Permendagri 132 2017
Permendagri 132 2017
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI TENTANG
TUNJANGAN KINERJA PEGAWAI DI KEMENTERIAN DALAM
NEGERI.
-3-
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan:
1. Pegawai adalah Pegawai Negeri Sipil dan pegawai lainnya
yang berdasarkan keputusan pejabat yang berwenang
diangkat dalam suatu Jabatan dan bekerja secara penuh
pada satuan organisasi di Kementerian Dalam Negeri.
2. Pegawai Negeri Sipil yang selanjutnya disingkat PNS
adalah warga negara Indonesia yang memenuhi syarat
tertentu, diangkat sebagai pegawai Aparatur Sipil Negara
secara tetap oleh Pejabat Pembina Kepegawaian untuk
menduduki Jabatan pemerintahan.
3. Calon Pegawai Negeri Sipil yang selanjutnya disingkat
CPNS adalah Warga Negara Republik Indonesia yang
melamar, telah dinyatakan lulus setiap mengikuti tahapan
seleksi, diangkat menjadi CPNS Kementerian Dalam
Negeri sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
4. Pegawai Lainnya adalah pegawai yang diangkat pada
Jabatan yang telah mendapat persetujuan dari menteri
yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang
pendayagunaan aparatur negara dan reformasi birokrasi.
5. Pejabat Penilai adalah atasan langsung Pegawai, atau
pejabat yang ditunjuk.
6. Pejabat Penanggungjawab adalah pejabat yang mendapat
pendelegasian dari Pimpinan Satuan Kerja untuk
mengoordinasikan penilaian kinerja dan/atau
pembayaran tunjangan kinerja.
7. Tunjangan Kinerja adalah tunjangan yang diberikan
kepada Pegawai berdasarkan penilaian kinerja.
8. Penilaian Kinerja adalah penilaian yang didasarkan pada
aspek produktivitas kerja dan disiplin kerja.
9. Produktivitas Kerja adalah kinerja Pegawai yang
didasarkan pada pelaksanaan tugas dan/atau
-4-
BAB II
PENGELOLAAN
Pasal 2
(1) Menteri berwenang melakukan pengelolaan Penilaian
Kinerja dan pembayaran Tunjangan Kinerja Pegawai di
Kementerian Dalam Negeri.
(2) Dalam melakukan pengelolaan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1), Menteri mendelegasikan kepada Pimpinan
Satuan Kerja.
(3) Pimpinan Satuan Kerja sebagaimana dimaksud pada ayat
(2), bertugas menetapkan:
a. pejabat penanggungjawab;
b. verifikator;
c. operator; dan
d. pengelola keuangan.
Pasal 3
(1) Pejabat Penanggungjawab sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 2 ayat (3) huruf a, yaitu:
a. kepala biro atau kepala pusat di Sekretariat Jenderal;
-6-
Pasal 4
(1) Verifikator sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (3)
huruf b, yaitu:
a. kepala bagian yang membidangi urusan kepegawaian
pada biro/pusat di Sekretariat Jenderal;
b. kepala bagian yang membidangi urusan kepegawaian di
unit kerja;
c. kepala bagian yang membidangi urusan kepegawaian di
Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia Regional
di Bukittinggi, Bandung, Yogyakarta, dan Makassar;
d. kepala bagian yang membidangi urusan kepegawaian di
Balai Besar Pemerintahan Desa Malang;
-7-
Pasal 5
(1) Operator sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (3)
huruf c merupakan pejabat pelaksana yang ditetapkan
oleh Pimpinan Satuan Kerja setelah mendapatkan
rekomendasi dari Kepala Biro Kepegawaian.
(2) Tugas operator sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
meliputi:
a. membantu pelaksanaan tugas verifikator;
b. melaksanakan pemutakhiran data Pegawai;
c. memasukkan dan mengatur jadwal kerja;
d. memproses Daftar Hadir Elektronik;
e. mencetak data kehadiran dan tunjangan Pegawai;
f. melaporkan hasil rekapitulasi bulanan Penilaian Kinerja
Pegawai kepada Pejabat Penanggungjawab melalui
verifikator; dan
g. melakukan klarifikasi data kehadiran kepada Pegawai.
