Anda di halaman 1dari 12

.

      DASAR TEORI


Jembatan wheatston adalah suatu susunan rangkaian listrik untuk mengukur suatu
tahanan yang tidak diketahui besarnya. Kegunaan dari jembatan wheatstone adalah untuk
mengukur nilai suatu hambatan dengan cara arus yang mengalir pada galvanometer sama
dengan nol (karena potensial ujung-ujung nya sama besar). Sehingga dapat dirumuskan
dengan perkalian silang. Cara kerja dari jembatan wheatstone adalah sirkuit listrik empat
tahanan dan sumber tegangan yang dihubungkan melalui dua titik diagonal dan pada kedua
titik diagonal yang lain dimana galvanometer ditempat seperti yang diperlihatkan pada
jembatan wheatstone (prata,2009)
Dan umumnya alat ini digunakan memperoleh ketelitian dalam melaksanakan
pengukuran terhadap suatu tahanan yang nilainya relative kecil sekali umpamanya saja: suatu
kebocoran dari kabel tanah atau korsleting dan sebagainya.
Jembatan wheatstone adalah alat ukur yang ditemukan olej Samuel hunter cristie pada
1833 dan meningkatkan dan dipopulerkan oleh Sir Charles Wheatstone pada tahun 1843. Ini
digunakan untuk mengukur suatu yang tidak diketahui hambatan listrik dengan
menyeimbangkan dua kaki dari rangkaian jembatan, satu kaki yang mencangkup komponen
diketahui, kerjanya mirip dengan asli nyapotensiometer (Marausina,2010)
Larutan adalah suatu campuran dari dua atau lebih zat. Larutan dibagi menjadi 2,
yaitu larutan elektrolit dan nonelektrolit. Larutan elektrolit adalah suat zat yang apabila
dilarutkan dalam air akan menghasilkan suatu larutan yang dapt menghantarkan arus listrik.
Begitu juga sebaliknya. (sumardjo,20016).
Zat elektrolit dalam air akan teruari menjadi ion-ion dan mereka akan bergerak kearah
elektroda yang muatannya berlawanan (ion negative akan bergerak ke elektroda positif
(anoda) dan ion positif akan bergerak ke elektroda negative (katoda). Pergerakan ion-ion ini
ekuivalen dengan aliran electron sepanjang kawat logam. Dengan cara seperti ini, maka
larutanyang mengandung suatu elektrolit mampu menghantarkan arus listrik.
Arus listrik dapat dianggap sebagai aliran electron yang bembawa aliran negative
melalui suatu pengantar. Perpindahan muatan ini terjadi karena adanya perbedaan potensial
antara dua tempat tersebut. Arus listrik akan mengalir dari tempat yang potensialnya tinggi ke
tempat potesial rendah.
Larutan elektrolit dibagi menjadi 2, yaitu kuat dan lemah. Larutan elektrolit kuat ia
memiliki jumlah ion yang sangat banyak, sehingga daya hantar listriknya kuat. Contoh:
CH3OH, C2H5OH, C6H12O6, dll. (timhikmah ilmu,2010)
Factor- factor yang mempengaruhi daya hantar suatu larutan:
1.       Pengaruh konsentrasi.
Pada larusn encer, ion-ion dalam larutan mudah bergerak sehingga daya hantarnya
semakin besar. Pada larutan yang pekat, pergerakan ion lebih sulit sehingga daya hantarnya
menjadi lebih rendah.
2.       Jumlah ion yang ada
Daya hantar listrik larutan elektrolit dipengaruhi oleh banyaknya ion-ion yang
terdapat dalam larutan tersebut. Jumlah ion yang ada tergantung dari jenis elektrolit
kuat/lemah, dan konsentrasi. Semakin banyak jumlah ion yang ada dalam larutan, maka
semakin besar daya hantar listriknya, begitu juga sebaliknya.
3.       Jenis larutannya.
Berdasarkan daya hantar listriknya, larutan dibagi menjadi 2 yaitu larutan elektroli
dan non elektrolit. Nah, jenis larutan elektrolit inilah yang dapat menghantarkan arus listrik.

