Anda di halaman 1dari 8

Batasan Toleransi Antar Umat Agama

BATASAN TOLERANSI ANTAR UMAT AGAMA DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI

Ahmad Irfan Fadli


Universitas Negeri Surabaya, ahmadfadli@mhs.unesa.ac.id

Warsono
Universitas Negeri Surabaya

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan nilai yang menjadi batasan toleransi antar umat beragama
di Desa Tanon. Lokasi penelitian berada di Desa Tanon Kecamatan Papar Kabupaten Kediri. Penelitian ini
menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode eksploratif. Informan dalam penelitian ini berjumlah
tujuh orang, dengan teknik pemilihan informan menggunakan purposive sampling. Teknik pengumpulan
data yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara, observasi dan dokumentasi. Teknik
keabsahan data menggunakan triangulasi sumber dan triangulasi teknik. Fokus dari penelitian ini adalah
mengetahui nilai-nilai yang dipegang teguh dari masing-masing pemeluk agama baik Hindu, Islam dan
Katolik, sehingga akan diketahui batasan-batasan toleransi dalam kehidupan sehari-hari antar umat
beragama di Desa Tanon. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa nilai utama yang menjadi batasan
toleransi adalah nilai agama dalam konteks Tuhan, cara beribadah dan kitab suci.
Kata Kunci: batasan toleransi, umat beragama, masyarakat Desa Tanon.

Abstract
This study aims to describe the values that limit tolerance among religious people in Tanon Village. The
research location is in Tanon Village, Papar District, Kediri Regency. This study uses a qualitative
approach with exploratory methods. The number of informants in this study were seven, with the
technique of selecting informants using purposive sampling. Data collection techniques used in this study
were interviews, observation and documentation. The data validity technique uses source triangulation
and technique triangulation. The focus of this research is to know the values held by each of the adherents
of either Hinduism, Islam and Catholicism, so that the limits of tolerance in everyday life between
religious communities in Tanon Village will be known. The results of this study indicate that the main
values that limit tolerance are religious values in the context of God, ways of worship and scriptures.
Keywords: tolerance limits, religious communities, the people of Tanon Village.

konflik yang akan terjadi terutama pada permasalahan


PENDAHULUAN
sosial keagamaan.
Indonesia merupakan negara besar dengan masyarakatnya Konflik di masyarakat dapat bersumber dari berbagai
memiliki tingkat kemajemukan yang tinggi terdiri atas hal baik suku, budaya, ekonomi, politik, maupun agama.
berbagai suku, ekonomi, politik, budaya, maupun agama. Konflik bersumber dari agama disebabkan oleh
Dalam kemajemukan agama, di Indonesia terdapat enam perbedaan kepentingan dari masing-masing kelompok,
agama yang diakui, yaitu Budha, Hindu, Islam, Katolik, rasa kecurigaan yang tinggi antar kelompok, ajaran
Protestan dan Konghuchu. Keragaman agama ini di satu agama dengan prinsip yang berbeda dalam memandang
sisi menjadi khazanah kekayaan bangsa dan juga menjadi suatu hal, kebebasan dalam beragama, serta
potensi kekuatan bagi pemersatu bangsa. Akan tetapi di penghormatan dan eksistensi terhadap agama tersebut.
sisi lain juga mengakibatkan timbulnya konflik di Konflik keagamaan ini sangat mungkin terjadi di
kehidupan masyarakat di berbagai daerah. zaman sekarang, hal ini dimungkinkan karena agama
Kemajemukan agama ini penting untuk dirawat. tertentu sudah tidak lagi identik dengan daerah tertentu
Untuk menjalani kehidupan, terutama dalam hal sosial pula. Contohnya agama hindu sekarang tidak hanya ada
keagamaan tidak dapat dihindari adanya banyak gesekan di Bali saja, akan tetapi agama Hindu dapat pula
dalam masyarakat. Demi terjaganya persatuan dan ditemukan di berbagai daerah lain di Indonesia. Hal ini
kesatuan antar kehidupan masyarakat haruslah terdapat juga berlaku pada semua agama yang lain. Sehingga
rasa untuk saling menghargai dan menghormati. Dengan dapat terjadi beberapa agama bisa hidup bersama di suatu
tertanamnya rasa tersebut, berakibat pada minimnya daerah tertentu.

