Terakreditasi A
SK BAN –PT NO: 451/SK/BAN-PT/Akred/S/XI/2014
Skripsi
Oleh
Denan Reina Andini Suhradi
2015330046
Bandung
2019
Universitas Katolik Parahyangan
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Program Studi Ilmu Hubungan Internasional
Terakreditasi A
SK BAN –PT NO: 451/SK/BAN-PT/Akred/S/XI/2014
Skripsi
Oleh
Denan Reina Andini Suhradi
2015330046
Pembimbing
Dr. Aknolt Kristian Pakpahan, S.IP., M.A.
Bandung
2019
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Program Studi Ilmu Hubungan Internasional
Tim Penguji
Ketua sidang merangkap anggota
Dr. A. Irawan Justiniarto H, Drs., M.A. : ________________________
Sekretaris
Dr. Aknolt Kristian Pakpahan, S.IP., M.A. : ________________________
Anggota
Albert Triwibowo, S.IP., M.A. : ________________________
Mengesahkan,
Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
NPM : 2015330046
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi ini merupakan hasil karya tulis ilmiah sendiri
dan bukanlah merupakan karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar
akademik oleh pihak lain. Adapun karya atau pendapat pihak lain yang dikutip,
ditulis sesuai dengan kaidah penulisan ilmiah yang berlaku.
Pernyataan ini saya buat dengan penuh tanggung jawab dan bersedia menerima
konsekuensi apapun sesuai aturan yang berlaku apabila dikemudian hari diketahui
bahwa pernyataan ini tidak benar.
ABSTRAK
NPM : 2015330046
ABSTRACT
NPM : 2015330046
This research will explain how the United States’ trade policy in the South East
Asia region is to maintain its position as the hegemonic state during the governance
era of Barrack Obama. As a hegemonic state, the United States plays a very
important role toward the economy of South East Asia through various economic
activities, such as trade and investment. However, the existence of the United States
as the most powerful state in South East Asia has started to change since the power
of China rises significantly to the point it is said to be able to replace the United
States’ position as the hegemonic state. The rise of China, especially in terms of
economy, influences the trade activities conducted between China and South East
Asia. This can be seen through the fact that the trade activities number conducted
between South East Asia with China is much higher compared to with the United
States. The theories used within this research are Mercantilism theory, hegemony
stability theory, as well as the concept of national interest. This research found that
during the era of Obama, the United States made trade policies such as supporting
and strengthening regulation-based trade system; being a committed trade partner;
increasing growth, creating job opportunities, and new innovation; and spreading
the American values through trade activities.
Keywords: Trade Policy, Hegemony, National Interest, the United States, South
East Asia.
iii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas kuasa dan
dibuat untuk memenuhi syarat kelulusan dalam menempuh program sarjana jurusan
Ilmu Hubungan Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas
bahwa penelitian ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis terbuka
untuk segala kritik maupun saran yang bersifat membangun guna memperbaiki
kekurangan dari penelitian ini. Penulis mengucapkan terima kasih kepada Dr.
Aknolt Kristian Pakpahan, S.IP., M.A., selaku dosen pembimbing yang telah
Untuk Abi dan Mama, terima kasih atas segala kasih sayang yang selalu
diberikan kepada saya, serta kepercayaan dan dukungan yang diberikan selama ini,
karena dengan dukungan dan kesabaran abi dan mama, saya mampu berada di tahap
tanpa henti seperti abi dan mama. Terima kasih untuk selalu mengingatkan saya
untuk menyelesaikan skripsi ini. Terima kasih juga untuk om Abas. Dan bubu,
terima kasih kamu telah menjadi penyemangat saya. Untuk the best family ever,
keluarga besar Sony Sutisna Suhradi dan Wardja Kasmitadiredja, terima kasih atas
Kepada Dr. Aknolt Kristian Pakpahan, S.IP., M.A., terima kasih telah
membimbing dan memberi arahan kepada saya selama proses pembuatan skripsi
ini. Terima kasih atas saran dan masukannya yang sangat membantu saya dalam
Shanti An’nur A, terima kasih telah menjadi seorang sahabat dari masa
SMA hingga sekarang dan telah menjadi seseorang yang selalu mengerti keinginan
saya, Sukses skripsinya. Aku tunggu kabar baik dari siding skripsinya ya.