Jika sepasang elektroda dicelupkan kedalam larutan elektrolit dan dialiri dengan
sumber arus searah, mungkin ada kemungkinan arus yang mula-mula besar menjadi
mengecil, ini terjadi karena kemungkinan terjadi peristiwa elektrolisis yang menyebabkan
timbulnya lapisan di permukaan elektroda. Hal ini menyebabkan daya hantarnya menjadi
berkurang. Oleh karena itu, untuk mencegah hal diatas, daya hantar listrik larutan elektrolit
digunakan arus bolak balik.
Jika dalam larutan elektrolit dihubungkan melalui kedua elektroda, maka akan timbul
medan listrik antara kedua elektroda tersebut, akibatnya ion positif akan bergerak menuju ion
negative untuk mengmabil electron dari elektroda ini (oksidasi). Sedangkan ion negative akan
bergerak menuju elektroda positif untuk menyerahkan electron pada elektroda (reduksi). Ini
berarti dalam larutan terjadi penghantaran muatan dari elektroda yang satu menuju elektroda
yang lain dengan jalan diangkut oleh ion-ion.

C.      ALAT DAN BAHAN


1.       Galvanometer
2.       Jangka sorong
3.       Gelas ukur
4.       Kabel jumper
5.       Pipet
6.       Bejana gelas U
7.       Rangkain jembatan wheatstone
8.       Elektroda
9.       Larutan CuSO4

D.      PROSEDUR KERJA


1.       Menyiapkan alat dan bahan
2.       Mengukur dan mencatat diameter elktroda, diameter dalam tabung U dan volume larutan
3.       Membuat rangkaian seperti digambar
4.       Mengisi tabung U dengan larutan CuSO4 100% sebanyak 100 ml (untuk tabung U kecil( dan
140 ml (untuk tabung U besar)
5.       Menghubungkan rangkaian kesumber listrik dan menyalakan scalar
6.       Mengatur hambatan geser sehingga jarum di galvanometer menunjukkan diangka 0, lalu
mematikan scalar
7.       Mencatat scalar yang terukur pada hambatan geser sebagai data R2 pad table laporan
sementara. Lalu, melakukan minimal tiga kali pengamatan R2 untuk tiap konsentrasi
8.       Mengulangi kegiatan 3 – 6 untuk larutan 80%, 60%, 40%, 20%,0% (untuk proses
pengenceran mintalah petunjuk dari asisten)
9.       Merapikan kembal alat dan bahan seperti kondiisi semula

E.       HASIL PERCOBAAN


Konsentras R2 Rata R3 Rata -
i (%) (ohm) – rata (ohm) rata
1 2 3 1 2 3
100 800 800 790 796,7 200 200 210 203,3
80 720 720 720 720 280 280 280 280
60 700 700 700 700 300 300 300 300
40 610 610 610 610 390 390 390 390
20 500 500 500 500 500 500 500 500
0 70 70 70 70 930 930 930 930
Diameter tabung = 2,28 cm
Diameter elektroda = 1,77 cm
Volume cairan = 160 ml
R1 = 2000 ohm

