Anda di halaman 1dari 40

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN

PADA Tn. X DENGAN DIAGNOSA MEDIS DEFISIT


PERAWATAN DIRI DI RSJ KALAWA ATEI
PALANGKA RAYA

OLEH :
Apriliani Widyastuti
NIM : 2020-01-14901-009

YAYASAN EKA HARAP PALANGKA RAYA


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
PROGRAM PROFESI NERS
TAHUN 2020/2021
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Gangguan jiwa adalah gangguan dalam cara berpikir, kehendak, emosi dan
tindakan, di mana individu tidak dapat menyesuaikan diri dengan orang laindan
lingkungan (Marshaly,2013). Menurut Madalise dkk (2015) Gangguan jiwa
menyebabkan penderitanya tidak sanggup menilai dengan baik kenyataan, tidak
menguasai dirinya untuk mencegah mengganggu orang lain atau merusak/menyakiti
dirinya sendiri.
Gangguan jiwa terbagi kedalam dua jenis yaitu gangguan jiwa ringan dan
gangguan jiwa berat. Skizofrenia merupakan salah suatu gangguan jiwa berat yang
akan membebani masyarakat sepanjang hidup penderita, ditandai dengan
disorganisasi pikiran, perasaan dan perilaku defisit perawatan diri.
Defisit perawatan diri merupakan suatu kondisi pada seseorang yang
mengalami kelemahan kemampuan dalam melengkapi aktivitas perawatan diri secara
mandiri seperti mandi, berhias, makan dan BAK/BAB (Khaeriyah,2013). Menurut
Yusuf (2015) Defisit perwatan diri adalah suatu keadaan seseorang mengalami
kelainan dalam kemampuan untuk melakukanatau menyelesaikan aktivitas kehidupan
sehari-hari secara mandiri. Tidak ada keinginan untuk mandi secara teratur, tidak
menyisir rambut, pakaian kotor,bau badan, bau napas dan penampilan tidak rapi.
Tanda dan gejala pada pasien yang mengalami defisit perawatan diri biasanya
tampak seperti rambut kotor, gigi kotor, badan berdaki dan bau, kuku panjang dan
kotor, rambut acak-acakan, pakaian kotor dan tidak rapi, pakaian tidak sesuai, pada
pasien laki-laki tidak bercukur, pada pasien perempuan tidak berdandan, tidak
ketidakmampuan mengambil makan sendiri, makan berceceran dan tidak pada
tempatnya, buang air besar atau buang air kecil tidak pada tempatnya dan tidak
membersihkan diri dengan baik setelah buangair besar atau buang air kecil (Keliat
dan Akemat, 2014).
Dampak apabila defisit perawatan diri tidak ditangani, maka akan berakibat
buruk baik bagi dirinya sendiri, orang lain sertalingkungan sekitarnya. Dampak fisik
bagi dirinya sediri yaitu banyaknya gangguan kesehatan yang diderita seseorang
karena tidak terpeliharanya kebersihan diri dengan baikseperti gangguan integritas
kulit, gangguan membran mukosa mulut, infeksipada mata dan telinga dan gangguan
fisik pada kuku. Sedangkan untuk dampak psikososial yaitu gangguan kebutuhan
rasa nyaman, kebutuhan dicintai dan mencintai, kebutuhan harga diri, aktualisasi dan
gangguaninteraksi sosial (Dermawan, 2013). Sedangkan dampak bagi orang lain
danlingkungan sekitarnya adalah terganggunya kenyamanan dan ketentraman
masyarakat. Peran perawat dalam memberikan asuhan keperawatan diantaranya
sebagai pendidik, narasumber, penasihat dan pemimpin (Direja, 2011). Adapun peran
perawat dalam penanganan masalah defisit perawatan diri di rumah sakit jiwa yaitu
melakukan penerapan asuhan keperawatan berupa penerapan strategi pelaksanaan
defisit perawatan diri. Strategi pelaksanaan pada pasien defisitperawatan diri yaitu
dengan melatih pasien cara perawatan kebersihan diri/mandi, melatih pasien
berdandan atau berhias, melatih pasien makan danminum secara mandiri dan
mengajarkan pasien melakukan buang air besardan buang air kecil secara mandiri
(Fitria, 2012). Untuk mengoptimalkan kemampuan pasien dalam perawatan diri,
maka petugas memberikan reward atau reinforcement kepada pasien berupa pujian
yang dapat memotivasipasien untuk melakukan kebersihan diri.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka dirumuskan bagaimana penerapan
Asuhan Keperawatan pada klien dengan defisit perawatan diri di Ruang Ranap Pria
Di Rumah Sakit Jiwa Kalawa Atei.

1.3. Tujuan Penulisan


1.1.1 Mampu melakukan pengkajian keperawatan pada klien defisit perawatan diri
dengan di Ruang Ranap Pria Di Rumah Sakit Jiwa Kalawa Atei..
1.1.2 Mampu menegakan diagnosa keperawatan pada pada klien klien dengan
defisit perawatan diri di Ruang Ranap Pria Di Rumah Sakit Jiwa Kalawa
Atei.
1.1.3 Mampu membuat rencana tindakan keperawatan pada pada klien klien
dengan defisit perawatan diri di Ruang Ranap Pria Di Rumah Sakit Jiwa
Kalawa Atei.
1.1.4 Mampu melaksanakan tindakan keperawatan pada pada pada klien dengan
defisit perawatan diri di Ruang Ranap Pria Di Rumah Sakit Jiwa Kalawa
Atei.
1.1.5 Mampu melaksanakan evaluasi keperawatan pada pada klien dengan defisit
perawatan diri di Ruang Ranap Pria Di Rumah Sakit Jiwa Kalawa Atei.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2. 1. Pengertian
Defisit perawatan diri merupakan suatu kondisi pada seseorang yang
mengalami kelemahan kemampuan dalam melakukan atau melengkapi aktivitas
perawatan diri secara mandiri seperti mandi (hygiene), berpakaian/berhias, makan
dan BAB/BAK (toileting).

2.2. Rentang Respon


Respons Adaptif Respons Maladaptif
Pola perawatan diri Kadang perawatan diri Tidak melakukan
seimbang kadang tidak perawatan perawatan diri saat stres
diri

1) Pola perawatan diri seimbang : saat klien mendapatkan stresor dan


mampu untuk berprilaku adaptif, maka pola perawatan yang dilakukan
klien seimbang, klien masih melakukan perawatan diri.
2) Kadang perawatan diri kadang tidak: saat klien mendapatkan stresor
kadang – kadang klien tidak memperhatikan perawatan dirinya,
3) Tidak melakukan perawatan diri : klien mengatakan dia tidak peduli dan
tidak bisa melakukan perawatan saat stresor.