JCMS Vol. 4 No. 1 Tahun 2019, Halaman 21-28 Page 21


Batasan Toleransi Antar Umat Agama

Dalam setiap agama memiliki prinsip-prinsip yang Allah dan sesama manusia dalam Hukum Kasih yang
berbeda pula satu sama lain. Prinsip-prinsip ini dipegang merupakan pedoman hidup bagi manusia dalam aspek
kuat oleh penganutnya, yang tidak boleh diganggu oleh kerukunan hidup beragama. Hal tersebut tertuang dalam
pemeluk agama lain. Jika sampai disentuh atau diusik Injil Matius 22 : 37 “Kasihilah Tuhan, Allahmu dengan
oleh penganut agama lain tentunya pasti akan segenap hatimu dan dengan segenap akal budimu”.
menimbulkan gesekan-gesekan yang dapat berujung pada Sedangkan dalam agama Khatolik dijelaskan dalam
pertikaian antar kelompok keagamaan. Sehingga dapat Deklarasi Konsili Vatikan II, yaitu tentang sikap terhadap
mengancam persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia. agama-agama lain “Kasihanilah Tuhan dengan segenap
Penelitian ini mencoba mengungkap nilai-nilai apa hatimu dan segenap jiwamu dan dengan segenap hal
saja yang menjadi batasan dari masing-masing agama budimu dan dengan segenap kekuatanmu. Kasihanilah
sehingga tidak dapat disentuh atau dilanggar oleh agama sesama manusia seperti dirimu sendiri”.
lain dan nilai apa yang paling ditoleransi terhadap Disini dengan jelas bahwa isi dari deklarasi tersebut
pemeluk agama lain. Serta nilai-nilai apa sajakah yang menerangkan setiap manusia memiliki hak yang sama,
tercermin dari bentuk toleransi yang dilakukan oleh dan tidak boleh dibeda-bedakan diantaranya. Pada tafsir
masing-masing agama yang berbeda. Agama Hindu, agar tercapainya kerukunan antar umat
Dalam UUD NRI 1945 pasal 29 ayat 2 telah beragama, manusia haruslah mempunyai dasar hidup
disebutkan bahwa “Negara menjamin kemerdekaan tiap- yang kemudian disebut dengan Catur Purusa Artha, yang
tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing–masing isinya mencakup Dharma, Artha, Kama, dan Moksha.
dan untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaan Yang pertama yakni Dharma memiliki arti susila dan
itu”. Maka sebagai warga negara sudah semestinya berbudi luhur yang dengan Dharma inilah seseorang
semua harus saling menghormati antara hak dan dapat mencapai kesempurnaan hidup, baik untuk dirinya
kewajiban yang ada di kehidupan masyarakat untuk sendiri, keluarga maupun masyrakat. Kemudian Artha
terjaganya keutuhan dan persatuan negara serta yang artinya kekayaan yang memberi kepuasan hidup,
mengutamakan sikap saling toleransi antar umat Kama yaitu keinginan yang diraih berdasarkan Dharma
beragama. Toleransi merupakan kebebasan yang serta Moksha yakni bersatu dengan Tuhan yang abadi
diberikan untuk sesama manusia juga sebagai warga (tujuan akhir yang harus sampai berhasil). Dengan
negara untuk mengatur kehidupannya secara pribadi baik kesimpulan bahwa keempat dasar ini merupakan inti
dari segi menjalankan keyakinan serta cara untuk terwujudnya toleransi antar umat beragama pada Agama
mengatur kehidupannya masing-masing, selama dalam Hindu, sebagai cerminan sikap saling menghormati dan
pengerjaannya tidak menciptakan konflik dan melanggar menghargai keberadaan umat agama lain.
ketertiban dan perdamaian manusia yang lainnya Kemajemukan masyarakat dan praktik saling toleransi
(Hasyim, 1979 :22). antar umat beragama di Indonesia dapat dilihat di sebuah
Tidak dipungkiri bahwa persoalan tentang keagamaan desa, yang bernama Desa Tanon. Desa Tanon dibagi
pada kehidupan masyarakat merupakan sesuatu yang dalam empat dusun, yakni Dusun Tanon Utara, Dusun
sensitif, jadi lewat sentimen keagaman seseorang atau Tanon Selatan, Dusun Payak dan Dusun Gropyok.
kelompok masyarakat dapat di mobilisasi secara Seacara geografis Desa Tanon merupakan salah satu
psikologisnya, sehingga dapat dimanfaatkan dengan bagian dari wilayah Kecamatan Papar Kabupaten Kediri.
mudah oleh kelompok yang berkonflik untuk mencapai Berbatasan wilayah sebelah utara dengan Desa Mranggen
keinginannya. Hal inilah yang menjadi pendorong konflik Kecamatan Purwoasri, sebelah selatan dengan dengan
sosial yang berhubungan dengan agama di berbagai Desa Papar Kecamatan Papar, sebelah timur dengan Desa
daerah di Indonesia. Kasus-kasus tersebut diantaranya Srikaton Kecamatan Papar, dan sebelah barat merupakan
yakni, Kasus di Ketapang (1999), Tasikmalaya (1996), sungai Brantas yang masuk wilayah Ngronggot
Sambas (1999), Poso (1999), Ambon (1999, 2011) Kabupaten Nganjuk.
Temanggung (2010) dan (Badan Litbang dan Diklat Desa Tanon masyarakatnya adalah masyarakat
Kementrian Agama RI (Kemenag), 2016:1). pedesaan atau yang menurut Ferdinand Tonnies disebut
Pada dasarnya setiap agama mengajarkan toleransi dengan Gemeinschaft (masyarakat paguyuban).
pada setiap penganutnya, begitu pula agama Islam yang Sedangkan, masyarakat perkotaan disebut dengan
dibuktikan dalam kitab suci Al Qur’an khususnya pada Gesellscraft (masyarakat patembayan). Masyarakat Desa
surah Al Khafirun ayat 6 “Lakum dinukum wa liya din” Tanon dikategorikan Gemeinschaft. Hal ini dibuktikan
yang artinya: untukmu agamamu, dan untukku agamaku. bahwa masyarakat yang ditandai hubungan Gemeinschaft
Selain agama Islam, agama yang lain juga megajarkan itu bersifat homogeny, sebagian besar diikat kekerabatan
tentang toleransi seperti Kristen Protestan, Katolik dan dan hubungan organik, dan memiliki kohesi moral yang
hindu. Dalam agama Kristen Protestan, yang mengasihi didasarkan sentimen keagamaan yang umum (Nicholas,