Jessica Natania, dan Josephine Diva A. Terima kasih sudah menjadi sahabat bagi
kesempatan bagi saya untuk menjadi seseorang yang bebas untuk melakukan
Lea, Hanny, Sarah, Hanna, Salma, Via, dan Indri. Terima kasih karena telah
skripsinya untuk Sarah dan Salma, dan sukses juga untuk yang skripsi di semester
DAFTAR ISI
ABSTRAK ....................................................................................................... i
ABSTRACT .................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................ 1
2.1.1.6. ASEAN......................................................................... 42
Serikat ............................................................................................... 66
Perdagangan ................................................................................ 86
DAFTAR TABEL
DAFTAR GRAFIK
Obama ................................................................................................. 45
2.3. Aktivitas Ekspor dan Impor Asia Tenggara Tahun 2015 ................... 57
2.5. Produk Ekspor Asia Tenggara Terhadap Tiongkok Tahun 2015 ....... 59
2.8. Produk Ekspor Tiongkok Terhadap Asia Tenggara Tahun 2015 ...... 64
Tenggara ............................................................................................. 82
xi
DAFTAR SINGKATAN
AS Amerika Serikat
GE General Electric
PENDAHULUAN
Berakhirnya Perang Dingin menjadi salah satu alasan bagi banyak negara
kerugian yang dialami oleh negara-negara yang terlibat di dalam Perang Dingin
terbebas dari kondisi tersebut. Pada saat itu, Amerika Serikat muncul sebagai satu-
satunya negara yang memiliki kekuatan tertinggi di dunia setelah Uni Soviet
saat berakhirnya Perang Dunia II. Pada saat itu, Amerika Serikat muncul sebagai
salah satu negara yang mendominasi kekuasaan di beberapa sektor, yaitu sektor
ekonomi, politik, dan teknologi.1 Namun, Amerika Serikat tidak menjadi satu-
satunya negara yang memiliki kekuatan tertinggi di dunia. Uni Soviet merupakan
negara selanjutnya yang memiliki kekuatan terbesar pada pasca Perang Dunia II.
Hal ini menjadikan Uni Soviet sebagai salah satu negara yang dianggap dapat
menyaingi kekuasaan yang dimiliki oleh Amerika Serikat. Walaupun Uni Soviet
menjadi negara pesaing bagi Amerika Serikat yang pada saat itu mendominasi
1Salvatore Babones, “American Hegemony is Here to Stay”, The National Interest, 11 Juni 2015,
http://nationalinterest.org/feature/american-hegemony-here-stay-13089 (diakses pada 20 Februari
2018)
1
2
kekuasaan di berbagai sektor, Uni Soviet tidak akan dapat menggantikan kekuasaan
yang dimiliki oleh Amerika Serikat karena kemampuan yang dimiliki oleh Uni
Soviet belum mampu mengalahkan kekuasaan yang dimiliki oleh Amerika Serikat,
bahkan dapat dikatakan bahwa posisi dan kekuatan yang dimiliki oleh Uni Soviet
masih berada di bawah Amerika Serikat, sehingga Amerika Serikat tetap menjadi
dalamnya terdapat beberapa negara yang memiliki kondisi dan potensi yang dapat
Pasifik, Samudera Hindia, dan anak benua India menjadi lokasi strategis yang dapat
kebijakan yang dibentuk oleh suatu negara. Banyaknya jumlah sumber daya alam
menjadi tujuan utama bagi negara-negara lain dalam menjalin hubungan kerja sama
dengan kawasan Asia Tenggara, dengan kata lain Asia Tenggara dapat dianggap
kerja sama yang saling menguntungkan.3 Menurut The Organisation for Economic
2Ibid.
3Jon Lunn dan Gavin Thompson, Southeast Asia: A Political and Economic Introduction (House
of Commons, 2011), 1.
3
dinamis dan memiliki potensi yang cukup signifikan dalam sektor ekonomi.4
kerja sama yang akan dilakukan dengan kawasan tersebut. Gross Domestic Product
(GDP) yang semakin meningkat, sumber daya alam yang melimpah, memiliki jalur
perairan yang menjadi jalur strategis bagi aktivitas perdagangan antar negara, dan
keunggulan yang dapat menjadi potensi bagi kawasan Asia Tenggara dalam
Amerika Serikat menjadi salah satu negara yang turut menjalin hubungan
kerja sama dengan kawasan Asia Tenggara, salah satunya kerja sama dalam bidang
hegemon, Amerika Serikat memiliki kekuasaan yang lebih tinggi jika dibandingkan
dengan negara-negara lainnya, begitu pula yang terjadi di dalam kawasan Asia
Tenggara. Keberadaan Amerika Serikat sebagai salah satu negara adidaya di dalam
Serikat, terutama di dalam bidang ekonomi. Kawasan Asia Tenggara yang memiliki