2.3. Faktor Predisposisi


1) Perkembangan : Keluarga terlalu melindungi dan memanjakan klien
sehingga perkembangan inisiatif terganggu.
2) Biologis : Penyakit kronis yang menyebabkan klien tidak mampu
melakukan perawatan diri.
3) Kemampuan realitas turun : Klien dengan gangguan jiwa dengan
kemampuan realitas yang kurang menyebabkan ketidakpedulian dirinya
dan lingkungan termasuk perawatan diri.
4) Sosial : Kurang dukungan dan latihan kemampuan perawatan diri
lingkungannya. Situasi lingkungan mempengaruhi latihan kemampuan
dalam perawatan diri.
2.4. Faktor presipitasi
1) Body image : Gambaran individu terhadap dirinya sangat mempengaruhi
kebersihan diri misalnya karena adanya perubahan fisik sehingga individu
tidakpeduli terhadap kebersihannya.
2) Praktik social : Pada anak-anak selalu dibiarkan dalam kebersihan diri,
makakemungkinan akan terjadi perubahan pola personal hygiene.
3) Status sosial ekonomi : Personal hygiene memerlukan alat dan bahan
seperti sabun, pasta gigi,sikat gigi, sampo, alat mandi yang semuanya
memerlukan uang untukmenyediakannya.
4) Pengetahuan : Pengetahuan personal hygiene sangat penting karena
pengetahuan yang baik dapat meningkatkan kesehatan. Misalnya pada
pasien penderitadiabetes mellitus dia harus menjaga kebersihan
kakinya.Yang merupakan faktor presipitasi defisit perawatan diri
adalahkurang penurunan motivasi, kerusakan kognisi atau
perseptual,hambatan lingkungan, cemas, lelah atau lemah yang dialami
individusehingga menyebabkan individu kurang mampu melakukan
perawatandiri (Nanda, 2006).
5) Budaya
Di sebagian masyarakat jika individu sakit tertentu tidak boleh
dimandikan.
6) Kebiasaan seseorang
Ada kebiasaan orang yang menggunakan produk tertentu dalam perawatan
diri seperti penggunaan sabun, sampo dan lain-lain.
7) Kondisi fisik atau psikis
Pada keadaan tertentu/sakit kemampuan untuk merawat diri berkurang dan
perlu bantuan untuk melakukannya.

2.5. Manifestasi Klinis / Tanda dan Gejala


Menurut Depkes (2000, dalam Dermawan, 2013) tanda dan gejala klien dengan
defisit perawatan diri adalah :
a. Fisik
1) Badan bau, pakaian kotor.
2) Rambut dan kulit kotor.
3) Kuku panjang dan kotor.
4) Gigi kotor disertai mulut bau.
5) Penampilan tidak rapi.

b. Psikologis
1) Malas, tidak ada inisiatif.
2) Menarik diri, isolasi diri.
3) Merasa tak berdaya, rendah diri dan merasa hina.

c. Sosial
1) Interaksi kurang.
2) Kegiataan kurang.
3) Tidak mampu berperilaku sesuai norma.
4) Cara makan tidak teratur, BAK dan BAB di sembarang tempat, gosok
gigi dan mandi tidak mampu mandiri.

Data yang biasa ditemukan dalam defisit perawatan diri adalah :

a. Data subyektif
1) Pasien merasa lemah.
2) Malas untuk beraktivitas.
3) Merasa tidak berdaya.
b. Data obyektif
1) Rambut kotor, acak-acakan.
2) Bdan dan pakaian kotor dan bau.
3) Mulut dan gigi bau.
4) Kulit kusam dan kotor.
5) Kuku panjang dan tidak terawat

2.7. Dampak Defisit Perawatan Diri


Menurut Dermawan (2013) dampak yang sering timbul pada masalah personal
hygiene ialah :
1) Dampak fisik
Banyak gangguan kesehatan yang diderita seseorang karena tidak
terpeliharanya kebersihan perorangan dengan baik, gangguan fisik yang sering
terjadi adalah gangguan integritas kulit, gangguan membran mukosa mulut,
infeksi pada mata dan telinga dan gangguan fisik pada kuku.
2) Dampak psikososial
Masalah sosial yang berhubungan dengan personal hygiene adalah gangguan
kebutuhan rasa nyaman , kebutuhan dicintai dan mencinti, kebutuhan harga
diri, aktualisasi diri dan gangguan interaksi sosial.

2.8. Pohon Masalah / Patway


Isolasi sosial
Effect

Defisit Perawatan diri


Core problem
Harga diri rendah : kronis
Pohon masalah defisit perawatan diri : mandi, berhias. Sumber : Keliat,
2006)

2.9. Proses Keperawatan


1. Pengkajian
1) Subjektif: Klien mengatakan dirinya malas mandi karena airnya dingin
atau di RS tidak tersedia alat mandi, mengatakan dirinya malas
berdandan, mengatakan ingin disuapi makan, mengatakan jarang
membersihkan alat kelaminnya setelah BAK maupun BAB.
2) Objektif: Rambut kotor, gigi kotor, kulit berdaki dan bau, kuku
panjang dan kotor, rambut acak-acakan, pakaian kotor dan tidak rapi,
pakaian tidak sesuai, pada pasien laki-laki tidak bercukur, pada pasien
wanit atidak berdan dan, ketidak mampuan mengambil makan
sendiri, makan berceceran, dan makan tidak pada tempatnya,
BAB/BAK tidak pada tempatnya, tidak membersihkan diri dengan
baik setelah BAB/BAK.
2. Diagnosa keperawatan :Defisit Perawatan diri : mandi, makan, berpakaian
3. Rencana tindakan keperawatan : melaksanakan SP

2.10 Strategi Pelaksanaan


Menurut dermawan (2013), penatalaksanaan defisit perawatan diri dapat
dilakukan dengan pendekatan strategi pelaksanaan (SP). Strategi pelaksanaan
tersebut adalah :
SP 1 pasien :

1) Identifikasi masalah perawatan diri : kebersihan diri, berdandan,


makan/minum, BAB/BAK.
2) Menjelaskan pentingnya menjaga kebersihan diri.
3) Menjelaskan alat-alat untuk mandi
4) Menjelakan cara-cara melakukan kebersihan diri : mandi dan ganti pakaian,
sikat gigi, cuci rambut, potong kuku.
5) Melatih klien mempraktek cara mandi
6) Masukkan pada jadwal kegiatan harian untuk latihan mandi, sikat gigi (2 kali
per hari), cuci rambut ( 2 kali per minggu), potong kuku (satu kali per minggu).
SP 2 Pasien :

1) Evaluasi kegiatan kebersihan diri. Beri pujian.