JCMS Vol. 4 No. 1 Tahun 2019, Halaman 21-28 Page 22


Batasan Toleransi Antar Umat Agama

2010:229). Gemeinscraft dibagi menjadi tiga yakni, warga ada yang mengadakan “slametan” dan
Gemeinschaft by blood, Gemeinschaft by place, dan mengundang keseluruhan warga yang rumahnya dekat
Gemeinschaft of mind. dengan pemilik rumah, meskipun menganut agama yang
Gemeinschaft by blood, masyarakat Desa Tanon berbeda. Dan saat proses berdoa, agama lain pun juga
banyak yang memiliki hubungan darah atau kekerabatan ikut mendoakan dipimpin oleh tokoh agama dilingkungan
satu sama lain. Gemeinschaft by place, ikatan tersebut yang saat itu hadir. Disini mencerminkan dari
berlandaskan kedekatan letak, baik letak tempat tinggal wujud toleransi beragama dalam praktik kehidupan
(rumah) yang berkumpul dalam satu desa dan tempat masyarakat Desa Tanon. (Wawancara Bapak Sugeng
kerja yang sama yaitu disawah sebagai petani. Prianto, Kepala Desa Tanon).
Gemeinschaft of mind, persamaan pandangan dalam Agama merupakan suatu keyakinan yang didalamnya
menjaga persatuan didalam perbedaan antar umat terdapat suatu ajaran sehingga memiliki potensi konflik
beragama (Wawancara bapak Ristan Arga Hendrawan, atas agama yang berbeda. Akan tetapi yang terjadi pada
pegawai desa Bagian Informasi dan Teknologi). Desa kehidupan antar umat beragama di Desa Tanon hidup
Tanon adalah desa agraris yang mata pencaharian utama rukun dan damai secara berdampingan.
penduduknya sebagai petani dan sebagian besar luas total Praktik toleransi di Desa Tanon sudah terawat secara
wilayah Desa Tanon adalah lahan pertanian (sawah). turun temurun, contoh yang lainya, yakni kebiasaan
Pertanian di Desa Tanon sangat unggul terutama dari saling membantu saat perayaan hari keagamaan. Saat
hasil pertanian jagung. Pada tahun 2007 Desa Tanon perayaan nyepi hari besar agama Hindu, akan diadakan
terpilih menjadi desa terbaik dan meraih Juara Pertama pengarakan ogoh-ogoh dan disini para pemuda islam dan
Tingkat Nasional dalam kategori Agrobisnis Jagung. katolik akan membantu menjaga keamanan acara dan
Lewat pengembangan produk tortela dan susu jagung dari keesokan harinya akan membantu pecalang untuk
produk UMKM. (http://kedirikab.go.id/index.php? menjaga ketenangan saat umat Hindu melakukan
option=com_content&view=article&id=2185:tanondesate “Nyepi”. Begitu pula sebaliknya saat masyarakat agama
rbaikagrobisnisjagung&catid=1pemerintahan&Itemid=85 Islam melakukan malam takbir keliling desa saat
3). merayakan Idul Fitri. Para pemuda agama lain juga ikut
Desa Tanon merupakan desa yanzg unik, dengan membantu dan menjaga keamanan acara tersebut. Pada
jumlah total penduduknya 3.054 orang, terdiri dari saat hari besar keagaaman masyarakat yang berbeda
jumlah laki-laki sebanyak 1.515 orang dan jumlah wanita kepercayaan saling mengunjungi satu sama lain.
sebanyak 1.539 orang. Di desa ini terdapat empat agama Akan tetapi, dalam praktik toleransi beragama tidak
yang dianut oleh masyarakatnya, yaitu agama Islam, memiliki kebebasan pada semua hal karena masing-
Hindu, Kristen Katolik dan Protestan. Dengan jumlah masing agama juga memiliki persamaan dan perbedaan
penganut terdiri dari agama Islam sebanyak 2.676 orang, yaitu prinsip ajaran dalam agama masing-masing, dan
agama Hindu sebanyak 289 orang, agama Kristen menjadi sebuah batasan bagi agama tertentu yang tidak
Protestan sebanyak 24 orang dan agama Katolik bisa disentuh atau diusik oleh penganut agama lain.
sebanyak 65 orang. (sumber dari data profil Desa Tanon). Kejadian tersebut yang melatarbelakangi peneliti untuk
Akan tetapi, data yang diperoleh dari wawancara melakasankan penelitian di Desa Tanon yang terkenal
dengan Bapak Ristan selaku pegawai desa Bagian sebagai desa yang menjunjung tinggi toleransi dan yang
Informasi dan Teknologi, menerangkan bahwa disebut sebagai Desa Pelangi karena masyarakatnya
masyarakat beragama Kristen Protestan seluruhnya sudah dalam satu desa menganut tiga agama yang berbeda.
tidak tinggal di wilayah Desa Tanon. Meskipun dalam Sehingga akan menjadi hal yang menarik apabila
keterangan penduduk masih sebagai penduduk Desa meneliti dari sudut pandang yang berbeda dari setiap
Tanon. (Wawancara Bapak Ristan Arga Hendrawan, masing-masing pemeluk agama yang membahas tentang
pegawai desa Bagian Informasi dan Teknologi). Batasan Toleransi Antar Umat Beragama dalam
Dari penuturan Bapak Sugeng Prianto (Kepala Desa Kehidupan Sehari-hari di Desa Tanon Kecamatan Papar
Tanon), walaupun masyarakat Desa Tanon menganut Kabupaten Kediri.
berbagai agama, namun pada kehidupan sehari-hari tidak
pernah terjadi konflik yang berlatar belakang agama. METODE PENELITIAN
Beliau mengatakan bahwa sejak iya kecil dan cerita dari Dalam penelitian ini, pendekatan yang digunakan yakni
orang-orang tua di Desa Tanon belum pernah terjadi kualitatif dengan menggunakan metode eksploratif.
Konflik antar umat beragam di Desa Tanon, Arikunto (2013:7) menjabarkan bahwa penelitian
masyarakatnya sangat rukun dan menjunjung tinggi nilai eksploratif merupakan penelitian dengan tujuan menggali
kekeluargaan yang dilandasi dengan toleransi antar secara luas tentang sebab atau hal-hal yang
masyarakatnya. Hal ini dapat dilihat dari saat salah satu melatarbelakangi terjadinya sesuatu. Metode penelitian

