Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH BAHASA INDONESIA

“ SISTEMATIKA KALIMAT DALAM PENULISAN


DOSEN PENGAMPU : A.Adam,s.pd.Mpd

KELOMPOK 4
DI SUSUN OLEH :
KETUA
ST. NUR ALISYAH
(105131102520)
ANGGOTA
1. ALIYAH PUTRI ROSIDIN
(105131102420)
2. ST.KURNIA REZKY AMALIYA
( 105131102620)
3. RIKHATUL MUJAHIDAH
(105131102720)
4. MAULIA ZALZADILAH
(105131102820)
5. NUR MAGFIRAH
( 105131102920)

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN PRODI


FARMASI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2021
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah senantiasa kita panjatkan kehadirat Allah SWT


yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-NYA, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini guna memenuhi tugas kelompok untuk mata kuliah
bahasa indonesia dengan judul : ““ SISTEMATIKA KALIMAT DALAM
PENULISAN Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas
bantuan dari banyak pihak yang dengan tulus memberikan doa, saran dan kritikan
sehingga makalah ini dapat terselesaikan.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna dikarenakanya keterbatasan pengalaman dan pengetahuan yang kami
miliki. Oleh karena itu, kami mengharapkan segala bentuk saran serta masukan
bahkan kritik yang membangun dari berbagai pihak. Akhirnya kami berharap
semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi perkembangan dunia
pendidikan.

Makassar, 17 April 2021

Penulis

1
DAFTAR ISI

Kata Pengantar.........................................................................................................1

Daftar Isi..................................................................................................................2

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah.............................................................................. 3

B. Rumusan Masalah....................................................................................... 3

C. Tujuan Penulisan........................................................................................ 4

D. Manfaat Penulisan...................................................................................... 4

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Kalimat..................................................................................... 5

B. Pola Dasar Kalimat.....................................................................................5

C. Unsur – Unsur Kalimat dalam Bahasa Indonesia.......................................9

D. Makna Kata Dalam Kalimat. .....................................................................11

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ...............................................................................................14

B. Saran ..........................................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................15

2
BAB 1
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Dalam dunia pendidikan, kita telah mengenal yang namanya “kalimat”.


Kalimat sering kita nyatakan dengan tulisan. Kalimat juga sering disampaikan
dalam berbagai Bahasa.

Hal yang menyebabkan kalimat menjadi bidang kajian bahasa yang


penting tidak lain karena melalui kalimat seseorang dapat menyampaikan
maksud dengan jelas. Satuan bahasa yang kita kenal sebelum sampai pada tataran
kalimat adalah kata

(misalnya tidak) dan frasa atau kelompok kata (misalnya.tidak tahu).kedua


bentuk itu,kata dan frasa dan kata tidak dapat mengungkapkan suatu maksud
dengan jelas,kecuali jika keduanya sedang berperan sebagai kalimat,untuk dapat
berkalimat dengan baik, perlu kita pahami terlebih dahulu struktur dasar suatu
kalimat.

Kalimat adalah bagian ujaran yang mempunyai struktur minimal subjek


(S) dan predikat ( P) dan intonasinya menunjukkan bagian ujaran itu sudah
lengkap dengan makna. Intonasi final kalimat dalam bahasa tulis adalah berupa
tanda baca titik,tanda tanya,atau tanda seru. Penetapan struktur minimal S dan P
dalam hal ini menunjukkan bahwa kalimat bukanlah semata – mata gabungan atau
rangkaian kata yang tidak mempunyai kesatuan bentuk,lengkap dengan makna
menunjukkan sebuah kalimat harus mengandung pokok pikiran yang lengkap
sebagai pengungkapan maksud penuturannya.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa yang dimaksud dengan kalimat ?


2. Bagaimana cara mengetahui pola dasar kalimat ?
3. Unsur-unsur apa sajakah yang termasuk dalam kalimat ?
4. Makna kata kalimat dalam penulisan ?

3
C. TUJUAN PENULISAN

1. Mendeskripsikan unsur kalimat serta makna kalimat


2. agar mahasiswa dapat memahami bagaimana cara pengungkapan dan
penulisan kalimat secara tepat dan benar.

