapat berupa tunjangan makan, tunjangan
transportasi, tunjangan perumahan, tunjangan kebutuhan hidup, tunjangan pakaian
kerja. Sedangkan bonusnya meliputi tunjangan medis, THR, tunjangan produksi,
tunjangan tahunan, tunjangan penjualan, tunjangan keselamatan, tunjangan dalam
bentuk barang (natura).
3. Pihak yang Perlu Dilakukan Survei
Berdasarkan cara pengelompokannya, survei kompensasi dapat dilakukan
berdasarkan:
● Industri yang meliputi manufaktur, minyak dan gas, dll.
● Fungsi pekerjaan yang meliputi bidang keuangan, bidang produksi, dll.
● Geografi yang meliputi kota, tempat, dan wilayah.
● Pemilik usaha yang dapat berupa pemerintah, pribadi, lokal, dll.
● Ukuran perusahaan yang dapat dilihat dari penjualan.
● Siklus hidup bisnis apakah berada pada tahap growing, maturity, ataupun
decline.
Dalam pelaksanaan survei kompensasi, perusahaan hanya perlu melakukan
survei pada:
1) Perusahaan yang sejenis.
Perusahaan yang dinilai merupakan pesaing langsung dari perusahaan kita
dari sisi jenis usaha, skala usaha, pangsa pasar, ataupun sumber daya.
Misalnya, Janji jiwa dengan Kopi kenangan.
2) Perusahaan yang bergerak dibidang yang sama.
Dikatakan bergerak dalam bidang yang sama misalkan dalam sektor
perbankan baik itu BUMN maupun swasta, tanpa memperhatikan skala
perusahaan. Misalnya Bank BNI dengan Bank Jabar (bank daerah).
3) Perusahaan yang beroperasi di lokasi yang sama.
Apapun bidang usahanya asalkan beroperasi di lokasi atau kawasan industri
yang sama. Hal ini bertujuan untuk menyesuaikan jumlah kompensasi
dengan pengimplementasian UMR.
4) Perusahaan yang memiliki jabatan atau pekerjaan yang sama.
Dikaitkan dengan profesi, pekerjaan, atau jabatan yang sama dalam
perusahaan meskipun bidang usahanya berbeda. Misalnya benchmarking
pada bagian keuangan.

4. Cara Efektif Melakukan Survei (Benchmarking) Kompensasi


Dalam menentukan tarif perusahaan yang adil dan sesuai, sebagian besar
perusahaan menggunakan sistem survei kompensasi secara rutin untuk mendapat
hasil yang komparatif tentang kebijakan, praktik, dan metode pembayaran gaji
dari organisasi lain (Dessler, 2015). Pada umumnya suatu organisasi akan
menggunakan survei kompensasi untuk dua alasan dasar yaitu:
1) Mengidentifikasi posisi relatifnya terhadap pesaing dalam pasar tenaga
kerja.
2) Mencari masukan guna menyusun anggaran dan struktur kompensasi.

Untuk menciptakan suatu survei yang efektif, sebuah organisasi perlu


membuat pengelompokan dalam range gaji, serta menyesuaikan dengan industri
sejenis dan pengalaman kerja individu yang terkait dalam pengelompokan gaji
tersebut. Sesuaikan dengan jenis usaha yang dimiliki oleh perusahaan dan budget
yang telah distandarkan agar tidak terjadi pemborosan.
Secara umum, survei kompensasi dilakukan dengan metode benchmarking
atau membandingkan skema kompensasi yang berlaku dalam perusahaan dengan
yang dilakukan di perusahaan lain. Survei kompensasi dapat dilakukan dengan
beberapa metode diantaranya:
1) Perusahaan sendiri.
Kelebihan:
● Informasi yang dicari adalah informasi yang dibutuhkan perusahaan.
● Informasi yang didapatkan terjamin akurasinya.
● Biaya dapat ditekan.
Kelemahan:
● Perusahaan yang di benchmark tidak percaya dengan kredibilitas
sehingga tidak terbuka.
● Membutuhkan kompetensi ahli dalam bidang penyusunan sistem
kompensasi.
● Memakan waktu dan tenaga.
2) Menyewa lembaga konsultan.
Kelebihan:
● Mekanisme yang lebih mudah.
● Informasi yang didapatkan bisa dijamin akurasinya.
Kelemahan:
● Biaya cukup tinggi.
● Dalam jangka panjang akan menimbulkan ketergantungan dengan
perusahaan karena internal perusahaan tidak menguasai.
3) Bergabung dengan perusahaan lain yang melakukan.
Kelebihan:
● Umumnya tidak dikenakan biaya.
● Membutuhkan waktu dalam pemberian informasi seperti pengisian
formulir, dsb.
Kelemahan:
● Informasi yang didapat belum tentu yang dibutuhkan perusahaan.
● Data yang disajikan biasanya berupa data mentah sehingga perlu
diolah dan ditafsirkan kembali agar sesuai dengan kebutuhan
perusahaan.
● Kualitas dan akurasi data agak diragukan.
4) Ikut dalam survei upah oleh biro konsultan. Beberapa konsultan yang
ada di Indonesia ada yang menyelenggarakan survei dan hasilnya dapat
dipublikasikan secara luas.
Kelebihan:
● Biaya relatif murah.
● Lebih mudah pelaksanaannya.
Kelemahan:
● Biaya relatif berat bagi perusahaan dalam skala kecil.
● Informasi yang didapat belum tentu sesuai kebutuhan perusahaan.
● Bisa jadi terdapat bias informasi. Misalkan yang di survei adalah
perusahaan dalam skala internasional sehingga kurang sesuai jika
digunakan oleh perusahaan di Indonesia.

