Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH KEUANGAN BISNIS

TENTANG
PERSEDIAAN

DISUSUN OLEH :
1. FARIS FIRMANSYAH
2. ANNISA SALSABILA
3. ANDITHA ANANTA
4. EKA FITRIA
5. AYU LASMI
6. AANGKUNAEFI
7. FREMI JULIANSYAH

ADMINISTRASI BISNIS
FISIPOL
UNNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MATARAM
2019/2020
KATA PENGANTAR
Puji tuhan syukur kami ucapkan atas kehadiran Allah SWT, karena dengan rahmat
dan Karunia-Nya kami masih diberi kesempatan untuk menyelesaikan makalah
yang berjudul “PERSEDIAAN”
Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi salah satu tugas dari mata kuliah
keuangan bisnis yang dibimbing oleh Baiq Reinelda Tri Yunarni sehubung dengan
tersusunya makalah ini kami mendapatkan bantuan dari berbagai pihak. Oleh
karenanya, setinggi-tingginya kepaa semua pihak yang membantu dan
membimbing penulisan makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyka kekurangan,
oleh sebab itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran untuk membangun. Dan
semoga dengan selesainya makalah ini dapat bermanfaat bagi semuanya.
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Persediaan adalah bahan atau barang yang disimpan yang akan digunakan untuk
memenuhi tujuan tertentu, misalnya untuk digunakan dalam proses produksi atau
perakitan, untuk dijual kembali, atau untuk suku cadang dari suatu peralatan atau
mesin. Persediaan dapat berupa bahan mentah, bahan pembantu, barang dalam proses,
barang jadi ataupun suku cadang. Perencanaan dan pengendalian persediaan
merupakan suatu kegiatan penting yang mendapat perhatian khusus dari manajemen
perusahaan, baik itu perusahaan dagang, perusahaan pabrik ataupun perusahaan jasa,
karena mempunyai nilai yang cukup besar dan mempunyai pengaruh terhadap besar
kecilnya biaya operasi.
Barang - barang tidak selamanyatersedia setiap saat. Tanpa adanya persediaan,
perusahaan akan dihadapkan pada resiko bahwa pada suatu waktu perusahaan tidak dapat
memenuhi keinginan konsumen yang membutuhkan barang ataujasa yang dipr oduks i. Hal ini
dapat mengakibatkan perusahaan akan kehilangan kesempatan memperoleh keuntungan yang
seharusnya didapatkan. Ketiadaan bahan baku dalam suatu perusahaan akan mengakibatkan
terhentinya proses produksi. Sementara itu kelebihan persediaan bahan baku akan
mengakibatkan semakin besarnya pengeluaran perusahaan karena adanya penyimpanan bahan
baku tersebut. Oleh karena itu, tersedianya persediaan bahan baku untuk keperluan produksi
merupakan suatu hal yang mutlak diperlukan.
Dalam menyediakan bahan baku, perusahaan harus terlebih dahulu merencanakan berapa
jumlah yang harus dibeli. Untuk memenuhi kebutuhan proses produksi dalam jangka panjang
perusahaan harus membeli bahan baku dalam jumlah yang besar dan menyimpannya di gudang.
Pembelian bahan baku dalam jumlah yang besar dapat menguntungkan perusahaan karena selain
akan mendapatkan potongan harga, juga akan mengatasi masalah kehabisan bahan baku.
Sementara itu jumlah persediaan bahan baku yang terlalu besar akan berakibat pada
membengkaknya biaya penyimpanan yang harus dikeluarkan oleh perusahaan. Semakin besar
barang yang ada di gudang, maka semakin besar pula biaya yang harus dikeluarkan untuk
penyimpanannya.
Perusahaan penting untuk melakukan pengawasan atas persediaan bahan baku. Kegiatan
ini dapat membantu tercapainya suatu tingkat efisiensi penggunaan dalam persediaan bahan
baku. Tetapi perlu diketahui bahwa hal ini tidak dapat menghilangkan sama sekali resiko yang
timbul akibat adanya persediaan yang terlalu
besar atau terlalu kecil, melainkan hanya mengurangi resiko sekecil mungkin. Persediaan yang
optimal merupakan hal yang harus diperhatikan dalam pengadaan bahan baku. Persediaan yang
optimal ini memerlukan perencanaan berapa besar bahan baku yang harus dibeli, kapan bahan
baku dibeli agar proses produksi tidak terganggu karena kekurangan bahan baku
RUMUSAN MASALAH
1. Apa tujuan persediaan
2. Apa saja jenis – jenis persedian
3. Apa faktor – faktor yang mempengaruhi persedian
4. Analisis persedian
5. Apa model economic order quantity