D. MANFAAT PENULISAN

1. Manfaat dibuatnya makalah ini sebagai berikut :


2. Agar mahasiswa mengetahui definisi tentang kalimat.
3. Mahasiswa dapat mengetahui tentang pola dasar kalimat bahasa Indonesia.
4. Mahasiswa mendapatkan contoh – contoh kalimat sesuai pola dasar
kalimat.

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Kalimat

kalimat merupakan satuan bahasa terkecil yang mengungkapkan gagasan


dan perasaan dalam bentuk lisan maupun tulisan. Kalimat menurut beberapa ahli,
menurut Trim (2017: 141) kalimat adalah satuan bahasa berupa kata atau
rangkaian kata yang dapat berdiri sendiri dan yang menyatakan makna lengkap.
Poerwadarmima (1967 : 23) mengemukakan bahwa yang disebut kalimat adalah
kesatuan bentuk ketatabahasaan yang menyampaikan pikiran, perasaan, dan
hasrat. Mees (1969 : 28) mengemukakan bahwa kalimat adalah susunan kata -
kata secara teratur, yang menyatakan buah pikiran seorang dengan cukup jelasnya
yang mengetahui bahasanya.

Dalam wujud lisan, kalimat diiringi oleh alunan titinada, disela oleh jeda,
diakhiri oleh intonasi selesai, dan diikuti oleh kesenyapan yang memustahilkan
adanya perpaduan atau asimilasi bunyi. Dalam wujud tulisan, kalimat dimulai
dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik, tanda tanya, atau tanda seru.
Sekurang-kurangnya kalimat dalam ragam resmi, baik lisan maupun tertulis, harus
memiliki sebuah subjek (S) dan sebuah predikat (P). Kalau tidak memiliki kedua
unsur tersebut, pernyataan itu bukanlah kalimat melainkan hanya sebuah frasa.

B. Pola Dasar Kalimat

Kali ini, kita akan mengetahui beberapa pola dasar yang terkandung dalam
setiap jenis-jenis kalimat. Dengan mengetahui pola dasar dalam suatu kalimat,
maka kita akan mengetahui seperti apa kalimat terbentuk dan bagaimana car akita
membentuk atau membuat suatu kalimat. Adapun pola kalimat dasar beserta
contohnyaadalah sebagai berikut.

5
1. S-P

Pola ini terhitung pola kalimat yang paling dasar dan sederhana. Sebab,
pol aini hanya berupa subjek (S) dan predikat (P) saja. Adapun beberapa
contoh kalimat yang menggunakan pol aini adalah sebagai berikut:

• Ayah bekerja.

(S= Ayah, P= bekerja)

• Petani bercocok tanam.

(S=Petani, P=bercocok tanam)

• Ibu guru sedang mengajar.

(S=ibu Guru (subjek berbentuk frasa nomina), P=sedang mengajar)

2. S-P-O

Pola yang terjadi dari subjek (S), predikat (P), dan objek (O) ini biasanya
dipakai pada contoh kalimat deklaratif aktif transitif dan kalimat aktif
transitif. Adapun beberapa contoh kalimat dengan pol aini adalah sebagi
berikut:

• Ibu menanak nasi.

(S= ibu , P= menanak, O=nasi)

• Adik sedang memainkan piano.

(S=adik, P=sedang memainkan, O=piano)

• Anak-anak sedang mengerjakan soal-soal ujian.

(S=anak-anak, P=sedang mengerjakan, O=soal=soal ujian)

3. S-P-Pel

Pola ini terdiri atas sabjek (S), predekat (P), dan pelengkap (pel).
Biasanya, pola ini digunakan dalam contoh kalimat deklaratif aktif
intrasitif, contoh kalimat deklaratif semitransitif, kalimat aktif intrasitif,
dan contoh kalimat aktif semitransitif. Contoh:

6
• Tubuhnya berlemuran keringat.

(S=tubuhnya, P= berlumuran , pel=keringat)

• Langit malam ini bertaburan bintang-bintang.

(S=langit mala mini, P= bertaburan , pel=bintang-bintang )

• Anak-anak sedang beriman laying-layang.

