Carolina - Unknown - PENJELASAN SGRC INDONESIA MENGENAI SURAT PERNYATAAN PDSKJI TERKAIT LGBT DAN TANGGAPAN APA
Carolina - Unknown - PENJELASAN SGRC INDONESIA MENGENAI SURAT PERNYATAAN PDSKJI TERKAIT LGBT DAN TANGGAPAN APA
com/2017/04/06/penjelasan-sgrc-mengenai-surat-pernyataan-pdskji-terkait-
lgbt-dan-tanggapan-apa/
Hari ini SGRC Indonesia akan membahas mengenai terminologi yang belakangan beredar,
terutama mengenai ODMK dan ODGJ, kaitannya dengan PDSKJI. Terutama untuk yang belum
membaca jawaban SGRC Indonesia di laman ask.fm/SGRCUI. Hal ini berkaitan dengan surat
pernyataan PDSKJI terkait LGBT, tanggapan APA, dan penjelasan lanjutan dari PDSKJI.
Jika ada yang tidak dimengerti, silakan bertanya langsung ya! Pertanyaan dapat
diajukan melalui email resmi kami dan beberapa media sosial kami, dengan mengetik
pencarian dengan nama SGRCUI, baik itu Twitter, Facebook, Instagram, dan Askfm.
Untuk lebih jelas akan dijelaskan secara lugas mengenai pengertian-pengertian terkait
dengan gambar di atas. Pertama, mari kita urai istilah istilah umum:
Sekarang, pembahasan mengenai ODMK dan ODGJ itu sendiri. Pada poin kedua
dijelaskan:
“Dalam Ilmu Psikiatri dikenal orientasi seksual meliputi heteroseksual, homoseksual dan
biseksual. Homoseksualitas adalah kecenderungan ketertarikan secara seksual dengan
kepada jenis kelamin yang sama. Homoseksual meliputi lesbian dan gay. Biseksualitas
adalah kecenderungan ketertarikan secara seksual kepada kedua jenis kelamin.
Transeksualisme adalah gangguan identitas jenis kelamin berupa suatu hasrat untuk
hidup dan diterima sebagai anggota dari kelompok lawan jenisnya, biasanya disertai
perasaan tidak enak atau tidak sesuai anatomis seksualnya dan menginginkan untuk
memperoleh terapi hormonal dan pembedahan untuk membuat tubuhnya semirip
mungkin dengan jenis kelamin yang diinginkan. Menurut Undang-Undang Nomor 18
Tahun 2014 Tentang Kesehatan Jiwa, Pasal 1 Orang Dengan Masalah
Kejiwaan (ODMK) adalah orang yang mempunyai masalah fisik, mental dan sosial,
pertumbuhan dan perkembangan, dan/atau kualitas hidup sehingga memiliki resiko
mengalami gangguan jiwa. Dengan demikian orang dengan homoseksual dan biseksual
dapat dikategorikan sebagai orang dengan masalah kejiwaan (ODMK)”.
Pernyataan ini seringkali digunakan untuk menstigmatisasi LGBT, dan melegitimasi
tindakan kekerasan terhadap LGBT karena dianggap ‘Gangguan’. Hal ini (ODMK)
dianggap sebagai diagnosis FINAL dari Psikiater bahwa LGBT terganggu dan harus
disembuhkan. Padahal, ODMK bukan merupakan terminologi untuk diagnosis
melainkan terminologi untuk populasi yang dianggap beresiko tinggi; serta yang
dimaksud ODMK adalah orang yang mempunyai masalah fisik, mental, sosial,
pertumbuhan, dan perkembangan, dan/atau kualitas hidup sehingga memiliki risiko
mengalami gangguan jiwa.
Contohnya, ODMK bisa seseorang dengan disabilitas tetapi hidup dalam lingkungan
yang tidak disability-friendly; remaja yang tertekan oleh bullying di sekolah; pekerja
yang sehari-hari mengalami tekanan menghadapi kemacetan dalam perjalanan harian.
ODMK juga banyak dialami oleh kelompok urbanisasi, warga yang tinggal di daerah
bencana alam, bajir, daerah teroris. Jadi, sebenarnya semua orang mempunyai resiko
mengalami masalah kejiwaan.
Pertanyaan selanjutnya : “Dari mana terminologi OMDK ini berawal?”. Istilah ODMK
dan ODGJ bisa ditemukan di Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2014 Tentang
Kesehatan Jiwa (selanjutnya dibaca UU Kesehatan Jiwa). Salah satu alasan UU
Kesehatan Jiwa memunculkan istilah ODMK selain ODGJ adalah karena keinginan
perhatian upaya kesehatan jiwa bagi ODMK bisa ditekankan pada upaya promotif dan
preventif.
Jadi mengapa terjadi kesalahpahaman? Menurut kami, hal ini terjadi karena PDSKJI
menerbitkan surat dengan terminologi yang hanya dimengerti oleh kalangan amat
terbatas (ahli, psikiater, psikolog, pembuat kebijakan) namun menerbitkannya sebagai
statement publik.