Anda di halaman 1dari 7

148

PLANTROPICA Journal of Agricultural Science. 2017. 2(2): 148-154

RESPON TANAMAN KANGKUNG DARAT (Ipomoea reptans Poir) DENGAN


INTERVAL PENYIRAMAN PADA PIPA VERTIKAL

RESPONS OF KANGKONG (Ipomoea reptans Poir) WATERING INTERVAL ON


VERTICAL PIPE
Hardi Yanto Wibowo *), Sitawati

Jurusan Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya


Jl. Veteran, Malang 65145 Jawa Timur, Indonesia
*)
E-mail:owob_galau@yahoo.com

ABSTRAK Kata kunci : Ipomoea reptans Poir,


Convolvulaceae, Metode Roof Garden,
Kangkung darat (Ipomoea reptans Poir) Vertikultur.
merupakan tanaman yang dapat tumbuh
lebih dari satu tahun dan termasuk kedalam ABSTRACT
famili Convolvulaceae. Semakin sempitnya
lahan produktif di daerah perkotaan tentu Kangkong (Ipomoea reptans Poir) is a plant
menuntut adanya suatu cara untuk that can grow more than a year and
memaksimalkan pemanfaatan lahan including into the family Convolvulaceae.
terbatas tersebut agar tetap produktif, salah The limited productive land in urban areas
satunya budidaya tanaman dengan sistem certainly demands a way to maximize the
vertikultur metode roof garden. Namun utilization of limited land in order to stay
sejauh belum diketahui perbandingan productive, one of those is cultivation with
jumlah pemberian air yang tepat untuk vertikultur system. But so far not known
digunakan pada sistem budidaya vertikultur comparison of the amount of water granting
metode roof garden agar tanaman dapat the right to use the method of cultivation
tumbuh dan memiliki hasil yang optimal. Air systems vertikultur roof garden so that
ialah komponen penting dalam plants can grow and have optimal results.
pertumbuhan tanaman terlebih pada Water is an important component in the
metode roof garden karena keterbatasan air growth of plants especially on methods roof
di atap bangunan. Berdasarkan hal ini maka garden because of limited water on the roof
perlu adanya penelitian mengenai jumlah of the building. Based on this, the need for
pemberian air yang tepat agar budidaya research on the exact amount of water
tanaman kangkung dengan sistem supply so that the cultivation of kale with
vertikultur metode roof garden dapat roof garden system vertikultur method can
menghasilkan hasil yang optimal. Penelitian yield optimal results. The research was
ini dilaksanakan di atap Masjid Raden Patah carried out on the roof of the UB Raden
Universitas Brawijaya pada bulan Juli Patah Mosque in July and August 2016.
sampai Agustus 2016. Terdapat pengaruh There is the influence of the efficiency of
efisiensi air terhadap pertumbuhan dan hasil water on the growth and yield of kangkong.
tanaman kangkung darat. Perlakuan Treatment watering 1 day 2 times will
penyiraman 1 hari 2x akan meningkatkan increase the production of optimal
produksi optimal tanaman kangkung darat, kangkong, with a mean total fresh weight of
dengan rerata bobot segar total 21,67 21.67 (g/plant), whereas plants with
(g/tan), sedangkan tanaman dengan watering 3 days 1 times resulted in a
penyiraman 3 hari 1x mengakibatkan decrease in the fresh weight of the total of
penurunan bobot segar total sebesar 64,3% 64.3 % of watering 1 day 2 times.
dari penyiraman 1 hari 2x.
149

Hardi Yanto Wibowo and Widodo: Respon Tanaman Kangkung Darat (Ipomoea reptans Poir)...