(S=anak anak, P=sedang bermain, pel=layang-layang)

4. S-P-K

Merupakan pola yang terdiri atas subjek(S), predikat (P), dan keterangan
(K). pol aini biasanya dapat dijumpai pada kalimat deklaratif aktif
intrasitif dan kalimat aktif intransitive. Adapun contoh pol aini adalah
sebagi berikut:

• Anak-anak bermain di lapangan.

(S= anak-anak, P=bermain,K=di lapangan)

• Burung-burung bersahutan di pagi hari.

(S=burung-burung, P=bersahutan, K=di pagi hari)

• Paman sedang bercukur dengan menggunakanpisau cukur.

(S=paman, P=sedang bercukur ,K=dengan menggunakan pisau cukur)

5. S-P-O-K

Pola ini merupakan pola yang paling umum dan paling dikenal di
masyarakat. Sebagaimanayang telah diketahui, bahwa pol aini terdiri atas
subjek (S), predikat (P), objek (O), dan keterangan (K). Adapun contohnya
adalah sebagai berikut:

• Ibu membeli sayur-sayururan di pasar tradisional.

(S=ibu, P=membeli, O= sayursayuran, K= di pasar tradisional)

• Dimas mengerjakan tugas sekolah dengan sungguh-sungguh.

7
(S=Dimas, P=mengerjakan, O= tugas, K=dengan sungguh-sungguh)

• Para petani menanam padi di pagi hari.

(S=para petani, P=menanam, O=padi, K=di pagi hari)

6. S-P-O-pel

Pola ini terdiri atas subjek (S), predikat (P), objek (O), dan pelengkapan
(pel). Adapun contohnya adalah sebagai berikut:

• Ibu membelikan adik pakaian baru.

(S= ibu, P=membelikan, O=adik, pel= pakaian baru)

• Adik membelikan kucingnya makanan kucing.

(S=Adik, P=membelikan, O=kucignya, pel=makanan kucing)

7. S-P-Pel-K

Adalah pola yang terdiri atas subjek (S), predikat (P), pelengkap (pel), dan
keterangan (K). contoh:

• Tubuh berlumuran keringat karena bekerja keras seharian.

(S=tubuhnya, P=berlumuran , pel= keringat, K=karena bekerja keras


seharian)

• Anak-anak bermain bola di tanah lapang.

(S=anak-anak, P=bermain, pel= bola, K=ditanah lapang)

8. S-P-O-Pel-K

Merupakan pola kalimat yang paling kompleks dan lengkap karena


semuaunsur kalimat terkadang di dalamnya. Contoh:

• Ibu membelikan adik sepatu baru pada hari minggu kemarin.

(S=ibu, P=membelikan, O= adik, pel= sepatu baru, K= pada hari minggu


kemarin)

8
• Adik membelikan kucingnya makanan kucing dengan uang sakunya
sendiri .

(S= adik, P= membelikan , O= kucingnya, pel= makanan kucing, K=


dengan uang sakunya sendiri).

C. Unsur-unsur kalimat dalam Bahasa Indonesia

1. Subjek

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, subjek atau subyek merupakan


suatu bagian klausa yang menandai apa yang hendak dibicarakan oleh pembicara
atau pengarang. Secara sederhana, subjek disebut dengan pokok kalimat. Subjek
sendiri dapat berbentuk jenis-jenis kata benda, atau bisa juga berbentuk contoh
frasa nomina.

Contoh :

• Ibu sedang berbelanja ke pasar. (Ibu = subjek yang berbentuk kata kerja).

• Ayah Andi bekerja di perusahaan multinasional. (Ayah Andi = subjek


yang berbentuk frasa nomina).

2. Predikat

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, predikat merupakan bagian


kalimat yang menandai apa yang hendak diucapkan oleh penulis tentang subjek.
Predikat biasanya diletakkan setelah subjek. Biasanya, predikat dapat berupa
jenis-jenis kata kerja atau contoh frasa verba dalam bahasa Indonesia.

Contoh :

• Adik bermain bola. (bermain = predikat yang berbentuk kata kerja)

• Adik sedang bermain bola. (sedang bermain = predikat yang berbentuk


frasa verba).