populasi lebih dari 500 juta jiwa menyebabkan kawasan tersebut menjadi pasar
yang besar bagi barang dan jasa Amerika Serikat, serta tujuan investasi dan sumber
impor Amerika Serikat.5 Terkait hal tersebut, Asia Tenggara merupakan salah satu
mulai mengalami perubahan ketika Barack Obama menjabat sebagai Presiden dari
banyak pendapat yang mengatakan bahwa Asia Tenggara bukan menjadi kawasan
yang memberikan pengaruh yang cukup besar bagi Amerika Serikat. Sejak awal
salah satu fokus utama dalam mencapai kepentingan nasional sebagai upaya untuk
dan Asia Tenggara diawali dengan kunjungan ke Jakarta yang dilakukan oleh
melambangkan bahwa Indonesia dan kawasan Asia Tenggara akan menjadi fokus
perhatian Amerika Serikat dalam melakukan kerja sama internasional. Terkait hal
sebagai salah satu negara muslim yang menjadi kekuatan regional; (ii)
Amerika Serikat akan selalu menghadiri ASEAN Regional Forum (ARF); dan (iv)
Berusaha untuk lebih bersifat fleksibel terkait Hak Asasi Manusia di Myanmar,
dimana sebelumnya kerja sama Amerika Serikat dengan Asia Tenggara sempat
sehingga pada masa pemerintahan Obama, kerja sama ekonomi antara Amerika
Serikat dengan Asia Tenggara semakin kuat. Pada tahun 2015, perdagangan dua
arah yang dilakukan antara Amerika Serikat dan Asia Tenggara mencapai lebih dari
200 miliar dolar AS, termasuk ekspor Amerika Serikat terhadap Asia Tenggara
yang mencapai 80 miliar dolar AS, sedangkan perdagangan barang antara keduanya
perdagangan barang yang dilakukan Amerika Serikat dengan Asia Tenggara telah
perdagangan barang dan jasa yang dilakukan dengan Asia Tenggara telah mampu
menciptakan lebih dari 500 ribu pekerjaan di Amerika Serikat.9 Terkait aktivitas
6 Bronson Percival, “Clinton Prelude: What Next with Southeast Asia?”, Pacific Forum CSIS, 25
Februari 2009, https://www.pacforum.org/sites/default/s3fs-
public/legacy_files/files/media/csis/pubs/pac0916.pdf (diakses pada 01 Oktober 2018)
7 Jack Myint, “Washington’s Pivot to Southeast Asia Needs Economic Ties”, The Huffington Post,
Engagement”, Indian Journals of Asian Affairs Vol.29, No.1/2 (June-December 2016), 44.
9 “Fact Sheet: Unprecendented U.S.-ASEAN Relations”, The White House, 12 Februari 2016,
https://obamawhitehouse.archives.gov/the-press-office/2016/02/12/fact-sheet-unprecedented-us-
asean-relations (diakses pada 01 Oktober 2018)
6
di mana beberapa negara Asia Tenggara turut bergabung ke dalam TPP, yaitu
pada bulan November 2012. E3 merupakan salah satu program yang dibentuk
dengan tujuan untuk memperluas hubungan perdagangan dan investasi agar dapat
Asia Tenggara.
menghapus Kamboja dan Laos dari daftar hitam untuk melakukan perdagangan.11
Serikat dapat memberikan pinjaman dan asuransi kredit ekspor terhadap kawasan
Asia Tenggara.
10 Hang Nguyen, “The Obama Administration and Southeast Asia: Dynamics of a New
Engagement”, Indian Journals of Asian Affairs Vol.29, No.1/2 (June-December 2016), 44.
11 Ibid.
7
menengah. Terkait hal tersebut, kerja sama ekonomi yang dilakukan oleh Amerika
Serikat dan Asia Tenggara diharapkan akan selalu memberikan keuntungan bagi
Banyaknya kerja sama yang dilakukan oleh Amerika Serikat dengan Asia
Tenggara menjadikan kawasan tersebut sebagai salah satu wilayah yang memiliki
peran penting bagi Amerika Serikat, terutama dalam sistem perekonomian yang
dimiliki oleh negara adidaya tersebut. Hal ini dapat dibuktikan dari jumlah investasi
sebesar 100 miliar dolar AS yang dilakukan oleh Amerika Serikat terhadap Asia
Tenggara dan investasi tersebut merupakan investasi yang memiliki jumlah yang
lebih besar apabila dibandingkan dengan investasi yang dilakukan oleh Amerika
Serikat terhadap Tiongkok, Hongkong, dan Taiwan.12 Selain itu, Asia Tenggara
merupakan mitra dagang terbesar keempat bagi Amerika Serikat.13 Hal tersebut
menjadi salah satu contoh bahwa kekuasaan yang dimiliki Amerika Serikat
kawasan Asia Tenggara mulai mengalami perubahan ketika Tiongkok mulai gencar
untuk melakukan lebih banyak kerja sama dengan Asia Tenggara. Dengan adanya
Tiongkok yang dapat dianggap sebagai negara pesaing Amerika Serikat yang cukup
Representative, https://ustr.gov/countries-regions/southeast-asia-pacific/association-southeast-
asian-nations-asean (diakses pada 01 20 Februari 2018)
8
sebagai aktor ekonomi global di kawasan Asia Tenggara. Baik Amerika Serikat