Keywords. Ipomoea reptans Poir, dengan perbandingan 1:1:1. Akan tetapi


Convolvulaceae, Methods Roof Garden, sejauh ini dalam sistem budidaya secara
Verticultur. vertikultur belum diketahui perbandingan
jumlah interval penyiraman air pada media
PENDAHULUAN tanam (tanah, arang sekam dan kompos)
yang tepat untuk digunakan, agar tanaman
Tanaman sayur dibutuhkan manusia dapat tumbuh dan memiliki hasil yang
untuk memenuhi vitamin dan mineral dalam optimal. Oleh karena itu perlu adanya
tubuh. Kangkung merupakan tanaman penelitian mengenai interval pemberian air
sayur yang digemari masyarakat, harga pada media tanam yang tepat agar
yang terjangkau dan rasanya yang gurih. mendapat produktifitas tanaman kangkung
Kangkung juga mempunyai kandungan yang optimal pada sistem tanam vertikultur.
vitamin dan mineral yang cukup lengkap. Hal tersebut mendorong untuk
Kandungan vitamin dan mineral yang dilakukan penelitian tentang pemanfaatan
terdapat pada kangkung terdiri dari 89,7 atap bangunan (metode roof garden)
gram air ; 3,0 gram protein; 0,3 gram lemak sebagai lahan budidaya pertanian dengan
; 5,4 gram karbohidrat ; 29 mg kalori ; 73 mg interval penyiraman air yang tepat terhadap
kalsium ; 50 mg potassium ; 2,5 mg besi, 32 tanaman kangkung (Ipomoea reptans Poir)
mg vitamin C ; 6300 s.l vitamin A dan 0,07 dengan sistem vertikultur.
mg vitamin B (Abidin et al., 1990).
Salah satu upaya yang dapat BAHAN DAN METODE
dilakukan dalam rangka peningkatan hasil
dan kualitas kangkung dengan kondisi lahan Penelitian ini dilaksanakan pada
yang semakin sempit ialah penerapan urban bulan Juni 2016 sampai dengan bulan Juli
agrikultur dengan menggunakan sistem 2016 di roof Masjid Raden Patah
budidaya metode roof garden secara Universitas Brawijaya Malang, kecamatan
vertikultur, karena dengan sistem budidaya Lowokwaru, Kota Malang, pada koordinat
ini tanaman kangkung dapat dipelihara 112° 36' 45.88" E 7° 57' 20.00" S
dalam jumlah banyak pada ruang terbatas ketinggian 492 dpl. Percobaan yang akan
dengan menggunakan pipa vertikal atau dilakukan merupakan percobaan perlakuan,
wadah penanaman dan menghemat ruang dengan rancangan percobaan yang
serta sangat cocok untuk budidaya di atap digunakan yaitu Rancangan Acak Kelompok
bangunan. (RAK). Terdapat 4 perlakuan dengan 6
Syarat tumbuh tanaman kangkung ulangan sehingga diperoleh 24 unit pot
harus terpenuhi untuk mendapatkan vertikultur. Beberapa perlakuan yang akan
produksi yang optimal, kandungan air serta digunakan ialah penyiraman air 1 hari 2x,
kandungan unsur hara pada media tanam penyiraman air 1 hari 1x, penyiraman air 2
harus diperhatikan. Budidaya vertikultur hari 1x, penyiraman air 3 hari 1x,
secara roof garden terletak di atap penyiraman air 4 hari 1x, penyiraman air 5
bangunan yang langsung terpapar sinar hari 1x. Pengamatan dilakukan dengan 2
matahari dengan ukuran media tanam yang cara yaitu pengamatan dengan metode non
terbatas. Panas sinar matahari langsung destruktif dan pengamatan hasil.
dapat mengakibatkan evaporasi atau Pengamatan komponen pertumbuhan
penguapan air yang cukup besar, sehingga dimulai pada saat tanaman berumur 14 hst
perlu diperoleh informasi frekuensi dengan interval 5 hari sekali yaitu 15, 20,
pemberian air yang tepat. 25, 30 dan 35 hst. Parameter pengamatan
Budidaya secara vertikultur pertumbuhan, hasil panen dan biomassa
mengutamakan media tanam yang dapat yang diamati meliputi tinggi (cm)/tan, jumlah
menyerap dan menyimpan air selama daun (helai)/tan, bobot segar total (g)/tan,
beberapa waktu, menurut Angga (2016) bobot segar konsumsi (g)/tan, bobot segar
media tanam optimal yang dapat digunakan non konsumsi (g)/tan, panjang akar
dalam sistem budidaya secara vertikultur (cm)/tan, jumlah cabang akar/tan. Data
ialah tanah, arang sekam dan kompos pengamatan yang diperoleh akan dianalisis
150

Hardi Yanto Wibowo and Widodo: Respon Tanaman Kangkung Darat (Ipomoea reptans Poir)...