JCMS Vol. 4 No. 1 Tahun 2019, Halaman 21-28 Page 23


Batasan Toleransi Antar Umat Agama

ini pada dasarnya bertujuan untuk memetakan suatu Dalam Agama Hindu pada konteks Tuhan,
objek secara relatif mendalam dan terjabarkan dari dijelaskan oleh Bapak Murtaji bahwa:
kejadian yang telah terjadi namun peneliti belum secara “...Disini Tuhan tidak perlu dibela sebab Tuhan
spesifik dan persis diketahui. merupakan maha dari segala maha, adanya
Penelitian ini berfokus pada batasan toleransi antar perbedaan agama seperti ini juga merupakan
kehendakNya, ya kalau dari awal misalnya cuma
umat beragama di Desa Tanon, Kecamatan Papar,
dikendaki satu agama ya pasti cuma satu tapi
Kabupaten Kediri. Dengan melihat batasan nilai dari inikan buktinya jadi takdir yang harus didukung
masing-masing umat beragama yang tidak bisa diusik dan dihargai” (Wawancara Minggu, 10 Maret
oleh umat beragama lain. Melalui berbagai kegiatan- 2019).
kegiatan keagamaan di Desa Tanon. Baik kegiatan Bapak Murtaji (56) menambahkan seperti ketika membeli
masing-masing agama, maupun kegiatan yang barang baru misalnya sepeda motor maka akan disiram
melibatkan semua warga Desa Tanon. Indikatornya dengan kembang hal tersebut bertujuan sebagai rasa
yakni, siapa yang mengundang dan diundang dalam suatu terimakasih kepada Tuhan, adapun tentang Tuhan
kegiatan, siapa saja yang datang, alasan datang atau tidak, menurut beliau bahwa Tuhan tidak perlu dibela sebab
dan partisipasi dalam kegiatan. Tuhan merupakan maha dari segala maha jadi adanya
Lokasi penelitian ini bertempat di Desa Tanon perbedaan dan kepercayaan ini (agama yang berbeda-
Kecamatan Papar Kabupaten Kediri, Jawa Timur. Alasan beda) merupakan kehendak Tuhan sehingga merupakan
memilih tempat tersebut sebagai penelitian untuk takdir yang harus didukung dan dihargai. Contohnya
mengetahui batasan apa saja yang tidak boleh diusik oleh apabila Tuhan ingin menjadikan semesta ini hanya satu
pemeluk agama lain meskipun ditempat tersebut terkenal agama pasti dari awal hanya satu agama yang ada, karena
dengan toleransi beragamanya. Sehingga kemungkinan tidak ada yang dapat menjamin kesamaan menjanjikan
besar juga dapat mengeneralisasi daerah-daerah lain yang kedamaian.
memiliki kasus yang sama tentang keanekaragaman Dalam Islam terdapat batasan toleransi terkait dengan
agama ditempat tertentu. Tuhan, cara beribadah dan kitab Suci. Dari hasil
penelitian diketahui bahwa batasan toleransi yang
HASIL DAN PEMBAHASAN dimaksud bukanlah berbentuk batasan secara
Toleransi sangat diperlukan dengan tujuan menjaga kemasyarakatan melainkan batasan secara keyakinan.
keharmonisan antar masyarakat terutama pada satu Berikut merupakan penyataan Bapak Fatkurrohman (73).
lingkungan yang memiliki kepercayaan yang berbeda “Sebenarnya semenjak saya hidup disini belum
seperti yang ada di Desa Tanon Kabupaten Kediri. Sesuai pernah ada cerita konflik terutama perbedaan
dengan hasil observasi bahwa masyarakat Desa Tanon agama, tapi kalau masalah batasan ya ada tapi gak
terlalu nampak juga ya mas karena itu tentang
menerapkan toleransi dalam kehidupan sehari-hari, akan
hubungan dengan Tuhan termasuk cara beribadah
tetapi dalam menjalankan praktiknya tentu antar pemeluk juga kitab suci, jadi batasan dalam segi apa yang
agama memiliki batasan atau nilai yang tidak boleh diyakini bukan yang diterapkan ke sosial”
diganggu dan tidak di toleransi terutama menyangkut (Wawancara Sabtu, 09 Maret 2019).
hubungan dengan Tuhan, tentunya hal ini membutuhkan Menurut Bapak Fatkurrohman (73) selama tumbuh
pengertian yang mendalam agar tidak terjadi dan hidup di Desa Tanon belum ada konflik atau saling
kesalahpahaman. mengolok-olok Tuhan yang berkaitan dengan agama
Batas toleransi antar pemeluk agama dibawah ini yang dianut, batasan toleransi ada namun tidak nampak
menjelaskan tentang sesuatu yang tidak dapat diganggu karena berhubungan dengan Tuhan, cara beribadah dan
dan paten. Batasan atau nilai yang tidak dapat ditoleransi kitab yang dianut masing-masing. Sehingga dari segi
disini tidak terdapat aturan yang tertulis, namun kemasyarakatan tidak ada batasan toleransi yang tertulis.
merupakan sesuatu yang secara paten telah menjadi Adapun pernyataan Bapak Nurul Hadi (50) yang
landasan pemeluk agama dalam menjalankan menyatakan bahwa.
kewajibannya sebagai umat, tentunya landasan ini “Kalau batasan di Islam terdapat ajaran untuk
menjadi pandangan dan cara hidup. Landasan tersebut tidak boleh menghina Allah SWT dalam bentuk
agar tidak menyebabkan konflik maka harus adanya apapun, juga misalnya ada perayaan keagamaan
non Islam disini tetap ikut merayakan,
pemahaman antar pemeluk agama demi terciptanya
mengucapkan tetapi tidak sepenuh hati berniat
keharmonisan. Berikut ini merupakan hasil wawancara mengikuti acara ya hanya untuk menghargai saja
dengan tokoh agama Hindu, Islam dan Katolik yang hubungan antar tetangga, tapi tetap membantu
menjadi batasan toleransi, yaitu konteks tuhan, cara juga” (Wawancara Sabtu, 09 Maret 2019).
beribadah dan kitab suci. Pernyataan Bapak Nurul Hadi (50) menjelaskan
Konteks Tuhan bahwa dalam Islam terdapat ajaran untuk tidak menghina