-8-
Pasal 6
(1) Pengelola keuangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2
ayat (3) huruf d yaitu:
a. kepala bagian keuangan pada biro yang membidangi
urusan keuangan pada Sekretariat Jenderal;
b. kepala bagian yang membidangi urusan keuangan pada
unit kerja;
c. kepala bagian yang membidangi urusan keuangan pada
Balai Besar Pemerintahan Desa Malang, Pusat
Pengembangan Sumber Daya Manusia Regional di
Bukittinggi, Bandung, Yogyakarta, dan Makassar dan
Institut Pemerintahan Dalam Negeri Kampus Daerah;
d. kepala subbagian yang membidangi urusan keuangan
pada Balai Pemerintahan Desa Yogyakarta, Balai
Pemerintahan Desa Lampung dan Balai Pengembangan
Kompetensi Satuan Polisi Pamong Praja dan Pemadam
Kebakaran Rokan Hilir.
(2) Pengelola keuangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
bertugas melaksanakan pembayaran Tunjangan Kinerja.
BAB III
PEMBERIAN TUNJANGAN KINERJA
Pasal 7
(1) Pegawai selain menerima penghasilan juga diberikan
Tunjangan Kinerja setiap bulan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(2) Pegawai sebagaimana dimaksud pada ayat (1), meliputi:
a. PNS;
b. CPNS; dan
c. Pegawai Lainnya.
Pasal 8
(1) Pengelola keuangan melakukan pembayaran Tunjangan
Kinerja dalam waktu paling lambat 5 (lima) hari kerja
-9-
Pasal 9
(1) Tunjangan Kinerja diberikan berdasarkan Penilaian
Kinerja setiap bulan sesuai dengan Kelas Jabatan.
(2) Dalam hal terjadi mutasi, promosi, dan/atau perubahan
Kelas Jabatan pada bulan berjalan, penghitungan
pemberian Tunjangan Kinerja dilakukan berdasarkan
Penilaian Kinerja antara Kelas Jabatan lama ditambahkan
dengan Kelas Jabatan baru.
(3) Penghitungan pemberian Tunjangan Kinerja sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) dilakukan terhitung mulai tanggal
ditetapkannya Keputusan Menteri.
Pasal 10
Tunjangan Kinerja tidak diberikan kepada:
a. Pegawai di Lingkungan Kementerian Dalam Negeri yang
tidak mempunyai Jabatan tertentu;
b. Pegawai di Lingkungan Kementerian Dalam Negeri yang
diberhentikan untuk sementara atau dinonaktifkan;
c. Pegawai di Lingkungan Kementerian Dalam Negeri yang
diberhentikan dari Jabatan organiknya dengan diberikan
uang tunggu dan belum diberhentikan sebagai pegawai;
d. Pegawai di Lingkungan Kementerian Dalam Negeri yang
diberikan cuti di luar tanggungan negara atau dalam
bebas tugas untuk menjalani masa persiapan pensiun;
e. Pegawai pada badan layanan umum yang telah
mendapatkan remunerasi sebagaimana diatur dalam
Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang
Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum
sebagaimana telah diubah dengan peraturan Pemerintah
Nomor 74 Tahun 2012 tentang Perubahan atas Peraturan
- 10 -
Pasal 11
(1) Penilaian Kinerja sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9
ayat (1) meliputi:
a. produktivitas kerja; dan
b. disiplin kerja.
(2) Pembayaran Tunjangan Kinerja dihitung secara kumulatif
dalam 1 (satu) bulan paling banyak sebesar 100% (seratus
persen) dan dibayar berdasarkan pada:
a. penilaian Produktivitas Kerja dengan persentase 50%
(lima puluh persen); dan
b. penilaian Disiplin Kerja dengan persentase 50% (lima
puluh persen).
