Anda di halaman 1dari 8

Penelitian

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA ANAK


MELALUI BERMAIN RODA GAMBAR
Addiniah Sukmawati Wulandari
e-mail: wulanaddiniah@yahoo.com
PG PAUD Universitas Negeri Jakarta
Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan berbicara anak usia 6-7 tahun melalui
bermain roda gambar. Metode yang digunakan adalah penelitian tindakan yang dilakukan melalui dua siklus,
siklus terdiri atas perencanaan (planning), tindakan (acting), pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting).
Subjek penelitian adalah anak kelas 1 di SDN Rawamangun 15 Pagi, Jakarta Timur yang mempunyai ma-
salah dalam kemampuan berbicara sebanyak 8 orang. Analisis data diperoleh dari hasil perbandingan antara
kemampuan berbicara sebelum dan sesudah pelaksanaan tindakan. Hasil akhir dari keseluruhan analisis
persentase data adalah ketercapaian hasil sebesar 78.3%. Berdasarkan persentase ketercapaian hasil dari
penelitian ini, maka dapat dinyatakan bahwa hipotesis diterima. Maka dapat disimpulkan bahwa bermain
roda gambar dapat meningkatkan kemampuan berbicara anak usia 6-7 tahun. Implikasi hasil penelitian ini
adalah bahwa bermain roda gambar dapat dijadikan sebagai alternatif untuk meningkatkan kemampuan
berbicara anak usia 6-7 tahun. Peningkatan kemampuan berbicara dapat ditunjukkan melalui produksi kata,
penyampaian gagasan,pengajuan pertanyaan, pengekspresian perasaan, serta penyampaian informasi.

Kata Kunci : bermain roda gambar, kemampuan berbicara, anak usia 6-7 tahun

IMPROVING SPEAKING SKILLS BY PLAYING A PICTURE WHEEL


Abstract: The purpose of this research is to improve speaking skills of children aged 6-7 years by playing a
picture wheel in SDN Rawamangun 15 Pagi, Jakarta Timur. This research using action research method
that was done by two cycle consisting of planning, acting, observing, and reflecting. The research subject are
children aged 6-7 years who had problem in the ability of speaking as many as 8 childrens. The analysis of
data was obtained from the comparison between the ability of childrens speaking before and after implemeta-
tion of the action. The final result from the overall analysis of data percentage reach to 78,3%. Based on the
percentage of end the cycle of this research, so it was stated that the hypothesis can be accepted. Then
it can be concluded that playing a picture wheel can improved children speaking ability of aged 6-7 years.
The implication of this research is playing a picture wheel can be alternative for improving children speaking
ability of aged 6-7 years. The reach of children speaking ability can showed by word producing, conveying
the idea, asking the question, expressing emotion, and conveying the information.

Keywords: playing a picture wheel, speaking skills children aged 6-7 years.

PENDAHULUAN
Latar Belakang masa ini sering disebut masa “golden age” dimana
Kehidupan manusia erat kaitannya dengan anak sangat peka mendapatkan rangsangan baik yang
bahasa. Bahasa memudahkan manusia dalam men- berkaitan dengan aspek fisik motorik, sosial, emosi
jalankan kehidupannya sehari-hari. Bahasa merupa- maupun bahasa. Rangsangan yang sesuai dengan
kan alat komunikasi yang di gunakan untuk mentrans- tahapan usia anak akan membantu anak untuk tumbuh
fer pemikiran, ide-ide, dan perasaan kepada orang secara optimal dalam setiap aspek perkembangan.
lain. Bahasa dapat digunakan untuk membuat orang Salah satu aspek dalam berbahasa adalah
lain mengetahui apa yang sebenarnya ada di benak berbicara. Sejak lahir secara alami manusia akan
seseorang, apa yang di inginkan, apa yang di anggap berkembang menuju arah yang lebih sempurna. Selain
benar atau salah, apa yang di rasakan, dan lainnya. perkembangan oralnya, hal lain yang juga menunjang
Masa kanak-kanak adalah masa yang paling perkembangan berbicara adalah alat pendengaran,
tepat untuk mengembangkan bahasa. Karena pada Karena dengan alat pendengaran yang berfungsi
62 Jurnal Ilmiah VISI P2TK PAUD NI - Vol. 8, No.1, Juni 2013
Meningkatkan Kemampuan Berbicara ...