F.       ANALISIS DATA


G.      PEMBAHASAN
Daya hantar adalah kemampuan setiap at untuk menghantarkan arus listrik.
Sedangkan daya hantar jenis larutan adalah kemampuan setiap satuan panjang untuk
menghantarkan arus listrik.hanya larutan elektrolit saja yang dapat menghantarkan arus
listrik.
Dalam praktikum ini, kita menggunakan larutan CuSO4 sebagai sampelnya. Karena
larutan CuSO4 merupakan salah satu larutan elektrolit yang mana akan terjadi ionisasi ketika
dilarutkan dalam air. Sehingga, molekul-molekul terpecah menjadi ion (+) dan ion negative
(-). Dan larutan CuSO4 merupakan larutan elektrolit kuat sehingga ia mampu mengionisasi
secara sempurna.
Biasanya, untuk menentukan daya hantar jenis larutan menggunakan rangkaian
jembatan wheatstone. Kegunaa dari jembatan wheatstone adalah untuk mengukur nlai suatu
hambatan dengan cara arus yang mengalir pada galvanometer sama dengan nol (karena
potensial ujung-ujung nya sama besar). Syarat mutlak dari jembatan wheatstone adalah jarum
di galvanometer harus menunjukan angka nol. Ini artinya arusnya harus sma dengan nol
(keadaan setimbang).
Factor – factor yang dapat mempengaruhi besar daya hantar dan daya hantar jenis
suatu larutan adalah banyak faktornya. Salah satunya adalah konsentrasi/ kepekaan suatu
larutan. Karena semakin pekat suatu larutan, maka ion ionnya mampu mengionisasi semakin
besar. Sehingga daya hantar jenis larutan tersebut semakin besar. Begitu sebaliknya. Semakin
encer suatu larutan, maka ion ion nya semakin sedikit dan daya hantar jenis suatu larutan
akan semakin kecil.
Dalam praktikum ini, kita menggunakan cairan sebanyak 160 ml didalam tabung U.
lalu, didalam galvanometer sudah diketahui hambatan (R1) yaitu 2000 ohm. Diameter tabung
nya 2,28 cm. dan diameter elektroda nya 1,71 cm.
Dalam praktikum kali ini, kita memiliki tujuan yaitu untuk memahami asas jembatan
wheatstone dan menentukan daya hantar jenis suatu larutan. Jembatan wheatstone harus
kondisi seimbang (arus=0) atau tegangan kiri dan kanan sama. Pada praktikum ini, kita
memperoleh daya hantar jenis suatu larutan dalam berbagai konsentrasi.
Untuk menghitung daya hantar jenis larutan, kita menggunakan rumus:
∂=
Dimana, L adalah volume tabung dibagi luas tabung.karena volume tabung dan luas
tabung nilainya sama tiap konsentrasi, sehingga besar L tiap konsentrasi sama, yaitu 39,22
ml/cm2. Lalu, A adalah luas elektroda, yaitu sebesar 2,46 cm2. Nilai A tiap konsentrasi
memiliki nilai nilai yang sama karena tiap konsentrasi kita menggunakan elektroda yang
sama. Lalu, Y adalah daya hantar larutan. Setiap konsentrasi memiliki daya hantar larutan (Y)
yan berbeda beda. Hal ini karena daya hantar dipengearuhi oleh hambatan (R2 dan R3).
Semakin pekat larutan, maka nilai hambatan nya semakin besar. Segitu sebaliknya. Semakin
encer larutan, maka nilai hambatan nya semakin kecil.
Pada larutan CuSO4 100% memiliki daya hantar 0,0312 ohm. Sedangkan konsentrasi
80 % memiliki daya hantar jenis sebesar 0,021 ohm. Lalu, pada larutan CuSO4 60 %
memiliki daya hantar jenis sebesar 0,0187 ohm. Lalu untuk konsentrasi 40 % memiliki daya
hantar sebesar 0,0125 ohm. Untuk konsentrasi 20 % memiliki daya hantar sebesar 7,972x 10-
3
. Untuk konsentrasi 0 % memiliki daya hantar 5,995 x 10-4. Hal ini membuktikan bahwa
semakin pekat suatu larutan, maka daya hantar jenis larutannya semakin besar. Karena ion
ion nya semakin banyak. Begitu sebaliknya. Semakin encer suatu larutan, maka daya hantar
jenis ya semakin kecil karena ion ion nya semakin sedikit. Hal ini telah sesuai denganteori
yang ada.