TUJUAN
1. Untuk mengetahui tujuan masalah
2. Untuk mengetahui jenis – jenis persediaan
3. Untuk mengetahui faktor – faktor yang mempengauhi persediaan
4. Mengetahui analisis persediaan
5. Mengetahui model economic order quantity
BAB II
PEMBAHASAN
Pengertian
Persediaan/ Inventori (Inventory) adalah persediaan atau stok berbagai item atau sumber-
sumber yang digunakan dalam organisasi. Sistim Inventori adalah seperangkat kebijakan dan
pengendalian yang memantau tingkat persediaan dan menentukan berapa tingkat persediaan yang
harus dijaga, kapan persediaan harus ditambah, dan seberapa besar pesanan harus dibuat.
Persediaan didefinisikan sebagai barang, bahan-bahan, atau asset yang dimiliki oleh
perusahaan untuk digunakan di masa yang akan datang. Kebijakan di bidang persediaan dapat
dipandang sebagai masalah taktis (tactical problem), sehingga perencanaan kebutuhan persediaan
direncanakan dalam kontek jangka waktu menengah selaras dengan keseluruhan rencana
produksi, strategi pemasaran dan distribusi.
Secara konvensional, inventori perusahaan manufaktur menunjuk pada item-item yang
menjadi bagian dari produk akhir perusahaan. Persediaan dalam manufaktur diklasifikasikan
menjadi persediaan bahan baku (raw materials), produk jadi (finished products), komponen
(component parts), bahan penolong (supplies) dan barang dalam proses ( work in process). Pada
perusahaan jasa, inventori menunjuk pada barang-barang tangible yang dijual dan bahan
penolong yang diperlukan untuk menyajikan jasa. Dalam kebanyakan text book, pembahasan
inventori senantiasa difokuskan pada persediaan bahan baku di perusahaan manufaktur.

Tujuan Persediaan/ Inventori Semua perusahaan termasuk juga yang operasinya menganut konsep JIT
menjaga ketersediaan inventori dengan alasan sebagai berikut:

• Menjaga independensi operasi. Dengan adanya ketersediaan bahan baku pada pusat kerja
memungkinkan fleksibilitas operasi dari pusat tersebut, sehingga mengurangi biaya set-up setiap
dilakukan set-up produksi yang baru.

• Untuk menjaga variasi/fluktuasi permintaan produk. Oleh karena, dalam banyak hal, permintaan tidak
dapat diperkiraan dengan sangat tepat, maka untuk dapat mengantisipasinya diperlukan adanya
persediaan pengamanan (safety/buffer stock).

• Memungkinkan fleksibilitas dalam pembuatan skedul produksi. Dengan adanya persediaan


perusahaan dapat menentukan jadual produksi sesuai permintaan sekalipun lead time bahan lama.

• Memberikan kemanan terhadap variasi waktu pengantaran bahan. Waktu datangnya pesanan bisa
saja tertunda yang penyebabnya banyak misalnya adanya kecelakaan, kemacetan lalu lintas, pemogokan
atau bencana alam dll. Dengan adanya persediaan perusahaan dapat meminimalisasi pengaruh
keterlambatan tersebut terhadap kelancaran operasi.

• Mendapatkan keuntungan ekonomis dari jumlah pembelian yang lebih besar. Misalnya adnya
diskon/potongan harga untuk pembelian dengan jumlah besar tertentu.
Jenis Persediaan