dengan baik maka manusia dapat dengan mudah sekadar teoritis, namun praktik dalam kehidupan dan
menerima segala bentuk suara yang di perkenalkan dunia anak sendiri.
kepadanya. Melalui suara yang di dengar dan dengan Bermain roda gambar melibatkan indera dan
kemampuan meniru inilah anak sejak dini akan belajar tubuh anak dalam memahami aspek bahasa terutama
bagaimana berbicara dan berkomunikasi sesuai deng- kemampuan berbicara dengan baik. Sesuai dengan
an perkembangan yang di harapkan. yang dinyatakan Sujiono, bahwa beragam gerak dapat
Berbicara merupakan cara manusia normal un- merangsang anak agar lebih cerdas sesuai tahapan
tuk berkomunikasi antara sesama manusia sehingga perkembangannya. (http://kompas.com) oleh karena
berbicara menjadi suatu hal yang sangat penting dalam itu dengan melibatkan indera dan tubuh anak dalam
kehidupan ini. Berbicara yang dilakukan manusia pembelajaran bahasa Indonesia dapat meningkat-
normal berupa menyatakan pendapat, menyampai- kan kemampuan berbicara anak. Jadi bermain roda
kan sesuatu yang dilihatnya, menyampaikan maksud gambar dapat melatih anak menjadi terampil dalam
dan pesan, mengungkapkan perasaan dalam segala berbicara dengan aktivitas yang menyenangkan.
kondisi emosional dan lain sebagainya. Hal ini juga Dengan demikian berdasarkan hasil observasi
terjadi pada anak usia 6-7 tahun dimana anak dalam yang dilakukan di SDN Rawamangun 15 Pagi, Jakarta
kehidupan sehari-hari setiap anak pasti berbicara dan Timur dapat dikatakan bahwa kemampuan berbicara
berinteraksi dengan orang di lingkungan sekitar anak. anak usia 6-7 tahun dikatakan belum berkembang
Anak usia 6-7 tahun berada pada tahapan praopera- dengan baik. Anak belum mampu menyebutkan dan
sional. Pada masa ini kemampuan berbahasa anak menjelaskan tentang sesuatu hal yang dilihatnya.
berkembang pesat. Anak seringkali mendapat kesulitan mengungkapkan
Berkembangnya kemampuan berbicara anak pendapatnya ketika pembelajaran berlangsung, bah-
usia 6-7 tahun ialah mengetahui perbendaharaan kosa kan anak masih perlu motivasi dan bantuan dari guru
kata sekitar 20.000 hingga 24.000 kata. (Hurclock, dalam mengungkapkan atau menjelaskan sesuatu.
2005:189). Kosa kata yang dimiliki oleh anak usia 6-7 Selain itu tampak dari masih banyak anak yang men-
tahun bertambah dengan pesat karena pengalaman gucapkan kalimat yang belum tepat dan jelas seperti
baru yang diterima oleh anak. Pengalaman baru yang ”dirumah dulu suka olahraga”. Selain itu ketika diberi
diterima oleh anak tersebut menciptakan rasa ingin pertanyaan oleh guru terkait bercerita sesuai dengan
tahu terhadap apa yang dilihatnya sehingga mendo- pengalaman yang pernah di lakukan oleh anak, anak
rong anak untuk bertanya kepada orang di sekitarnya terlihat kesulitan dalam merangkai kalimat untuk di-
dengan menggunakan berbagai kosa kata yang dimiliki ucapkan.
oleh anak. Berdasarkan beberapa hal yang telah dipa-
Kemampuan berbicara anak usia 6-7 tahun parkan di atas, pembelajaran yang diberikan oleh
yang sudah mengetahui perbendaharaan kosa kata guru dikelas belum mengasah kemampuan berbicara
sekitar 20.000 hingga 24.000 kata terkadang tidak anak sehingga peneliti perlu memberikan pengalaman
dapat berkembang dengan baik karena sekolah atau langsung yang menyenangkan kepada anak melalui
lembaga pendidikan pada umumnya menitikberatkan aktivitas bermain roda gambar dengan mengadakan
pembelajaran bahasa hanya pada aspek membaca penelitian yang berjudul “Upaya Meningkatkan Ke-
dan menulis. Berbicara mendapatkan perhatian mampuan Berbicara Anak Usia 6-7 Tahun melalui
yang minim, padahal pengembangannya sangat Bermain Roda Gambar di SDN Rawamangun 15
penting dilakukan guna meningkatkan potensi diri Pagi, Jakarta Timur. Melalui Penelitian Tindakan ini
anak dalam mempelajari segala hal yang berguna diharapkan peneliti dapat memberikan penyelesaian
bagi dirinya. Kemampuan berbicara yang dimiliki oleh masalah untuk membantu meningkatkan kemampuan
anak, membantu anak dalam mengerti, dimengerti, berbicara anak dengan kegiatan bermain roda gambar.
bertanya, bereskplorasi, berbaur dan menjadi bagian Berdasarkan uraian diatas maka dapat diru-
dari lingkungannya. muskan masalah dalam penelitian ini yaitu “Apakah
Bermain dapat dimanfaatkan untuk belajar ba- bermain roda gambar dapat meningkatkan kemam-
hasa. Melalui bermain, anak-anak belajar bagaimana puan berbicara pada anak usia 6-7 tahun di SDN
menggunakan bahasa secara nyata dan kontekstual. Rawamangun 15 Pagi Jakarta Timur?”
Bagaimana menggunakan bahasa di waktu marah, di Kajian Teori
waktu bersedih, atau yang lainnya. Dengan demikian, a. Kemampuan Berbicara
belajar bahasa melalui bermain akan lebih efektif, Kemampuan yang dimiliki menandakan bahwa
karena anak menggunakan bahasa bukan hanya seseorang memiliki kesanggupan. Seperti halnya

Jurnal Ilmiah VISI P2TK PAUD NI - Vol. 8, No.1, Juni 2013 63


Meningkatkan Kemampuan Berbicara ...

