KELOMPOK 4
DI SUSUN OLEH :
KETUA
ST. NUR ALISYAH
(105131102520)
ANGGOTA
1. ALIYAH PUTRI ROSIDIN
(105131102420)
2. ST.KURNIA REZKY AMALIYA
( 105131102620)
3. RIKHATUL MUJAHIDAH
(105131102720)
4. MAULIA ZALZADILAH
(105131102820)
5. NUR MAGFIRAH
( 105131102920)
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna dikarenakanya keterbatasan pengalaman dan pengetahuan yang kami
miliki. Oleh karena itu, kami mengharapkan segala bentuk saran serta masukan
bahkan kritik yang membangun dari berbagai pihak. Akhirnya kami berharap
semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi perkembangan dunia
pendidikan.
Penulis
1
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.........................................................................................................1
Daftar Isi..................................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah....................................................................................... 3
C. Tujuan Penulisan........................................................................................ 4
D. Manfaat Penulisan...................................................................................... 4
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Kalimat..................................................................................... 5
A. Kesimpulan ...............................................................................................14
B. Saran ..........................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................15
2
BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. RUMUSAN MASALAH
3
C. TUJUAN PENULISAN
D. MANFAAT PENULISAN
4
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Kalimat
Dalam wujud lisan, kalimat diiringi oleh alunan titinada, disela oleh jeda,
diakhiri oleh intonasi selesai, dan diikuti oleh kesenyapan yang memustahilkan
adanya perpaduan atau asimilasi bunyi. Dalam wujud tulisan, kalimat dimulai
dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik, tanda tanya, atau tanda seru.
Sekurang-kurangnya kalimat dalam ragam resmi, baik lisan maupun tertulis, harus
memiliki sebuah subjek (S) dan sebuah predikat (P). Kalau tidak memiliki kedua
unsur tersebut, pernyataan itu bukanlah kalimat melainkan hanya sebuah frasa.
Kali ini, kita akan mengetahui beberapa pola dasar yang terkandung dalam
setiap jenis-jenis kalimat. Dengan mengetahui pola dasar dalam suatu kalimat,
maka kita akan mengetahui seperti apa kalimat terbentuk dan bagaimana car akita
membentuk atau membuat suatu kalimat. Adapun pola kalimat dasar beserta
contohnyaadalah sebagai berikut.
5
1. S-P
Pola ini terhitung pola kalimat yang paling dasar dan sederhana. Sebab,
pol aini hanya berupa subjek (S) dan predikat (P) saja. Adapun beberapa
contoh kalimat yang menggunakan pol aini adalah sebagai berikut:
• Ayah bekerja.
2. S-P-O
Pola yang terjadi dari subjek (S), predikat (P), dan objek (O) ini biasanya
dipakai pada contoh kalimat deklaratif aktif transitif dan kalimat aktif
transitif. Adapun beberapa contoh kalimat dengan pol aini adalah sebagi
berikut:
3. S-P-Pel
Pola ini terdiri atas sabjek (S), predekat (P), dan pelengkap (pel).
Biasanya, pola ini digunakan dalam contoh kalimat deklaratif aktif
intrasitif, contoh kalimat deklaratif semitransitif, kalimat aktif intrasitif,
dan contoh kalimat aktif semitransitif. Contoh:
6
• Tubuhnya berlemuran keringat.
4. S-P-K
Merupakan pola yang terdiri atas subjek(S), predikat (P), dan keterangan
(K). pol aini biasanya dapat dijumpai pada kalimat deklaratif aktif
intrasitif dan kalimat aktif intransitive. Adapun contoh pol aini adalah
sebagi berikut:
5. S-P-O-K
Pola ini merupakan pola yang paling umum dan paling dikenal di
masyarakat. Sebagaimanayang telah diketahui, bahwa pol aini terdiri atas
subjek (S), predikat (P), objek (O), dan keterangan (K). Adapun contohnya
adalah sebagai berikut:
7
(S=Dimas, P=mengerjakan, O= tugas, K=dengan sungguh-sungguh)
6. S-P-O-pel
Pola ini terdiri atas subjek (S), predikat (P), objek (O), dan pelengkapan
(pel). Adapun contohnya adalah sebagai berikut:
7. S-P-Pel-K
Adalah pola yang terdiri atas subjek (S), predikat (P), pelengkap (pel), dan
keterangan (K). contoh:
8. S-P-O-Pel-K
8
• Adik membelikan kucingnya makanan kucing dengan uang sakunya
sendiri .