2) Jelaskan cara dan alat untuk berdandan.
3) Latih cara berdandan setelah kebersihan diri : sisiran, rias muka untuk
perempuan; sisiran, cukuran untuk pria.
4) Masukkan pada jadwal kegiatan untuk kebersihan diri dan berdandan.
SP 3 pasien :
1) Evaluasi kegiatan kebersihan diri dan berdandan. Beri pujian.
2) Jelaskan cara dan alat makan dan minum.
3) Latih cara dan alat makan dan minum.
4) Latih cara makan dan minum yang baik.
5) Masukkan pada jadwal kegiatan untuk latihan kebersihan diri, berdandan,
makan dan minum yang baik.
SP 4 pasien :

1) Evaluasi kegiatan kebersihan diri, berdandan, makan dan minum. Beri


pujian.

2) Jelaskan cara buang air besar dan buang air kecil yang baik.

3) Latih buang air besar dan buang air kecil yang baik.

4) Masukkan pada jadwal kegiatan untuk latihan kebersihan diri, berdandan,


makan dan minum serta buang air besar dan buang air kecil.
Tindakan keperawatan pada keluarga

SP 1 keluarga :

1) Diskusikan masalah yang dirasakan dalam merawat pasien

2) Jelaskan pengertian, tanda dan gejala dan proses terjadinya defisit perawatan
diri (gunakan booklet).

3) Jelaskan cara merawat defisit perawatan diri.

4) Latih cara merawat : kebersihan diri.

5) Anjurkan membantu pasien sesuai jadwal dan memberikan pujian.

SP 2 keluarga :

1) Evaluasi kegiatan keluarga dalam merawat atau melatih pasien kebersihan


diri. Beri pujian.

2) Bimbing keluarga membantu pasien berdandan.

3) Anjurkan membantu pasien sesuai jadwal dan memberi pujian.

SP 3 keluarga :

1) Evaluasi kegiatan keluarga dalam merawat atau melatih pasien kebersihan


diri dan berdandan. Beri pujian.

2) Bimbing keluarga membantu makan dan minum pasien.

3) Anjurkan membantu pasien sesuai jadwal dan berikan pujian.

DaftarPustaka
Aziz R, dkk, (2003) PedomanAsuhanKeperawatanJiwaSemarang :RSJD Dr.
Amino Gonohutomo.
Carpenito, L.J, (2009). BukuSakuDiagnosakeperawatan (terjemahan), Edisi 8,
Jakarta: PenerbitBukuKedokteran EGC.
Keliat Budi Ana, (2006) Proses KeperawatanKesehatanJiwa, Edisi2, Jakarta :
EGC.
Stuart GW, Sundeen,(2008) Principles and Practice of Psykiatric Nursing (5 th
ed.). St.LouisMosby Year Book.
Tim DirektoratKeswa,(2000)StandarAsuhanKeperawatanJiwa, Edisi 1, Bandung:
RSJP Bandung.

BAB 3
ASUHAN KEPERAWATAN
Ruangan Rawat : Ruang Rawat Inap Pria
Tanggal Dirawat : 24/05/2021

I. IDENTITAS KLIEN
Nama : Tn. X (L)
Umur :-
Agama :-
Tanggal Pengkajian : 24/05/2021
Informan : Status klien dan komunikasi dengan klien.

II. ALASAN MASUK DAN FAKTOR PENCETUS


Alasan klien masuk rumah sakit jiwa adalah melempar lampu dan jendela rumah
warga dengan batu tanpa sebab yang jelas, klien ada membawa pisau tapi tidak
ada mengancam warga, klien tidak diketahui keluarganya. klien tidak mau bicara,
sering menunduk, tidak mau respon lawan bicara, badan tampak kotor dan berbau.

III. FAKTOR PREDISPOSISI

1. Pernah mengalami gangguan jiwa di masa lalu ? Ya Tidak


2. Pengobatan sebelumnya : Berhasil kurang berhasil tidak berhasil

3. Pelaku/Usia Korban/Usia Saksi/Usia


- - - - - -
Aniaya fisik

Aniaya seksual - - - - - -

- - - - - -
Penolakan

Kekerasan dalam keluarga - - - - - -

Tindakan kriminal - - - - - -

Jelaskan No. 1, 2, 3 :
pasien baru mengalami gangguan jiwa dan tidak pernah mengalami gangguan
jiwa sebelumnya dan tidak pernah melakukan pengobatan sebelumnya
Masalah Keperawatan :
Tidak Ada Masalah Keperawatan

4. Adakah anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa : Ya Tidak √


Hubungan keluarga Gejala Riwayat
Pengobatan / perawatan
Tidak Ada Tidak Ada Tidak Ada

Masalah Keperawatan : Tidak Ada Masalah Keperawatan


5. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan

Jelaskan :
Klien mengatakan orang-orang tidak ingin berteman dengannya karena bau.
Masalah Keperawatan : Defisit Perawatan Diri

IV. FISIK
1. Tanda Vital
TD : 120/80 mmHg N :87 x/menit
S : 36,5ºC RR :20x/menit
2. Ukur
TB : 168 cm BB : 65 kg
3. Keluhan fisik : Ya / Tidak

Jelaskan :
Pasien mengatakan tidak ada mengalami keluhan fisik, pasien tampak tidak mau
bicara, sering menunduk, tidak mau respon lawan bicara, badan tampak kotor
dan berbau.Ada Kontak mata pasien saat diajak berkomunikasi.
Masalah Keperawatan : Defisit Keperawatan Diri
V. PSIKOSOSIAL
5.1 Genogram

Jelaskan :
Pasien anak pertama dari tiga bersaudara
Masalah Keperawatan : Tidak Ada Masalah Keperawatan

1. Konsep diri

a. Gambaran diri : Pasien mengatakan tubuhnya baik tidak ada


masalah maupun keluhan, pasien mengatakan
menyukai bagian tubuhnya yaitu tangannya dan
wajahnya.
b. Identitas : Pasien dapat menyebutkan namanya Tn. X,
berjenis kelamin laki-laki, seorang anak pertama
dari tiga bersaudara
c. Peran : Pasien mengatakan jika ia seorang anak
d. Ideal diri : Pasien mengatakan berharap tubuhnya selalu
sehat, pasien mengatakan harapannya semoga ia
tetap diterima baik oleh lingkungannya seperti
dulu, pasien mengatakan semoga ia cepat sembuh
dari sakitnya sekarang.
e. Harga diri : Pasien mengatakan jika ia dihargai oleh keluarga,
maupun tetangga yang ada dilingkungannya.