menggunakan analisis ragam uji F pada hasil akhir tertinggi pada (Tabel 1)
taraf 5 %. Apabila terdapat pengaruh maka perlakuan interval penyiraman air 1 hari 2x
dilanjutkan dengan uji BNT pada taraf 5 %. (P1), sedangkan rerata tiggi tanaman
terendah dihasilkan pada (Tabel 1)
HASIL DAN PEMBAHASAN perlakuan interval penyiraman air 3 hari 1x
(P4). Darwati et al., (2002) menjelaskan
Komponen Pertumbuhan bahwa kondisi defisit air dapat menurunkan
Pertumbuhan dan perkembangan turgiditas sel tanaman. Menurunnya
tanaman merupakan proses yang penting turgiditas sel tanaman dapat mengakibatkan
dalam kehidupan dan perkembangan suatu terhambatnya penggandaan dan
species. Pertumbuhan dan perkembangan pembesaran sel tanaman. Menurunnya
berlangsung secara terus menerus turgiditas sel tanaman dapat mengakibatkan
sepanjang daur hidup, bergantung pada terhambatnya penggandaan dan
tersedianya meristem, hasil asimilasi, pembesaran sel tanaman. Perlakuan
hormon dan substansi pertumbuhan interval penyiraman air 3 hari 1x (P4)
lainnya, serta lingkungan yang mendukung menghasilkan rerata tinggi tanaman lebih
(Gardner et al. 1991). Pada komponen rendah (Tabel 1) dibandingkan dengan
pertumbuhan tanaman kangkung perlakuan lainnya yang didukung oleh
berdasarkan hasil analisis ragam Suhartono et al., (2008) bahwa pemberian
menunjukkan bahwa perlakuan Interval air yang dibawah kondisi optimum bagi
penyiraman air berpengaruh nyata pada pertumbuhan tanaman, akan berakibat
variabel tinggi tanaman dan jumlah daun.
Pada variabel tinggi tanaman
kangkung darat, menunjukkan bahwa rerata

Tabel 1 Rata-rata Tinggi Tanaman pada Berbagai Umur Tanaman Akibat Perlakukan
Penyiraman Air
Tinggi Tanaman (cm) pada Berbagai Umur (hst)
Perlakuan
15 20 25 30 35
P1 8,32 13,38 c 17,76 c 24,00 d 31,11 d
P2 8,69 13,19 c 16,39 c 21,78 c 27,18 c
P3 8,02 11,23 b 14,21 b 17,97 b 22,07 b
P4 7,93 o9,22 a 10,52 a 11,79 a 13,36 a
BNT 5% tn 1,2 2,04 1,99 3,07
Keterangan : Bilangan yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama, tidak berbeda nyata pada
uji BNT 5%; hst = hari setelah tanam; P1= penyiraman 1 hari 2x; P2= penyiraman 1 hari 1x;
P3= penyiraman 2 hari 1x; P4= penyiraman 3 hari 1x.

Tabel 2 Rata-rata Jumlah Daun Tanaman pada Berbagai Umur Tanaman Akibat Perlakukan
Penyiraman Air
Jumlah Daun Tanaman (helai) pada Berbagai Umur (hst)
Perlakuan
15 20 25 30 35
P1 3,89 5,44 7,50 d 10,78 d 14,33 c
P2 3,44 5,00 6,50 c o9,00 c u12,06 bc
P3 3,72 4,78 5,50 a o7,44 b u10,13 ab
P4 4,06 5,28 5,72 a o6,83 a 7,56 a
BNT 5% tn tn 0,48 0,95 2,64
Keterangan : Bilangan yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama, tidak berbeda nyata pada
uji BNT 5%; hst = hari setelah tanam; P1= penyiraman 1 hari 2x; P2= penyiraman 1 hari 1x;
P3= penyiraman 2 hari 1x; P4= penyiraman 3 hari 1x.
151

Hardi Yanto Wibowo and Widodo: Respon Tanaman Kangkung Darat (Ipomoea reptans Poir)...

