Anda di halaman 1dari 4

PEMERINTAH KABUPATEN BIMA

DINAS KESEHATAN
UPT PUSKESMAS PAI
Alamat :Jln. Lintas Wera-Sape. Tlp 085338534043

KEPUTUSAN KEPALA UPT. PUSKESMAS PAI


NOMOR : 440/C.SK.VII.0013.01/2019

TENTANG

KEWENANGAN MELAKUKAN SEDASI


UPT. PUSKESMAS PAI TAHUN 2019

KEPALA UPT. PUSKESMAS PAI,

Menimbang : a. bahwa dalam rangka pemberian pelayanan publik yang berkualitas dan
mampu memberikan kepuasan bagi masyarakat merupakan kewajiban yang
harus dilakukan oleh pemerintah;
b. bahwa dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan anastesiologi dan
reanimanisi dipuskesmas adanya standar pelayanan sebagai acuan bagi tenaga
anastesi dalam memberikan pelayanan.
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan
b, perlu menetapkan Kewenangan Melakukan Sedasi di UPT. Puskesmas Pai
tahun 2019.

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 29 tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran


(Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 116 tambahan lembaran Negara
Nomor 4431);
2. Undang-Undang Nomor 25 tahun 2009 tentang Pelayanan Publik (lembaran
Negara tahun 2009 Nomor 112);
3. Undang-Undang Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara
tahun 2009 Nomor 140 tambahan Lembaran Negara Nomor 5063);
4. Undang-Undang Nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah;
5. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 72 tahun 2012 tentang Sistem
Kesehatan Nasional, Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2012 nomor
193;
6. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 12 tahun 2013 tentang
Jaminan Kesehatan Nasional;
7. Peraturan Menteri PAN dan RB Nomor 35 tahun 2012 tentang Pedoman
Penyusunan Standart Operasional Prosedur Administrasi Pemerintahan;
8. Peraturan Menteri Kesehatan
Nomor1121/MENKES/SK/XII/2008 tentang PedomanTeknis
Pengadaan Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan untuk
Pelayan Kesehatan Dasar);
9. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 889/Menkes/Per/V/2011 tentang
Registrasi, Izin Praktik, dan Izin Kerja Tenaga Kefarmasian (Berita Negara
10. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 71 tahun 2013 tentang Pelayanan
Kesehatan pada Jaminan Kesehatan Nasional;
11. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan
Masyarakat;
12. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 46 tahun 2015 tentang Akreditasi
Puskesmas, klinik pratama, tempat praktik mandiri Dokter dan Tempat
praktek dokter Mandiri dokter gigi;
13. Peraturan Bupati Bima Nomor 38 tahun 2013 tentang standar Pelayanan
Minimal Bidang Kesehatan Di Kabupaten Bima;

MEMUTUSKAN

Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA UPT. PUSKESMAS PAI TENTANG


KEWENANGAN MELAKUKAN SEDASI UPT. PUSKESMAS PAI
TAHUN 2019.
KESATU : Standar pelayanan Anestesiologi dan renimasi di Puskesmas sebagaimana
pada diktum kesatu tercantum dalam lampiran keputusan ini;
KEDUA : Standar pelayanan anestesiologi dan renimasi di Puskesmas sebagaimana di
maksud pada dektum satu agar di gunakan sebagai pedoman dalam
memberikan pelayanan anestesiologi dan renimasi di Puskesmas Pai
KETIGA : Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan dan apabila dikemudian
hari terjadi perubahan dan atau terdapat kesalahan dalam Keputusan ini akan
diadakan perbaikan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : Pai
Pada tanggal : 28 Maret 2019
KEPALA UPT. PUSKESMAS PAI

Ahmadin, SKM
Penata TK.III/d
Nip. 19660625 198803 1 010

Tembusan , Disampaikan dengan hormat kepada :


1. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bima;
2. Masing-masing yang bersangkutan untuk dilaksanakan;
3. A r s i p;
Lampiran : Surat Keputusan Kepala Puskesmas Pai
Nomor : 440/C.SK.VII.0012.01/2019
Tanggal : 28 Maret 2019
Tentang :