JCMS Vol. 4 No. 1 Tahun 2019, Halaman 21-28 Page 24


Batasan Toleransi Antar Umat Agama

Allah SWT dalam bentuk apapun, beliau menambahkan terutama di Desa Tanon karena sudah sejak lama hidup
di Desa Tanon sudah terbiasa mengucapkan hari raya berdampingan tanpa ada konflik tentang permasalahan
umat lain dan hanya sebatas untuk menghormati tetangga agama. Batasan itu sendiri tentang iman dan yang
dan lingkungan bukan dengan sepenuh hati ikut diyakini jangan dibanding-bandingkan kemudian
merayakan. dijadikan bahan opini untuk kepentingan subjektifitas
karena di dalam Katolik diajarkan untuk menjaga
Ritual Beribadah persatuan dan kedamaian antar sesama, terutama di
Dalam Hindu menurut Bapak Murtaji (56) Indonesia, dengan menjaga toleransi antar umat berarti
menjelaskan bahwa di dalam Hindu untuk nilai yang tidak membantu bangsa ini untuk maju dan sejahtera.
dapat disentuh atau ditoleransi oleh pemeluk agama lain
adalah terutama tentang cara beribadah, beliau Kitab Suci
menuturkan bahwa cara beribadah jangan disamakan Bapak Arip Kristianto (30) menuturkan pendapatnya
dengan sesuatu yang berbau dengan syirik, sebab setiap terkait dengan batasan nilai dalam Agama Hindu terkait
agama mengajarkan cara tersendiri dalam menyembah dengan kitab suci, berikut penuturannya:
Tuhan. Di dalam Hindu berupa memakai kembang dan “Nilai yang paling tidak dapat disentuh di Hindu
menyan merupakan simbol para leluhurnya dalam adalah tentang ajaran kitab suci serta cara dalam
menyampaikan pesan . Berikut merupakan penjelasannya: menjalankan ibadah umat Hindu hendaknya
jangan secara spontan diterjemahkan tapi di dasari
“Di dalam Hindu untuk nilai yang tidak dapat
dulu filosofinya. Sebenarnya orang menebak juga
disentuh atau ditoleransi oleh pemeluk agama lain
tidak salah akan tetapi seharusnya mengerti
adalah terutama tentang cara beribadah, janganlah
bagaimana suatu kepercayaan ada di dalam hati,
disamakan cara kami beribadah dengan sesuatu
ya seperti kalau sama-sama jalan-jalan lalu belok
yang syirik karena kami juga memiliki
ke warung makan, orangnya ada tiga kan
kepercayaan sendiri untuk menyembah Tuhan.
gamungkin semua makan soto pasti beda-beda
Kalau ada kembang dan menyan itu sebenarnya
kan seleranya ,ya sama yang terpenting di Hindu
untuk menyampaikan pesan. Ya sama seperti
sangat mentoleransi tentang pemeluk agama lain
ketika membeli barang baru misalnya sepeda
termasuk Pure yang berdampingan dengan tempat
motor maka akan disiram dengan kembang hal
ibadah lain” (Wawancara Sabtu, 09 Maret 2019).
tersebut bertujuan sebagai rasa terimakasih kepada
Menurut Bapak Arip Kristianto (30) mengibaratkan
Tuhan” (Wawancara Minggu, 10 Maret 2019).
Bapak Karjiwo (68) menyatakan bahwa ada beberapa tentang sesuatu yang berbeda adalah minat seseorang
contoh toleransi termasuk di dalamnya toleransi dalam menentukan pilihan, contohnya seperti tiga orang
beragama, di dalam Agama Katolik tidak terdapat batasan yang berjalan-jalan ketika berhenti di warung makanan
untuk saling mengasihi serta menyebarkan cinta-Nya maka tidak semua memilih menu soto. Hal ini tidak dapat
dengan catatan hal ini tidak mengganggu ketertiban disalahkan sebab selera orang berbeda-beda begitu pula
misalnya meyembunyikan kebenaran. Menurut Bapak dengan agama, dalam Hindu sangat mentoleransi tentang
Karjiwo umat Kristus dalam toleransi antar masyarakat keberadaan pemeluk agama lain termasuk dalam tempat
diajarkan untuk menghormati agama lain termasuk ibadah (Pure) namun harus sesuai dengan syarat memakai
percaya bahwa di dalamnya terdapat unsur-unsur penutup atau kain kampuh yang sudah disediakan yang
kebenaran dalam ajaran agama lain namun tanpa perlu berlaku dan tidak menyebabkan kerusuhan. Nilai yang
mengaburkan apa yang dipercayainya. Sehingga batasan paling tidak dapat disentuh adalah tentang ajaran kitab
disini adalah terkait dengan apa yang sudah Al-Kitab dan suci serta cara dalam menjalankan ibadah umat Hindu
Gereja ajarkan untuk dipercayai dengan mewartakan tidak dapat diterjemahkan secara spontan tanpa
Kristus dengan kata-kata dan perbuatan kasih. Sedangkan memahami filosofi yang dianut.
Bapak Purwo Santoso (56) menyatakan. Dalam Agama Islam mengatur tentang bagaimana
“Tidak ada batasan terutama tentang toleransi di saling menghormati antar umat beragama dmana turut
Desa Tanon, karena semua hidup berdampingan membantu dalam pelaksanaan kegiatan karena hubungan
dengan damai tanpa ada konflik apalagi tentang antar manusia bukan apa yang sedang diyakini. Hal
agama, mungkin batasannya tentang keimanan tersebut ditegaskan oleh Bapak Imam Nukman Hanafi
namun jangan sampai lah hal ini menjadi (36) sebagai berikut.
pembanding kemudian dijadikan kepentingan
“Kalau masalah batasan itu bukan tentang sosial
subjektifitas untuk memecah belah, di Katolik
ya mas, tapi tentang keyakinan terhadap agama
diajarkan penuh untuk damai dan bersatu antar
misalnya terkait kitab suci Al-Quran yang
sesama, dengan begini Indonesia dapat maju dan
dikaitkan dengan teroris lah itu tidak benar,karena
sejahtera” (Wawancara Sabtu, 09 Maret 2019).
sebenarnya di Indonesia kan Islamnya nusantara,
Menurut Bapak Purwo Santoso (56) bahwa tidak
Islam yang hidup berdampingan dengan
terdapat batasan toleransi untuk kehidupan bermasyarakat