Masalah Keperawatan : Tidak Ada Masalah Keperawatan

2. Hubungan Sosial
a. Orang yang : Pasien mengatakan jika keluarga sangat berarti
berarti baginya
b. Peran serta : Pasien mengatakan tidak mengikuti kelompok
dalam kegiatan apapun dilingkungannya.
kelompok /
masyarakat
c. Hambatan dalam : Pasien mengatakan tidak ada hambatan
berhubungan berhubungan dengan orang lain.
dengan orang
lain

Masalah Keperawatan : Tidak Ada Masalah Keperawatan

3. Spiritual
a. Nilai dan : Pasien mengatakan dirinya beragama islam
keyakinan
b. Kegiatan ibadah : Pasien mengatakan tidak pernah sholat selama
dirawat dirumah sakit jiwa kalawa atei

Masalah Keperawatan : Tidak Ada Masalah Keperawatan

VI. STATUS MENTAL

1. Penampilan

√ Tidak rapi Penggunaan pakaian Cara berpakaian tidak seperti


tidak sesuai biasanya
Jelaskan :
Penampilan pasien tidak rapi, rambut pasien tidak rapi, kuku pasien panjang
dan kotor, kebersihan mulut kurang terjaga
Masalah Keperawatan : Defisit Perawatan Diri

2. Pembicaraan

√ Cepat Keras Gagap Inkoheren


Apatis Lambat Membisu √ Tidak mampu memulai pembicaraan

Loghorea Echolalia

Jelaskan :
Pasien tidak mampu memulai pembicaraan jika ditanya pasien berbicara
dengan agak cepat tetapi dapat dimengerti dan didengar dengan baik.
Masalah Keperawatan : Tidak Ada Masalah Keperawatan

3. Aktivitas Motorik:

√ Lesu Tegang Gelisah Agitasi

Tik Grimasen Tremor Kompulsif

Jelaskan :
Pasien terlihat lebih banyak tidur dan berbaring diatas tempat tidur, pasien
diajak bicara baru bicara.
Masalah Keperawatan : Tidak Ada Masalah Keperawatan

4. Alam Perasaaan

Sedih Ketakutan Putus asa Khawatir Gembira berlebihan

Jelaskan :
Pasien mengatakan perasaannya baik-baik saja sedih tidak, gembira
berlebihan juga tidak dalam batas normal saja pada umumnya.
Masalah Keperawatan : Tidak Ada Masalah Keperawatan

5. Afek

Datar Tumpul Labil Tidak sesuai

Jelaskan :
Afek pasien sesuai, karena pasien bisa memposisikan ekspresi (tersenyum)
pada tempatnya jika ada hal yang lucu.
Masalah Keperawatan : Tidak Ada Masalah Keperawatan

6. Interaksi Selama Wawancara

Bermusuhan Tidak kooperatif Mudah tersinggung

Kontak mata (-) Defensif Curiga


Jelaskan : Selama interaksi kontak mata ada dapat dipertahankan pasien
kooperatif, pertanyaan perawat bisa pasien jawab
Masalah Keperawatan : Tidak Ada Masalah Keperawatan

7. Persepsi : Halusinasi

Pendengaran Penglihatan Perabaan

Pengecapan Penghidu

Jelaskan :
Pasien mengatakan tidak ada mendengar bisikan, bayangan, perabaan
maupun mencium bau-bauan
Masalah Keperawatan : Tidak Ada Masalah Keperawatan

8. Proses Pikir

sirkumtansial tangensial kehilangan asosiasi

flight of idea blocking pengulangan


pembicaraan/persevarasi

neologisme

Jelaskan :
Pembicaraan pasien baik tidak ada masalah, pasien mampu menjawab setiap
pertanyaan perawat dengan tepat dan sesuai dengan apa yang ditanyakan,
pembicaraan pasien dapat dimengerti walaupun nada bicara pasien agak
cepat
Masalah Keperawatan : Tidak Ada Masalah Keperawatan

9. Isi Pikir

Obsesi Fobia Hipokondria

depersonalisasi ide yang terkait pikiran magis

Jelaskan :
Pasien terlihat lebih banyak tidur dan berbaring diatas tempat tidur, pasien diajak
bicara baru bicara.
Masalah Keperawatan : Tidak Ada Masalah Keperawatan

Waham
Agama Somatik Kebesaran Curiga

nihilistic sisip pikir            Siar pikir Kontrol pikir

Jelaskan :
Pasien mengatakan jika dirinya tidak memiliki rasa ataupun pikiran yang
berlebihan
Masalah Keperawatan : Tidak Ada Masalah Keperawatan

10. Tingkat Kesadaran

bingung sedasi stupor

Disorientasi

waktu tempat orang

Jelaskan :
Saat dilakukan pengkajian tingkat kesadaran pasien compos mentis, pasien
mengatakan jika dirinya sadar penuh
Masalah Keperawatan : Tidak Ada Masalah Keperawatan

11. Memori

Gangguan daya ingat jangka panjang Gangguan daya ingat jangka pendek

Gangguan daya ingat saat ini Konfabulasi

Jelaskan :
Saat dilakukan pengkajian daya ingat jangka panjang klien baik, klien
dapat mengingat nama dan alamat rumahnya. Daya ingat jangka pendek
klien baik pasien mengingat jika hari ini hari senin dan mengingat kemaren
pagi keluarga datang menjenguk,
Masalah Keperawatan : Tidak Ada Masalah Keperawatan

12. Tingkat Konsentrasi Dan Berhitung

mudah beralih tidak mampu konsentrasi Tidak mampu berhitung sederhan

Jelaskan :
Tingkat konsentrasi klien baik, pasien mampu berhitung sederhana seperti 1
sampai 10
Masalah Keperawatan : Tidak Ada Masalah Keperawatan

13. Kemampuan Penilaian


√ Gangguan ringan Gangguan bermakna

Jelaskan :
Klien dapat tidak dapat mengambil keputusan sederhana bahwa pasien ingin
mandi terlebih dahulu sebelum makan dan mencuci tangan terlebih dahulu
sebelum makan dan sesudah makan.
Masalah Keperawatan : Defisit Perawatan Diri

14. Daya Tilik Diri

Mengingkari penyakit yang diderita Menyalahkan hal-hal diluar dirinya

Jelaskan :
Saat dilakukan pengkajian pasien mengatakan jika ia menyadari apa yang
dilakukannya salah dan bisa membahayakan orang lain, pasien mengakui
jika ia bisa mengontrol dirinya jika sedang marah
Masalah Keperawatan : Tidak Ada Masalah Keperawatan

VII. Kebutuhan Persiapan Pulang


1. Makan

Bantuan minimal Bantuan total

Jelaskan : Pasien mandiri makan sendiri tanpa bantuan dari perawat


Masalah Keperawatan : Tidak Ada Masalah Keperawatan
2. BAB/BAK

Bantuan minimal Bantual total

Jelaskan :
Klien mandiri memenuhi kebutuhan eliminasi BAB/BAK secara mandiri tanpa
bantuan perawat
Masalah Keperawatan : Tidak Ada Masalah Keperawatan
3. Mandi

√ Bantuan minimal Bantuan total

Jelaskan : Pasien mandi dengan bantuan perawat


Masalah Keperawatan : Defisit Perawatan Diri
4. Berpakaian / Berhias

√ Bantuan minimal Bantual total

Jelaskan : Pasien kurang mandiri berpakaian/berhias dan berpakaian


Masalah Keperawatan : Defisit Perawatan Diri
5. Istirahat Dan Tidur

Tidur siang lama : 1 jams/d 1,5 jam

√ Tidur malam lama : 6 jams/d 7 jam

Kegiatan sebelum / sesudah tidur

Jelaskan :
Pasien tidur seperti biasa habis makan pada malam hari
Masalah Keperawatan : Tidak Ada Masalah Keperawatan
6. Penggunaan Obat