yang diungkapkan oleh Wortham (2008:50), kemam- Kemampuan berbicara penting untuk diper-
puan adalah keterampilan atau kemampuan sebagai hatikan agar komunikasi dengan lawan bicara dapat
kesanggupan dalam bidang tertentu. Berdasarkan berjalan secara efektif dan efisien. Semi berpendapat
definisi mengenai kemampuan di atas, bahwasannya bahwa kemampuan berbicara pada hakikatnya
kemampuan itu menunjukkan mampu atau tidaknya merupakan keterampilan memproduksi sistem bunyi
seseorang untuk melakukan sesuatu baik dalam artikulasi untuk menyampaikan kehendak, gagasan,
bidang pekerjaan ataupun dalam belajar. Misalnya perasaan dan pengalaman kepada orang lain. Ber-
ketika anak diminta untuk mengungkapkan ide atau dasarkan pendapat tersebut bahwa kemampuan berbi-
gagasannya terhadap gambar yang ada pada roda cara adalah kemampuan memproduksi bunyi artikulasi
gambar dan mampu memproduksi kata dengan baik yang digunakan untuk menyampaikan gagasan atau
secara jelas dan tepat, maka anak tersebut dikatakan perasaan kepada orang lain.
mampu. Kesanggupan tersebut terlihat dari apakah Nuraeni (2002:87) mengungkapkan bahwa
seseorang dapat melakukan pada bidang yang digeluti kemampuan berbicara merupakan faktor yang sa-
maupun diluar bidangnya. ngat mempengaruhi kemahiran seseorang dalam pe-
Kemampuan dalam bidang bahasa mencakup nyampaian informasi secara lisan. Pendapat tersebut
empat aspek, yakni kemampuan menyimak, berbicara, menjelaskan bahwa kemampuan berbicara seseorang
membaca, dan menulis. Keempat kemampuan terse- cukup berpengaruh pada informasi yang diberikan ke-
but saling mempengaruhi. Berbicara merupakan suatu pada orang lain. Kemampuan berbicara yang kurang
bagian yang tidak terpisahkan dalam kehidupan. Sep- baik dapat menyebabkan kesalahan penyampaian
erti yang dikemukakan oleh Nilsen (2004:132) bahwa informasi. Hal ini tentu akan berdampak buruk karena
“speech is the sound produced to make the words”. memungkinkan timbulnya kerancuan informasi.
Dapat diartikan bahwa berbicara merupakan suara Berdasarkan pendapat diatas maka dapat dis-
yang dihasilkan untuk membuat kata-kata. Dalam hal impulkan bahwa kemampuan berbicara adalah kes-
ini suara merupakan hal penting dalam berbicara. Se- anggupan seseorang untuk menyampaikan pendapat,
tiap orang yang berbicara pasti mengeluarkan suara. mengajukan pertanyaan dan mengekspresikan
Suara yang dimaksudkan adalah suara yang dapat perasaan kepada orang lain. Dalam melakukan hal
menghasilkan suatu perkataan dan tentunya memiliki di atas tersebut, perlu diperhatikan mengenai aspek
sebuah arti untuk dipahami. kebahasaan seperti pengucapan atau artikulasi yang
Berbicara merupakan keterampilan dalam me- jelas, intonasi yang tepat, pemilihan kata, pengucapan
nyampaikan pesan melalui bahwa lisan kepada orang kata yang sistematis dan menunjukkan ekspresi wajah
lain. Menurut Lerner, Dkk dalam Jalongo (2007:106) ketika berbicara dengan lawan bicara.
Speech is the expressive form of oral language, speech b. Karakteristik Berbicara Anak Usia 6-7 Tahun
is a tool form conveying oral language. Berdasarkan Anak usia 6-7 tahun atau kelas satu sekolah
pendapat tersebut bahwa berbicara merupakan ben- dasar merupakan masa berkembang pesatnya ke-
tuk ekspresif dari bahasa lisan dan salah satu bentuk mampuan mengenal dan menguasai perbendaharaan
alat bahasa lisan yang digunakan untuk menyampai- kata. Setelah anak masuk sekolah, perkembangan
kan pesan atau perasaan kepada orang lain. Ketika jumlah kosa kata sangat mencolok. Hurlock (2005:189)
seseorang berbicara maka seseorang mengeluarkan menyatakan bahwa anak kelas satu sekolah dasar
bentuk ekspresif dalam menyampaikan pendapat yang kira-kira berumur 6-7 tahun, dapat menguasai
kepada orang lain. Bentuk ekspresif tersebut berupa kosa kata sekitar 20.000 kata, bahkan ada yang
pesan dan perasaan yang dapat dimengerti. sampai 24000 kosa kata. Dengan demikian kosakata
Penyampaian gagasan maupun ide yang ada anak kelas satu sudah sangat banyak, sehingga anak
di dalam fikiran dapat disampaikan kepada orang lain pada usia ini sudah mampu berkomunikasi dengan
melalui berbicara. Heroman dan Jones ( 2004:11) orang dewasa.
mengungkapkan bahwa “through speech, children Pendapat tersebut sejalan dengan Owens
learn to organize their thoughts and ideas”. Melalui dalam Papalia (2008:340) yang menyatakan bahwa
berbicara anak dapat mengatur ide-ide dan pemikiran- pada usia 6 tahun, seorang anak biasanya telah ber-
nya. Sebelum mengungkapkan sesuatu anak akan bicara dengan 2.600 kata dan memahami lebih dari
berpikir terlebih dahulu tentang sesuatu yang ingin 20.000 kata. Anak berbicara dalam kalimat yang lebih
diungkapkan dan selanjutnya hasil dari proses berpikir panjang dan kompleks dalam berkomunikasi dengan
tersebut disampaikan secara lisan melalui berbicara orang di sekitarnya.
kepada lawan bicara. Senada dengan pendapat Jalongo (2007:190)

64 Jurnal Ilmiah VISI P2TK PAUD NI - Vol. 8, No.1, Juni 2013


Meningkatkan Kemampuan Berbicara ...