Tabel 3 Rata-rata Jumlah Daun Tanaman pada Berbagai Umur Tanaman Akibat Perlakukan
Penyiraman Air
Hasil panen per tanaman pada umur 35 (hst)
Bobot
Bobot Bobot
Perlakuan segar Panjang Jumlah Luas
segar segar non
total akar cabang daun
konsumsi konsumsi
tanaman (cm/tan) akar/tan (cm²/tan)
(g/tan) (g/tan)
(g/tan)
P1 21,67 c 16,39 b 5,27 c g17,92 ab 26,50 c 272,47 b
P2 14,12 b a7,86 a 2,93 a 14,11 a g19,67 ab 130,97 a
P3 K10,93 ab a8,08 a 2,86 a 20,79 b g24,44 bc 128,28 a
P4 k7,72 a a5,61 a 2,11 a 39,96 c 14,50 a g97,97 a
BNT 5% 5,04 3,28 1,10 7,44 6,46 53,05
Keterangan : Bilangan yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama, tidak berbeda nyata pada
uji BNT 5%; hst = hari setelah tanam; P1= penyiraman 1 hari 2x; P2= penyiraman 1 hari 1x;
P3= penyiraman 2 hari 1x; P4= penyiraman 3 hari 1x.

tanaman akan terhambat pertumbuhannya lama interval pemberian air, maka tingkat
(tanaman menjadi kerdil) ataupun terlambat ketersediaan air di dalam tanah semakin
untuk memasuki fase vegetatif selanjutnya. berkurang. Cekaman kekeringan pada
Sesuai juga dengan pernyataan Gardner et tanaman dapat disebabkan oleh
al., (1991) yang menyatakan bahwa kekurangan suplai air di daerah perakaran
kekurangan air yang menghambat dan permintaan air yang berlebihan oleh
pertumbuhan tajuk dan akar, mempunyai daun akibat laju evapotranspirasi yang
pengaruh yang relatif lebih besar terhadap melebihi lajuabsorpsi air walaupun keadaan
pertumbuhan tajuk. Sejalan dengan air tanah tersedia dengan cukup (Bray,
pernyataan Amthor dan Mc Cree (1990), 1997). Kekurangan air merupakan salah
bahwa variabel tinggi tanaman semakin satu faktor abiotik yang dapat menjadi faktor
kecil seiring dengan penurunan kadar air pembatas dalam pertumbuhan tanaman
tersedia. (Ghannoun, 2009).
Pada variabel jumlah helai daun Perhitungan jumlah helai daun
tanaman kangkung darat, menunjukkan menunjukan seberapa besar cahaya
bahwa rerata hasil akhir tertinggi pada matahari yang dapat diterima oleh
(Tabel 1) perlakuan interval penyiraman air banyaknya daun yang dimiliki tanaman,
1 hari 2x (P1). Sedangkan perlakuan sebab berpengaruh terhadap pertumbuhan
interval penyiraman air 3 hari 1x (P4) dan produktifitas tanaman. Seperti pada
menghasilkan rerata jumlah helai daun tanaman kangkung perlakuan interval
tanaman lebih rendah (Tabel 1) penyiraman air 1 hari 2x (P1) memilki rerata
dibandingkan dengan perlakuan lainnya. lebih tinggi berbeda nyata pada tinggi
Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang tanaman (Tabel 1) dan juga pada jumlah
dilaporkan oleh (Sulistyono, 2005) bahwa helai daun (Tabel 2) yang didukung
frekuensi irigasi 1 dan 2 hari sekali penelitian Habrina (2011) yang menyatakan
menghasilkan tinggi tanaman, jumlah daun, bahwa jumlah daun yang diperoleh
lebar daun, jumlah anakan dan jumlah berkaitan dengan tinggi tanaman. Semakin
anakan produktif lebih tinggi daripada tinggi tanaman maka akan semakin banyak
frekuensi irigasi 4 hari dan 6 hari sekali. ruas batang yang akan menjadi tempat
Rendahnya nilai rerata jumlah helai daun keluarnya daun. Hal tersebut juga didukung
pada interval penyiraman air 3 hari 1x (P4) oleh Gardner et al., (1991) yang
berhubungan dengan ketersediaan air bagi mengemukakan pula bahwa batang
tanaman, air merupakan komponen penting tersusun dari ruas yang merentang di antara
dalam pertumbuhan tanaman. Semakin buku-buku batang tempat melekatnya daun,
152

Hardi Yanto Wibowo and Widodo: Respon Tanaman Kangkung Darat (Ipomoea reptans Poir)...