(3) Besaran Tunjangan Kinerja diberikan dengan ketentuan:
a. pegawai diberikan Tunjangan Kinerja sebesar 100%
(seratus persen) dari dari besaran Tunjangan Kinerja
yang diterima pada Jabatan yang diduduki;
b. PNS yang menjalankan tugas belajar diberikan
Tunjangan Kinerja sebesar 50% (lima puluh persen)
dari besaran Tunjangan Kinerja yang diterima pada
Jabatan terakhir;
c. PNS yang dibebaskan sementara dari Jabatan
fungsional dikarenakan tidak dapat mengumpulkan
angka kredit sesuai dengan ketentuan, diberikan
Tunjangan Kinerja sebesar 50% (lima puluh persen);
dan
d. CPNS diberikan Tunjangan Kinerja sebesar 80%
(delapan puluh persen) dari besaran Tunjangan Kinerja
dari Jabatan yang didudukinya.
(4) Pegawai sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf b dan
huruf c dibayarkan kembali Tunjangan Kinerjanya sebesar
- 11 -
BAB IV
PENILAIAN KINERJA
Bagian Kesatu
Penilaian Produktivitas Kerja
Pasal 12
(1) Penilaian Produktivitas Kerja sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 11 ayat (1) huruf a dilakukan berdasarkan:
a. pelaksanaan tugas; dan/atau
b. penilaian dari Pejabat Penilai terhadap hasil
pelaksanaan tugas pegawai yang dipimpinnya.
(2) Pelaksanaan tugas sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
huruf a meliputi:
a. uraian tugas jabatan;
b. indikator kinerja utama individu;
c. kontrak kinerja; atau
d. sasaran kinerja pegawai
(3) Pelaksanaan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
dengan menetapkan sasaran dan target kinerja individu.
(4) Pegawai yang menduduki Jabatan pelaksana dan Jabatan
fungsional dilakukan penilaian Produktivitas Kerja setiap
bulan berjalan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf
a.
(5) Pegawai yang menduduki Jabatan Pengawas, Jabatan
Administrator, dan Jabatan Pimpinan Tinggi dilakukan
penilaian Produktivitas Kerja setiap bulan berjalan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a dan huruf b.
Pasal 13
(1) Pengusulan sasaran target kinerja individu sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 12 ayat (3), dilaksanakan pada tiap
- 12 -
Pasal 14
(1) Produktivitas Kerja sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11
ayat (1) huruf a, dilaporkan oleh Pegawai melalui Aplikasi
SIKERJA paling lambat pada hari terakhir bulan berjalan.
(2) Penilaian terhadap Produktivitas Kerja sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), tidak dapat diakumulasikan pada
bulan berikutnya.
Pasal 15
(1) Pejabat Penilai dapat menyetujui atau menolak laporan
hasil pelaksanaan tugas pegawai yang dinilai.
(2) Dalam hal Pejabat Penilai menolak laporan hasil
pelaksanaan tugas pegawai yang dinilai, wajib disertai
alasan penolakan.
(3) Pejabat Penilai bertanggungjawab atas kebenaran laporan
hasil pelaksanaan tugas pegawai yang dinilai.
(4) Dalam hal Pejabat Penilai berhalangan atau terjadi
kekosongan, penilaian dilakukan oleh Plt.,Plh. atau
pejabat setingkat diatasnya.
Pasal 16
Pelaporan melalui Aplikasi SIKERJA sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 14 ayat (1), dapat dilakukan oleh Pegawai yang
tidak masuk kerja dengan alasan yang sah sepanjang
dikoordinasikan dan disetujui oleh Pejabat Penilai.
- 13 -
Pasal 17
(1) Dalam keadaan tertentu, penilaian Produktivitas Kerja
dilaporkan secara manual dengan format laporan
pelaksanaan tugas.
(2) Keadaan tertentu sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
antara lain:
a. sistem Aplikasi SIKERJA mengalami kerusakan atau
tidak berfungsi;
b. Pegawai belum terdaftar dalam sistem Aplikasi
SIKERJA; atau
c. terjadi keadaan kahar (force majeure).
(3) Pelaporan manual sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
disampaikan kepada Biro Kepegawaian paling lama 3 (tiga)
hari kerja pada bulan berikutnya.
