Fisiologi Haid
Fisiologi Haid
Pembimbing:
DR. Jeffry I. G, dr., Sp. OG-K, M. Kes
Oleh:
Irfanugraha Triputra Irawan 4151181489
1
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI................................................................................................... ii
DAFTAR GAMBAR...................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................... 1
1.1 Latar Belakang............................................................................................ 1
BAB II PEMBAHASAN................................................................................. 3
2.1 Definisi menstruasi..................................................................................... 3
2.2 Anatomi sistem reproduksi......................................................................... 3
2.2.1 Ovarium............................................................................................. 3
2.2.2 Tuba Uterine...................................................................................... 4
2.2.3 Uterus................................................................................................ 5
2.3 Fisiologi Siklus Menstruasi........................................................................ 7
2.3.1 Siklus Ovarium.................................................................................. 7
2.3.2 Siklus Endometrium.......................................................................... 11
BAB III KESIMPULAN................................................................................ 14
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 15
ii
DAFTAR GAMBAR
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
3
Uterus terdiri atas (1) fundus uteri, (2) korpus uteri, dan (3) serviks uteri.
Fundus uteri adalah bagian uterus proksimal; di situ kedua tuba falopi masuk ke
uterus. Di dalam klinik penting untuk diketahui sampai di mana fundus uteri
berada, oleh karena tuanya kehamilan dapat diperkirakan dengan perabaan pada
fundus uteri. Korpus uteri adalah bagian uterus yang terbesar.1
Uterus diberi darah oleh arteria uterina kiri dan kanan yang terdiri atas ramus
asendens dan ramus desendens. Pembuluh darah ini berasal dari arteria Iliaka
Interna (disebut juga arteria Hipogastrika) yang melalui dasar ligamentum latum
masuk ke dalam uterus di daerah serviks kira-kira 1,5 cm di atas forniks lateralis
vagina. Pembuluh darah lain yang memberi pula darah ke uterus adalah aneria
Ovarika kiri dan kanan. Arteria ini berjalan dari lateral dinding pelvis, melalui
ligamentum infundibulo-pelvikum mengikuti tuba Falopi, beranastomosis dengan
ramus asendens arteria uterina di sebelah lateral, kanan dan kiri uterus. Bersama-
sama dengan arteriarteri tersebut di atas terdapat vena-vena yang kembali melalui
pleksus vena ke vena Hipogastrika.1,7
Inervasi uterus terutama terdiri atas sistem saraf simpatetik dan untuk
sebagian terdiri atas sistem parasimpatetik dan serebrospinal. Sistem
parasimpatetik berada di dalam panggul di sebelah kiri dan kanan os sakrum,
berasal dari saraf sakral 2, 3, dan 4, yang selanjutnya memasuki pleksus
Frankenheuser. Saraf yang berasal dari torakal 11 dan 12 mengandung saraf
sensorik dari uterus dan meneruskan perasaan sakit dari uterus ke pusat saraf
(serebrum). Saraf sensorik dari serviks dan bagian atas vagina melalui saraf sakral
2,3, dan 4, sedangkan yang dari bagian bawah vagina melalui nervus pudendus
dan nervus ileoinguinalis.1,7
6
anterior. Ketika telur sudah hampir matang, kadar estradiol mencapai ambang
batas, efek ini akan berbalik dan merangsang produksi sejumlah besar LH. Proses
ini, dikenal sebagai lonjakan LH, dimulai sekitar 12 hari dari siklus rata-rata dan
bisa berlangsung selama 48 jam. Lonjakan LH ini sangat penting untuk proses
keluarnya oosit dan folikel.
Lonjakan LH memacu sekresi prostaglandin dan progesteronn Bersama
lonjakan FSH yang akan mengaktivasi enzim proteolitik sehingga dinding folikel
akan pecah. Pecahnya dinding tersebut menyebabkan oosit sekunder segera
matang menjadi ootid dan kemudian menjadi sel telur matang. Ovum matang
memiliki diameter sekitar 0.2 mm. Dua indung telur kiri dan kanan berovulasi
secara acak, tidak ada koordinasi kiri dan kanan. Kedua ovarium akan melepaskan
telur, dan jika kedua telurnya dibuahi, hasilnya adalah kembar fraternal.
Setelah dilepaskan dari ovarium, sel telur akan dibawa ke tuba falopi dengan
fimbria, yang merupakan lapisan paling pinggir dari jaringan tuba fallopi. Setelah
sekitar satu hari, telur yang tidak dibuahi akan hancur atau larut dalam tuba
fallopi.