jumlah buku dan ruas sama dengan jumlah dan luas daun lebih tinggi dibandingkan
daun. dengan perlakuan lainnya. Hal tersebut
Air berfungsi bukan hanya sebagai dikarenakan ketersedian air yang cukup
bahan baku dalam proses fotosintesis, akan pada tanaman, sehingga fotosintesis
tetapi air juga sebagai bagian terbesar dari tanaman berjalan dengan baik dan juga
protoplasma, oleh karena itu apabila pada fotosintat tanaman. Seperti pada
tanaman mengalami kekurangan air, maka penjelasan Mustaha (2012) yang
pertumbuhan tanaman khususnya menyatakan ketersediaan air media dapat
pertumbuhan vegetatif akan mengalami memengaruhi besarnya penyerapan dan
hambatan. Hambatan pertumbuhan translokasi air dari media ke jaringan
vegetatif dapat berupa menurunnya laju tanaman, air pada jaringan tanaman sangat
pertumbuhan tinggi tanaman, diameter penting dalam hubungannya dengan proses
batang, jumlah daun maupun luas daun. fotosintesis dan transpirasi. Proses
Pengaruh negatif dari kekeringan pada fotosintesis penting dalam pembentukan
tanaman adalah sangat berpengaruh senyawa karbohidrat, sedangkan transpirasi
terhadap pertumbuhan, perkembangan, dalam kaitannya dengan proses pembukaan
integritas membran, tekanan osmotik dan dan penutupan stomata, pengangkutan
hasil tanaman (Praba et. al.,2009). hara melalui pembuluh xilem dan stabilitas
Kapasitas lapang merupakan kondisi suhu daun.
ketersediaan air yang optimal untuk Hanya pada variabel panjang akar,
pertumbuhan tanaman. Ketersediaan air rerata tertinggi terdapat pada tanaman
dibawah kapasitas lapang secara umum perlakuan interval penyiraman 3 hari 1x
menghambat metabolisme tanaman (P4). Pertumbuhan tanaman perlakuan
(Sarawa et. al.,2014). Ketersediaan air interval penyiraman air 1 hari 2x (P1) terlihat
media dapat memengaruhi besarnya normal, ketersediaan air cukup sehingga
penyerapan dan translokasi air dari media tanaman tumbuh ke atas dengan rerata
ke jaringan tanaman. Air pada jaringan panjang akar terrendah (Tabel 3) tetapi
tanaman sangat penting dalam memiliki rerata jumlah bobot segar non
hubungannya dengan proses fotosintesis konsumsi tertinggi dan rerata jumlah cabang
dan transpirasi. Proses fotosintesis penting akar tertinggi yang sesuai dengan
dalam pembentukan senyawa karbohidrat, pernyataan Karo-Karo (2015), yang
sedangkan transpirasi dalam kaitannya menyatakan bahwa cekaman air
dengan proses pembukaan dan penutupan menyebabkan pengaruh terhadap
stomata, pengangkutan hara melalui pertumbuhan akar, baik dari segi panjang
pembuluh xilem dan stabilitas suhu daun akar maupun jumlah akar, karena semakin
(Mustaha, 2012 ). besar volume akar maka semakin banyak
jumlah akar yang tumbuh.
Komponen Hasil Berbeda dengan tanaman perlakuan
Dari hasil analisis ragam yang telah interval penyiraman 3 hari 1x (P4) yang
dilakukan menunjukkan bahwa kombinasi mempunyai ketersediaan air terbatas,
perlakuan interval penyiraman memberikan kondisi tersebut mengakibatkan tanaman
pengaruh nyata terhadap variabel memaksimalkan metabolisme pertumbuhan
pengamatan bobot segar total tanaman ke bagian akar untuk mencari sumber air
(g)/tan, bobot segar konsumsi (g)/tan, dengan dipacu hormon auksin dan hormon
bobot segar non konsumsi (g)/tan, panjang rhizokalin.Hal ini diperkuat oleh Nour dan
akar (cm)/tan, jumlah cabang akar/tan dan Weibel (1978) yang menyatakan bahwa
luas daun (cm²)/tan pada umur 35 hst. jumlah air yang diserap berpengaruh
Pada variabel pengamatan hasil terhadap panjang akar suatu tanaman.
tanaman (Tabel 3) perlakuan interval Daerah perakaran menjadi dalam sehingga
penyiraman 1 hari 2x (P1) menghasilkan memiliki akar yang paling panjang dibanding
rerata pengamatan bobot segar total tanaman dengan perlakuan lainnya. Hal
tanaman, bobot segar konsumsi, bobot tersebut didukung oleh Sarawa et. al.,
segar non konsumsi, jumlah cabang akar (2014) yang menyatakan bahwa
153