JCMS Vol. 4 No. 1 Tahun 2019, Halaman 21-28 Page 25


Batasan Toleransi Antar Umat Agama

masyarakat yang majemuk. Islam itu agama yang hari. Kehidupan yang harmonis ini hanya dapat tercipta
Rahmatal lil alamin dimana mengayomi seluruh dengan adanya toleransi antar masyarakat, yang saling
alam, jadi bukan menghapus semua agama tapi menghargai, mengakui, menerima perbedaan,
Islam menawarkan toleransi dan dialog dalam
membiasakan, dan membolehkan.
bentuk saling menghormati” (Wawancara Sabtu,
09 Maret 2019). Proses Integrasi membawa masyarakat untuk dapat
Bapak Imam Nukman Hanafi (36) menuturkan bersatu dan satu sama lain saling mentolerir, hal ini
bahwa di Desa Tanon tidak terdapat batasan yang merupakan jaminan dan terciptanya stabilitas masyarakat
berkaitan dengan masalah sosial, namun apabila dalam lingkungan, baik dari agama maupun kebutuhan
menyangkut dalam Islam bahwa tidak ditoleransi apabila teknis dari berbagai perbedaan harmonisasi kehidupan.
terdapat ujaran tentang cara beribadah maupun kitab suci Nantinya setiap individu akan menemui dua pilihan yaitu,
Al-Quran yang dikaitkan dengan teroris karena Islam bagaimana dirinya dapat berinteraksi dan saling toleransi
yang ada di Indonesia merupakan Islam nusantara, Islam atau dilibatkan kedalam konflik perbedaan yang
yang hidup berdampingan dengan masyarakat yang diakibatkan dari keadaan masyarakat yang majemuk.
majemuk. Beliau menambahkan bahwa Islam merupakan Negara Indonesia merupakan negara multietnik yang
agama yang Rahmatal lil alamin yakni agama yang terdiri dari berbagai agama, hal ini membawa dampak
mengayomi seluruh alam dimana Islam bukan positif maupun negatif. Dampak negatif ini pengaruhnya
menghapus semua agama yang ada, tetapi Islam adalah intimidasi suatu kelompok masyrakat untuk
menawarkan toleransi dan dialog dalam bentuk saling membenci dan membedakan etnis serta agama dengan
menghormati. berbagai implikasi. Implementasi tentang nilai-nilai
Pada Agama Katolik bahwa toleransi terdapat di toleransi sangat penting untuk masyarakat meningat
dalam banyak lingkungan seperti toleransi dalam konteks ini merupakan ujung tombak kemajemukan.
keluarga, toleransi dalam kampung, toleransi dalam Penggalian nilai-nilai toleransi dilaksanakan dengan
paguyuban namun dalam tetap saja toleransi proses pemberdayaan dan pembudayaan keharmonisan
membutuhkan batas, batasan ini yakni dari masyarakat yang disokong oleh tokoh masyarakat
pelaksanannya agar tidak mengganggu ketetiban umum. sebagai pembangun kemauan masyarakat, tokoh agama
Berikut merupakan pernyataan Bapak Karjiwo (68): diperlukan sebagai contoh ketauladanan.
“Toleransi ada berupa toleransi di keluarga, Keharmonisan masyarakat ini juga sebagai wujud
kampung, paguyuban juga agama dan semua tidak diterapkannya semboyan “Bhineka Tunggal Ika” yang
ada batasan untuk saling mengasihi serta artinya meski berbeda-beda namun tetap satu jua.
menyebar cintaNya dengan catatan pada situasi Semboyan ini diartikan sebagai perbedaan dalam hal
dan kondisi yang benar dan tidak agama maupun etnis namun tetap dibawah naungan
menyembunyikan kebenaran misalnya
Negara Kesatuan Republik Indonesia yakni Pancasila.
menyembunyikan kejahatan demi melindungi
saudara nah itu tidak benar. Umat Kristus Tidak dapat dipungkiri bahwa pemahaman terhadap
diajarkan untuk saling menghormati serta percaya nilai-nilai toleransi dapat berpengaruh pada
bahwa apa yang dipelajari pada agama lain keharmonisan masyarakat, tidak terkecuali di Desa Tanon
terdapat unsur-unsur kebenaran tentunya tanpa Kabupaten Kediri bahwa toleransi menentukan
mengaburkan kepercayaan umat kristus sendiri, harmonisasi kedalam perbedaan.
jadi kalau batasan mungkin lebih kepada yang Kehidupan yang harmonis merupakan akibat dari
sudah Gereja dan Al-Kitab ajarkan dengan
toleransi antar umat beragama diantara pemeluk agama,
mewartakan Kristus dalam kata-kata dan
perbuatan” (Wawancara Minggu, 10 Maret 2019). hal ini pasti diinginkan oleh setiap masyarakat mengingat
di Indonesia terdiri dari berbagai macam agama yakni,
Pembahasan Hindu, Budha, Islam, Kristen, Katholik, dan Khonghucu.
Indonesia adalah negara yang mejemuk terdiri dari Toleransi yang dimaksudkan bukan hanya bersifat statis
berbagai suku, ekonomi, politik, budaya dan agama. namun juga dinamis yakni toleransi aktif dengan
Tidak dapat dipungkiri dalam kemajemukan masyarakat melahirkan kerjasama. Apabila toleransi hanya bersifat
ini dapat menimbulkan dua sisi yang berbeda, yaitu statis maka hanya sebatas teori dan tidak ada praktik
disintregrasi dan intregasi. Disintregasi dalam masyarakat secara nyata, namun toleransi dinamis menyebabkan
dapat menyebabkan pertentangan dan perpecahan. kebersamaan umat beragama sebagai suatu bangsa.
Disintregasi sendiri terjadi dari akibat masyarakat yang Tolerasi di Desa Tanon menurut hasil penelitian
tidak dapat menerima dan menyikapi perbedaan dengan menunjukkan adanya toleransi dinamis aktif, karena
pikiran dan hati yang terbuka. Sedangkan, intregasi masyarakat membangun kerukunan, keharmonisan,
dalam masyarakat yang majemuk dapat terwujud apabila saling membantu, saling menghormati,, dan kerjasama
masyarakatnya bisa harmonis dalam kehidupan sehari- dalam menyukseskan sebuah acara atau perayaan agama