H.      KESIMPULAN
1.       Jembatan wheatstone adalah sebuah rangkaian yang digunakan untuk mengukur nilai suatu
hambatan dengan cara arus yang mengalir pada galvanometer sama dengan nol (hambatan
kanan dan kiri sama)
2.       Daya hantar jenis larutan adalah kemampuan setiap satuan panjang untuk menghantarkan
arus listrik.
3.       Pada larutan pekat, ion ion nya semakin banyak sehingga daya hantar nya semakin besar.
Begitu sebaliknya.
4.       Pada larutan CuSO4 100% memiliki daya hantar 0,0312 ohm. Sedangkan konsentrasi 80 %
memiliki daya hantar jenis sebesar 0,021 ohm. Lalu, pada larutan CuSO4 60 % memiliki
Type equation here .daya hantar jenis sebesar 0,0187 ohm. Lalu untuk konsentrasi 40 %
memiliki daya hantar sebesar 0,0125 ohm. Untuk konsentrasi 20 % memiliki daya hantar
sebesar 7,972x 10-3. Untuk konsentrasi 0 % memiliki daya hantar 5,995 x 10-4.

JEMBATAN WHEATSTONE

Jembatan Wheatstone dipergunakan untuk memperoleh ketelitian dalam melaksanakan pengukuran


terhadap suatu tahanan yang nilainya relative kecil sekali umpamanya saja suatu kebocoran dari
kabel tanah/ kortsluiting dan sebagainya. Rangkaian ini dibentuk oleh empat buah tahanan (R) yag
merupakan segiempat A-B-C-D dalam hal mana rangkaian ini dihubungkan dengan sumber tegangan
dan sebuah galvanometer nol (0). Kalau tahanan-tahanan itu diatur sedemikian rupa sehingga
galvanometer itu tidak akan mengadakan suatu hubungan antara keempat tahanan tersebut.
(Suryatmo, 1986).

Jembatan Wheatstone merupakan suatu susunan rangkaian listrik untuk mengukur suatu tahanan
yang tidak diketahui harganya (besarannya). Kegunaan dari Jembatan Wheatstone adalah untuk
mengukur nilai suatu hambatan dengan cara arus yang mengalir pada galvanometer sama dengan
nol (karena potensial ujung-ujungnya sama besar). Sehingga dapat dirumuskan dengan perkalian
silang. Cara kerjanya adalah sirkuit listrik dalam empat tahanan dan sumber tegangan yang
dihubungkan melalui dua titik diagonal dan pada kedua diagonal yang lain dimana galvanometer
ditempalkan seperti yang diperlihatkan pada jembatan wheatstone. (Pratama, 2010).

Jembatan Wheatstone adalah alat ukur yang ditemukan oleh Samuel Hunter Christie pada 1833 dan
meningkat kemudian dipopulerkan oleh Sir Charles Wheatstone pada tahun 1843. Ini digunakan
untuk mengukur suatu yang tidak diketahui hambatan listrik dengan menyeimbangkan dua kali dari
rangkaian jembatan, satu kaki yang mencakup komponen diketahui kerjanya mirip dengan aslinya
potensiometer

Jembatan Wheatstone adalah suatu alat pengukur, alat ini dipergunakan untuk memperoleh
ketelitian dalam melaksanakan pengukuran terhadap suatu tahanan yang nilainya relatif kecil sekali
umpamanya saja suatu kebocoran dari kabel tanah/ kartsluiting dan sebagainya. (Suryatmo, 1974).

Jembatan Wheatstone adalah alat yang paling umum digunakan untuk pengukuran tahanan yang
teliti dalam daerah 1 sampai 100.000 Ω. Jembatan Wheatstone terdiri dari tahanan R1, R2, R3,
dimana tahanan tersebut merupakan tahanan yang diketahui nilainya dengan teliti dan dapat diatur.
(Lister, 1993).