maupun Tiongkok berusaha untuk terus menarik perhatian kawasan Asia Tenggara
sama dengan Asia Tenggara. Salah satu hal yang dilakukan oleh Amerika Serikat
kawasan Asia Tenggara. Amerika Serikat memiliki perjanjian dagang dengan salah
satu negara di kawasan Asia Tenggara, yaitu Singapura, namun Tiongkok memiliki
Tenggara.14 Hal tersebut menunjukkan bahwa kerja sama yang dilakukan oleh
dimiliki oleh Amerika Serikat. Oleh karena itu, di bawah kepemimpinan Barack
dalam kondisi yang baik yang disebabkan oleh beberapa hal, seperti adanya
Tiongkok ketika Vietnam melakukan serangan kepada Kamboja pada tahun 1979,
GAO, Southeast Asia: Trends in U.S. and Chinese Economic Engagement (United States
14
dan adanya klaim yang dilakukan oleh Tiongkok terhadap Laut China Selatan yang
Tenggara.15
Klaim terhadap Laut China Selatan yang dilakukan oleh Tiongkok dapat
Klaim yang dilakukan oleh Tiongkok atas Laut China Selatan akan sangat
beberapa faktor, seperti perbedaan kekuatan yang dimiliki oleh kawasan Asia
Tenggara dan Tiongkok, adanya klaim yang dilakukan oleh Tiongkok terhadap
Laut China Selatan, dan kapabilitas kekuatan Tiongkok yang semakin meningkat.16
salah satu jalur laut internasional dengan aktivitas terpadat di setiap pelabuhan yang
ada di wilayah tersebut.17 Selain itu, kekayaan laut yang terdapat di Laut China
Selatan, seperti minyak dan gas alam, menyebabkan beberapa negara bergantung
pada wilayah tersebut. Adanya sumber daya alam yang terdapat di Laut China
dengan Tiongkok dengan tujuan untuk mengklaim wilayah perairan Laut China
wilayah Laut China Selatan dan sangat mengandalkan wilayah perairan tersebut
15 Thomas Lum, Wayne M. Morrison, dan Bruce Vaughn, “China’s “Soft Power” in Southeast
Asia”, (CRS Report for Congress, 2008), 2.
16 Richard Sokolsky, Angel Rabasa, dan C. Richard Neu, “The Role of Southeast Asia in U.S.
sebagai pemasok utama dari impor minyak mentah yang dilakukan oleh
Tiongkok.18 Klaim yang dilakukan oleh Tiongkok terhadap Laut China Selatan
didorong oleh kepentingan Tiongkok terhadap Laut China Selatan yang dibagi
menjadi tiga, yaitu kepentingan ekonomi dan hak atas penangkapan ikan serta
penggalian sumber daya minyak dan gas ; kedaulatan yang terdapat di dalam
Selatan.19
ekonomi yang dilakukan di dalamnya memiliki jumlah yang lebih besar jika
Selain itu, hubungan antara kedua wilayah tersebut semakin tidak stabil ketika Asia
Tenggara diharuskan untuk memilih menjadi aliansi Tiongkok dan Rusia atau
Amerika Serikat.20
2017, https://carnegietsinghua.org/2017/02/23/strategic-challenges-for-china-s-rise-pub-71208
(diakses pada 7 Oktober 2018)
20 Wan-Ping Tai dan Jenn-Jaw Soong, “Trade Relations Between China and Southeast Asia”, The
satu upaya untuk bergabung dengan Amerika Serikat melawan Rusia.21 Namun, hal
ini tidak menjadikan hubungan antara Tiongkok dengan kawasan Asia Tenggara
membaik. Hal tersebut terjadi karena selama Perang Dingin, adanya “China threat”
lain. Selain itu, hubungan luar negeri Tiongkok yang sebelumnya hanya dengan
yaitu semakin banyaknya hubungan kerja sama luar negeri dalam bidang ekonomi
yang dilakukan oleh Tiongkok, salah satunya adalah terjalinnya kerja sama
Tiongkok berada di bawah kendali pemerintah. Semua hal yang berkaitan dengan
21 Ibid, 23-24.
22 Ibid.
12
dikendalikan oleh negara.23 Akibatnya, pada tahun 1978 sebagian besar produksi
yang dilakukan oleh sektor industri hanya boleh dilakukan sesuai dengan target
awal yang telah direncanakan dan dikontrol oleh pemerintah, dan pemerintah
aktivitas perdagangan dengan negara lain, sehingga perdagangan luar negeri hanya
boleh dilakukan apabila pasar dalam negeri tidak mampu untuk memproduksi suatu
oleh pemerintah bertujuan agar aktivitas dari pasar dalam negeri tidak bergantung
pada perusahaan asing, sehingga pasar dalam negeri dapat menjalankan roda
menjadi titik awal dari perubahan hubungan antara Tiongkok dengan Asia
Tenggara menjadi lebih baik. Ketika nilai mata uang di kawasan Asia mengalami
ditimbulkan dari krisis finansial yang terjadi. Tindakan yang dilakukan oleh
Tenggara menjadikan Tiongkok sebagai salah satu negara yang memiliki peran
23 Wayne M. Morrison, “China’s Economic Rise: History, Trends, Challenges, and Implications
for the United States”, (Congressional Research Sevice, 2018), 2.