(4) Biro Kepegawaian melakukan input data manual ke dalam
Aplikasi SIKERJA paling lama 3 (tiga) hari kerja setelah
pelaporan manual diterima.
Bagian Kedua
Penilaian Disiplin Kerja
Pasal 18
(1) Penilaian Disiplin Kerja sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 11 ayat (1) huruf b, dilakukan berdasarkan
pengisian daftar hadir Pegawai dengan menggunakan
Daftar Hadir Elektronik menurut hari dan jam kerja yang
ditentukan.
(2) Pengisian daftar hadir Pegawai dengan menggunakan
Daftar Hadir Elektronik sebagaimana dimaksud pada ayat
(1), dilakukan pada saat masuk kerja dan pada saat
pulang kerja.
(3) Penilaian sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilakukan
sesuai dengan hasil laporan rekapitulasi bulanan Daftar
Hadir Elektronik menghasilkan besaran Tunjangan Kinerja
dari penilaian Disiplin Kerja.
- 14 -
Pasal 19
(1) Jumlah jam kerja selama 1 (satu) minggu yaitu 37,5 (tiga
puluh tujuh koma lima) jam, disesuaikan dengan waktu
setempat dengan pengaturan hari dan jam kerja Pegawai
sebagai berikut:
a. Hari Senin sampai dengan hari Kamis.
Jam Kerja : 08.00-16.00
Istirahat : 12.00-12.30
b. Hari Jumat.
Jam Kerja : 08.00-16.30
Istirahat : 12.00-13.00
(2) Pegawai yang masuk kerja setelah jam 08.00 dinyatakan
terlambat masuk kerja.
(3) Terlambat masuk kerja sebagaimana dimaksud pada ayat
(2) dapat diberikan toleransi paling lambat sampai dengan
jam 09.00 dengan ketentuan Pegawai yang terlambat wajib
mengganti waktu keterlambatan masuk kerja.
(4) Pegawai yang tidak mengganti waktu keterlambatan
sebagaimana dimaksud pada ayat (3), dikenakan
pengurangan Tunjangan Kinerja.
(5) Pegawai yang pulang kerja sebelum jam 16.00 untuk hari
Senin sampai dengan hari Kamis, atau sebelum jam 16.30
untuk hari Jumat dinyatakan pulang sebelum waktunya.
(6) Jam kerja pada bulan Ramadhan dilaksanakan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
- 15 -
Pasal 20
(1) Pengisian Daftar Hadir Elektronik dilaksanakan mulai
pukul 06.00 sampai dengan pukul 23.59 waktu setempat.
(2) Pegawai yang melaksanakan pengisian Daftar Hadir
Elektronik sebelum pukul 06.00 dan setelah pukul 23.59
waktu setempat dianggap tidak mengisi Daftar Hadir
Elektronik.
Pasal 21
(1) Pegawai yang memenuhi kehadiran kerja namun tidak
berada di tempat tugas ketika jam kerja tanpa seizin
Pejabat Penilai dibatalkan daftar kehadirannya.
(2) Pembatalan daftar kehadiran sebagaimana dimaksud pada
ayat (1), dilakukan berdasarkan surat pembatalan daftar
hadir yang ditandatangani oleh Pejabat Penilai dan
diketahui oleh atasan langsung Pejabat Penilai.
Pasal 22
(1) Dalam keadaan tertentu pengisian daftar hadir Pegawai
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18, dapat dilakukan
menggunakan:
a. format daftar hadir manual; dan/atau
b. kode nomor identifikasi personal (personal identification
number).
(2) Format daftar hadir manual sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) huruf a dilakukan dalam hal terjadi keadaan
tertentu, terdiri atas:
a. sistem dan/atau mesin Daftar Hadir Elektronik
mengalami kerusakan atau tidak berfungsi;
b. pegawai belum terdaftar dalam sistem Daftar Hadir
Elektronik; dan/atau
c. terjadi keadaan kahar (force majeure).
(3) Operator melakukan input pengisian daftar hadir manual
sebagaimana dimaksud pada ayat (2), pada sistem Daftar
Hadir Elektronik di status kehadiran.