Jika konduktor pengalir arus ditempatkan dalam medan magnet dihasilkan gaya pada konduktor
yang cenderung menggerakkan konduktor itu dalam arah tegak lurus medan. Prinsip ini digunakan
dalam instrument pendeteksi arus. Instrument pendeteksi arus yang peka disebut galvanometer.
(Lister, 1993).

Galvanometer merupakan instrument sangat peka dan dapat mengukur arus yang sangat lemah.
Galvanometer terdiri atas sebuah komponen kecil berlilitan banyak yang ditempatkan dalam sebuah
medan magnet begitu rupa sehingga garis-garis medan akan menimbulkan kopel pada kumparan
apabila melalui kumparan ini ada arus. (Flink, 1985)

Di dalam teori pengukuran listrik yang dimaksudkan dengan pengukuran Galvano yaitu suatu
instrument yang dipergunakan untuk memperlihatkan arus yang lemah. Untuk menyatakan dengan
jelas kadang-kadang dipisahkan juga untuk instrument-instrumen yang peka (sensitif), yang banyak
dipakai di laboratorium dan terutama sistem jembatan yang banyak kita jumpai. (Suryatmo, 1974).

Galvanometer adalah alat yang dipergunakan untuk deteksi dan pengukuran arus. Kebanyakan alat
itu kerjanya tergantung pada momen yang dilakukan pada kumparan di dalam medan magnet.
(Pratama, 2010).
Teori Jembatan Wheatstone

Jembatan Wheatstone adalah alat ukur yang ditemukan oleh Samuel Hunter Christie pada 1833 dan
meningkat dan dipopulerkan oleh Sir Charles Wheatstone pada tahun 1843. Dalam umumnya
Jembatan Wheatstone dipergunakan untuk memperoleh ketelitian dalam melaksanakan pengukuran
terhadap suatu tahanan yang nilainya relative kecil sekali umpamanya saja suatu kebocoran dari
kabel tanah/ kortsluiting dan sebagainya. Rangkaian ini dibentuk oleh empat buah tahanan (R) yag
merupakan segiempat A-B-C-D dalam hal mana rangkaian ini dihubungkan dengan sumber tegangan
dan sebuah galvanometer nol (0). Kalau tahanan-tahanan itu diatur sedemikian rupa sehingga
galvanometer itu tidak akan mengadakan suatu hubungan antara keempat tahanan tersebut.

Jembatan Wheatstone merupakan suatu susunan rangkaian listrik untuk mengukur suatu tahanan
yang tidak diketahui harganya (besarannya). Kegunaan dari Jembatan Wheatstone adalah untuk
mengukur nilai suatu hambatan dengan cara arus yang mengalir pada galvanometer sama dengan
nol (karena potensial ujung-ujungnya sama besar). Sehingga dapat dirumuskan dengan perkalian
silang. Cara kerjanya adalah sirkuit listrik dalam empat tahanan dan sumber tegangan yang
dihubungkan melalui dua titik diagonal dan pada kedua diagonal yang lain dimana galvanometer
ditempalkan seperti yang diperlihatkan pada jembatan wheatstone.

B.KONSEP JEMBATAN WHEATSTONE

Jembatan Wheatstone adalah alat ukur yang digunakan untuk mengukur suatu yang tidak diketahui
hambatan listrik dengan menyeimbangkan dua kali dari rangkaian jembatan, satu kaki yang
mencakup komponen diketahui kerjanya mirip dengan aslinya potensiometer. Jembatan
Wheatstone adalah suatu proses menentukan nilai hambatan listrik yang presisi/tepat menggunakan
rangkaian Jembatan Wheatstone dan melakukan perbandingan antara besar hambatan yang telah
diketahui dengan besar hambatan yang belum diketahui yang tentunya dalam keadaan Jembatan
disebut seimbang yaitu Galvanometer menunjukkan pada angka nol. Rangkaian Jembatan
Wheatstone tersebut memiliki susunan dari 4 buah hambatan yang mana 2 dari hambatan tersebut
adalah hambatan variable dan hambatan yang belum diketahui besarnya yang disusun secara seri
satu sama lain dan pada 2 titik diagonalnya dipasang sebuah Galvanometer dan pada 2 titik diagonal
lainnya diberikan sumber tegangan. Galvanometer adalah alat yang digunakan untuk
mendeteksi dan pengukuran arus. Kebanyakan alat ini kerjanya tergantung pada momen yang
berlaku pada kumparan di dalam magnet.