√ Bantuan minimal Bantual total

Jelaskan :
Klien minum obat dibantu oleh perawat
Masalah Keperawatan : Tidak Ada Masalah Keperawatan
7. Pemeliharaan Kesehatan

Perawatan lanjutan √ Ya tidak

Perawatan pendukung √ Ya tidak

Jelaskan : Klien mengatakan jika rumahnya dekat dengan puskesmas. Pasien


memerlukan perawatan lanjutan dari puskesmas dan perawatan pendukung dari
keluarga terutama pendampingan dalam hal minum obat agar terpenuhinya
kesehatan klien.
Masalah Keperawatan : Tidak Ada Masalah Keperawatan

8. Kegiatan Di Dalam Rumah

Mempersiapkan makanan √ Ya Tidak

Menjaga kerapihan rumah √ Ya Tidak

Mencuci pakaian √ Ya Tidak

Pengaturan keuangan √ Ya Tidak


Jelaskan :
Pasien mengatakan akan melakukan kegiatan jika dirumah nanti
Masalah Keperawatan : Tidak Ada Masalah Keperawatan

9. Kegiatan di luar rumah

Belanja Ya Tidak

Transportasi Ya Tidak

Lain-lain √ Ya Tidak
Jelaskan :
Pasien mengatakan akan kembali melakukan aktivitasnya seperti biasa
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan

VIII. Mekanisme Koping

Adaptif Maladaptif
√ Bicara dengan orang lain Minum alcohol

Mampu menyelesaikan masalah reaksi lambat/berlebih

Teknik relaksasi bekerja berlebihan

√ Aktivitas konstruktif menghindar

√ Olahraga mencederai diri

Lainnya ......................... lainnya .................................

Masalah Keperawatan :
Pasien mengatakan selalu berbicara kepada orang yang mau berkomunikasi
padanya
Masalah Keperawatan : Tidak Ada Masalah Keperawatan
IX. Masalah Psikososial dan Lingkungan:

Masalah dengan : Pasien mengatakan tidak pernah ikut kegiatan


dukungan kelompok, apapun dilingkungannya.
spesifik
Masalah berhubungan : Pasien mengatakan jika orang-orang (tetangganya
dengan lingkungan, menganggap dirinya gila)
spesifik

Masalah dengan : Tidak ada masalah


pendidikan, spesifik Klien mengatakan tidak pernah sekolah

Masalah dengan : Tidak ada masalah


pekerjaan, spesifik Pasien mengatakan hanya ibu rumah tangga
Masalah dengan : Pasien mengatakan tidak ada masalah dengan
perumahan, spesifik suaminya.

Masalah ekonomi, : Klien mengatakan ada masalah karena sering


spesifik hasil pekerjaan suaminya tidak mendapatkan uang
banyak
Masalah dengan : Pasien mengatakan tidak ada masalah dengan
pelayanan kesehatan, pelayanan kesehatan,karena rumah pasien dekat
spesifik dengan puskesmas
Masalah lainnya, : Tidak ada masalah.
spesifik
Masalah Keperawatan : Tidak Ada Masalah Keperawatan
X. Pengetahuan Kurang Tentang:

- Penyakit jiwa system pendukung

- Faktor presipitasi penyakit fisik

- Koping - obat-obatan

Lainnya :
Masalah Keperawatan : Tidak Ada Masalah Keperawatan
ANALISA DATA

No Data Masalah Keperawatan


1 Subjektif : Defisit Perawatan Diri :
- Klien Mengatakan malas untuk mandi
Ketidak mampuan
Objektif:
merawat kebersihan diri
1. Klien tampak bernampilan tidak rapi
2. Klien tampak tidak mampu berpakaian dengan benar
3. Klien tercium bau yang tidak sedap dari tubuhnya

XI. Aspek Medik


Diagnosa Medik : -

Terapi Medik : -
XII. Daftar Masalah Keperawatan

1. Defisit Perawatan Diri : Ketidak mampuan merawat kebersihan diri


XIII. Daftar Diagnosis Keperawatan ( sesuai urutan prioritas )

Effect Gangguan Pemeliharaan Kesehatan

Core problem Defisit Perawatan Diri : Ketidak mampuan merawat


kebersihan diri

Causa Gangguan Konsep Diri : Harga Diri Rendah

Palangka Raya , 24 Mei 2021


Mahasiswa,

Nama : Apriliani Widyastuti

Intervensi Keperawatan
Nama : Tn. X RM No.:0xxx
No Diagnosa Intervensi
1 Defisit Perawatan Diri : Sp 1:
Ketidakmampuan merawat melakukan pengkajian pada klien dengan
kebersihan diri kurang perawatan diri: mandi/kebersihan diri,
Subjektif : berpakaian/berhias, makan, dan BAB/BAK.
- Klien Mengatakan malas untuk Sp2 :
mandi Melatih pasien laki-laki, Berpakaian, Menyisir
rambut, Bercukur
Objektif: Sp3:
1. Klien tampak bernampilan melatih pasien makan secara mandiri :
tidak rapi a. Menjelaskan cara mempersiapkan makan
2. Klien tampak tidak mampu b. Menjelaskan cara makan yang tertib
berpakaian dengan benar c. Menjelaskan cara merapihkan peralatan
3. Klien tercium bau yang makan setelah makan
tidak sedap dari tubuhnya d. Praktek makan sesuai dengan tahapan
makan yang baik

Sp4:
Mengajarkan pasien melakukan BAB/BAK
secara mandiri
Implementasi Dan Evaluasi Keperawatan

Hari/tgl Implementasi Evaluasi


Senin 1) Membina hubungan saling percaya dengan S : pasien mengatakan nama Tn. X,
27/04/2021 komunikasi terapeutik pasien mangatakan senang sudah
Pukul 2) Mengucapkan salam, sapa diajarkan membersihkan diri, pasien
10:00WIB 3) Memperkenalkan diri mengatakan ingin melakukan mandi
4) Menanyakan nama pasien dan nama secara mandiri
panggilan
O :klien tampak kooperatif, mejawab
5) Menjelaskan tujuan
dengan seadanya, kontak mata baik,
6) Menanyakan perasaan pasien
menjawab dengan singkat.
7) Menanyakan keluhan pasien
A:
8) Mengajarkan kebersihan diri
1. Pasien bisa membina hubungan
Defisit Perawatan Diri : Ketidak mampuan
saling percaya
merawat kebersihan diri
2. Pasien mampu menyebutkan
keuntungan dari kebersihan diri
2. Tindakan keperawatan:
3. Pasien mampu menyebutkan
SP 1 Defisit Perawatan Diri : Ketidak
kerugian tidak membersihkan diri
mampuan merawat kebersihan diri
4. Pasien mampu mempraktikan cara
1) Mengidentifikasi penyebab defisit
membersihkan diri
Perawatan diri
5. Klien belum mampu memasukan
2) Berdiskusi dengan klien tentang
kegiatan harian membersihkan diri
keuntungan membersihkan diri
secara mandiri
3) Berdiskusi dengan klien tentang kerugian
tidak membersihkan diri
P : Lanjutkan Sp 2
4) Mengajarkan klien cara membersihkan diri
5) Menganjurkan klien memasukkan kegiatan
latihan harian membersihkan diri secara
mandiri