9
3. Objek

Objek merupakan unsur kalimat yang diletakkan setelah subjek. Objek


biasanya digambarkan sebagai korban yang dikenai perbuatan oleh subjek. Dalam
kalimat pasif, objek biasanya diletakkan di awal kalimat menggantikan posisi
subjek. Sementara itu, dalam kalimat intransitif dan kalimat semitransitif, unsur
kalimat ini tidak digunakan sama sekali, dan fungsinya digantikan oleh unsur
pelengkap dan keterangan. Sama seperti subjek, objek sendiri juga dapat berupa
kata benda ataupun frasa nomina.

Contoh :

• Agus sedang membacakan puisi. (puisi = objek yang berbentuk kata


kerja).

• Maya sedan mengertjakan PR Matematika. (PR Matematika = objek yang


berbentuk frasa nomina).

4. Pelengkap

Pelengkap atau komplimen merupakan unsur kalimat yang letaknya berada


di sebelah objek atau bisa juga diletakkan di sebelah kalimat jika kalimat itu
merupakan kalimat intransitif dan semitransitif yang tidak membutuhkan
keberadaan objek di dalamnya. Pelengkap seringkali disamakan dengan objek,
bahkan dengan keterangan. Padahal, pelengkap mempunyai perbedaan dengan
objek maupun keterangan.

Salah satu cara membedakan pelengkap dan objek adalah dengan melihat
kata atau frasa yang ada setelah predikat. Jika kata yang ada di sebelah predikat
itu adalah kata benda atau frasa nomina, maka dipastikan bahwa itu adalah objek.
Dengan demikian, kata atau frasa selain itu adalah pelengkap. Sementara itu, salah
satu cara membedakan pelengkap dan keterangan adalah dari segi posisi kedua
unsur tersebut.

Posisi unsur pelengkap terletak di sebelah predikat atau objek dan tidak
bisa dipindah ke posisi lainnya, sedangkan keterangan posisinya bisa di sebelah
objek, predikat, pelengkap, bahkan di awal kalimat sekali pun. Pelengkap sendiri

10
dapat berupa klausa dalam bahasa Indonesia, frasa verba, contoh frasa adjektiva
dalam kalimat, kata benda atau pun contoh frasa preposisional dalam bahasa
Indonesia.

Contoh :

• Andi mengatakan bahwa baju itu adalah kepunyaannya. (baju itu adalah
kepunyaannya= pelengkap yang berbentuk klusa).

• Wajah Andi terlihat begitu murung. (begitu murung= pelengkap yang


berbentuk frasa adjektiva).

5. Keterangan

Seperti yang dijelaskan di poin sebelumnya, bahwa keterangan merupakan


unsur kalimat yang dapat diletakkan setelah pelengkap, objek, predikat, dan
bahkan di awal kalimat sekalipun. Adapun definisi keterangan sendiri–yang
dikutip dari KBBI–adalah jenis-jenis kata atau kelompok kata yang menerangkan
kata atau bagian kalimat lainnya. Keterangan atau jenis-jenis kata keterangan
dapat berupa keterangan tempat, waktu, cara, dan sebagainya. Contoh :

• Ibu membeli sayur-sayuran di pasar. (di pasar= keterangan tempat).

Amalia mengerjakan tugas sekolah di malam hari. (di malam hari= keterangan
waktu).

D. Makna Kata Dalam Kalimat

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, yang dimaksud dengan makna


adalah arti; maksud pembicara atau penulis; pengertian yang diberikan kepada
suatu bentuk kebahasaan.

Makna kata dalam bahasa Indonesia terbagi menjadi 4 jenis yaitu sebagai berikut :

1. Makna Leksikal

11
Adalah makna kata yang menunjukkan arti sebenarnya/sesungguhnya dari
suatu benda, peristiwa, objek dan lain sebagainya. Makna leksikal dibagi menjadi
dua yaitu makna kata langsung dan makna kata yang menunjukkan makna kiasan.

1) Makna leksikal langsung : makna kata yang berdasarkan atas penunjukkan


secara langsung pada suatu hal/objek.