yang menyatakan “6-7 years : uses more complex lingkungan sosial dan fisiknya. Berdasarkan hal terse-
sentences more adjectives; uses “if…… then” condi- but, dengan kata lain anak-anak sangat membutuhkan
tional clauses; average number 0f words presentence porsi bermain lebih banyak dibandingkan apa yang
is 7,6 , Vocabulary; speaking vocabulary of about dibayangkan oleh orang dewasa.
3.000 words. Artinya bahwa anak umur 6-7 tahun telah Berdasarkan beberapa pendapat yang dimak-
menggunakan kalimat yang lebih komplek dengan sud dengan bermain pada penelitian ini adalah meru-
kata sifat yang lebih banyak, menggunakan klausa pakan kebutuhan penting bagi anak. Kebutuhan ini
kondisional “ jika .. maka”, jumlah rata-rata kata-kata disalurkan melalui aktivitas yang langsung dilakukan
perkalimat adalah 7,6 kata dan perbendaharaan kata oleh anak. Dalam bermain anak melibatkan indera
sekitar 3000 kata. bahkan seluruh bagian tubuhnya sehingga dapat
Berdasarkan pendapat-pendapat yang telah membantu seluruh aspek perkembangan anak baik
dikemukakan diatas maka dapat disimpulkan bahwa fisik, sosial, dan emosional.
kemampuan berbicara anak usia 6-7 tahun sudah Dalam kegiatan bermain, ada beberapa jenis
berkembang dengan pesat. Perbendaharaan dan permainan anak yang sesuai dengan tahapan usianya.
kosakata anakpun bertambah banyak, sehingga Tahapan bermain menurut Smilansky dalam jalongo
memudahkan anak untuk berbicara dan berkomuni- (2010:48) yaitu, 1). Functional play, 2). Constuctive
kasi dengan orang dewasa. Anak pada usia ini sering play, 3). Dramatic play, 4). Game with rules. Keempat
melakukan percakapan dengan teman sebaya dan tahapan tersebut merupakan tahapan bermain kog-
lingkungan sekitar. Anak sudah mulai memahami kata- nitif. Smilansky mengemukakan pendapat tersebut
kata atau kalimat yang rumit, sehingga memudahkan didasarkan pada pengadaptasiannya kepada tahapan
anak untuk berbicara menyampaikan isi, gagasan atau perkembangan kognitif Piaget.
ide kepada orang disekitarnya. Game with rules merupakan tahapan tertinggi
c. Hakikat Bermain Roda Gambar dalam tahapan perkembangan bermain. Kegiatan
Forberg dalam Dockett and Fleer ( 2000:15) bermain jensi ini umumnya sudah dapat dilakukan
yang menyatakan bahwa “play is direct and sponta- anak pada usia 6-11 tahun. Pada usia tersebut anak
neous activity by which children engage with people mulai memahami dan mengikuti peraturan permainan.
and things arpund them pleasantly, voluntarily, imagi- Semakin lama anak mengerti bahwa ia dapat men-
natively, with all their senses, with their hands, or with gubah peraturan itu sendiri asalkan tidak terlalu jauh
their whole bodies”. Berdasarkan pendapat tersebut, menyimpang dari aturan umumnya.
Forberg mengungkapkan bahwa bermain adalah Berdasarkan pendapat diatas, pada usia 6-7
aktivitas spontan dan langsung yang dilakukan oleh tahun anak berada pada tahapan games with rules.
anak. Ketika anak-anak bermain, anak akan berinter- Menurut Pelegrini dan kawan-kawan (2004:116),
aksi dengan anak lainnya dan benda-benda yang “elementary school students often engage in games
berada disekitarnya. Anak menggunakan inderanya, with rules and very infrequently engage in functional
tangannya bahkan seluruh tubuhnya untuk bermain and constructive play; dramatic play occurs but infre-
dengan rasa bahagia, suka rela atau tanpa paksaan, quently”. Pada usia sekolah dasar anak mulai bermain
dan dengan imajinasinya sendiri. yang menggunakan aturan. Anak mulai bermain
Melihat adanya banyak manfaat bermain bagi bersama teman sebayanya baik secara kelompok
anak, ternyata bermain juga merupakan hal yang maupun tidak. Anak sudah mulai jarang memainkan
paling diinginkan oleh anak dalam kehidupannya. permainan-permainan pada tahap functional play,
Hal tersebut diungkapkan oleh Borstelmann dalam constructive play, dan dramatic play.
National Asociation Early Young Children (NAEYC) Games with rules dapat membantu anak dalam
(1995:1) bahwa “children’s desire and need to play membangun hubungan sosial dengan orang lain,
has been recognize throughout history, but it is not khususnya teman sebayanya. Getwiscki (2007:263)
only children who explore and experiment, imagine and mengungkapkan bahwa “one of the primary aged
play with symbol, and enjoy manipulating the social children attempt to regulate their own social relation is
and physical environment”. Dari pemaparan tersebut by basing their play in games with explicit rules”. Per-
dinyatakan bahwa anak-anak membutuhkan dan ingin mainan pada tahapan ini umumnya dilakukan dengan
selalu bermain, hal ini telah diakui sepanjang sejarah. cara berkelompok. Hal tersebut dapat memungkinkan
Melalui aktivitas bermain anak-anak tidak hanya dapat anak untuk dapat berinteraksi cara bekerja sama
bereksplorasi dan bereksperimen melainkan membay- dalam kelompok, saling toleransi, dan mentaati per-
angkan, bermain dengan simbol, dan memanipulasi aturan bersama.

Jurnal Ilmiah VISI P2TK PAUD NI - Vol. 8, No.1, Juni 2013 65


Meningkatkan Kemampuan Berbicara ...

