PENULIS
LOKAL: B1 Kebidanan
1930701033
JURUSAN KEBIDANAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS BORNEO TARAKAN
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
limpahan rahmat, taufik, dan karunia-Nya sehingga penyusunan makalah ini
dengan judul “adaptasi Fisiologis Bayi Baru Lahir” ini dapat terselesaikan tepat
pada waktunya .
Makalah ini disusun guna memenuhi tugas yang telah diberikan. Selain
itu, makalah ini disusun untuk memperkaya informasi mengenai Asuhan
Kebidanan Neonatus, Bayi, Balita dan Anak.
Kami menyadari bahwa dalam peyusunan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, kami mengharapkan saran, kritik, dan masukan
dari berbagai pihak yang bersifat membangun agar makalah ini menjadi lebih
sempurna.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
BAB II
PEMBAHASAN
Judul Penyuluhan : Gizi Seimbang Untuk Balita
Penyuluh : Cahya Yustisia
Tempat Pelaksanaan : Dusun Gokerten RT 40
Hari,Tanggal : Kamis, 11 Desember 2014
Waktu : 09.00 WIB - Selesai
Sasaran : Balita dari keluarga Bp. S
A. Tujuan
1. Tujuan intruksional umum
Setelah mengikuti penyuluhan, keluarga dapat memperoleh informasi tentang
kebutuhan gizi pada balitanya yang masih kurang dan diharapkan dapat
diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
2. Tujuan intruksional khusus
a. Orang tua memahami pengertian gizi pada balita.
b. Orang tua memahami penyebab gizi kurang
c. Orang tua memahami tanda dan gejala gizi kurang
d. Orang tua memahami akibat dari gizi kurang
e. Orang tua memahami fungsi makanan bagi balita.Menjelaskan sumber gizi bagi
balita.
f. Orang tua memahami pencegahan gizi kurang.
g. Orang tua memahami cara memotivasi makanan pada anak
h. Orang tua memahami menu seimbang untuk balita.
B. Pokok bahasan : Gizi Seimbang Untuk Balita Dengan Gizi Kurang
D. Metode
1. Ceramah
2. Tanya jawab
F. Materi Terlampir
G. Kegiatan Penyuluhan
No Tahap Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta Ket
1 Pembukaan 5 menit 1. Memberi salam 1. Membalas salam
2. Memperkenalkan diri2. Memperhatikan
3. Menjelaskan cakupan Memperhatikan
materi 3. Memperhatikan
4. Melakukan kontrak 4. Memperhatikan
waktu
2 Penyajian 15 menit 1. Menjelaskan 1. Memperhatikan
Materi pengertian gizi pada Memperhatikan
balita. 2. Memperhatikan
2. Menjelaskan 3. Memperhatikan
penyebab gizi kurang4. Memperhatikan
3. Menjelaskan tanda 5. Memperhatikan
dan gejala gizi kurang6. Memperhatikan
4. Menjelaskan akibat 7. Memperhatikan
dari gizi kurang.
5. Menjelaskan fungsi
makanan bagi
balita.Menjelaskan
sumber gizi bagi
balita.
6. Menjelaskan
pencegahan gizi
kurang.
7. Cara memotivasi
makanan pada anak
8. Menjelaskan menu
seimbang untuk balita.
3 Diskusi 15 menit Menjawab pertanyaan Mengajukan
pertanyaan
4 Penutup 5 menit 1. Mengajukan 1. Peserta menjawab
pertanyaan untuk pertanyaan yang
mengevaluasi diajukan oleh penyaji
keluarga. 2. Peserta menjawab
2. Mengucapkan salam salam
1. Pengertian Gizi
Gizi yang baik adalah salah satu unsur penting untuk mewujudkan
manusia yang berkualitas. Pemenuhan gizi anak harus diperhatikan sedini
mungkin yaitu sejak mereka masih dalam kandungan melalui makanan ibu
hamil. Kebiasaan makan sudah dimulai sejak dari masa kanak-kanak. Gizi
adalah suatu zat yang berguna dan dibutuhkan oleh tubuh untuk
pertumbuhan dan perkembangan.