Fase luteal adalah tahap akhir dari siklus ovarium dan kejadian ini bersamaan
dengan fase sekresi dari siklus uterus. Menjelang dinding folikel pecah dan
9
keluarnya oosit saat ovulasi, sel granulosa menjadi membesar dan timbul vakuola
yang dikenal sebagai korpus luteum. Selama fase luteal, hormon FSH dan LH
menyebabkan bagian-bagian yang tersisa dari folikel dominan untuk berubah
menjadi korpus luteum, yang memproduksi progesteron. Peningkatan progesteron
akan menginduksi produksi estrogen. Hormon yang diproduksi oleh korpus
luteum juga menekan produksi FSH dan LH agar korpus luteum dapat
mempertahankan dirinya. Akibatnya, tingkat FSH dan LH jatuh dengan cepat dari
waktu ke waktu, dan korpus luteum kemudian mengalami atropi. Jatuhnya
progesteron memicu menstruasi dan awal dari siklus berikutnya. Dari waktu
ovulasi sampai hilangnya progesteron menyebabkan mulainya menstruasi, proses
ini biasanya memakan waktu sekitar dua minggu, dengan 14 hari dianggap
normal. Untuk seorang wanita individu, fase folikuler sering bervariasi panjang
dari siklus ke siklus. Sebaliknya, panjang fase luteal nya akan cukup konsisten
dari siklus ke siklus.
Korpus luteum pada kehamilan adalah jika pembuahan dan implantasi terjadi,
korpus luteum terus tumbuh dan menghasilkan peningkatan jumlah progesteron
dan estrogen bukannya merosot. Hal ini disebut korpus luteum kehamilan,
struktur ovarium ini berlanjut sampai kehamilan berakhir. Korpus ini
menyediakan hormon penting untuk menjaga kehamilan sampai plasenta
berkembang dan dapat mengambil alih fungsi penting ini.
10
terdapat di bagian basal dan menggeser inti sel ke arah superfisial. Jumlahnya
cepat meningkat dan kelenjar menjadi berkelok-kelok. Pada hari ke enam setelah
ovulasi, fase sekresi mencapai puncak. Vakuol-vakuol telah melewati nukleus.
Beberapa di antaranya telah mengeluarkan mukus ke dalam rongga kelenjar.
Arteri spiral bertambah panjang dengan meluruskan gulungan. Apabila tidak ada
kehamilan, sekresi estrogen dan progesteron menurun karena korpus luteum
menjadi tua. Penuaan ini menyebabkan peningkatan asam arakidonat dan
endoperoksidase bebas di dalam endometrium. Enzim-enzim ini menginduksi
lisosom sel stroma untuk mensintesis dan mensekresi prostaglandin (PGF2α dan
PGE2) dan prostasiklin. PGF2α merupakan suatu vasokonstriktor yang kuat dan
menyebabkan kontraksi uterus, PGE2 menyebabkan kontraksi uterus dan
vasodilatasi, sedangkan prostasiklin adalah suatu vasodilator, yang menyebabkan
relaksasi otot dan menghambat agregasi trombosit. Perbandingan PGF2α dengan
kedua prostaglandin meningkat selama menstruasi. Perubahan ini mengurangi
aliran darah melalui kapiler endometrium dan menyebabkan pergeseran cairan
dari jaringan endometrium ke kapiler, sehingga mengurangi ketebalan
endometrium. Hal ini tersebut menyebabkan bertambahnya kelokan arteri spiral
bersamaan dengan terus berkurangnya aliran darah. Daerah endometrium yang
disuplai oleh arteri spiral menjadi hipoksik, sehingga terjadi nekrosis iskemik.
Daerah nikrotik dari endometrium mengelupas ke dalam rongga uterus disertai
dengan darah dan cairan jaringan, sehingga menstruasi terjadi.
Pada fase menstruasi lapisan endometrium superifisial dan media dilepaskan,
tetapi lapisan basal profunda endometrium dipertahankan. Endometrium yang
lepas bersama dengan cairan jaringan dan darah membentuk koagulum di dalam
uterus. Koagulum ini segera dicairkan oleh fibrinolisin dan cairan, yang tidak
berkoagulasi yang dikeluarkan melalui serviks dengan kontraksi uterus. Jika
jumlah darah yang dikeluarkan pada proses ini sangat banyak mungkin
fibrinolisin tidak mencukupi sehingga wanita in mengeluarkan bekuan darah dari
serviks.
12
12
DAFTAR PUSTAKA
13