Berdasarkan pemaparan diatas, dapat dilihat langkah bermain roda gambar adalah sebagai berikut
bahwa pada usia 6-7 tahun permainan anak yang (1) Anak diperkenalkan dengan media roda gambar
sesuai dengan rentang usianya ialah games with rules. yang digunakan dalam bermain aktif, (2) Mintalah
Terkait dengan pernyataan tersebut, James (1994:26) salah satu anak akan memutar roda gambar, setiap
menyatakan bahwa “it is importance of rules as a anak mendapatkan giliran untuk memutar roda gambar
way making life easier, rather than something that is dan dilakukan secara bergantian. (3) Roda akan ber-
imposed by adults of children”. Peraturan-peraturan henti secara perlahan, kemudian mintalah anak untuk
dalam permainan yang dimainkan oleh anak memu- menjelaskan isi gambar yang ditunjukkan oleh jarum
dahkan anak dalam mentaati peraturan yang dibuat pertunjuk, (4) lakukan lagi di mulai dari memutar roda
oleh orang dewasa. Dengan adanya peraturan, anak gambar hingga anak diminta untuk menjelaskan isi dari
dapat belajar mengenai mentaati peraturan melalui gambar. Aktivitas menjelaskan isi gambar dilakukan
kegiatan bermain. dengan aktivitas bermain yang bervariasi agar anak
Berdasarkan pemaparan diatas, dapat dilihat tidak merasa bosan, menyenangkan, dan melibatkan
bahwa pada usia 6-7 tahun permainan yang sesuai indera serta tubuh anak.
dengan usianya adalah games with rules. Pada Berdasarkan pemaparan di atas, bermain roda
tahapan tersebut, anak mulai dapat menerima aturan gambar merupakan salah satu permainan anak usia
dan mulai beradaptasi dengan peraturan. Hal terse- dini yang dapat digunakan sebagai alat permainan
but berarti bahwa pada usia 6-7 tahun anak sudah dalam proses pembelajaran. Alat permainan roda
mengenal dan mengerti dalam kegiatan bermainnya. gambar merupakan karya inovasi yang dibuat oleh
Anak sudah terbiasa untuk menyesuaikan keinginan- peneliti untuk melakukan penelitian terkait kemam-
keinginan pribadinya dengan keinginan-keinginan puan berbicara anak usia 6-7 tahun. Bermain roda
orang lain. Alat permainan dalam penelitian ini terkait gambar dalam penelitian ini adalah bermain dengan
dengan tahapan bermain games with rules adalah menggunakan roda yang berbentuk lingkaran yang
roda gambar. Dalam bermain roda gambar terdapat mempunyai jarum. Tinggi tiang pada roda gambar
peraturan-peraturan yang akan dilaksanakan oleh adalah 120 cm dan diameter lingkaran 60 cm. Ling-
anak ketika mulai bermain. karan tersebut dapat diputar. Apabila jarum berhenti
Bermain roda gambar harus memperhatikan pada gambar tertentu, anak diminta untuk menjelaskan
langkah-langkah dalam penggunaan roda gambar isi dari gambar tersebut. Anak menggerakkan anggota
yang disesuaikan dengan tahapan bermain pada tubuhnya untuk dapat mengikuti alur
anak usia 6-7 tahun yakni games with rules. Langkah-

METODE PENELITIAN
Penelitian tindakan ini dilaksanakan pada Maret sekolah, dosen pembimbing dan teman sejawat.
sampai dengan Juni 2012 di SDN Rawamangun 15 Pelaksanaan tindakan ini dilakukan sebanyak
Pagi yang beralamat di Jalan Pemuda No.6 Rawaman- lima kali dengan durasi 70 menit. Selama melakukan
gun, Jakarta Timur . Penelitian dilakukan di tempat ini tindakan, peneliti melakukan pengamatan. Pen-
dikarenakan peneliti menemukan data terkait masalah gamatan ini akan dilakukan sepanjang proses tindakan
pada saat melakukan observasi. Sesuai dengan hasil berlansung melalui kolabolator yang mengisi pedoman
observasi, dari 21 anak yang berada pada kelas 1 observasi dan catatan lapangan serta dokumentasi
Sekolah Dasar di SDN Rawamangun 15 Pagi, peneliti yang dilakukan oleh peneliti. Selesai perencaan, tin-
menemukan 8 anak yang memiliki kemampuan berbi- dakan dan observasi kemudian penelitian akan me-
cara yang masih minim. masuki tahap refleksi.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini Refleksi dilakukan oleh peneliti bersama den-
adalah penelitian tindakan (action research) dengan gan kolabolator untuk melakukan pengolahan data
pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Penelitian tinda- pada siklus 2. Pengolahan data ini akan menentukan
kan kelas merupakan penelitian yang berupaya untuk apakah penelitian dinyatakan berhasil. Apabila tidak
memperbaiki efektifitas dan efisiensi pembelajaran di berhasil maka penelitian dihentikan hanya pada siklus
kelas. Penelitian tindakan yang akan dilakukan adalah 2. Jika sudah terjadi peningkatan rata-rata indikator
bentuk penelitian tindakan kolaboratif dimana pene- keberhasilan kemampuan berbicara anak menjadi 71
litian tindakan ini mengupayakan adanya kerjasama %,maka penelitian dinyatakan berhasil melalui siklus
yang baik antara peneliti dengan guru kelas, kepala 1 dan siklus 2.

66 Jurnal Ilmiah VISI P2TK PAUD NI - Vol. 8, No.1, Juni 2013


Meningkatkan Kemampuan Berbicara ...

