Anda di halaman 1dari 41

Primary Survey and

Basic Life Support

TBM ATLAS FK UKI


Divisi Pendidikan dan Latihan
2020
Introduction
• The initial assessment and management of the victims requires an
organized and systematic approach
• Technique :
• Pre-Hospital to Hospital preparation (by Emergency Medical Service or
Paramedic)
• Triage (mass casualties or multiple casualties)
• Primary Survey (ABCDE)
• Resuscitation (ABC)
• Adjuncts to primary survey & resuscitation (diagnostic studies & monitoring)
• Secondary survey (history and physical examination)
Primary Survey
• Primary survey -> pemeriksaan pasien secara keseluruhan untuk
mengidentifikasi kondisi yang dapat mengancam nyawa.
• Terdiri dari – A, B, C, D, E :
• A irway maintenance with cervical spine protection
• B reathing and ventilation
• C irculation with hemorrhage control.
• D isability : neurological status.
• E xposure/ E nvironmental control : completely undress the patient, but
prevent hypothermia.
Hal pertama yang dilakukan
• Dalam primary survey, sangat penting untuk berbicara langsung
kepada pasien.
• Jika pasien merespon dengan berbicara secara rasional, maka hal ini
memberi tahu kita bahwa :
• Tidak ada penyumbatan jalan napas
• Pernapasan pasien utuh
• Dan sirkulasi darah ke otak baik
A – Airway maintenance & cervical spine
protection
• Evaluasi obstruksi pada saluran napas
• Apakah ada suara seperti
• Snoring (pangkal lidah kebelakang)
• Gargling (ada cairan)
• Stridor (suara seperti mengi)
• Periksa apakah ada jejas di regio cervical.
• Membuka jalan napas dapat dengan cara :
• Head tilt and chin lift (jika tidak ada cedera cervical)
• Jaw thrust (jika ada cedera cervical)
• Dilakukan orang yang kompeten
Breathing and Ventilation
• Diperiksa dengan 3 cara – dilakukan sekaligus
• Look – lihat pergerakan dada
• Listen – mendengar pernapasan
• Jika mempunyai stetoskop, dengar pernapasan pada dada dengan stetoskop.
• Feel – merasakan hembusan napas
Circulation with hemorrhage control
• Pemeriksaan frekuensi nadi
• Palpasi
• Pada arteri radialis/ arteri carotis comunnis
dengan jari telunjuk dan jari tengah

• Hitung frekuensi denyut nadi


• Selama 15 detik (x4)
Circulation with hemorrhage control
• Yang dinilai dalam pemeriksaan denyut nadi adalah :
• Frekuensi
• >100x/menit = takikardia
• <60x/menit = bradikardia
• Kekuatan dan isi
• Kuat angkat – tidak kuat angkat
• Isi Cukup – isi kurang
• irama denyut nadi
• Reguler
• Ireguler
• Tidak didapatkan denyut nadi = asystole -> langsung lakukan RJP
• Takikardi dan kekuatan dan isi kurang -> curiga shock
Disability
• Level kesadaran dapat dinilai menggunakan metode AVPU
• Dimana kesadaran pasien dibagi menjadi :
• A lert
• V oice Responsive
• P ain Responsive
• U nresponsive
• Bisa digunakan skor dari Glascow Coma Scale (GCS) sebagai alternatif
selain metode AVPU.
Exposure
• If possible, the patient should be completely undressed.
• Objectives :
• Signs of trauma
• Bleeding
Must be observed
• Skin reactions (rashes)
• Needle marks, etc.
• Remember, the patient’s body temperature is important.
BLS
(Basic Life Support)
Basic Life Support (BLS) is the recognition of sudden cardiac arrest and
activation of the emergency response system, followed by resuscitation,
and rapid defibrillation
Dasar pertolongan henti jantung

Tidak mendapatkan O2
(5-7 menit) -> Kematian
Efektivitas BHD (Bantuan Hidup Dasar)

Keterlambatan BHD Keberhasilan BHD


1 menit 98 dari 100
4 menit 50 dari 100
10 menit 1 dari 100
AHA, 2015
Prinsip BLS/ BHD
• Danger
• Response
• Shout for help
• Circulation
• Airway
• Breathing

D R S C A B
Danger (Bahaya)
• Pastikan keamanan (3A)
• Aman diri
• Penolong harus aman terlebih dahulu
• Aman Lingkungan
• Apakah lingkungan disekitar pasien tidak
membahayakan
• Aman Pasien
• Apakah pasien dalam keadaan yang bisa diselamatkan
• Prinsipnya : Do not further harm
• Jika memungkinkan memakai APD level 1 atau
level 2 (pandemic)
Tingkat pertama untuk tenaga kesehatan
yang bekerja di tempat praktik umum
dimana kegiatannya tidak menimbulkan
risiko tinggi, tidak menimbulkan aerosol.
APD yang dipakai terdiri dari masker
bedah, gaun, dan sarung tangan
pemeriksaan.