Hardi Yanto Wibowo and Widodo: Respon Tanaman Kangkung Darat (Ipomoea reptans Poir)...

ketersediaan air dibawah kapasitas lapang


secara umum menghambat metabolisme
tanaman khususnya tanaman dikotil, seperti a. c.
tanaman kangkung dengan sistem
perakaran yang dangkal sangat respon
terhadap ketersediaan air. Sehingga
pertumbuhan akar tanaman yang
memanjang adalah bentuk respon akar
tanaman kangkung terhadap ketersediaan
air yang terbatas. b. d.
Pertumbuhan akar lebih digalakkan
apabila faktor-faktor nitrogen dan air
terbatas. Hal ini akan mempengaruhi rasio
tajuk-akar. Rasio tajuk-akar digunakan Gambar 1. Perbedaan hasil kangkung
untuk mengetahui kemampuan tumbuhan darat.
dalam mempertahankan keseimbangan Keterangan: a) Interval penyiraman air 1
fungsional di lingkungan yang mengalami hari 2x (P1). b) Interval
cekaman. Rasio tajuk-akar bersifat plastis, penyiraman air 1 hari 1x (P2).
nilainya akan meningkat pada kondisi c) Interval penyiraman air 2
ketersediaan air, nitrogen, oksigen dan suhu hari 1x (P3). d) Interval
yang rendah. Hal ini terjadi karena pada penyiraman air 3 hari 1x (P4).
tumbuhan yang mengalami cekaman akan
mengalokasikan sebagian besar hasil Berdasarkan hasil penelitian yang
fotosintesisnya ke organ penyimpanan. Air telah dilaksanakan diketahui bahwa
merupakan komponen utama dalam tanaman kangkung yang ditanam dengan
kehidupan tanaman, sekitar 70-90% berat perlakuan interval penyiraman air 1 hari 2x
segar tanaman adalah berupa air. Air (P1) memiliki nilai jumlah pertumbuhan dan
merupakan media yang baik untuk hasil yang baik bila dibandingkan dengan
berlangsungnya reaksi biokimia, di dalam perlakuan interval penyiraman yang lain.
tubuh tanaman air dapat masuk ke jaringan Sesuai dengan pernyataan Junaedi (2009)
tanaman berlangsung melalui proses difusi. bahwa air dan unsur hara merupakan faktor
Proses ini dipengaruhi oleh banyak faktor yang sangat penting bagi tumbuhan, sebab
diantaranya karena: 1) perbedaan fungsi air ialah sebagai media reaksi
konsentrasi air dan 2) adanya faktor enzimatis, berperan dalam fotosintesis,
lingkungan yang berperan dalam proses menjaga turgiditas sel, kelembaban,
keseimbangan air yang ada pada sistem menjaga suhu tanah serta berperan dalam
tanah, tanaman dan udara. Bila suatu mempengaruhi kelarutan unsur hara dalam
tanaman berada pada kondisi kekurangan tanah sehingga unsur hara dapat
air sebagai akibat kurangnya hujan maupun dimanfaatkan secara optimal oleh tanaman.
irigasi, maka proses pembentukan dan
perkembangan organ akan sangat KESIMPULAN
terpengaruh. Pembentukan dan
perkembangan organ tanaman (daun, akar, Berdasarkan hasil penelitian
dan batang) berhubungan dengan proses menunjukkan bahwa terjadi pengaruh akibat
sel tanaman untuk membesar. Sel tanaman perlakuan interval penyiraman air yang
akan membesar seiring dengan berbeda-beda pada berbagai macam
menebalnya dinding sel dan terbentuknya parameter pengamatan pertumbuhan dan
selulosa pada tanaman. Pengaruh lainnya hasil tanaman kangkung darat.Pemberian
terkait dengan ketersediaan air bagi air yang tepat yaitu interval penyiraman 1
tanaman, berupa transport hara dari tanah hari 2x akan meningkatkan produksi
bagi tanaman. Hara yang berada dalam tanaman kangkung darat, dengan rerata
tanah diangkut melalui air yang terserap bobot segar total 21,67 (g)/tan.Penyiraman
oleh akar tanaman. air dengan interval semakain rendah akan
154