Data yang digunakan dalam penelitian tindakan the end-of survey revealed that 71% of student agreed.
ini adalah data kuantitatif dan kualitatif (Kusnandar, Berdasarkan pendapat tersebut maka peneliti bersama
2008:127-128). Analisis data kuantitatif dilakukan dengan kolaborator menetapkan indikator keberhasi-
secara terus menerus setiap siklus dengan persentasi lan penelitian tindakan ini minimal sebesar 71%. Jika
kenaikan. Analisis data kualitatif dilakukan dengan persentase yang diperoleh kurang dari 71% seperti
cara menganalisis data dari hasil catatan lapangan, yang telah disepakati bersama maka penelitian akan
catatan wawancara dan catatan dokumentasi selama dilanjutkan pada siklus selanjutnya.
penelitian. Teknik analisis data yang digunakan bertu- Adapun analisis data kualitatif menggunakan
juan untuk mengetahui pengaruh pemberian tindakan teori Miles dan Huberman yang menyebutkan bahwa
kegiatan bermain roda gambar terhadap peningkatan ada tiga langkah pengolahan data kualitatif, yakni
kemampuan berbicara anak usia 6-7 tahun. reduksi data (data reduction), penyajian data (data
Analisis data menggunakan analisis sebagaima- display), dan penarikan kesimpulan (conclusion
na yang dikemukakan Miles dan Huberman dalam drawing and verification). Reduksi data mengandung
Sugiyono (2008:337) , secara umum analisis data pengertian peneliti melakukan pemilihan dan permu-
yang dilakukan terdiri dari tiga tahap, yaitu (1) reduksi satan perhatian untuk penyedehanaan, abstraksi,
data, (2) display data, dan (3) kesimpulan, dan refleksi. dan transformasi data kasar yang diperoleh. Dalam
Reduksi data merupakan proses penyederhanaan penyajian data peneliti mengembangkan sebuah
yang dilakukan melalui seleksi, pemfokusan, dan pen- deskripsi informasi tersusun untuk menarik kesimpulan
gabstrakan data mentah menjadi informasi bermakna. dan pengambilan tindakan. Penyajian data disajikan
Paparan display data berkenaan dengan proses dalam bentuk narasi. Sedangkan untuk penarikan
penampilan data secara sederhana dalam bentuk kesimpulan, peneliti berusaha menarik kesimpulan dan
paparan naratif, representasi tabular, termasuk dalam melakukan verifikasi dengan mencari makna setiap
format matriks, representasi grafik, dan sebagainya, gejala yang diperolehnya dari lapangan, mencatat
Sedangkan kesimpulan meliputi proses pengambilan keteraturan dan konfigurasi yang mungkin ada, alur
intisari dari sajian data yang telah terorganisir. kausalitas dari fenomena dan proporsisi. Analisis data
Setelah tindakan selesai dilaksanakan, maka kualitatif berupa pedoman observasi yang dituangkan
hasil pengamatan berupa catatan lapangan dan instru- menjadi catatan lapangan. Teknik analisis data yang
men penelitian dilanjutkan pada tahap analisis kuanti- dilakukan bertujuan untuk mengetahui apakah ber-
tatif. Kolaborator dan peneliti membuat kesepakatan main roda gambar dapat meningkatkan kemampuan
dengan 71%. Indikator keberhasilan ini sesuai dengan berbicara anak usia 6-7 tahun.
pendapat Milis (2003:101) yang menyatakan bahwa

HASIL DAN PEMBAHASAN


Data penelitian menunjukkan hasil rata-rata Tabel 1. Peningkatan Kemampuan Berbicara Anak
persentase kenaikan di siklus 2 pada setiap anak Pada Pra intervensi sampai dengan Siklus 2 di SDN
adalah sebesar 23.3% dan perkembangan kemam- Rawamangun 15 Pagi, Jakarta Timur.
puan berbicara anak telah meningkat menjadi 78.3%.
Peningkatan
Hal ini berarti indikator kemampuan berbicara anak Persentase
Persentase
Subjek Ket
berada dalam tahap berkembang atau konsisten. Prainter- Siklus Siklus Siklus Siklus
vensi 1 2 1 2
Berdasarkan hal tersebut, maka peneliti memutuskan
WD 36.66 53.3 78.8 16.64 25.5 Meningkat
untuk tidak melanjutkan tindakan ke siklus berikutnya.
ND 29.16 53 77.5 23.84 24.5 Meningkat
Selain itu, peneliti dan kolabolator telah memantau
AL 32.5 56 79.1 23.5 23.1 Meningkat
persentase kenaikan yang terjadi pada setiap siklus- KDR 38.3 54.5 78 16.2 23.5 Meningkat
nya dapat dikatakan signifikan. Untuk itu peneliti dan AR 35 53.8 78.8 18.8 25 Meningkat
kolabolator menyepakati untuk berhenti pada siklus 2. NR 36.66 53 78.3 16.34 25.3 Meningkat
Sesuai target pada siklus 1, apabila kemampuan berbi- AN 35 58 78.3 23 20.3 Meningkat
cara anak terus meningkat, maka persentase kenaikan AJ 33.33 55 77.6 21.67 22.6 Meningkat
dinyatakan signifikan. Berdasarkan hal tersebut, maka Rata-
34.4 55 78.3 20.6 23.3
rata
persentase kenaikan dinyatakan signifikan. Berikut
data tentang persentase kemampuan berbicara anak
Berdasarkan tabel di atas, dapat dideskripsikan
pada siklus 1 dan siklus 2.
bahwa rata-rata persentase kenaikan di siklus 2 pada
Jurnal Ilmiah VISI P2TK PAUD NI - Vol. 8, No.1, Juni 2013 67
Meningkatkan Kemampuan Berbicara ...