JCMS Vol. 4 No. 1 Tahun 2019, Halaman 21-28 Page 26


Batasan Toleransi Antar Umat Agama

yang akan dilaksanakan dan yang sedang dilaksanakan tentang pemakaian kembang dan menyan merupakan
walaupun berbeda kepercayaan. Toleransi dinamis aktif bagian simbol dari para leluhur, sedangkan untuk Tuhan
seperti inilah yang dimaksudkan seperti yang ada di Desa menurut pemaparan tokoh Agama Hindu bahwa Tuhan
Tanon Kabupaten Kediri, dimana tidak ada diskriminasi tidak perlu dibela sebab maha dari segala maha dan
terhadap golongan tertentu pada masyarakat. Begitu pula adanya perbedaan ini merupakan kehendak Tuhan.
dengan perencanaan agenda-agenda yang dilaksanakan Batasan juga termasuk dengan tempat ibadah dimana
oleh masyarakat yang sering mengadakan sebuah rapat semua orang dipeebolehkan datang ke Pure asalkan
desa atau pertemuan, yang secara tidak lagsung dengan ketentuan memakai kain kampuh yang
menambah keakraban diantara warga masyarakat. disediakan.
Kehidupan sehari-hari, masyarakat di Desa Tanon Pada Agama Islam batasan yang tidak ditoleransi
menunjukkan sikap toleran, saling menghormati dan adalah tentang keyakinan yang dianut. Dari hasil
menghargai kepada sesama warga sangat terlihat, penelitian dalam Islam tidak diperbolehkan mengolok-
walaupun berbeda agama. Sikap tersebut, akan membawa olok Allah SWT dalam bentuk apapun, namun meskipun
pada wujud kehidupan yang harmonis diantara warga hal ini dilarang belum pernah juga terdapat kejadian
masyarakat dan kebaikan bersama. Misalkan dengan tentang hal tersebut di Desa Tanon. Untuk pengucapan
saling mendapatkan peran pada setiap acara keagamaan, hari raya umat Islam tetap melaksanakan kewajibannya
adanya kegiatan ini akan mempererat hubungan antara sebagai tetangga yang menghormati perayaan umat yang
pemeluk agama satu dengan yang lain. Toleransi yang berbeda agama, hal ini dilakukan semata-mata untuk
bersifat aktif dinamis ini yang ada di Desa Tanon merekatkan hubungan antar manusia bukan untuk ikut
Kabupaten Kediri, yang sudah dikembangkan dan harus merayakan perayaan tersebut.
tetap dijaga sesuai dengan kebutuhan. Pada Agama Katolik dari hasil penelitian toleransi
Bentuk toleransi yang berkembang di masyarakat dipahami bukan hanya dalam perbedaan agama
Desa Tanon Kabupaten Kediri, dimaknai sebagai sikap melainkan toleransi antar keluarga, pada lingkungan
menghormati dan menerima setiap ajaran agama yang kampung dan paguyuban namun tetap terdapat batasan,
berbeda, seperti tata-cara beribadah yang dilakukan, hanya saja penyebaran cinta kasih haruslah tepat pada
perayaan hari besar agama, turut serta dalam keadaan. Batasan disini tentang iman yang tidak dapat
mensukseskan perayaan serta kegiatan bersama yakni dikaburkan dengan kepercayaan dari agama yang lain
saat malam 17 Agustus-an, menjaga keharmonisan dalam namun tetap saling menghormati dan tidak mengganggu
kehidupan sehari-hari. Jadi perbedaan agama dalam ketertiban umum.
kehidupan sehari-hari di Desa Tanon Kabupaten Kediri Dari hasil penelitian diketahui persamaan dari ketiga
menjunjung tinggi toleransi, hal ini tidak luput dari teori agama yakni Hindu, Islam dan Katolik dalam
motif Alfred Schutz yang menyatakan bahwa motif menerapkan batasan atau nilai yang tidak disentuh yakni
dibedakan menjadi dua yakni because motive perihal nilai agama dalam konteks keyakinan tentang apa
(motif”sebab”) dan in order motive (motif”tujuan”) yang diajarkan oleh agama masing-masing. Bahwa
bahwa toleransi antar pemeluk agama pasti memiliki batasan tentang iman dan kepercayaan bukan menjadi
sebab dan tujuan. pembanding yang kemudian dijadikan bahan opini untuk
Toleransi menyebabkan adanya hubungan yang kepentingan subjektifitas yang mengakibatkan
harmonis karena antar warga memiliki kepercayaan perpecahan.
terhadap satu sama lain dalam menjalankan kehidupan Batasan tersebut tidaklah terdapat aturan yang tertulis
sosial seperti yang terjadi di Desa Tanon Kabupaten serta nilai yang tidak dapat ditoleransi antar pemeluk
Kediri. Meskipun toleransi secara sosial dijunjung tinggi agama tidak ditunjukkan secara fisik karena ingin
namun terdapat batasan atau nilai yang tidak ditoleransi menjaga kerukunan antar masyarakat di Desa Tanon.
oleh pemeluk agama, namun hal ini tidak menjadikan
antar personal mengalami konflik karena mereka PENUTUP
memiliki pemahaman dan rasa saling menghormati. Simpulan
Adapun nilai yang paling tidak ditoleransi oleh masing- Toleransi sangat diperlukan dengan tujuan menjaga
masing agama menurut penuturaan para tokoh agama. keharmonisan antar masyarakat terutama pada satu
Dari hasil penelitian diketahui bahwa batasan yang paling lingkungan yang memiliki kepercayaan yang berbeda
tidak ditoleransi adalah nilai agama dalam konteks seperti yang ada di Desa Tanon Kecamatan Papar
Tuhan, cara beribadah dan kitab Suci bukan tentang Kabupaten Kediri. Sesuai dengan hasil penelitian bahwa
batasan dalam hal kemasyarakatan sebagai berikut. masyarakat Desa Tanon menerapkan toleransi dalam
Pada Agama Hindu adapun cara beribadah tidak dapat kehidupan sehari-hari, akan tetapi dalam menjalankan
disamakan dengan perbuatan yang syirik, misalnya praktiknya tentu antar pemeluk agama memiliki batasan