24 Ibid.
13
2001 menjadi faktor lain yang menyebabkan hubungan antara kedua wilayah
anggota dari Perjanjian Bangkok bahwa Tiongkok memiliki peran penting dalam
peningkatan, dan kondisi politik serta ekonomi yang stabil di dalam negaranya.
Kerja sama ekonomi yang dilakukan oleh Tiongkok di kawasan Asia Tenggara
25 United Nations, “Bulletin on Asia Pacific Perspectives”, 2003, New York, 55.
14
tiga hal, yaitu Tiongkok akan menjadi negara tetangga yang baik, stabil, dan
terpenting yang terjadi selama beberapa dekade terakhir. Perubahan yang dialami
oleh Tiongkok tidak hanya ditunjukkan pada tingkat pertumbuhan ekonomi yang
semakin meningkat, namun perubahan tersebut juga dapat dilihat dari bidang
baik dalam sektor ekonomi, politik, maupun militer. Terkait hal tersebut, Tiongkok
tidak hanya berusaha untuk melakukan kerja sama dengan negara-negara maju,
berkembang melalui berbagai kerja sama yang dilakukan. Hal ini terjadi karena
negara berkembang sering kali memiliki kondisi yang belum stabil di dalam
beberapa hal dan membutuhkan negara lain dengan tujuan untuk dapat
26 Wan-Ping Tai dan Jenn-Jaw Soong, “Trade Relations Between China and Southeast Asia”, The
Chinese Economy, vol.47, no.3, Mei-Juni 2014, 26.
27 Jane Golley dan Ligang Song, “Rising China: Global Challenges and Opportunities” (Canberra:
hal tersebut sebagai salah satu peluang yang dapat digunakan untuk dapat
dan militer memberikan dampak kepada kawasan Asia Tenggara. Sebagai salah
satu kawasan yang paling dinamis dan memiliki potensi yang cukup signifikan di
dalam bidang ekonomi, Asia Tenggara menjadi salah satu kawasan yang dijadikan
sebagai mitra kerja sama oleh berbagai negara. Sebagai kawasan yang terdiri dari
yang memerlukan bantuan dari negara lain karena terbatasnya kemampuan dari
dimiliki oleh negara-negara di kawasan Asia Tenggara ini dapat dijadikan sebagai
peluang bagi Tiongkok untuk dapat memperluas kekuasaan yang dimiliki dengan
tujuan agar Tiongkok dapat menggantikan posisi Amerika Serikat yang menjadi
merupakan salah satu hal yang perlu dilakukan oleh negara-negara di kawasan Asia
berada di kawasan Asia perlu untuk melakukan investasi sebesar 22,6 triliun dolar
perubahan iklim hingga tahun 2030.28 Besarnya jumlah yang perlu dikeluarkan oleh
28“Asia Infrastructure Needs Exceed $1,7 Trillion Per Year, Double Previous Estimates”, Asian
Development Bank, 28 Februari 2017, https://www.adb.org/news/asia-infrastructure-needs-exceed-
17-trillion-year-double-previous-estimates (diakses pada 3 Oktober 2018)
16
tetap dapat dilakukan. Terkait hal tersebut, Tiongkok menilai bahwa besarnya biaya
yang dibutuhkan oleh kawasan Asia Tenggara dapat menjadi peluang bagi negara
dilakukan oleh Tiongkok serta mengambil alih kepemilikan saham dari perusahaan-
dibandingkan dengan kondisi perekonomian kawasan Asia Tenggara. Hal ini terjadi
karena di dalam persaingan pasar yang terdapat di Asia Tenggara relatif berimbang,
sehingga kondisi tersebut tidak memunculkan aktor atau pihak yang menjadi
tersebut dapat menjadi peluang bagi Tiongkok untuk menjadi negara yang dapat
yang dimiliki oleh Tiongkok akan menjadikan negara tersebut sebagai aktor tunggal
persebaran warga negara Tiongkok yang memilih tinggal di negara lain, seperti
kawasan Asia Tenggara, Australia, Amerika Utara, dan Selandia Baru dengan
penyebaran warga negara Tiongkok diperkirakan mencapai 30 juta jiwa atau lebih.