setiap anak adalah sebesar 23.3% dan perkembangan diartikan bahwa kemampuan berbicara anak mening-
kemampuan berbicara anak telah meningkat menjadi kat dalam hal produksi kata, penyampaian gagasan,
78.3%. Hal ini berarti indikator kemampuan berbicara pengekspresian bahasa, pengajuan pertanyaan dan
anak berada dalam tahap berkembang atau konsisten. penyampaian informasi.
Berdasarkan hal tersebut, maka peneliti memutuskan Hasil analisis data kualitatif membuktikan
untuk tidak melanjutkan tindakan ke siklus berikutnya. bahwa bermain roda gambar dapat meningkatkan
Selain itu, peneliti dan kolabolator telah memantau kemampuan berbicara anak. Aspek pertama yaitu,
persentase kenaikan yang terjadi pada setiap siklus- anak mulai memproduksi kata-kata dengan tepat dan
nya dapat dikatakan signifikan. Untuk itu peneliti dan jelas, aspek ini diperkuat oleh Nilsen yang menyatakan
kolabolator menyepakati untuk berhenti pada siklus 2. bahwa berbicara merupakan suara yang dihasilkan
Sesuai target pada siklus 1, apabila kemampuan berbi- untuk membuat kata-kata dengan tepat dan jelas.
cara anak terus meningkat, maka persentase kenaikan Aspek kedua; anak dapat menyatakan pemikiran
dinyatakan signifikan. Berdasarkan hal tersebut, maka mereka melalui penyampaian gagasan maupun ide
persentase kenaikan dinyatakan signifikan. yang dimilikinya. Aspek ini diperkuat oleh Semi yang
menyatakan bahwa berbicara merupakan kemampuan
memproduksi sistem bunyi artikulasi untuk menyam-
paikan kehendak, gagasan dan pengalaman kepada
orang lain. Aspek ketiga; anak mampu mengekspresi-
kan perasaan yang dirasakan. Aspek ini diperkuat oleh
Semi yang menyatakan bahwa berbicara merupakan
kemampuan memproduksi sistem bunyi artikulasi
untuk menyampaikan perasaan kepada orang lain.
Aspek keempat; anak mampu mengajukan pertan-
yaan. Aspek ini diperkuat oleh Rice dalam papalia yang
Gambar 1. Grafik Peningkatan Kemampuan Berbi-
menyatakan bahwa komunikasi terjalin bagaimana
cara Anak Usia 6-7 Tahun
cara anak menanyakan sesuatu kepada orang lain dan
Berdasarkan grafik tersebut dapat dilihat bahwa Aspek kelima; anak mampu menyampaikan informasi.
kemampuan berbicara anak pada masing-masing Aspek ini diperkuat oleh Nuraeni yang menyatakan
subjek mengalami perubahan. Peningkatan masing- bahwa kemampuan berbicara merupakan faktor yang
masing responden dari pra intervensi sampai dengan sangat mempengaruhi kemahiran seseorang dalam
siklus 2 mengalami perubahan yang meningkat. Ber- penyampaian informasi secara lisan. Kelima aspek
dasarkan grafik diatas rata-rata kemampuan berbicara tersebut dinyatakan signifikan karna terjadi peningkat-
anak meningkat menjadi 78.3%, hal ini juga dapat an secara terus menerus saat penelitian.

PENUTUP
Kesimpulan Ketiga aspek tersebut paling sering muncul dibanding
Berdasarkan hasil penelitian, data tersebut kedua aspek lain, yakni aspek pengajuan pertanyaan
dapat dikatakan bahwa persentase dari Pra intervensi dan penyampaian informasi.
ke siklus 1 mengalami peningkatan pada indikator Dari data tersebut dapat dikatakan bahwa
secara keseluruhan sebesar 20.6%. Sebagaimana persentase siklus 1 ke siklus 2 mengalami peningkatan
disampaikan pada interpretasi hasil analisis bahwa pada indikator secara keseluruhan sebesar 23.3%. Hal
penelitian ini dikatakan berhasil jika adanya pening- tersebut menunjukkan bahwa persentase kenaikan
katan minimal sebesar 71%, maka pada penelitian kemampuan berbicara anak dapat dikatakan signifikan
siklus 1 ini belum dapat dikatakan berhasil karena karena terus meningkat. Setelah memperoleh persen-
persentase kenaikan yang didapat sebesar 20.6% tase dengan kenaikan yang signifikan, maka pene-
untuk seluruh indikator. litian dihentikan. Berdasarkan pemaparan tersebut,
Berdasarkan hasil siklus 2, aspek tertinggi maka dapat disimpulkan bahwa pemberian tindakan
yang dicapai oleh anak ialah aspek produksi kata berupa bermain roda gambar dapat meningkatkan
penyampaian gagasan dan pengekspresian bahasa. kemampuan berbicara anak usia 6-7 tahun di SDN
Rata-rata anak mengalami peningkatan persentase Rawamangun 15 Pagi, Jakarta Timur.
kemampuan berbicara sebesar 43.9% dan persentase Berdasarkan data kualitatif, terlihat adanya pen-
peningkatan kemampuan berbicara sebesar 78.3%. ingkatan kemampuan berbicara anak usia 6-7 tahun
68 Jurnal Ilmiah VISI P2TK PAUD NI - Vol. 8, No.1, Juni 2013
Meningkatkan Kemampuan Berbicara ...