JCMS Vol. 4 No. 1 Tahun 2019, Halaman 21-28 Page 27


Batasan Toleransi Antar Umat Agama

atau nilai yang tidak boleh diganggu dan tidak di Undang-Undang dasar Negara Republik Indonesia Tahun
toleransi terutama menyangkut hubungan dengan Tuhan, 1945.
tentunya hal ini membutuhkan pengertian yang
mendalam agar tidak terjadi kesalahpahaman.
Batas toleransi antar pemeluk agama menjelaskan
tentang sesuatu yang tidak dapat diganggu dan paten.
Batasan atau nilai yang tidak dapat ditoleransi disini tidak
terdapat aturan yang tertulis, namun merupakan sesuatu
yang secara paten telah menjadi landasan pemeluk agama
dalam menjalankan kewajibannya sebagai umat, tentunya
landasan ini menjadi pandangan dan cara hidup. Landasan
tersebut agar tidak menyebabkan konflik maka harus
adanya pemahaman antar pemeluk agama demi
terciptanya keharmonisan. Batasan toleransi antar umat
beragama dalam kehidupan sehari-hari. Yang menjadi
batasan toleransi dari ketiga penganut agama baik Hindu,
Islam dan Katolik di Desa Tanon adalah nilai agama
dalam konteks Tuhan, cara beribadah dan kitab suci.

Saran
Perangkat Desa Tanon hendaknya membentuk suatu
kegiatan sebagai wadah yang memfasilitasi remaja Desa
Tanon dalam memperkenalkan toleransi di Desa Tanon
melalui perpustakaan teknologi. Tokoh agama maupun
tokoh masyarakat hendaknya tetap memberikan penguatan
lebih mendalam tentang pentingnya menjaga toleransi
antar umat beragama melalui ajaran agama masing-
masing sehingga terwujud kehidupan masyarakat yang
harmonis serta contoh untuk masyarakat Indonesia yang
kurang toleran.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto S. 2013. Prosedur Penelitian, Suatu


Pendekatan Praktik. Yogyakarta: Rineka Cipta.
Badan Litbang dan Diklat Kementrian Agama RI. 2006.
Toleransi Beragama Di Daerah Rawan Konflik.
Jakarta: Puslitbang Kehidupan Keagamaan.
Dinas Konikasi dan Informatika Kabupaten Kediri. 2015.
TanonDesa Terbaik Agrobisnis Jagung. (Online).
http://kedirikab.go.id/index.php?option=com_
content&view=article&id=2185:tanon-desa-
terbaik-agrobisnis-
jagung&catid=13:pemerintahan&Itemid=853).
Diakses pada 3 maret 2019. Pukul 20.00.
Hasyim Umar. 1979. Toleransi dan Kemerdekaan
Beragama dalam Islam Sebagai Dasar Menuju
Dialog dan Kerukunan Antar Umat Beragama.
Surabaya: Bina Ilmu.
Nicholas Abercrombie. 2010. Kamus Sosiologi.
Yogyakarta: Pustaka Belajar.

JCMS Vol. 4 No. 1 Tahun 2019, Halaman 21-28 Page 28

Anda mungkin juga menyukai