Organisasi-organisasi besar secara rutin melaksanakan survei kompensasi


yang biasanya menunjukkan gaji rendah, tinggi, dan rata-rata untuk posisi tertentu.
Terkadang harga pasar, atau going rate, disajikan dalam bentuk rentang persentil
ke-25 hingga ke-75 dari bayaran untuk berbagai jabatan, bukan dalam bentuk titik
bayaran tunggal yang spesifik. Rentang tersebut memberikan perkiraan mengenai
jumlah yang dibayarkan perusahaan-perusahaan lain kepada para karyawan dalam
berbagai jabatan.
Kesulitan utama dalam melaksanakan survei kompensasi adalah
menentukan jabatan-jabatan yang sebanding. Survei yang menggunakan deskripsi
jabatan singkat jauh lebih sulit dijalankan dibandingkan survei yang memberikan
deskripsi yang rinci dan komprehensif. Karena memperoleh data untuk seluruh
jabatan dalam organisasi bisa jadi tidak mungkin, survei kompensasi seringkali
hanya menggunakan jabatan acuan, yaitu jabatan yang dikenal baik dalam
perusahaan dan industri serta jabatan yang dijalankan oleh sejumlah besar
karyawan.
Dalam melakukan benchmarking terdapat beberapa tahapan yang harus
dilakukan seperti gambar dibawah ini,

Namun secara umum, terdapat empat tahapan dalam melakukan


benchmarking untuk survei kompensasi:
1) Tahap membangun hubungan.
Mengidentifikasi mengapa dan kapan perusahaan membutuhkan
informasi melalui survei ini yaitu ketika perusahaan pertama kali berdiri,
atau untuk memperbaiki sistem sebelumnya, adanya akuisisi, terdapat isu
terkait sulitnya rekrutmen dan retensi karyawan misalnya, dsb. Kemudian
perusahaan perlu membangun komunikasi dengan karyawan, serikat
pekerja, dan juga perusahaan yang menjadi target. Serta mengkaji ulang
regulasi pemerintah terkait pengupahan dan implementasinya di
perusahaan.
2) Tahap persiapan.
Mengidentifikasi jabatan kunci di perusahaan yaitu jabatan yang
selalu ada di setiap perusahaan dan penting dalam sebuah perusahaan untuk
dibandingkan serta deskripsi pekerjaan dan informasi terkait lainnya.
Menentukan metode dan sumber data (pemerintah, data statistik, sumber
rekrutmen, serikat pekerja, dll) yang akan digunakan.memastikan
kelengkapan administratif
3) Tahap pengumpulan, pemrosesan, dan penyajian informasi.
Menyesuaikan dengan data, melakukan validasi, pembersihan data,
pemrosesan data. Hingga berupa laporan yang siap disajikan.
4) Tahap pemanfaatan hasil survei.
Penerapan dari perbandingan position by position. Tren dari setiap
perusahaan. Tren pasar. Analisis kebijakan kompensasi.

Setelah keempat tahapan survei dilakukan, maka selanjutnya survei tersebut


akan menghasilkan upah (kompensasi) dalam bentuk rupiah atau total cash per
bulan, upah (kompensasi) dalam bentuk barang atau natura(in kind), dan juga total
remuneration (cash dan in kind).