Hardi Yanto Wibowo and Widodo: Respon Tanaman Kangkung Darat (Ipomoea reptans Poir)...

semakin mengurangi produksi tanaman Balai Penelitian Hutan Penghasil


kangkung darat, hingga 64,3% untuk rerata Serat Knok. Riau.
bobot segar total tanaman pada interval Mustaha, et.al. 2012. Respon Pertumbuhan
penyiraman 3 hari 1x dibandingkan dengan Bibit Manggis Pada Berbagai Interval
interval penyiraman 1 hari 2x. Pada saat Penyiraman Dan Porositas Media.
ketersediann air terbatas, tanaman akan Jurnal Horticulture. 22 (1) : 37-46.
menekan energi pada pertumbuhan akar Nour, A. and D. Weibel. 1978. Evaluation
sehingga akar tanaman akan menjadi lebih of Root Characteristics in Sorghum
panjang sedangkan pertumbuhan tanaman Grain. Jurnal Agronomy. 70 (5) : 217
bagian atas menjadi kerdil. Pada saat – 218.
ketersediaan air terpenuhi, maka Praba, ML, Cairns JE, Babu RC,
pertumbuhan tanaman di bagian atas akan Lafitte HR (2009). Identification
lebih dominan, jumlah helai daun banyak Of Physiological Traits Underlying
dan pertumbuhan akar normal. Cultivar Differences In Drought
Tolerance In Rice And Wheat.
DAFTAR PUSTAKA Jurnal Agro Crop Science.195(1) : 30-
46.
Amthor, J.S. and K.J. McCree. 1990. Sarawa. 2014. Pertumbuhan Tanaman
Carbon Balance of Stressed Plants : Kedelai (Glycine Max L. Merr) Pada
A Conceptual Model for Integrating Berbagai Interval Penyiraman Dan
Research Results. Jurnal Horticulture. Takaran Pupuk Kandang. Jurnal
86 (4) : 1 – 15. Agroteknos 4 (571) :1786 - 1795.
Bray, E.A. 1997. Plant responses to water Suhartono, et.al. 2008. Pengaruh Interval
deficit. Trend in Plant Science.2:48- Pemberian Air Terhadap
54. Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman
Darwati, I., Rasita S. M. D. dan Hernani. Kedelai (Glicine Max (L) Merril) Pada
2002. Respon Daun Ungu (G.Pictum Berbagai Jenis Tanah.
L.) terhadap Cekaman Air. Jurnal Sulistyono E, Suwarto, Ramdiani Y.2005.
Industrial Crop Research. 8(3) : 73- Defisit evapotranspirasi sebagai
75. indikator kekurangan air pada padi
Ghannoum O. (2009). C4 photosynthesis Gogo (Oryza sativa L.). Agronomy
and water stress. Annals Of Botani 33(1): 6-11.
103(4): 635-644.
Gardner, F.P., Perace, R.B., dan Mitchell,
R.L. 1991. Fisiologi Tanaman
Budidaya. Penerjemah: Susilo,
H.Jakarta: UI Press.
Habrina, A, P. 2011. Pengaruh Pemberian
Beberapa Konsentrasi Pupuk Organik
Cair Lengkap (POCL) Bio Sugih
Terhadap Pertumbuhan dan Hasil
Tanaman Jagung Manis (Zea mays
saccharata Sturt.). Universitas
Andalas. Padang.
Karo-karo, F.J. 2015. Pengaruh Komposisi
Media Tanam dan Interval
Penyiraman Terhadap Pertumbuhan
Bibit Jambu Air Madu Deli Hijau
(Syzigium samarengense). Jurnal
Agroteknologi 4 (571) : 1786-1795.
Junaedi. 2009. Pertumbuhan Dan Mutu
Fisik Bibit Jabon (Anthocephalus
cadamba) Di Polibag Dan Politub.

Anda mungkin juga menyukai