- 16 -
Bagian Ketiga
Pelaporan Penilaian Kinerja
Pasal 23
Pejabat Penanggungjawab menyampaikan laporan Penilaian
Kinerja kepada Sekretaris Jenderal melalui Kepala Biro
Kepegawaian, secara berkala setiap bulan paling lambat 7
(tujuh) hari kerja bulan berikutnya berupa:
a. rekapitulasi bulanan realisasi menit kerja yang disetujui
Pejabat Penilai dan telah dikonversi ke dalam besaran
persentase Tunjangan Kinerja; dan
b. rekapitulasi bulanan Daftar Hadir Elektronik.
BAB V
PENGURANGAN TUNJANGAN KINERJA
Pasal 24
(1) Pegawai mendapat pengurangan Tunjangan Kinerja
sebesar 5% (lima persen) dari aspek Produktivitas Kerja
- 17 -
Pasal 25
Pegawai mendapat pengurangan Tunjangan Kinerja dari
penilaian Disiplin Kerja, apabila:
a. tidak masuk kerja selain cuti;
b. tidak berada di tempat tugas pada saat jam kerja;
c. terlambat masuk kerja dan tidak mengganti keterlambatan
jam kerja;
d. pulang kerja sebelum waktu yang ditentukan; dan/atau
e. tidak mengisi Daftar Hadir Elektronik.
Pasal 26
Pegawai tidak dikenakan pengurangan Tunjangan Kinerja dari
penilaian Disiplin Kerja apabila:
a. mendapat tugas dari pimpinan, baik penugasan dalam
negeri maupun luar negeri yang dibuktikan dengan surat
perintah, surat tugas dan dokumen lainnya;
b. cuti tahunan;
c. cuti sakit;
d. cuti alasan penting;
e. cuti melahirkan;
f. cuti besar; atau
g. cuti bersama.
Pasal 27
(1) Pegawai sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25 huruf a,
huruf b atau huruf e dikenakan pengurangan Tunjangan
- 18 -
Pasal 28
Pengurangan Tunjangan Kinerja sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 27, dikenakan dengan jumlah tidak melebihi
100% (seratus persen) Tunjangan Kinerja dalam 1 (satu)
bulan.
Pasal 29
(1) Pegawai yang menduduki Jabatan fungsional dan
mendapatkan tunjangan profesi, Tunjangan Kinerja
dibayarkan sebesar selisih antara Tunjangan Kinerja pada
Kelas Jabatan dengan tunjangan profesi pada jenjangnya.
(2) Apabila tunjangan profesi yang diterima sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), lebih besar dari Tunjangan
Kinerja pada Kelas Jabatan, yang dibayarkan yaitu
tunjangan profesi pada jenjangnya.
BAB VI
KEBERATAN DAN BANDING
Bagian Kesatu
Keberatan
Pasal 30
Pegawai mengajukan keberatan berdasarkan:
a. produktivitas kerja; dan
b. disiplin kerja.
Pasal 31
(1) Pegawai mengajukan keberatan berdasarkan Produktivitas
Kerja sebagaimana dimaksud dalam Pasal 30 huruf a atas:
- 19 -
Pasal 32
(1) Pegawai mengajukan keberatan berdasarkan Disiplin Kerja
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 30 huruf b, atas hasil
rekapitulasi bulanan Daftar Hadir Elektronik kepada
verifikator dengan melampirkan bukti pendukung.
(2) Keberatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), diajukan
paling lama 5 (lima) hari kerja sejak tanggal diterimanya
hasil rekapitulasi bulanan Daftar Hadir Elektronik.
(3) Verifikator wajib memutuskan dalam bentuk persetujuan
atau penolakan atas keberatan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1), paling lama 5 (lima) hari kerja sejak tanggal
diterimanya keberatan.
(4) Keputusan sebagaimana dimaksud pada ayat (3), bersifat
final dan mengikat.