FORMAT
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
(Dibuat setiap kali sebelum interaksi / pertemuan dengan klien)

A. PROSES KEPERAWATAN.
1. Kondisi Klien:
Tn. X masuk ke Rumah Sakit Jiwa Kalawa Atei tanggal 24 Mei 2021. Klien
melempar lampu dan jendela rumah warga dengan batu tanpa sebab yang jelas,
klien ada membawa pisau tapi tidak ada mengancam warga, klien tidak
diketahui keluarganya. Saat pengkajian klien tidak mau bicara, sering
menunduk, tidak mau respon lawan bicara, badan tampak kotor dan berbau.
2. Diagnosa Keperawatan.
Defisit perawatan diri : kebersihan diri
3. Tujuan Khusus (TUK)
SP 1 pasien :

1. Identifikasi masalah perawatan diri : kebersihan diri, berdandan,


makan/minum, BAB/BAK.
2. Menjelaskan pentingnya menjaga kebersihan diri.
3. Menjelaskan alat-alat untuk mandi
4. Menjelakan cara-cara melakukan kebersihan diri : mandi dan ganti
pakaian, sikat gigi, cuci rambut, potong kuku.
5. Melatih klien mempraktek cara mandi
6. Masukkan pada jadwal kegiatan harian untuk latihan mandi, sikat gigi (2
kali per hari), cuci rambut ( 2 kali per minggu), potong kuku (satu kali per
minggu).

B. STRATEGI KOMUNIKASI DALAM PELAKSANAAN TINDAKAN


KEPERAWATAN
a. FASE ORIENTASI
1. Salam Terapeutik
Selamat pagi ibu, saya suster Apriliani Widyastuti, suster suka dipanggil
suster April, saya suster yang bertugas pada pagi ini dari jam 07.00-14.00
WIB selama satu minggu kedepan suster akan merawat bapak?
2. Evaluasi / validasi
Nama bapak siapa? Biasa dipanggil apa pak? Suster lihat dari tadi bapak
menggaruk badannya. Kenapa, pak? Apa tadi pagi bapak sudah mandi?
Kenapa, bapak belum mandi?
3. Kontrak
Topik : Tentang kebersihan diri
Waktu : 20 menit
Tempat : Di ruang ditempat klien dirawat

b. FASE KERJA
berapa kali bapak mandi dalam sehari? Apakah bapak sudah mandi hari ini?
Menurut bapak apa kegunaannya mandi? Apa alasan bapak sehingga tidak bisa
merawat diri? Menurut bapak apa manfaatnya kalau kita menjaga kebersihan
diri? Kira-kira tanda-tanda orang yang tidak merawat diri dengan baik seperti
apa? Badan gatal, mulut bau, apa lagi? Kalau kita tidak teratur menjaga
kebersihan diri masalah apa menurut bapak yang bisa muncul? Betul ada kudis,
kutu dan lain-lain, apa yang dilakukan bapak untuk merawat rambut dan muka?
Kapan saja bapak menyisir rambut?

c. FASE TERMINASI
1. Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan
Evaluasi Subyektif (Klien)
Bagaimana perasaan bapak setelah kita mendiskusikan tentang pentingnya
kebersihan diri tadi?
Evaluasi Obyekti (Perawat)
Bapak masih ingat apa yang kita diskusikan tadi? Sekarang coba ulangi
tanda-tanda kebersihan diri. Bagus sekali, bagaiman kalau kita masukan
dalam jadwal aktivitas harian? Nah lakukan ya bapak, dan berikan tanda M
(mandiri) kalau dilakukan tanpa disuruh, B (bantuan) kalau diingatkan baru
dilakukan, dan T (tidak) tidak melakukan.
2. Rencana Tindak Lanjut
Kalau begitu pak, saya akan kembali keruangan keperawatan, besok saya
akan menemui bapak lagi jam 7 pagi untuk latihan cara berpakaian,
tempatnya diruangan ini saja bagai mana bapak?
3. Kontrak yang akan datang
Topik : Latihan cara berpakaian
Waktu : 20 menit
Tempat : Di ruangan tempat klien dirawat
FORMAT
ANALISA PROSES INTERAKSI

Inisial klien : Tn. X Nama Mahasiswa : Apriliani Widyastuti


Status interaksi perawat – kien : Intraksi 1 melatih klien untuk menjaga kebersihan diri Tanggal : 24 Mei 2021
Lingkungan : Meja makan berhadapan dengan klien, suasana tenang Jam : 07.00 WIB
Deskripsi Klien : Penampilan tidsak rapi, rambut berantakan terlihat kusam Bangsal :
Tujuan (Berorientasi pada klien) : Klien dapat mengenal perawat dan mengungkapkan secara terbuka masalahnya

ANALISA BERPUSAT PADA ANALISA BERPUSAT PADA


KOMUNIKASI VERBAL KAMUNIKASI NON VERBAL RASIONAL
PERAWAT KLIEN
P: selamat pagi pak? P: memandang klien sambal ingin membuka percakapan Merasa kurang nyaman dengan Salam merupakan kalimat
K: pagi sus tersenyum dengan klien dan berharap dengan keberadaan perawat klien ragu pembuka untuk memulai
K: menatap suster sanbil sopan sederhana perawat bisa terhadap orang baru suatu percakapan sehingga
megaruk- garuk kepalanya diterima oleh klien perawat dapat terjalin rasa percaya
merasa senang ada tanggapan ats
salam walaupun belum
diekspresikan secara tulus.
P: wah suasana hari ini sejuk P: memandang ke halaman Ingin mulai percakapan dengan Klien memberikan respon Topik ringan akan
sekali ya pak sambal melirik klien topik ringan sebelum masuk spontan dan menunjukan memudahkan interaksi
K: (diam) K: ikut melihat ke halaman sambil kekondisi klien perhatian cukup tehadap perawat lebih lanjut
menarik baju dan menunduk lagi
P: oh ya, perkenalkan saya P:memandang klien sambal Merasa bahwa klien harus Masih memberikan tangan Memperkenalkan diri
Apriliani Widyastuti mahasiswa tangan ke klien diberikan penjelasan tentang secara ragu-ragu dapat menciptakan rasa
praktek disini yang akan K: tanpak memandang perawat kedatangan perawat percaya klien terhadap
merawat bapak. menerima uluran tangan perawat perawat
K: (diam)