2.3 Studi Kasus PT. Jaya Lestari


PT Jaya Lestari merupakan sebuah perusahaan yang bergerak di bidang
konstruksi bangunan di Surabaya. Perusahaan ini memiliki pegawai tetap dan
kontrak dimana perusahaan memberikan kompensasi berupa gaji pokok,
tunjangan, dan bonus atas kinerja karyawan berdasarkan pada jabatan, pendidikan,
masa kerja, serta kemampuan masing-masing setiap pegawai.
Berdasarkan wawancara dengan pemimpin perusahaan, terdapat masalah
dalam pemberian kompensasi terhadap karyawan. Terdapat beberapa karyawan
yang keluar dari perusahaan dikarenakan gaji atau upah yang diberikan tidak
sesuai dengan yang diinginkan. Pemimpin perusahaan mengetahui permasalahan
ini berdasarkan informasi yang beliau dapatkan dari mandor dimana banyak
karyawan yang keluar dari perusahaan dikarenakan pemberian gaji atau upah yang
menurut mereka tidak sesuai.
Pemberian kompensasi seperti bonus kepada karyawan pun juga terkadang
menimbulkan kecemburuan antara karyawan satu dengan yang lainnya yang
mengakibatkan menurunnya kinerja pada karyawan yang merasa diperlakukan
dengan tidak adil. Kondisi seperti ini menimbulkan karyawan tidak dapat tidak
maksimal produktif dalam bekerja dan pekerjaan tidak dapat selesai dengan tepat
waktu. Hal ini dapat merugikan perusahaan dan mengakibatkan ketidakpuasan
pelanggan karena pekerjaan tidak selesai dengan tepat waktu.
Berdasarkan teori survei kompensasi digunakan untuk menentukan standar
kompensasi karyawan. PT. Jaya Lestari telah melakukan survei kompensasi untuk
menentukan standar kompensasi untuk karyawan baik mandor maupun karyawan
lapangan. PT. Jaya Lestari menentukan kompensasi karyawan dari pasaran di luar
perusahaan. Jika dilihat berdasarkan teori survei kompensasi yang ada yaitu
karyawan diberikan pembayaran sesuai dengan pekerjaannya, PT. Jaya Lestari
sudah melakukan survei kompensasi untuk karyawannya.
Namun, faktanya pemilik perusahaan hanya melakukan survei dalam lingkup
kompensasi tetapi belum menerapkannya. Sehingga perusahaan lain mungkin saja
menerapkan kompensasi yang lebih tinggi dengan jenis dan tingkat kesulitan
pekerjaan yang sama dari PT. Jaya Lestari dan berakibat timbulnya kemungkinan
karyawan memilih bekerja di perusahaan lain karena memiliki standar upah yang
lebih tinggi.
Oleh karena itu menurut kelompok kami, pihak yang bertugas dalam
menangani kompensasi di PT. Jaya Lestari terlebih dahulu harus membuat
perencanaan gaji yang matang agar survei yang dilakukan dapat terealisasi. Survei
yang dilakukan pun membutuhkan beberapa tahap agar dapat menghasilkan output
yang dapat menguntungkan pihak perusahaan maupun karyawan.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1) Survei kompensasi adalah aktivitas untuk memperoleh data mengenai
jumlah yang dibayar perusahaan-perusahaan lain untuk jabatan atau kelas
jabatan tertentu dalam pasar tenaga kerja tertentu. Survei kompensasi
digunakan untuk mendapatkan informasi mengenai kompensasi yang
dibayarkan kepada karyawan oleh organisasi lain.
2) Organisasi-organisasi besar secara rutin melaksanakan survei kompensasi
yang biasanya menunjukkan gaji rendah, tinggi, dan rata-rata untuk posisi
tertentu. Terkadang harga pasar, atau going rate, disajikan dalam bentuk
rentang persentil ke-25 hingga ke-75 dari bayaran untuk berbagai jabatan,
bukan dalam bentuk titik bayaran tunggal yang spesifik. Rentang tersebut
memberikan perkiraan mengenai jumlah yang dibayarkan
perusahaan-perusahaan lain kepada para karyawan dalam berbagai jabatan.
3) Terdapat empat tahapan dalam melakukan survei kompensasi yaitu, tahap
membangun hubungan dengan stakeholder, tahap persiapan metode dan
kelengkapan lainnya, tahap pengumpulan dan pemrosesan data, dan tahap
pemanfaatan hasil survei. Pemanfaatan hasil survei kompensasi dapat
diaplikasikan oleh perusahaan untuk meningkatkan sistem upah yang lebih
baik.

3.2 Saran
Saran dari kelompok kami kaitanya dengan survei benchmarking ini adalah
kaitanya dengan kompensasi perusahaan perlu membuat perencanaan survei
benchmarking yang tepat agar output yang dihasilkan dapat maksimal, sehingga
tidak ada pihak yang merasa dirugikan baik itu karyawan maupun perusahaan itu
sendiri.
DAFTAR PUSTAKA

Murwanto 2015. Kompensasi Finansial.


http://haris-msdm2014.blogspot.com/2015/05/9-kompensasi-finansial.html
#:~:text=Survei%20kompensasi%20adalah%20aktivitas%20untuk,dalam%
20pasar%20tenaga%20kerja%20tertentu. (Diakses pada 27 Maret 2021).
S, Alexander Roy dan Roy Setiawan. 2017. Evaluasi Manajemen Kompensasi
pada PT. Jaya Lestari. AGORA Vol. 5, No. 1, 1-3.
Yusuf, Suryanti. 2019. Survey Benchmarking Kompensasi.
https://www.slideshare.net/SuryantiYusuf/10-survey-benchmarking-kompen
sasi. (Diakses pada 27 Maret 2021).

Anda mungkin juga menyukai