Gizi seimbang adalah komposisi zat yang cukup/ideal untuk menjalankan
proses dalam tubuh. Makanan yang bergizi seimbang mengandung 3
fungsi utama yaitu
a. Zat tenaga
Zat gizi menghasilkan tenaga atau energi. Bagi balita, tenaga
diperlukan untuk melakukan aktivitasnya serta untuk pertumbuhan dan
perkembangannya. Oleh karena itu kebutuhan zat gizi sumber tenaga
balita relatif lebih besar daripada orang dewasa. Zat tenaga dapat
diperoleh dari karbohidrat, lemak dan protein.
b. Zat pembangun
Zat pembangun bukan hanya untuk pertumbuhan fisik dan
perkembangan organ-organ tubuh balita, tetapi juga menggantikan
jaringan yang rusak. Zat pembangun dapat diperoleh dari protein.
c. Zat pengatur
Zat pengatur berfungsi agar faal organ-organ dan jaringan tubuh
termasuk otak dapat berjalan seperti yang diharapkan. Zat pengatur
dapat diperoleh dari vitamin, mineral dan air
2. Masalah gizi balita
a. Kurang Energi Protein (KEP)
KEP (Kurang Energi Protein) adalah suatu keadaan dimana rendahnya
konsumsi energi dan protein dalam makanan sehari-hari sehingga tidak
memenuhi Angka Kecukupan Gizi (AKG). Anak disebut KEP apabila
berat badannya kurang dari 80% indeks berat badan menurut usia
(BB/U) baku WHO-NCHS. KEP atau Protein Energy Malnutrition
dapat diartikan sebagai salah satu penyakit gangguan gizi yang penting
dimana pada penyakit KEP ditemukan berbagai macam keadaan
patologis yang disebabkan oleh kekurangan energi maupun protein
dalam proporsi yang bermacam-macam. Kurangnya zat gizi makro
(Energi dan Protein) pada balita bisa menyebabkan KEP. Berikut ini
sebab-sebab kurangnya asupan energi dan protein :
1) Makanan yang tersedia kurang mengandung energi
2) Nafsu makan anak terganggu sehingga tidak mau makan
3) Gangguan dalam saluran pencernaan sehingga penyerapan sari
makanan dalam usus terganggu
4) Kebutuhan yang meningkat, misalnya karena penyakit infeksi
yang tidak diimbangi dengan asupan yang memada
b. Obesitas
Anak akan mengalami berat badan berlebih (overweight) dan
kelebihan lemak dalam tubuh (obesitas) apabila selalu makan dalam
porsi besar dan tidak diimbangi dengan aktivitas yang seimbang.
Dampak obesitas pada anak memiliki faktor risiko penyakit
kardiovaskuler, seperti : hiperlipidemia (tingginya kadar kolesterol dan
lemak dalam darah), hipertensi, hyperinsulinemia, gangguan
pernafasan, dan komplikasi ortopedik (tulang). Apalagi bila hal ini
tidak teratasi, berat badan berlebih (obesitas) akan berlanjut sampai
anak beranjak remaja dan dewasa. Menurut Aven-Hen (1992), obesitas
sering ditemui pada anak-anak sebagai berikut:
1) Anak yang setiap menangis sejak bayi diberi susu botol
2) Bayi yang terlalu dini diperkenalkan dengan makanan padat
3) Anak dari ibu yang terlalu takut anaknya kekurangan gizi
Setelah lahir juga tetap harus diperhatikan kebutuhan gizinya karena sebagian
organ masih terus berkembang hingga usia 2 tahun, misalnya otak. Perkembangan
fungsi melihat, mendengar, berbahasa, dan fungsi kognitif juga mencapai
puncaknya pada usia 0-2 tahun
a. Pengertian