1. Subjek
Contoh :
• Ibu sedang berbelanja ke pasar. (Ibu = subjek yang berbentuk kata kerja).
2. Predikat
Contoh :
9
3. Objek
Contoh :
4. Pelengkap
Salah satu cara membedakan pelengkap dan objek adalah dengan melihat
kata atau frasa yang ada setelah predikat. Jika kata yang ada di sebelah predikat
itu adalah kata benda atau frasa nomina, maka dipastikan bahwa itu adalah objek.
Dengan demikian, kata atau frasa selain itu adalah pelengkap. Sementara itu, salah
satu cara membedakan pelengkap dan keterangan adalah dari segi posisi kedua
unsur tersebut.
Posisi unsur pelengkap terletak di sebelah predikat atau objek dan tidak
bisa dipindah ke posisi lainnya, sedangkan keterangan posisinya bisa di sebelah
objek, predikat, pelengkap, bahkan di awal kalimat sekali pun. Pelengkap sendiri
10
dapat berupa klausa dalam bahasa Indonesia, frasa verba, contoh frasa adjektiva
dalam kalimat, kata benda atau pun contoh frasa preposisional dalam bahasa
Indonesia.
Contoh :
• Andi mengatakan bahwa baju itu adalah kepunyaannya. (baju itu adalah
kepunyaannya= pelengkap yang berbentuk klusa).
5. Keterangan
Amalia mengerjakan tugas sekolah di malam hari. (di malam hari= keterangan
waktu).
Makna kata dalam bahasa Indonesia terbagi menjadi 4 jenis yaitu sebagai berikut :
1. Makna Leksikal
11
Adalah makna kata yang menunjukkan arti sebenarnya/sesungguhnya dari
suatu benda, peristiwa, objek dan lain sebagainya. Makna leksikal dibagi menjadi
dua yaitu makna kata langsung dan makna kata yang menunjukkan makna kiasan.
Contoh :
• Dia sudah menyiapkan sebuah rumah untuk tempat tinggal baru yang lebih
layak bagi orang tuanya. (rumah menunjukkan makna sesungguhnya yaitu
tempat tinggal)
• Rumah Makan Sederhana termasuk salah satu restoran yang sangat
diminati oleh warga kota metropolitan Jakarta. (rumah makan
menunjukkan arti suatu tempat usaha yang menyediakan berbagai
hidangan untuk disajikan kepada pembeli)
Contoh :
• Jarang ada orang yang mau bergaul dengannya karena sifatnya yang
sempit hati itu. (sempit hati = pemarah, galak)
• Rini banyak mendapatkan pengarahan dari para seniornya karena
statusnya yang masih hijau dalam kegiatan sosial ini. (hijau = pemula,
junior)
2. Makna Gramatikal
Contoh :
12
• Almarhum kakekku yang merupakan seorang tentara dimakamkan di
pemakaman pahlawan.
• Aku akan tetap berusaha tanpa lelah sampai suatu saat nanti
kemampuan bermusikku bisa tersalurkan dengan semestinya.
3. Makna Struktural
Makna kata yang tercipta akibat adanya penambahan imbuhan pada kata
tersebut.
Contoh :
4. Makna Tematis
Makna kata yang timbul akibat tekanan atau fokus pembicaraan yang
diberikan oleh penyapa pada salah satu unsur kalimat.
Contoh :
Suatu kata dikatakan memiliki makna utuh jika memenuhi empat aspek,
yakni : pengertian, perasaan, nada dan amanat. Pemilihan dan penggunaan sebuah
kata yang berasal dari dasar yang sama haruslah disesuaikan dengan makna yang
terkandung didalamnya. Hal ini bertujuan agar bahasa yang digunakan tersebut
mudah dipahami dan tidak salah penafsiran.
13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kalimat adalah satuan bahasa terkecil dalam wuud lisan atau tulisan yang
mengungkapkan pikiran yang utuh. Dalam wuud lisan kalimat diucapkan dengan
suara naik turun, keras lembut, dan diakhiri dengan intonasi akhir.
B. Saran
Agar dalam setiap penulisan kalimat dapat terstruktur dengan baik maka
kita terlebih dahulu harus memahami pola dasar yang membangun didalam nya
terlebih dahulu agar penulisan kita dapat dipahami oleh pembaca dengan baik.
14
DAFTAR PUSTAKA
https://dosenbahasa.com/contoh-makna-kat
15