Sebesar 7 juta jiwa berada di Thailand dan merupakan 12 persen dari jumlah
populasi Thailand ; 7,5 juta jiwa berada di Indonesia ; 6 juta jiwa berada di Malaysia
; 2,7 juta jiwa berada di Singapura ; dan sisanya tersebar di beberapa negara lain.29
lebih mudah. Selain itu, penyebaran kelompok ini dapat memberikan dampak
terhadap aktivitas ekonomi yang dilakukan oleh Tiongkok karena dengan adanya
mencari persamaan budaya, komunikasi, dan pola bisnis yang digunakan. Adanya
Sebagian besar etnis Tiongkok yang terdapat di kawasan Asia Tenggara merupakan
kelompok yang memiliki kekayaan yang lebih tinggi dibandingkan dengan warga
negara lokal yang dapat dilihat dari perusahaan-perusahaan besar yang terdapat di
Serikat yang memiliki peran penting dalam perekonomian Asia Tenggara. Kuatnya
Tiongkok dalam bidang ekonomi menjadi ancaman bagi posisi Amerika Serikat di
Tiongkok yang semakin kuat menyebabkan hubungan kerja sama ekonomi yang
29 Derek J. Mitchell et.al., “Chinese Soft Power and Its Implications for the United States”
(Washington D.C: Center for Strategic and International Studies, 2009), 84.
30 Nazira B. Boldurukova, “Potency of the Chinese Diaspora”, Procedia – Social and Behavioral
dilakukan oleh Tiongkok dengan Asia Tenggara memiliki jumlah yang jauh lebih
besar jika dibandingkan dengan jumlah perdagangan Amerika Serikat dengan Asia
Tenggara. Selain itu, beberapa negara telah mengalihkan tujuan ekspor dari masing-
Asia Tenggara.
aktivitas perdagangan yang menjadi salah satu penggerak dalam aktivitas ekonomi
yang dilakukannya dengan Asia Tenggara. Terkait hal tersebut, Amerika Serikat di
sebagai salah satu upaya untuk mempertahankan posisinya sebagai negara hegemon
posisinya sebagai aktor ekonomi global di kawasan Asia Tenggara. Selain itu,
penelitian ini akan membahas mengenai kebangkitan Tiongkok sebagai mitra kerja
31Kensuke Tanaka, “China’s Ties with Southeast Asia: From Green Shoots to Sustained
Recovery”, (OECD Research Brief, 2010), 1.
19
Amerika Serikat. Pembahasan dari penelitian ini hanya akan terfokus pada masa
pemerintahan Barack Obama dari tahun 2009 hingga tahun 2017. Periode ini dipilih
Asia, termasuk kawasan Asia Tenggara sebagai fokus utama dalam melakukan
kerja sama.
sebagai aktor ekonomi global yang menjadi salah satu upaya dalam menghadapi
Obama.
para peneliti dan penstudi Ilmu Hubungan Internasional agar dapat memberikan
Tenggara.
hubungan kerja sama antara kawasan Asia Tenggara dengan Amerika Serikat telah
Strategy from the Middle East to the Asia Pacific Region” menjelaskan mengenai
orientasi dan fokus Amerika Serikat dalam melakukan kerja sama mengalami
perubahan, yaitu dari Timur Tengah berubah menjadi ke kawasan Asia dan
Australia. Kerja sama yang dilakukan oleh Amerika Serikat dengan Asia tidak
hanya melibatkan Asia Tenggara dan Asia Timur, namun juga akan melibatkan
negara-negara yang berada di kawasan Asia Barat. Perubahan orientasi dari Timur
Tengah menjadi ke kawasan Asia disebabkan karena kawasan Asia dan Australia
sehingga Amerika Serikat menganggap bahwa Asia dan Australia dapat menjadi
21
ekonomi.32
orientasi kerja sama Amerika Serikat, literatur kedua yang ditulis oleh Prashanth
besar yang melakukan kerja sama dengan Asia Tenggara, seperti Tiongkok, Korea
Selatan, Jepang, India, dan Australia.33 Ketertinggalan yang dialami oleh Amerika
perjanjian mengenai perdagangan bebas atau yang disebut sebagai free trade
India, Jepang, Korea Selatan, dan Selandia Baru, namun tidak melibatkan Amerika
Serikat di dalamnya.
tulisannya yang berjudul “Trade Relations Between China and Southeast Asia”
kawasan Asia Tenggara tidak memiliki intensi untuk dapat menggantikan dominasi
kekuasaan yang dimiliki oleh Amerika Serikat. Tujuan utama yang dimiliki oleh
32 Mohamed Kamal dan Khalid Hashim Mohammed, 2017, “Obama and Transformation Strategy
from the Middle East to the Asia-Pacific Region,” Asian Sosial Science May 2017 vol.13, No. 6, 50.