P: nama bapak siapa? suka P: masih berjabatan tangan Ingin tau nama klien merasa klien Ragu-ragu klien merasa Mengenal nama klien akan
dipagil apa pak? dengan klien dan mendekatkan enggan berkenalan perkenalan hanya formalits memudahkan untuk
K: Tn. X diri ke klien belaka berintraksi
K:menoleh sebentar menyebut
nama dengan menunduk dan
menarik tangan
P: nah, saya senang sekali bisa P: menepuk bahu klien Memberikan respon reinfocment Senang memberikan Kontrak berikutnya harus
ngobrol dengan bapak K:menoleh dan tersenyum pada klien senang karna klien mau reinfocment klien ikut ditentukan dan harus
bagaimana kalau selesai makan menentukan kontrak berikutnya menentukan kontrak mendapat persetujuan
kita ngobrol lagi sebentar saja klien agar klien ingat
kok yach cukup 20 menit saja terhadap kontrak
K: boleh
P: nah kalo bapak setuju nanti P: memandang Menentukan topik dan aktivitas Memikirkan tentang kegiatan Kegiatan yang akan
kita ngobrol tentang perasaan K:menunduk pada kontrak berikutnya senang yang ditawarkan klien setuju dilaksananakan harus
bapak sekalian periksa tekan karena klien setuju dengan tentang kegiatan yang akan memdapat persetuajuan
darah ya kegiatan yang akan dilaksanakan dilaksanakan klien sehingga bisa klien
K: iya kluar dari kegiatan
dimaksud, bisa diingatkan
tentang batasan kegiatan
sesuai kontrsk
P: terimakasih atas kesediaan P: menepuk bahu dan Menutup fase 1 senang karena Menunjukan rasa percaya pada Salam penutup merupakan
bapak ngobrol dengan saya, mengeluargkan jabatan tangan klien mau berintraksi dengan perawat menyambut salam akhir fase yang harus
selamat sore K: menoleh menjabat tangan perawat perawat dilakukan untuk mencegah
K: sore perawat tidak percaya pada klien.
Kesan Perawat :
Fase awal yaitu fase I (perkenalan) dapat dilaksanankan dengan baik. Klien cukup kooperatif data yang tergali adalah mengenai harga diri rendah kronis,
menarik diri, koping individu tidak efektif, kontrak selanjutnya telah dilaksanakan dan klien menerima kontrak tersebut secara umum proses interaksi sudah
dapat dilanjutkan dengan fase berikutnya yaitu fase kerja.
SATUAN ACARA PENYULUHAN
DEFISIT PERAWATAN DIRI

OLEH :
Apriliani Widyastuti
NIM : 2020-01-14901-009

YAYASAN EKA HARAP PALANGKA RAYA


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
PROGRAM PROFESI NERS
TAHUN 2020/2021
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

Pokok Bahasan : Defisit Perawatan Diri


Hari/Tanggal :
Tempat : Ruang Jiwa Kalawa Atei
Sasaran : Pasien gangguan jiwa dan keluarga pasien
Waktu : 10.00-11.00 WIB

a. Tujuan Pembelajaran
1). Tujuan Instruksional Umum
Setelah menerima pendidikan kesehatan tentang defisit perawatan diri, pasien
gangguan jiwa di Ruang Jiwa Kalawa Atei. serta keluarga pasien mampu memahami
dan menyadari bahaya defisit perawatan diri.
2). Tujuan Instruksional Khusus
Setelah menerima pendidikan kesehatan, diharapkan pasien gangguan jiwa di
Ruang Rumah Sakit Jiwa Kalawa Atei serta keluarga pasien mampu :
1) Menjelaskan pengertian defisit perawatan diri
2) Menyebutkan penyebab defisit perawatan diri
3) Menyebutkan tanda dan gejala defisit perawatan diri
4) Menyebutkan komponen kebersihan diri
5) Menjelaskan pentingnya kebersihan diri
6) Menjelaskan akibat dari defisit perawatan diri
7) Menjelaskan cara perawatan kebersihan diri

b. Materi
1) Pengertian defisit perawatan diri
2) Penyebab defisit perawatan diri
3) Tanda dan gejala defisit perawatan diri
4) Komponen kebersihan diri
5) Pentingnya kebersihan diri
6) Akibat dari defisit perawatan diri
7) Cara perawatan kebersihan diri

c. Metode
1) Ceramah
2) Tanya jawab
3) Diskusi

d. Media atau Alat Bantu


1) Leafleat

e. Evaluasi Pembelajaran
1) Tes awal cara mengajukan pertanyaan lisan.
2) Apakah pernah mengenal istilah defisit perawatan diri?
3) Apa saja penyebab defisit perawatan diri?
4) Apa saja tanda dan gejala defisit perawatan diri?
5) Apa saja komponen kebersihan diri?
6) Apa pentingnya kebersihan diri?
7) Apa akibat defisit perawatan diri?
8) Bagaimana perawatan kebersihan diri
9) Tes akhir dengan cara mengajukan pertanyaan lisan yang sama dengan
pertanyaan pada tes awal.

F. Kegiatan Pendidikan Kesehatan


No Waktu Kegiatan Pendidikan Kesehatan Metode
.
1. 5 Menit Pembukaan :
- Membuka kegiatan dengan
mengucapkan salam. Ceramah
- Memperkenalkan diri
- Menjelaskan tujuan pendidikan
kesehatan
- Kontrak waktu
2. 10 Menit Pelaksanaan : Ceramah
- Pengertian defisit perawatan
diri
- Penyebab defisit perawatan dir
- Tanda dan gejala defisit
perawatan diri
- Komponen kebersihan diri
- Pentingnya kebersihan diri
- Akibat dari defisit perawatan
diri
- Cara perawatan kebersihan diri
3. 10 Menit Evaluasi :
Ceramah dan
- Memberikan kesempatan peserta
Tanya Jawab
untuk bertanya
4. 5 menit Terminasi :
- Menyimpulkan hasil pendidikan
kesehatan Ceramah
- Menutup acara, dengan salam
penutup.

g. Kriteria Evaluasi
1) Evaluasi Struktur
 Pasien dan keluarga/sasaran hadir dalam kegiatan penyuluhan
 Penyelenggaraan penyuluhan diadakan di Ruang jiwa kalawa atei
 Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan sebelumnya
(SAP, Leafleat)
2) Evaluasi Proses
 Pasien dan keluarga antusias terhadap materi penyuluhan
 Pasien dan keluarga tidak meninggalkan tempat penyuluhan
sebelum penyuluhan selesai
 Pasien dan keluarga mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan
secara benar
3) Evaluasi Hasil
 Pasien dan keluarga mengenal istilah defisit perawatan diri
 Pasien dan keluarga mengetahui penyebab defisit perawatan diri
 Pasien dan keluarga mengetahui tanda dan gejala defisit perawatan
 Pasien dan keluarga mengetahui komponen mkerbersihan diri
 Pasien dan keluarga mengetahui pentingnya kebersihan diri
 Pasien dan keluarga mengetahui akibat dari defisit perawatan diri
 Pasien dan keluarga mengetahui cara perawatan kebersihan diri
DEFISIT
PERAWATAN
DIRI