- 20 -
Bagian Kedua
Banding
Pasal 33
(1) Pegawai dapat mengajukan banding kepada Pejabat
Penanggungjawab di Satuan Kerja atau unit kerja masing-
masing berdasarkan aspek Produktivitas Kerja
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 31 ayat (5).
(2) Banding sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dapat
dilakukan dalam hal pegawai:
a. tidak diberikan keputusan oleh Pejabat Penilai atas
keberatan yang diajukan Pegawai setelah 5 (lima) hari
kerja sejak keberatan diterima; atau
b. tidak puas terhadap hasil keberatan yang diputuskan
oleh Pejabat Penilai atas laporan hasil pelaksanaan
tugas, paling lama 5 (lima) hari kerja sejak diterimanya
keputusan hasil keberatan dengan melampirkan bukti
pendukung.
(3) Pejabat Penanggungjawab wajib memutuskan dalam
bentuk surat persetujuan atau penolakan terhadap
banding sebagaimana dimaksud pada ayat (1), paling lama
5 (lima) hari kerja sejak tanggal diterimanya banding.
(4) Keputusan Pejabat Penanggungjawab sebagaimana
dimaksud pada ayat (3), bersifat final dan mengikat.
Pasal 34
Dalam hal keputusan keberatan atau banding Pegawai
diterima melebihi waktu pembayaran Tunjangan Kinerja
bulan berjalan, Tunjangan Kinerja dibayarkan sampai dengan
akhir bulan berjalan atau diakumulasikan pada pembayaran
Tunjangan Kinerja bulan berikutnya.
- 21 -
BAB VII
MONITORING DAN EVALUASI
Pasal 35
(1) Kepala Biro Kepegawaian melakukan monitoring, evaluasi
dan pengembangan sistem yang meliputi:
a. pelaksanaan Penilaian Kinerja;
b. operasionalisasi Aplikasi SIKERJA dan Daftar Hadir
Elektronik;
c. penyediaan dan pemeliharaan mesin Daftar Hadir
Elektronik; dan
d. pengembangan Aplikasi SIKERJA dan Daftar Hadir
Elektronik.
(2) Dalam melakukan monitoring, evaluasi dan
pengembangan sistem sebagaimana dimaksud pada ayat
(1), kepala biro kepegawaian dibantu oleh kepala biro
umum, kepala pusat data dan sistem informasi.
(3) Kepala biro umum bertanggung jawab dalam penyediaan
kebutuhan mesin Daftar Hadir Elektonik.
(4) Kepala pusat data dan sistem informasi bertanggung jawab
dalam penyediaan jaringan infrastruktur pendukung
Aplikasi SIKERJA dan Daftar Hadir Elektronik.
(5) Pengembangan Aplikasi SIKERJA dan Daftar Hadir
Elektronik dilakukan dengan mempertimbangan
perkembangan teknologi dan kebutuhan organisasi.
(6) Dalam hal pengembangan sistem sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) huruf d, dapat menggunakan jasa tenaga
ahli.
Pasal 36
(1) Kepala Biro Kepegawaian menyampaikan laporan hasil
monitoring dan evaluasi sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 35 ayat (1), kepada Menteri melalui Sekretaris
Jenderal.
(2) Hasil monitoring dan evaluasi sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) digunakan sebagai bahan peningkatan
- 22 -
BAB VIII
PEMBINAAN
Pasal 37
(1) Dalam rangka peningkatan Penilaian Kinerja dan
pengembangan Aplikasi SIKERJA dan Daftar Hadir
Elektronik, Biro Kepegawaian melakukan pembinaan.
(2) Pembinaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi
kegiatan:
a. sosialisasi; dan
b. peningkatan kapasitas Pejabat Penanggungjawab,
verifikator, operator dan pengelola keuangan.
BAB IX
KETENTUAN LAIN-LAIN
Pasal 38
Penghitungan Tunjangan Kinerja atas Produktivitas kerja
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 dan Disiplin Kerja
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20, dikecualikan
terhadap pegawai yang memiliki Jabatan tertentu dengan
hari dan jam kerja khusus sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
Pasal 39
(1) Pembayaran Tunjangan Kinerja bagi CPNS dibayarkan
sesuai dengan Jabatan yang tercantum pada Surat
Keputusan pengangkatan sebagai CPNS.