33 Prashanth Parameswaran, 2013, “The Power of Balance: Advancing US-ASEAN Relations
under the Second Obama Administration,” The Fletcher Forum of World Affairs vol.37:I (Winter
2013), 4.
22
Tiongkok adalah untuk mengurangi ancaman yang dirasakan oleh Asia Tenggara
menjelaskan pula bahwa adanya ASEAN Free Trade Area merupakan salah satu
strategi yang dapat digunakan oleh Tiongkok untuk melakukan hubungan kerja
sama dengan Asia Tenggara, khususnya kerja sama dalam hal perdagangan.34
literatur tersebut memiliki fokus yang berbeda dengan fokus penelitian di dalam
kerja sama yang dilakukan oleh Amerika Serikat, yaitu dari Timur Tengah menjadi
beberapa negara besar, seperti Tiongkok dan Jepang, namun perjanjian ini tidak
bahwa masing-masing literatur belum membahas hal yang menjadi fokus dari
34Wan-Ping Tai dan Jenn-Jaw Soong, 2014, “Trade Relations Between Cina and Southeast Asia”,
The Chinese Economy May-June 2014 vol.47, No. 3, 36.
23
Merkantilisme merupakan teori yang muncul dari kelompok elit politik yang
menganggap bahwa aktivitas ekonomi harus dijadikan sebagai salah satu tujuan
utama untuk membangun negara yang kuat. Hal tersebut menunjukkan bawa
ekonomi merupakan sebuah alat politik dan menjadi dasar bagi kekuatan politik.
arena atau wilayah untuk melakukan kerja sama dan saling menguntungkan satu
yang terlibat di dalam kerja sama tersebut.35 Selain itu, kaum merkantilis
35 Robert Jackson dan Georg Sorensen, “Introduction to International Relations: Theories and
Approaches”, 5th ed (United Kingdom: Oxford University Press, 2013), 163.
36 Ibid.
24
situasi yang selalu konfliktual karena persaingan ekonomi yang terjadi antar negara
bersifat zero-sum game. Hal tersebut terjadi karena ketika suatu negara
mendapatkan keuntungan dari persaingan yang dilakukan, maka negara lain harus
adalah teori stabilitas hegemon yang berasal dari beberapa pendapat tokoh.
Menurut Robert O. Keohane, tatanan dalam politik dunia akan diciptakan oleh
penguasa tunggal yang paling dominan.38 Selain itu, Keohane menjelaskan jika
dilihat dari ruang lingkup ekonomi politik dunia, maka yang dimaksud dengan
hegemoni adalah aktor tunggal yang memiliki kekuasaan dominan dalam hal
sumber daya.39 Kekuatan hegemon tersebut harus memiliki kontrol atas bahan baku
yang tersedia, kontrol atas sumber modal, kontrol atas pasar, dan memiliki
sistem perekonomian internasional yang terbuka dan stabil akan terbentuk ketika
terdapat satu negara yang memiliki kekuasaan paling dominan atau sebagai
hegemoni tunggal yang memiliki dua karakteristik, yaitu memiliki sumber daya
yang besar sehingga mampu untuk menjadi pemimpin, dan mampu untuk
37 Ibid, 162.
38 Robert O. Keohane, “After Hegemony: Cooperation and Discord in the World Political
Economy” (New Jersey: Princeton University Press, 1984), 31.
39 Ibid.
40 Ibid, 32.
25
bahwa negara hegemon memiliki tanggung jawab untuk menciptakan dan menjaga
sistem ekonomi liberal.42 Hal ini terjadi karena sistem ekonomi yang terbuka hanya
akan terjadi ketika terdapat satu negara yang memiliki kekuasaan yang paling
hegemon ini menganggap bahwa apabila terdapat satu kekuatan hegemon di dalam
suatu kawasan, maka kondisi wilayah tersebut akan stabil, serta negara hegemon
negeri yang dikemukakan oleh Robert Jackson dan Georg Sorensen, dan
Christopher Hill. Selain itu, penelitian ini juga akan menggunakan konsep
kebijakan luar negeri ekonomi (economic foreign policy) yang dikemukakan oleh
Pawel Bozyk. Menurut Robert Jackson dan Georg Sorensen, kebijakan luar negeri
hubungan internasional antar negara, seperti tujuan yang ingin dicapai, strategi
41 Theodore H. Cohn, “Global Political Economy: Theory and Practices”, 2nd ed (Amerika Serikat:
Addison Wesley Longman, Inc, 2003), 77.