KEWENANGAN MELAKUKAN SEDASI

A. FALSAFAH DAN TUJUAN


1. Falsafah
pelayanan anastesia dan reanimasi pada hakekatnya harus bisa memberikan tindakan
medik yang aman, efektif, manusiawi, berdasarkan ilmu kedokteran mutakhir dan
teknologi tepat guna dengan mendayagunakan sumber daya manusia berkompeten,
profesional dan terlatih menggunakan peralatan dan obat yang sesuai dengan standar,
pedoman dan rekomdeasi profesi anestesiologi dan reanemasi indonesia.
2. Tujuan
a. memberikan pelayanan anestesia, anelgesia dan sedasi yang aman, efektif manusiawi
dan memuaskan bagi pasien yang menjalani pembedahan, prosedur medik atau trauma
yang menyebabkan rasa nyeri, kecemasan dan stress psikis lainnya.
b. menunjang fungsi vital tubuh terutama jalan nafas, pernafasan, peredaran darah dan
kesadaran pasien yang mengalami gangguan atau ancaman jiwa karena menjalani
pembedahan, prosedur medik, trauma atau penyakit lainnya.
c. melakukan reanimasi dan resusitasi jantung, paru, otak (basic, advanced, prolonged
life support) pada kegawatan mengancam jiwa dimanapun pasien berada (ruang gawat
darurat, kamar bedah,).
d. menjaga keseimbangan cairan, elektrolit, asam basah dan metabolisme tubuh pasien
yang mengalami gangguan ancaman jiwa karena mengalami pembedahan, prosedur
medik, trauma atau penyakit lainnya.
e. mengatasi masalah nyeri akut di puskesmas (nyeri akibat pembedahan, trauma
maupun nyeri persalinan).
f. menanggulangi masalah nyeri kronik dan nyeri membandel (nyeri kanker dan
penyakit kronik)
g. memberikan terapi bantuan pernafasan.

B. ADMINISTRASI DAN PENGELOLAAN


Pelayanan anestesiologi dan reanemasi dilakukan oleh dokter. Semua informasi yang
berkaitan dengan tindakan, terapi, obat-obatan dan perawatan di catat dalam rekam medik.
demikian juga halnya dengan data pasien, data fungsi vital pasien dan pelimpahan wewenang.
pelayanan anestsiologi dan reanimasi yang dilakukan oleh perawat anestesia atau perawat
umum merupakan pelimpahan wewenang dari dokter yang melakukan tindakan
pembedahan/tindakan medis lain. Dokter yang memberikan pelimpahan wewenang harus
memberikan instruksi tertulis, pelimpahan wewenang tersebut dapat terjadi dalam keadaan
sebagai berikut:
1. jika dokter tidak ada dikamar operasi tetapi masih didalam puskesmas, dapat dimintakan
izin lisan dan kemudian harus dicatat dalam rekam medis dan diparaf.
2. jika tidak ada dokter spesialis anestesiologi tetapi ada ada dokter umum yang ditugaskan
dalam pelayanan anestesiologi maka dokter tersebut dapat menggantikan dokter spesialis
anestesiologi.
3. jika tidak ada dokter spesialis anestesiologi maupun dokter umum, perawat dapat
mengerjakan sesuai prosedur tetap yang telah disepakati sebelumnya atas perintah tertulis
dari dokter yang melakukan pembedahan dan tanggung jawab ada pada dokter yang
melakukan pembedahan.
Ketentuan pada angka 1, 2, dan 3 dapat diterapkan pada:
1. Operasi berencana pada pasien:
- ASA 1-2
- Pembedahan yang diprediksi tidak sulit
- Pembedahan bukan pada daerah rongga dada dan intrakranial.
2. Operasi darurat pada pasien:
- yang keadaannya mengancam nyawa
- Secara medis tidak dapat dirujuk

KEPALA UPT. PUSKESMAS PAI

Ahmadin, SKM
Penata TK.III/d
Nip. 19660625 198803 1 010

Anda mungkin juga menyukai