Setiap jenis persediaan memiliki karakteristik tersendiri dan cara pengelolaan yang berbeda.
Menurut Assauri (2004:171) jenis-jenis persediaan fisik dapat dibedakan menjadi :
1. Persediaan Bahan Mentah (Raw Material Stock)
Yaitu persediaan dari barang-barang berwujud yang digunakan dalam proses produksi, barang
yang dapat diperoleh dari sumber-sumber alam ataupun dibeli dari supplier atau perusahaan
yang menghasilkan bahan baku bagi perusahaan atau pabrik yang menggunakannya. Bahan baku
diperlukan oleh pabrik untuk diolah, yang setelah melalui beberapa proses diharapkan menjadi
barang jadi (nished goods)
2. Persediaan Bagian Produk atau Parts yang Dibeli (Purchased Parts/ Components
Stock)
Yaitu persediaan barang-barang yang terdiri dari parts yang diterima dari perusahaan lain, yang
dapat secara langsung diassembling dengan parts lain, tanpa melalui proses produksi
sebelumnya.
3. Persediaan Bahan-bahan Pembantu atau barang-barang Perlengkapan (Supplies Stock)
Yaitu persediaan barang-barang atau bahan-bahan yang diperlukan dalam proses produksi untuk
membantu berhasilnya produksi atau yang dipergunakan dalam bekerjanya suatu perusahaan,
tetapi tidak merupakan bagian atau komponen dari barang jadi.
4. Persediaan Barang Setengah Jadi atau Barang Dalam Proses (Work in Process /Progess
Work)
Yaitu persediaan barang-barang yang keluar dari tiap-tiap bagian dalam satu pabrik atau bahan-
bahan yang telah diolah menjadi suatu bentuk, tetapi lebih perlu diproses kembali untuk
kemudian menjadi barang jadi. Tetapi mungkin saja barang setengah jadi bagi suatu pabrik,
merupakan barang jadi bagi pabrik lain karena proses produksinya memang hanya sampai
disitu saja. Mungkin pula barang setengah jadi itu merupakan bahan baku bagi
perusahaan lainnya yang akan memprosesnya menjadi barang jadi. Jadi pengertian dari barang
setengah jadi atau barang dalam proses adalah merupakan barang-barang yang belum berupa
barang jadi, akan tetapi masih merupakan proses lebih lanjut lagi di pabrik itu sehingga menjadi
barang jadi yang sudah siap untuk dijual kepada pelanggan atau konsumen.
5. Persediaan Barang Jadi (Finished Goods Stock)
Yaitu persediaan barang-barang yang telah selesai diproses atau diolah dalam pabrik dan siap
untuk dijual kepada pelanggan atau perusahaan lain. Jadi barang jadi ini adalah merupakan
produk selesai dan telah siap untuk dijual.
Fungsi Persediaan
Fungsi produksi suatu perusahaan tidak dapat berjalan lancar tanpa adanya persediaan yang
mencukupi. Persediaan timbul karena penawaran dan permintaan berada dalam tingkat yang
berbeda sehingga material yang disediakan berbeda dengan yang dibutuhkan.
Menurut Yamit (2003:6) terdapat 4 faktor yang dijadikan sebagai fungsi perlunya persediaan,
yaitu:
1. Faktor waktu, menyangkut lamanya proses produksi dan distribusi sebelum barang jadi
sampai kepada konsumen.
2. Faktor ketidakpastian waktu datang dari supplier menyebabkan perusahaan memerlukan
persediaan, agar tidak menghambat proses produksi maupun keterlambatan pengiriman kepada
konsumen.
3. Faktor ketidakpastian penggunaan dari dalam perusahaan disebabkan oleh kesalahan
dalam peramalan permintaan, kerusakan mesin, keterlambatan operasi, bahan cacat, dan berbagai
kondisi lainnya.
4. Faktor ekonomis adalah adanya keinginan perusahaan untuk mendapatkan alternatif biaya
rendah dalam memproduksi atau membeli item dengan menentukan jumlah yang paling
ekonomis.
Sedangkan Rangkuti (2004:15-16) menyebutkan bahwa fungsi-fungsi persediaan adalah sebagai
berikut:
1. Fungsi Decoupling.
Adalah persediaan yang memungkinkan perusahaan dapat memenuhi permintaan pelanggan
tanpa tergantung pada supplier. Persediaan bahan mentah diadakan agar perusahaan tidak akan
sepenuhnya tergantung pada pengadaannya dalam hal kuantitas dan waktu pengiriman.
2. Fungsi Economic Lot Sizing.
Persediaan lot size ini perlu mempertimbangkan penghematan atau potongan pembelian, biaya
pengangkutan per unit menjadi lebih murah dan sebagainya. Hal ini disebabkan perusahaan
melakukan pembelian dalam kuantitas yang lebih besar dibandingkan biaya yang timbul karena
besarnya persediaan (biaya sewa gudang, investasi, resiko, dan sebagainya).
3. Fungsi Antisipasi.
Apabila perusahaan menghadapi fluktuasi permintaan yang dapat diperkirakan dan diramalkan
berdasar pengalaman atau data-data masa lalu, yaitu permintaan musiman. Dalam hal ini
perusahaan dapat mengadakan persediaan musiman (seasonal inventories). Disamping itu,
perusahaan juga sering menghadapi ketidakpastian jangka waktu pengiriman dan permintaan
barang-barang selama periode tertentu. Dalam hal ini perusahaan memerlukan persediaan ekstra
yang disebut persediaan pengaman (safety stock/ inventories).

Anda mungkin juga menyukai