R1, R2, dan R3 merupakan hambatan yang sudah diketahui, sedangkan R4 adalah hambatan yang
akan dicari besarnya. Dengan mengatur sedemikian rupa besar hambatan variable sehingga arus
yang mengalir pada Galvanometer sama dengan nol, dalam keadaan ini jembatan tersebut disebut
seimbang sehingga sesuai dengan hukum Ohm. Rangkaian Jembatan Wheatstone juga dapat
disederhanakan dengan menggunakan kawat geser apabila besarnya hambatan bergantung pada
panjang penghantar.

Jembatan Wheatstone adalah alat yang paling umum digunakan untuk pengukuran tahanan yang
teliti dalam daerah 1 sampai 100.000 Ω. Jembatan Wheatstone terdiri dari tahanan R1, R2, R3,
dimana tahanan tersebut merupakan tahanan yang diketahui nilainya dengan teliti dan dapat diatur.
(Lister, 1993).

C.Aplikasi Jembatan Wheatstone

Salah satunya adalah dalam percobaan mengukur regangan pada benda uji berupa beton atau baja.
Dalam percobaan kita gunakan strain gauge, yaitu semacam pita yang terdiri dari rangkaian listrik
untuk mengukur dilatasi benda uji berdasarkan perubahan hambatan penghantar di dalam strain
gauge. Strain gauge ini direkatkan kuat pada benda uji sehingga deformasi pada benda uji akan sama
dengan deformasi pada strain gauge. Seperti kita ketahui, jika suatu material ditarik atau ditekan,
maka terjadi perubahan dimensi dari material tersebut sesuai dengan sifat2 elastisitas benda.
Perubahan dimensi pada penghantar akan menyebabkan perubahan hambatan listrik, ingat
persamaan R = ρ.L/A. Perubahan hambatan ini sedemikian kecilnya, sehingga untuk mendapatkan
hasil eksaknya harus dimasukkan kedalam rangkaian jembatan Wheatstone. Rangkaian listrik
beserta jembatan Wheatstonenya sudah ada di dalam strain gauge.

Bueche, Fredick J. dan Eugene Hecht. 2006. Fisika Universitas. Jakarta :Erlangga.

Flink, R.J dan O.G Brink. 1984. Dasar-dasar Ilmu Instrumen. Jakarta : Binacipta.

Lister, Eugene C. 1993. Mesin dan Rangkaian Listrik. Jakarta : Erlangga.

Mars. 2010. Jembatan Wheatstone. http://marausna.wordpress.com/.

Petra. 2010. http://deweypetra.ac.id.


Suryatmo, F. 1986. Teknik Listrik Pengukuran. Jakarta : Bina aksara.

Van der wol, G. 1985. Rangkaian Eletro Teknik. Jakarta : Erlangga.

Wikipedia. 2010. Hambatan Listrik. http://id.wikipedia.org.com/wiki/hambatan-listrik.

Serway, R. “Physics for scientist & Engineers With Modern Physics” , James Madison University
Harrison burg, Virginia, 1989 Bab 28.

Resnick & Haliday, “ Fisika Jilid 2 ” (terjemahan) Bab 32.

BAB II
ISI
2.1
Pegertian
Elektrolit
Elektrolit adalah zat terlarut terdisosiasi
menjadi ion
-
ion dalam air, yang
membuat larutan berair berperilaku sebagai konduktor listrik
(P
etruci,
2011)
Elektrolit adalah
suatu
zat yang ketika dilarutkan ke dalam air akan
menghasilkan larutan yan
g dapat
menghantarkan arus listrik
(
Chang,
Raymond, 2005
)
Elektrolit adalah
senyawa lelehan atau
larutannya itu menghantarkan arus
listrik
(keenan,2002)
Elektrolit adalah
proses dimana energi elektrik digunakan pada saat
terjadi
reaksi kimia
yang
tidak spontan
( Laird,B Briyan, 2011)
Larutan Elektrolit adalah larutan yang dapat menghantarkan arus listrik
ditandai lampu menyala pada alat uji elektrolit dan timbulnya gelembung gas
pada
sal
ah
satu
atau
kedua
elektrodanya
(
Harwood,2011)
Elektrolit adalah suatu senyawa yang bila dilarutkan dalam pelarut
(misalnya air) akan menghasilkan larutan yang dapat menghantarkan arus
listrik. Elektrolit diklasifikasikan berdasarkan kemampuannya dalam
menghantarkan arus listrik yaitu elektrolit kuat d
an elektrolit lemah. Suatu
elektrolit dapat berupa asam, basa maupun garam. Menurut Michael Faraday,
elektrolit merupakan suatu zat yang dapat menghantarkan listrik jika berada
dalam bentuk larutan atau lelehannya. Dalam suatu larutan elektrolit bila
diber
i dua batang elektroda inert dan diberi tegangan listrik diantaranya, maka
anion
-
anion akan bergerak ke elektroda negatif (katoda). Proses ini
merupakan fenomena transport seperti halnya yang terjadi dalam molekul gas
adalah adanya pengaruh medan listrik d
an molekul pelarut. Analisis kimia
yang didasarkan pada daya hantar listrik berhubungan dengan pergerakan
suatu ion didalam larutan ion yang mudah bergerak mempunyai
daya hantar
listrik yang besar (
Unggul Sudarmo. 2004
)

2
Macam
-
macam Elektrolit
Elektrolit kuat dan lemah.
Larutan air(dari) n
atrium klorida dan senyawa
ion lain
, maupun larutan air beberapa senyawaan kovalen tertentu merupakan
penghantar kelistrikan
yang sangan bagus. Zat
-
zat yang berapa
dalam larutan
seluruhnya atau hampir
seluruhnya dalam ben
tuk ion disebut elektrolit kuat
(
Chang, Raymond, 2005)
Sebaliknya, larutan air
{dari) banyak senyawa kovalen merupakan
penghantar kelistrikan yang jelek. Lar
utan
am
onia dan asam asetat
dalam air
merupakan contoh zat
-
zat yang
hanya sebagian kecil molekulnya yang larut
bereaksi
dengan air untuk membentuk ion disebut elektrolit lemah.
(
Unggul
Sudarmo. 2004
)

Larutan elektrolit kuat adalah larutan yang dapat menghantarkan arus


listrik dengan baik. Hal ini disebabkan karena zat terlarut akan terurai sempurna
(derajat ionisasi ? =
1) menjadi ion
-
ion sehingga dalam larutan tersebut banyak
mengandung ion
-
ion. Sebagai contoh larutan NaCl. Jika padatan NaCl dilarutkan
dalam air maka NaCl akan terurai empurna menjadi ion Na
+
dan Cl
-
(
Unggul
Sudarmo. 2004
)
Larutan elektrolit lemah adalah larutan yang dapat menghantarkan arus
listrik dengan lemah.
Hal ini disebabklan karena zat terlarut akan terurai sebagian
(derajat ionisasi ?
<< 1) menjadi ion
-
ion sehingga dalam larutan
tersebut sedikit
mengandung ion (
Ungg
ul Sudarmo. 2004
)
Elektrolit kuat adalah elektrolit yang dapat menghasilkan larutan dengan
daya hantar listrik yang baik. Senyawa NaCl, HCl, dan H
2
SO
4
dapat terurai
sempurna dalam pelarut air membentuk banyak ion
.
(
Stanistski,Conrad. 2010)
Elektrolit lema
h adalah elektrolit yang dapat menghasilkan larutan dengan
daya hantar listrik yang buruk. Senyawa CH
3
COOH dan NH
3
hanya terurai
sebagian kecil dalam pelarut air membentuk sedikit ion. Secara kuantitatif, kuat
atau lemahnya suatu larutan elektrolit dapat dinyatakan dengan derajat ionisasi
(
α
)(
Stanistski,Conrad. 2010)
Untuk larutan elektrolit kuat;
α
=1a
tau
α
mendekati 1.
Untuk larutan elektrolit lemah; 0
Untuk larutan nonelektrolit;
α
= 0.
Larutan elektrolit terbagi menjadi dua :a. Larutan elektrolit kuat. Yaitu
larutan yang dapat menghantarkan arus listrik. Ion
-
ion yang bebas bergerak
sehingga electron
dapat mudah berpindah dan mengakibatkan arus listrik yang
dihantarkan lebih lancar. Selain itu, larutan elektrolit kuat terionisasi secara
sempurnah dalam air. senyawa yang termasuk dalam elektrolit kuat adalah : Asam
kuat, : HCl, HClO3, HClO4, H2SO4, HNO
3 dan lain
-
lain. Basa kuat, yaitu basa
-
basa golongan alkali dan alkali tanah, : NaOH, KOH, Ca(OH)2, Mg(OH)2,
Ba(OH)2 dan lain
-
lain. Garam
-
garam yang mempunyai kelarutan tinggi, : NaCl,
KCl, KI, Al2(SO4)3 dan lain
-
lain.b. Larutan elektrolit lemah. Yaitu lar
utan yang
dapat menghantarkan listrik tetapi ion
-
ionnya tidka sepenuhnya bebas bergerak
sehingga electron tidak dapat dengan mudah berpindah dan mengakibatkan arus
listrik yang dihantarkan lebih kecil. Contoh senyawa yang termasuk dalam
elektrolit lemah :
Asam lemah, : CH3COOH, HCN, H2CO3, H2S dan lain
-
lain.
Basa lemah, : NH4OH, Ni(OH)2 dan lain
-
lain. Garam
-
garam yang sukar larut, :
AgCl, CaCrO4, PbI2 dan lain
-
lai
n
(Keenan. 2002

DAFTAR PUSTAKA
Chang, Raymond.
2005
. Kimia Dasar Konsep
-
konsep inti Edisi ke Tiga Jilid 1
.
Jakarta. Erlangga
Keenan.
2002.
Ilmu Kimia untuk Universita
.
Jakarta : Erlangga
Laird,B.Brian
. 2011 University Chemistry. United States : Mc Graw
-
HILL
Higher
Ed
ucation
Leonardo
.
2009
.
konsep kimia pilihan larutan elektrolit
dan non elektrolit
.
http://trilestarisman1kbm.blogspot.com/diakses tanggal 07
-
12
-
12
jam 12.00
Peter.2008
.
perbedaan_larutan_berdasarkan_daya_hanter_listrik.html
.
http://kimi
a.upi.edu/utama/bahanajar/kuliah_web/budi%20utomo%20(0606377)/
diakses tanggal 07
-
12
-
12 jam 12.30
Petruci,Harwood,Hesting,Madura. 2011.
Kimia Dasar
Prinsip
-
prinsip dan
Aplikasi Modern Edisi
Kesembilan Jilid 1.
Jakarta : E
rlangga
Stanistski,Conrad. 2010
. Chemistry Contect
: Applying Chemistryto Sciely Third
E
dition
. United State :
Mc Graw
-
HILL Higher
Education
Tipler. 2004.
Fisika
Untuk Sains Dan Teknik Edisi Ketiga
. Jakarta ; Erlangga
Unggul Sudarmo. 2004.
KIMIA untuk S
MA kelas X
. Jakarta : Erlangga

Anda mungkin juga menyukai