42 Robert O’Brien dan Marc Williams, “Global Political Economy”, 3rd ed (New York: Palgrave
yang digunakan, ruang lingkup, perjanjian yang dibentuk, dan lain sebagainya.43
Selain itu, kebijakan luar negeri merupakan tujuan dan langkah-langkah yang akan
digunakan untuk menetapkan keputusan dan tindakan yang akan dilakukan oleh
suatu negara terhadap negara lain. Menurut Christopher Hill, kebijakan luar negeri
utama yang terdapat di dalam kebijakan luar negeri adalah aktivitas politik yang
dilakukan oleh suatu negara, dimana negara tersebut melakukan suatu tindakan
cara yang dilakukan oleh negara untuk mencapai tujuan utamanya dan
oleh Pawel Bozyk dijelaskan bahwa kebijakan ekonomi luar negeri akan sangat
hubungan ekonomi dengan negara lain. Bozyk menjelaskan bahwa kekuasaan suatu
negara akan sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor eksternal, salah satunya adalah
model ekonomi yang dilakukan.46 Selain itu, kebijakan ekonomi luar negeri harus
bersifat empat hal, yaitu berperan aktif dimana kebijakan ekonomi luar negeri
dijadikan sebagai dasar bagi suatu negara untuk melakukan hubungan ekonomi
dengan negara lain dan dapat memberi batasan pada kegiatan ekonomi yang
43 Robert Jackson dan Georg Sorensen, “Introduction to International Relations: Theories and
Approaches”, 5th ed (United Kingdom: Oxford University Press, 2013), 252.
44 Christopher Hill, “The Changing Politics of Foreign Policy” (New York: Palgrave Macmillan,
2003), 3.
45 Ibid, 4.
46 Pawel Bozyk, “Globalization and the Transformation of Foreign Economic Policy” (Inggris:
Ashgate, 2006), 9.
27
keuntungan dan kerugian yang didapatkan oleh suatu negara dari aktivitas ekonomi
luar negeri yang dilakukan, kebijakan ekonomi luar negeri dibentuk berdasarkan
keseimbangan antara manfaat ekonomi, sosial, dan politik, serta kebijakan ekonomi
luar negeri harus mencakup hubungan ekonomi dengan negara lain maupun
Pada penelitian ini, konsep national interest menjadi salah satu konsep
yang digunakan dalam menjelaskan hubungan kerja sama antara Amerika Serikat
dan Tiongkok dengan Asia Tenggara. Menurut Robert J. Art dalam bukunya yang
interest dapat dibedakan menjadi tiga bagian, yaitu vital interest, highly important,
dan important interest. Vital interest merupakan kepentingan yang bersifat paling
penting untuk dicapai karena akan memberikan kerugian kepada negara apabila
bersifat sangat penting untuk dicapai karena akan memberikan keuntungan dan
tidak akan memberikan kerugian bagi negara apabila kepentingan tersebut dapat
dipenuhi maupun tidak, dan important interest merupakan kepentingan yang tidak
akan memberikan kerugian yang cukup besar apabila tidak dapat dipenuhi namun
menjadi salah satu faktor yang digunakan oleh masing-masing negara untuk
lebih besar. Hal ini berkaitan dengan tujuan dari kepentingan nasional yang
47Ibid, 9-10.
48Robert J.Art, “A Grand Strategy for America” (New York : Cornell University Press, 2003), 45-
46
28
merupakan salah satu upaya bagi suatu negara untuk mencapai posisi hegemon di
sesuai dengan apa yang telah diputuskan oleh negara yang berkuasa.49
Waltz menjelaskan bahwa national interest merupakan dasar dari tujuan dalam
kebijakan luar negeri, dimana national interest berperan untuk mengarahkan kapan
nasionalnya.51
49 John Agnew, “Hegemony: The New Shape of Global Power” (Philadelphia: Temple Univesity
Press, 2005), 2.
50 Alexander Wendt, “Social Theory of International Politics” (Australia: Cambridge University
metode yang menggunakan data non-numerik dalam pengumpulan data dan teknis
dalam menganalisis data-data yang telah didapatkan. Tujuan dari metode kualitatif
adalah untuk memahami dan menafsirkan berbagai tindakan yang berasal dari data-
langsung dari lapangan, seperti dokumen, jurnal, buku, internet, hasil penelitian
tersedia sebelumnya.54
dan perumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, kajian literatur, kerangka
pemikiran, serta metode dan teknik pengumpulan data yang digunakan di dalam
menjadi dua sub bab yang berbeda. Sub bab pertama, penulis akan menjelaskan
dalamnya turut menjelaskan mengenai mitra dagang Amerika Serikat dan produk
ekspor Amerika Serikat ke Asia Tenggara. Sedangkan di dalam sub bab kedua,
Tenggara dengan struktur sub bab yang sama dengan sub bab pertama.
Amerika Serikat di kawasan Asia Tenggara. Terdapat tiga hal yang akan dijelaskan
di dalam bab ini, yaitu pentingnya Kawasan Asia Tenggara bagi perekonomian
perdagangan antara Amerika Serikat di Asia Tenggara, dan upaya Amerika Serikat
perdagangan.