A. Pengertian
Kebersihan adalah salah satu tanda dari keadaan hygiene yang baik.
Manusia perlu menjaga kebersihan lingkungan dan kebersihan diri agar sehat,
tidak bau, tidak malu, tidak menyebarkan kotoran, atau menularkan kuman
penyakit bagi diri sendiri maupun orang lain. Kebersihan badan meliputi
kebersihan diri sendiri, seperti mandi, menyikat gigi, mencuci tangan, dan
memakai pakaian yang bersih.Mencuci adalah salah satu cara menjaga
kebersihan dengan memakai air dan sejenis sabun atau deterjen. Mencuci tangan
dengan sabun atau menggunakan produk kebersihan tangan merupakan cara
terbaik dalam mencegah penularan influenza dan batuk-pilek. Orang yang
memiliki penampilan serta gaya yang jorok akan dijauhi dari pergaulan sehari-
hari dan akan sulit mendapat teman, pacar, jodoh, pekerjaan, kepercayaan dan
lain-lain.
Perawatan diri adalah salah satu kemampuan dasar manusia
dalam memenuhi kebutuhannya guna mempertahankan kehidupannya,
kesehatan dan kesejahteraan sesuai dengan kondisi kesehatannya, klien
dinyatakan terganggu keperawatan dirinya jika tidak dapat melakukan
perawatan diri ( Depkes: 2012). Defisit perawatan diri adalah gangguan
kemampuan untuk melakukan aktifitas pera14watan diri (mandi, berhias, makan,
toileting) (Nurjannah, 2012).
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa, defisit perawatan diri
ialah suatu kondisi seseorang dimana seseorang yang mengalami kelemahan
melakukan aktifitas perawatan diri (mandi, berhias, makan, toileting) secara
mandiri.

B. Jenis Defisit Perawatan Diri


1) Kurang perawatan diri : Mandi /kebersihan adalah  gangguan kemampuan
untuk melakukan aktivitas mandi/kebersihan diri.
2) Kurang perawatan diri : Mengenakan pakaian / berhias adalah gangguan
Kemampuan memakai pakaian dan aktivitas berdandan sendiri.
3) Kurang perawatan diri : Makan adalah gangguan kemampuan menunjukkan
aktivitas makan.
4) Kurang perawatan diri : Toileting

C. Tanda dan Gejala


1) Gigi kotor disertai mulut bau
2) Penampilan tidak rapi 
3) Malas
4) Tidak ada inisiatif
5) menarik diri,isolasi diri
6) Merasa tak berdaya, rendah diri dan merasa hina
7) Interaksi kurang
8) kegiatan kurang
9) Tidak mampu berperilaku sesuai norma
10) Cara makan tidak teratur
11) BAK dan BAB di sembarang tempat
12) Gosok gigi dan manditidak mampu mandiri

D. Komponen Kebersihan Diri


1. Meningkatkan kesadaran dan kepercayaan diri
a. Bina hubungan saling percaya. 
b. Bicarakan tentang pentingnya kebersihan.
c. Kuatkan kemampuan klien merawat diri.
2. Membimbing dan menolong klien merawat diri.
a. Bantu klien merawat diri 
b. Ajarkan ketrampilan secara bertahap
c. Buatkan jadwal kegiatan setiap hari
3. Ciptakan lingkungan yang mendukungan.
a. Sediakan perlengkapan yang diperlukan untuk mandi.
b. Dekatkan peralatan mandi biar mudah dijangkau oleh klien.
c. Sediakan lingkungan yang

Defisit dirinya jika tidak Jenis Defisit


Perawatan dapat melakukan Perawatan
Diri... perawatan diri diri
( Depkes 2012). 1. Kurang
Perawatan diri perawatan diri
Defisit
adalah salah satu
perawatan diri
kemampuan dasar
adalah gangguan
manusia dalam
kemampuan
memenuhi : Mandi
untuk melakukan /kebersihan
kebutuhannya adalah
aktifitas
guna gangguan
perawatan diri kemampuan
memepertahankan untuk
(mandi, berhias,
kehidupannya, melakukan
makan, toileting) aktivitas
kesehatan dan mandi/kebersi
kesejahteraan han diri.
sesuai dengan
kondisi
kesehatannya,
klien dinyatakan
terganggu
keperawatan
2. Kurang Gigi kotor kegiatan
perawatan diri disertai
kurang
: Mengenakan mulut bau
pakaian / Penampilan tidak
tidak
berhias adalah mampu
rapi 
gangguan Malas berperilak
Kemampuan tidak ada
memakai inisiatif
pakaian dan menarik
aktivitas
diri,isola
berdandan
sendiri. si diri
3. Kurang Merasa tak
perawatan diri
: Makan berdaya,
adalah rendah
gangguan diri dan
kemampuan
menunjukkan merasa
aktivitas hina
makan.
nteraksi
4. Kurang
perawatan diri kurang
: Toileting

Bagaimana
Tanda dan
Gejala Nya ?
u sesuai g 5. Membimbi
per ng dan
norma cay menolong
Cara makan a.  klien
b. Bic merawat
tidak ara diri.
teratur kan a. Bant
tent u
BAK dan ang klien
BAB di pen mera
sembarang ting wat
tempat nya diri 
gosok gigi keb b. Ajar
dan ersi kan
manditidak han ketra
mampu . mpil
mandiri. c. Ku an
CARA atk secar
an a
PERAWATAN ke berta
NYA ? ma hap
mp c. Buat
4. Meningkat uan kan
kan klie jadw
kesadaran n al
dan mer kegia
kepercayaa aw tan
n diri at setia
a. Bina diri p
hari
6. Ciptakan
lingkungan
yang
mendukung
an.
d. Sed
hubu iaka
ngan . n
salin perl
eng da
kap n
an ny
yan a
g m DEFISIT
dipe an PERAWAT
rluk ba
an gi AN DIRI
unt kli
uk en
man mi
di. sal
e. Dek ny
atka a,
n ka
pera m
lata ar
n m
man an
di di
biar ya
mu ng
dah de
dija ka
ngk t
au da
oleh n OLEH :
Apriliani Widyastuti
klie ter 2020-01-14901-009
n. tut
c)S up
edia .
kan
ling
kun
gan
yan
g
ama
n
YAYASAN EKAHARAP
PALANGKA RAYA
SEKOLAH TINGGI
ILMU KESEHATAN
PROGRAM PROPESI
NERS
TAHUN 2021

Anda mungkin juga menyukai