melalui bermain roda gambar. Bermain roda gambar dan bermakna. Kemampuan berbicara pada anak
dengan interaksi yang variatif serta dengan menggu- usia 6-7 tahun dapat meningkat melalui bermain roda
nakan tema dan beberapa materi mampu menstimulasi gambar; (2) untuk Guru, bermain roda gambar untuk
anak untuk mengembangkan kemampuan berbicara. meningkatkan kemampuan dapart menjadi bahan
Bermain roda gambar dapat memunculkan interaksi yang menarik bagi anak. Guru dapat memberikan
yang mampu membuat anak terlibat aktif dalam proses pembelajaran melalui bermain roda gambar yang
pembelajaran. Berdasarkan hasil observasi dalam dilakukan dengan suasana menyenangkan, sehingga
bentuk catatan lapangan, catatan dokumentasi, dan pembelajaran yang diberikan tidak hanya berkisar keg-
catatan wawancara dapat dilihat bahwa bermain roda iatan membaca dan menulis; (3) untuk Orangtua, para
gambar dapat meningkatkan kemampuan berbicara Orangtua dapat menyadari bahwa sebenarnya aspek
anak usia 6-7 tahun di SDN Rawamangun 15 Pagi, berbicara merupakan aspek bahasa yang penting un-
Jakarta timur. tuk dipelajari oleh anak. Orangtua dapat memberikan
Saran pengetahuan kepada anak melalui kegiana bermain
Penelitian ini memberikan saran sebagai roda gambar dengan roda gambar sederhana yang
berikut, yaitu : (1) Jurusan PG PAUD, bermain roda dirancang sendiri; dan (4) untuk Peneliti selanjutnya,
gambar dapat menjadi altermnatif kegiatan belajar dapat melakukan penelitian yang berkaitan dengan
dlam meningkatkan kemampuan berbicara pada anak aktivitas pembelajaran yang dapat dilakukan melalui
dengan suasan yang menyenangkan. Diharapkan bermain roda gambar yang berkaitan dengan berbagai
jurusan dapat menyebarkannya ke sekolah-sekolah aspek perkembangan lainnnya, terutama pada anak
sehingga pembelajaran di sekolah lebih bervariasi usia dini.

DAFTAR PUSTAKA
Bronson, Martha B, 1995, The Right Stuff for Children Education
Birth to 8. Washington DC : NAEYS. Munandar, SC. Utami, 2008, Mengembangkan
Cate, Heroman dan Candy Jones,2004, Literacy: The Bakat dan Kreativitas Anak Sekolah. Jakarta
Creative Curriculum Approach. Washington DC: : Grasindo
Teaching Strategies Inc. Nilsen, Ann Barbara, 2004, Week by week. United
D.Angelo Bromley, Karen, 1992, Language Arts Explor- States of America: Thomson Delmar Learning.
ing Connection.Boston Allyn and Bacon. Papalia, Diane E.,et.al.,2008, Human Development
Getwiscki, Carol,2007, Development Appropriate (Psikologi Perkembangan) Edisi Kesembilan.
Practice. New York: Thomson Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Hurlock, Elizabeth B, 2005, Perkembangan Anak Jilid Santrock, John W, 2002, Life-span Development
1. Jakarta : Erlangga (Perkembangan Masa Hidup) Edisi kelima.
Isenberg, Joan Packer dan Mary Renck Jalongo, 2010, Jakarta: Erlangga.
Creative Thinking and Arts-Based Learning Semi, M. Atar, Rancangan Pengajaran Bahasa dan
Preschool Through Fourth Grade Fifth Edition. Sastra Indonesia
New Jersey: Pearson. Soe, Dockett & Marilyn Fleed, 2000, Play and Pedago-
Jalongo, Mary Renck, 2007, Early Childhood Language gy in Early Childhood. Australia : Harcout, 2000.
Arts, fourth edition. America : pearson educa- Sudijono, Anas, 2003, Pengantar Evaluasi Pendidikan.
tion, inc. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
James, Frances and Ken Browndsound, 1994, A Pos- Sugiono, 2008, Metode Penelitian Pendidikan
sitive Approach. England: Belair Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif R&D. Ban-
Kompas, Rabu, 6 Januari 2010, Anak lelaki Lambat dung: Alfabeta.
Berbicara. Tedjasaputra, Mayke S, 2001, Bermain Mainan dan
Malla, M. Akil, 2002, Fungsi Strategis Sarana Pembe- Permainan. Jakarta : Grasindo
lajaran dalam pendidikan Anak usia Dini, Buletin Wortham, Sue.C ,2008, Assesment in Early Childhood
PADU : Jurnal ilmiah Anak Usia Dini. Jakarta : Education Fifth Edition. Ohaio : Pearson
Direktorat PADU. Juanda, Dadan , http://jurnal.upi.edu/mimbar-pendidi-
Mangkunegara, Kevin Davis, 2000, Psikologi Pendi- kan/view/372/belajar-bahasa-indonesia-sambil-
dikan. Jakarta: Rineka Cipta. bermain.html
Milis, Geoffrey E, 2003 Action Research: A Guide Sujiono, Bambang, 2010, Ragam Stimulasi Gerak Biar
For Teacher Research. New Jersey: Pearson Anak Cerdas (http://kompas.com)
Jurnal Ilmiah VISI P2TK PAUD NI - Vol. 8, No.1, Juni 2013 69

Anda mungkin juga menyukai