http://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/rilis-media/20200417/0533711/tingkatan-apd-bagi-tenaga-
medis-saat-tangani-covid-19/
Tingkat kedua dimana tenaga kesehatan,
dokter, perawat, dan petugas laboratorium
yang bekerja di ruang perawatan pasien, di
ruang itu juga dilakukan pengambilan sampel
non pernapasan atau di laboratorium, maka
APD yang dibutuhkan adalah penutup kepala,
google, masker bedah, gaun, dan sarung
tangan sekali pakai.
R esponse (Respon)
• Cek respon pasien atau korban secara verbal
dan rasa sakit
• Teriak “PAK/ BU BANGUN!!”
• Dilakukan sambil menepuk bahu pasien
• jika tidak ada respon -> beri stimulus nyeri
• Stimulus nyeri pada sternum atau pada kuku

Alert

Verbal
Penilaian/ Assesment for response
*GCS dapat dijadikan alternatif Pain

Unresponsive
S hout (Minta Tolong)
• Tetap tenang dan jangan tinggalkan pasien
• Minta bantuan untuk menelpon ambulans
• Call 118/119
• Jika ada beberapa orang, tunjuk satu orang untuk menelpon
ambulans
• Saat menelpon ambulans, bilang “Code Blue”
Code blue system adalah sistem kegawatdaruratan yang
terdiri dari tim code blue yang memberikan pertolongan
segera pada semua pasien dengan kegawatdaruratan saat
henti napas dan
atau henti jantung.
• Perkenalkan diri
• Jelaskan situasi yang terjadi
• Gambaran sederhana pasien (jenis kelamin & rentan usia)
• Lokasi, serta posisi korban
sistem penaggulangan
gawat darurat terpadu
C irculation (sirkulasi)
• Cek arteri Carotis 2-3 cm di sebelah trakea
• Raba apakah ada denyut nadi atau tidak
• Maksimal 10 detik
• Bila Asystole atau Pulseless
• Lakukan RJP (resusitasi Jantung Paru)
• 30x kompresi & 2x ventilasi (1 siklus)
• Lakukan sebanyak 5 siklus
• bila nadi teraba cek airway & breathing
Resusitasi Jantung Paru
• Atur posisi pasien
• Korban harus terlentang (permukaan keras & datar)
• Posisi penolong – harus dikanan pasien
• Berlutut disamping pasien
• Berdiri disamping tempat tidur pasien (di RS)
• Letakan telapak tangan (dominan) pada
pertengahan dada
• Lalu ditumpuk dengan jari ditautkan
RJP (Resusitasi Jantung Paru) – posisi
RJP (dewasa, anak, bayi)
A irway (jalan napas)
• Evaluasi obstruksi pada saluran napas
• Apakah ada suara seperti
• Snoring (pangkal lidah kebelakang)
• Gargling (ada cairan)
• Stridor (suara seperti mengi)
• Periksa apakah ada jejas di regio cervical.
• Membuka jalan napas dapat dengan cara :
• Head tilt and chin lift (jika tidak ada cedera cervical)
• Jaw thrust (jika ada cedera cervical)
• Dilakukan orang yang kompeten
A irway (jalan napas)
• Jika terjadi obstruksi lakukan
• Finger swab
• Abdominal thrust/ Heimlich Manuever
B reathing (pernapasan)
• Diperiksa dengan 3 cara – dilakukan sekaligus
• Look – lihat pergerakan dada
• Listen – mendengar pernapasan
• Jika mempunyai stetoskop, dengar pernapasan pada dada dengan stetoskop.
• Feel – merasakan hembusan napas
B reathing (pernapasan)
• Bila pasien mengalami gagal napas
• lakukan ventilasi dengan mouth to mouth (jika tidak ada di fasilitas yg memadai)
• (lebih baik pakai Bag Valve Mask)

• Bagi pasien yang sesak, jika memungkinkan diberikan oksigen


Evaluation
Recovery Position/ posisi mantap
Algoritma RJP
AHA Statement

Pasien yang berada pada kondisi di luar RS (OHCA) bergantung pada


dukungan dari komunitas/lingkungannya.
Penyelamat awam harus dapat mengenali kondisi henti jantung,
meminta bantuan, dan memulai RJP dan memberikan defibrilasi (jika
ada alat defibrilasi yang dapat diakses publik-public access defibrilator:
PAD) hingga tim dari layanan medis profesional terlatih datang.
(AHA, 2015)
Daftar Pustaka
• Highlights of the 2015 American Heart Association Guidelines Update
for CPR and ECC. available at : https://eccguidelines.heart.org/wp-
content/uploads/2015/10/2015-AHA-Guidelines-Highlights-English.pdf
• Burns B, Kostiuk M. Trauma Assessment Statpearls [Internet]; 2020. Available at :
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK555913/
• Thim T, Krarup NHV, Grove EL, Rhode CV, Lofgren B. Initial assessment and treatment with the
Airway, Breathing, Circulation, Disability, Exposure (ABCDE) approach. Int J Gen Med. 2012; 5:
117–121. Available at : https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3273374/
• Advance Trauma Life Support, Student Course Manual 10th Ed. (American College of Surgeon);
2019.
• Irfan B, Zahid I, Khan MS, Azis Khan OA, Zaidi S, Awan S, et al. Current state of knowledge of basic
life support in health professionals of the largest city in Pakistan: a cross-sectional study. BMC
Health Serv Res. 2019; 19: 865. Available at :
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC6868838/
• Dame B.R. Gambaran Tingkat Pengetahuan Perawat Tentang Code Blue System di RSUP Prof. Dr. R.
D. Kandou Manado. Jurnal e-Clinic (eCl). 2018; 6(2): 162-167
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai