Anda di halaman 1dari 7

IMM DALAM UPAYA PEMULIHAN EKONOMI DI MASA

TRANSISI POST COVID-19

Ayunda Lestari
PC IMM Bogor

A. Pendahuluan
Tahun 2020 dunia digemparkan dengan munculnya Virus yang dapat menyebar
dengan cepat melalui udara, virus ini dikenal dengan sebutan Coronavirus. Coronavirus
merupakan salah satu virus yang serupa dengan common cold atau pilek yang dapat
menyebabkan penyakit ringan hingga serius. Virus Corona diidentifikasi berasal dari
Kota Wuhan di China pada bulan Desember 2019. Virus tersebut memiliki nama ilmiah
Covid-19. Efek yang dirasakan akibat Covid-19 berupa flu ringan hingga flu yang sangat
serius setara atau bahkan lebih parah dari Mers-CoV dan Sars- CoV (Kirigia & Muthuri,
2020). Virus ini disebut sebagai Covid-19 atau Corona Virus Disease yang muncul pada
tahun 2019. Dalam beberapa bulan virus ini sudah menyebar keseluruh belahan dunia
hingga teridenfitikasi di Indonesia pada bulan Maret 2020 (Nursalim, 2020; Sayuti, 2020;
Azimah, 2020).
Virus Corona adalah bagian dari keluarga virus yang menyebabkan penyakit pada
hewan ataupun juga pada manusia. Di Indonesia, masih melawan Virus Corona hingga
saat ini, begitupun juga di negara-negara lain. Jumlah kasus Virus Corona terus
bertambah dengan beberapa melaporkan kesembuhan, tapi tidak sedikit yang meninggal.
Usaha penanganan dan pencegahan terus dilakukan demi melawan COVID-19 dengan
gejala mirip Flu. Kasusnya dimulai dengan pneumonia atau radang paru-paru misterius
pada Desember 2019.Kasus infeksi pneumonia misterius ini memang banyak ditemukan
di pasar hewan tersebut. Virus Corona atau COVID-19 diduga dibawa kelelawar dan
hewan lain yang dimakan manusia hingga terjadi penularan. Coronavirus sebetulnya
tidak asing dalam dunia kesehatan hewan, tapi hanya beberapa jenis yang mampu
menginfeksi manusia hingga menjadi penyakit radang paru.
Kasus ini diduga berkaitan dengan pasar hewan Huanan di Wuhan yang menjual
berbagai jenis daging binatang, termasuk yang tidak biasa dikonsumsi seperti ular,
kelelawar, dan berbagai jenis tikus. Dengan latar belakang tersebut, Virus Corona bukan
kali ini saja memuat warga dunia panik. Memiliki gejala yang sama-sama mirip Flu,
Virus Corona berkembang cepat hingga mengakibatkan infeks yang lebih parah dan
gagal organ.
Wabah Covid-19 menjadi pandemi global setelah diumumkan oleh WHO atau
Badan Kesehatan Dunia dan dengan penyebarannya yang begitu cepat membuat Covid-
19 menjadi topic utama di penjuru dunia. Tidak terkecuali di Indonesia karena jumlah
masyarakat yang terinfeksi virus Covid-19 atau Corona mengalami peningkatan hari
demi hari. Pemerintah selalu memperbarui data Covid-19 di Indonesia, terjadi
penambahan kasus setiap harinya. Dan dari penambahan kasus tersebut membuat jumlah
pasien Covid-19 semakin meningkat. Berbagai upaya telah dilakukan pemerintah untuk
menangani penyebaran virus Covid-19, salah satunya yaitu Pembatasan Sosial Berkala
Besar (PSBB). Secara bertahap di wilayah-wilayah yang terindikasi mempercepat
penyebaran Covid-19. Penerapan ini memberikan dampak yang signifikan terhadap
aktivitas masyarakat. Karena tidak dapat melakukan aktivitas di luar lingkungan rumah
yang secara tidak langsung memaksa mereka melakukan kegiatan digantikan secara
online.
Dengan munculnya Covid-19 pemerintah Indonesia mulai menegaskan bahwa
masyarakat di himbau untuk tidak melakukan aktivitas di luar rumah upaya untuk
menghindari meningkatnya penyebaran Covid-19. Berbeda dengan negara lain yang
melakukan lockdown, pemerintah Indonesia dengan kebijakan social distancing dan
PSBB atau Pembatasan Sosial Berskala Besar diharapkan dapat mengurangi dampak
krisis ekonomi (Nasution, 2020; Kickbusch, 2020). Namun meskipun begitu kebijakan
ini mempengaruhi aktivitas-aktivitas ekonomi masyarakat di Indonesia dengan
dibatasinya ruang gerak masyarakat, belum lagi banyaknya karyawan yang harus
dirumahkan bahkan hingga diberhentikan dalam pekerjaannya oleh perusahaan-
perusahaan dengan alasan untuk menutup kerugian yang terus membesar (Honoatubun,
2020).
Lebih lanjut, Damuri dan Hirawan (2020) menyatakan kasus penyebaran Covid-
19 ini selanjutnya dapat dilihat dari dua sudut pandang ekonomi yang berbeda, yaitu
permintaan dan penawaran. Dari sisi permintaan, kondisi pandemi Covid-19 jelas akan
mengurangi sektor konsumsi, kegiatan perjalanan dan transportasi, serta peningkatan
biaya transportasi dan perdagangan. Sedangkan dari sisi penawaran, kemungkinan besar
yang terjadi adalah terkontraksinya produktivitas pekerja/buruh, penurunan investasi dan
kegiatan pendanaan, serta terganggunya rantai pasokan global (global value chain). Dari
sisi konsumsi, pola konsumsi masyarakat akibat penyebaran Covid-19 secara otomatis
akan berubah. Masyarakat akan cenderung untuk tidak melakukan kegiatan perjalanan
atau pariwisata dan lebih cenderung meningkatkan konsumsi pada barang-barang
kebutuhan pokok yang dianggap penting sebagai antisipasi terjadinya pembatasan
pergerakan manusia. Secara keseluruhan, tingkat konsumsi akan cenderung turun karena
harga yang terdistorsi akibat mahalnya biaya transportasi dan logistik barang. Sementara
itu, dari sisi produksi, beberapa sektor utama di Indonesia juga akan terdampak akibat
penyebaran Covid-19, khususnya industri pengolahan (manufaktur).
McKensey pada salah satu artikelnya, memprediksi pertumbuhan ekonomi global
akan melambat sebesar 2,2 persen atau 1,8 persen, jauh meleset dari prediksi awal.
(Craven et al., 2020). Bahkan IMF juga memberikan prediksi ekonomi global akan
menurun tajam dari perkiraan awal menjadi berada pada angka minus 3 persen.
(Kemenkeu.go.id, n.d.-c). Sebagai negara yang memiliki jumlah kasus Covid-19 yang
cukup signifikan, Indonesia memproyeksi pertumbuhan ekonomi akan mengalami
penurunan sebesar 2,3 persen dari prediksi awal sebesar 5,04 persen (Lipi.go.id, 2020).
Bahkan dalam skenario terburuk, Menteri Keuangan Indonesia Sri Mulyani menyebutkan
pertumbuhan ekonomi bisa berada diangka minus 0,4 persen (VOAIndonesia, n.d.).
Dengan demikian bahwa perekonomian di indonesia selama pandemi covid-19 ini akan
menurun, untuk itu maka diperlukan suatu inovasi pada ekonomi kreatif atau ekonomi
mandiri dalam upaya pemulihan ekonomi di masa transisi post covid-19 ini.

B. Pembahasan
Di masa sekarang ini, yaitu masa Pandemi COVID-19 telah membawa dampak
yang sangat besar bagi masyarakat di dunia, khususnya masyarakat Indonesia. Pandemi
COVID-19 sangat mempengaruhi beberapa sektor terutama pada sektor ekonomi.
Dimana pada saat pandemi covid-19 perekonomian di berbagai belahan dunia sangat
menurun. Banyak sekali pedagang yang merugi, peningkatan pengangguran,dan bahkan
banyak pengusaha-pengusaha yang gulung tikar. Tentu hal tersebut berdampak sangat
besar bagi masyarakat.
Pemulihan Ekonomi adalah economic recovery yaitu keadaan ekonomi dalam
pola konjungtur yang ditandai oleh mulai meningkatnya kembali produksi dan konsumsi,
pertambahan kesempatan kerja, jumlah uang beredar dan peningkatan permintaan kredit.
Pemulihan ekonomi juga merupakan bagian awal dari ekspansi, dimana perekonomian
memperoleh kekuatannya kembali untuk tumbuh paska resesi. Pertumbuhan ekonomi
menunjukkan tanda-tanda penguatan. Belanja konsumen mulai meningkat, terutama
untuk barang tahan lama. Ini kemudian mendorong bisnis untuk mengintensifkan
produksi.1
Selama periode ini, aktivitas ekonomi dan bisnis membaik. Biasanya, itu ditandai
dengan pertumbuhan positif ekonomi, perbaikan prospek pendapatan dan lapangan kerja.
Dan ketika pemulihan berlanjut, perekonomian menuju ekspansi. Pertumbuhan ekonomi
tinggi, inflasi merangkak naik, tingkat pengangguran turun, dan kepercayaan konsumen
dan bisnis meningkat.

Adapun bentuk pemulihan Ekomoni yaitu:2


1. Bentuk V
Pandemi menyebabkan perekonomian anjlok yang ditandai dengan pertumbuhan
ekonomi menurun tajam dan pengangguran melonjak, tapi dalam waktu singkat bisa
pulih kembali pada posisi sebelum krisis.

2. Bentuk U
Pertumbuhan turun drastis dan pengangguran meningkat. Tingkat pertumbuhan
ekonomi untuk pulih butuh waktunya yang lama, kesenjangan antara jalur
pertumbuhan ekonomi lama dan baru tetap besar, yang menunjukkan kerusakan pada

1
“Pemulihan Ekonomi”, https://cerdasco.com/pemulihan-ekonomi/, (25/04/2021, 13.05)

2
Andi Irawan, Selasa, 09 Jun 2020: Bentuk Pemulihan Ekonomi Pasca-Pandemi, dalam
https://news.detik.com/kolom/d-5046034/bentuk-pemulihan-ekonomi-pasca-pandemi, (26/04/2021, 15.55).
sisi suplai ekonomi, output yang hilang besar dan membutuhkan waktu yang jauh
lebih panjang untuk kembali pada kondisi sebelum krisis.
3. Bentuk L
Sebagai bentuk yang terburuk. tidak hanya pertumbuhan ekonomi, negara tidak
pernah memulihkan jalur output sebelumnya, tetapi juga tingkat pertumbuhannya
menurun. Jarak antara jalur lama dan baru dari pertumbuhan semakin lebar, dengan
output yang hilang terus berlanjut. Ini berarti krisis telah meninggalkan kerusakan
struktural yang permanen pada sisi suplai. Pola atau bentuk L ini adalah bentuk yang
paling merusak akibat dari krisis.
4. Bentuk W, atau perulangan pola V
Hal ini bisa terjadi karena adanya outbreak gelombang kedua dan seterusnya. Bentuk
ini juga tergolong bentuk buruk dari proses pemulihan ekonomi suatu negara.

Mayoritas para pimpinan perusahaan-perusahaan dunia mengekspektasikan


pemulihan ekonomi dunia secara pesimis karena 51 persen dari mereka memprediksi pola
pemulihan ekonomi adalah bentuk U, 25 persen bentuk L, dan 16 persen bentuk W.
Hanya 8 persen dari mereka yang menilai proses pemulihan ekonomi dengan optimis
yakni berpola V. Artinya ada prediksi krisis Covid-19 ini berimplikasi punya daya rusak
ekonomi yang besar.
Semua negara mengharapkan pola pemulihan ekonomi dari krisis Covid-19 adalah
Bentuk V. Untuk menghadirkan bentuk V sangat tergantung bagaimana manajemen
penanganan Covid sehingga pelandaian kurva eksponensial penularan Covid cepat
tercapai dan outbreak gelombang kedua dan seterusnya tidak terjadi. Negara-negara yang
bisa menghadirkan pola pemulihan ekonomi berbentuk V adalah negara yang berhasil
mengatasi krisis ekonomi Covid-19 dengan baik.
Untuk mencapai prestasi menunjukkan bentuk V dari pemulihan ekonomi nasional,
kata kunci pentingnya tetap pada disiplin menghindarkan terjadinya kerumunan
dan physical distancing dalam interaksi langsung antar manusia. Fokus menghentikan
penyebaran Covid-19 tetap prioritas pertama karena besaran dan lama krisis ekonomi
yang terjadi sebagai dampak dari pandemi ini tergantung pada kemampuan melandaikan
kurva eksponensial penyebaran Covid dan mencegah terjadinya gelombang outbreak
kedua dan seterusnya.
Penerapan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) perlu tetap didisiplinkan
penerapannya. Jaga jarak aman (physical distancing) khususnya pada tempat-tempat yang
interaksi antarmanusia adalah suatu hal yang tidak bisa dihindarkan seperti pasar,
bandara, dan terminal harus di kawal ketat implementasinya. Masih tampak menyolok
protokol kesehatan Covid-19 belum diimplementasikan dengan baik bahkan di daerah-
daerah yang menerapkan PSBB berpotensi menghadirkan gelombang baru serangan
CovidCovid-19 sehingga bisa menyebabkan krisis ekonomi tidak mengalami pola
pemulihan seperti yang diharapkan yakni berbentuk V.

Peran Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah atau IMM yang merupakan organisasi


gerakan mahasiswa islam yang bergerak dibidang keagamaan, kemahasiswaan, dan
kemasyarakatan sudah barang tentu harus bisa berperan dalam pemulihan ekonomi
dimasa transisi post COVID-19 ini. Peran IMM dalam pemulihan ekonomi sebetulnya
sudah di tunjang dengan adanya BUMI atau badan usaha milik ikatan yang tentunya bisa
sangat membantu dalam pemulihan ekonomi ini. Badan Usaha Milik Ikatan atau sering
disingkat dengan BUMI merupakan suatu wadah yang jika dikelola dengan baik akan
menghasilnya suatu yang bisa membantu dalam pemulihan ekonomi. Pengelolaan
kembali bumi bisa membantu banyak orang atau banyak kader yang akan memulai usaha.
Bumi akan menjadi wadah bagi semua kader IMM khususnya kader IMM bogor dalam
proses memulai usaha untuk membantu pemulihan ekonomi di masa transisi post covid
19 ini.

C. Kesimpulan
Pandemi covid-19 ini merupakan hal baru yang dialami masyarakat dunia
terutama masyarakat Indonesia. Dimana pandemi ini sudah membawa dampak yang
sangat besar bagi perekonomian di indonesia. Dari berbagai macam bentuk pemulihan
perekonomian tentu dibutuhkan suatu ide atau gagasan baru yang harus dikembangkan
dalam upaya pemulihan ekonomi. Dengan Badan Usaha Milik Ikatan yang sudah ada bisa
untuk lebih dikembangkan dan di masifkan lagi agar bisa menjadi suatu wadah bagi
masyarakat khususnya kader dalam upaya pemulihan ekonomi.

D. Daftar Pustaka
Pemulihan Ekonomi, https://cerdasco.com/pemulihan-ekonomi/.
Andi Irawan, Selasa, 09 Jun 2020: Bentuk Pemulihan Ekonomi Pasca-Pandemi, dalam
https://news.detik.com/kolom/d-5046034/bentuk-pemulihan-ekonomi-pasca-pandemi
Rosiady Husaenie Sayuti1 dan Siti Aisyah Hidayati, 2020. “Dampak Pandemi Covid-19
Terhadap Ekonomi Masyarakat”. Resiprokal Vol. 2 No. 2, hal 134-135.

Anda mungkin juga menyukai