Contoh :

• Dia sudah menyiapkan sebuah rumah untuk tempat tinggal baru yang lebih
layak bagi orang tuanya. (rumah menunjukkan makna sesungguhnya yaitu
tempat tinggal)
• Rumah Makan Sederhana termasuk salah satu restoran yang sangat
diminati oleh warga kota metropolitan Jakarta. (rumah makan
menunjukkan arti suatu tempat usaha yang menyediakan berbagai
hidangan untuk disajikan kepada pembeli)

2) Makna kiasan : makna kata yang bukan merupakan makna sesungguhnya.


Makna ini merupakan suatu penegasan/penekanan pada kalimat yang
diikutinya.

Contoh :

• Jarang ada orang yang mau bergaul dengannya karena sifatnya yang
sempit hati itu. (sempit hati = pemarah, galak)
• Rini banyak mendapatkan pengarahan dari para seniornya karena
statusnya yang masih hijau dalam kegiatan sosial ini. (hijau = pemula,
junior)

2. Makna Gramatikal

Makna kata yang tercipta dari penambahan, pengulangan atau pemajemukan


kata, tergantung dari kalimat yang diikuti kata tersebut.

Contoh :

• Ratusan ayam di beberapa lokasi peternakan terpaksa dibinasakan


karena terjangkit penyakit flu burung

12
• Almarhum kakekku yang merupakan seorang tentara dimakamkan di
pemakaman pahlawan.
• Aku akan tetap berusaha tanpa lelah sampai suatu saat nanti
kemampuan bermusikku bisa tersalurkan dengan semestinya.

3. Makna Struktural

Makna kata yang tercipta akibat adanya penambahan imbuhan pada kata
tersebut.

Contoh :

• Tadi sore kakak terlambat berlatih basket karena ia ketiduran. (ketiduran =


tidak sengaja tertidur)
• Karena buru-buru, dompet Ayah tertinggal di meja kerjanya. (tertinggal,
menunjukkan perbuatan tak disengaja)
• Waktu di pasar tadi, Ani kehilangan dompetnya.

4. Makna Tematis

Makna kata yang timbul akibat tekanan atau fokus pembicaraan yang
diberikan oleh penyapa pada salah satu unsur kalimat.

Contoh :

• Apakah konsep desain bangunan perumahan elit yang masih dalam


tahapan perencanaan itu?
• Benarkah pencuri yang sudah lama menjadi incaran polisi itu hampir
mampus dihajar oleh massa?
• Siapakah nama dosen baru mata kuliah Bahasa Indonesia yang baru masuk
minggu lalu itu?

Suatu kata dikatakan memiliki makna utuh jika memenuhi empat aspek,
yakni : pengertian, perasaan, nada dan amanat. Pemilihan dan penggunaan sebuah
kata yang berasal dari dasar yang sama haruslah disesuaikan dengan makna yang
terkandung didalamnya. Hal ini bertujuan agar bahasa yang digunakan tersebut
mudah dipahami dan tidak salah penafsiran.

13
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kalimat adalah satuan bahasa terkecil dalam wuud lisan atau tulisan yang
mengungkapkan pikiran yang utuh. Dalam wuud lisan kalimat diucapkan dengan
suara naik turun, keras lembut, dan diakhiri dengan intonasi akhir.

Didalam setiap kalimat terkandung struktur-struktur kalimat yang penting


untuk kita ketahui dan pelajari agar kita mengetahui pola-pola kalimat tersebut.
Serta pembagian jenis-jenis kalimat yang beragam harus kita kuasai sebagai
mahasiswa.

Didalam penulisan kalimat harus jelas penulisan tanda bacanya sehingga


tidak mengandung pengertian yang salah bagi pembaca.Disini kita bisa
mengetahui letak kesalahan dan sampai dimana kemampuan kita dalam
penggunaan kalimat yang benar dan dapat berguna untuk pembelajaran
kedepanyanya.

B. Saran

Agar dalam setiap penulisan kalimat dapat terstruktur dengan baik maka
kita terlebih dahulu harus memahami pola dasar yang membangun didalam nya
terlebih dahulu agar penulisan kita dapat dipahami oleh pembaca dengan baik.

14
DAFTAR PUSTAKA

https://dosenbahasa.com/contoh-makna-kat

Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia (1988)

Kongres Bahasa Indonesia IV Hal.399

15

Anda mungkin juga menyukai