(2) Pembayaran Tunjangan Kinerja bagi CPNS dibayarkan
terhitung mulai tanggal Surat Pernyataan Menjalankan
Tugas.
(3) CPNS sebagaimana dimaksud pada ayat (1), tidak berlaku
bagi CPNS lulusan Institut Pemerintahan Dalam Negeri.
- 23 -
Pasal 40
Setiap pegawai yang tidak mengikuti Apel pada Senin pagi
dan Upacara pada hari kerja dikenakan pengurangan
tunjangan kinerja sebesar 2% (dua persen) dari penilaian
disiplin kerja.
Pasal 41
Dalam hal Pegawai tidak mengikuti Apel pada Senin pagi dan
Upacara pada hari kerja karena alasan yang sah tidak
dikenakan pengurangan Tunjangan Kinerja sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 40, dengan melampirkan dokumen
pendukung.
Pasal 42
(1) Plt. atau Plh. diberikan Tunjangan Kinerja tambahan.
(2) Tunjangan Kinerja tambahan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1), diberikan kepada Plt. atau Plh. yang menjabat
dalam jangka waktu paling singkat 1 (satu) bulan
kalender.
(3) Ketentuan mengenai Tunjangan Kinerja tambahan
sebagaimana dimaksud pada ayat (2), yaitu:
a. pejabat atasan langsung atau atasan tidak langsung
yang merangkap sebagai Plt. atau Plh. menerima
Tunjangan Kinerja, ditambah 20% (dua puluh persen)
dari Tunjangan Kinerja dalam Jabatan sebagai Plt. atau
Plh. pada Jabatan yang dirangkapnya;
b. pejabat setingkat yang merangkap Plt. atau Plh.
menerima Tunjangan Kinerja yang lebih tinggi,
ditambah 20% (dua puluh persen) dari Tunjangan
Kinerja yang lebih rendah pada Jabatan definitif atau
Jabatan yang dirangkapnya;
c. pejabat satu tingkat di bawah pejabat definitif yang
berhalangan tetap atau berhalangan sementara yang
merangkap sebagai Plt. atau Plh. menerima Tunjangan
Kinerja pada Jabatan yang dirangkapnya dan tidak
- 24 -
Pasal 43
Tunjangan Kinerja tambahan bagi Pegawai yang merangkap
sebagai Plt. atau Plh. sebagaimana dimaksud dalam Pasal 42
ayat (3), dibayarkan terhitung mulai tanggal menjabat sebagai
Plt. dan Plh.
Pasal 44
Ketentuan mengenai:
a. format laporan pelaksanaan tugas;
b. perhitungan besaran Tunjangan Kinerja;
c. format surat pembatalan daftar hadir;
d. format daftar hadir manual;
e. pengurangan Tunjangan Kinerja dari Penilaian Disiplin
Kerja karena terlambat masuk kerja dan/atau tidak
mengganti waktu keterlambatan masuk kerja dan/atau
tidak mengisi daftar hadir elektronik pada saat masuk
kerja; dan
f. pengurangan Tunjangan Kinerja dari Penilaian Disiplin
Kerja karena pulang kerja sebelum waktunya atau tidak
mengisi Daftar Hadir Elektronik pada saat pulang kerja,
tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian yang
tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.
- 25 -
BAB X
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 45
Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku:
a. Ketentuan Pasal 4, Pasal 5, dan Pasal 7 sampai dengan
Pasal 13 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 4 Tahun
2013 tentang Disiplin Kerja Pegawai Negeri Sipil di
Lingkungan Kementerian Dalam Negeri (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 84); dan
b. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 38 Tahun 2016
tentang Tunjangan Kinerja Pegawai di Lingkungan
Kementerian Dalam Negeri (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2016 Nomor 194) sebagaimana telah
diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor
132 Tahun 2017 tentang Perubahan atas Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 38 Tahun 2016 Tentang
Tunjangan Kinerja Pegawai Di Kementerian Dalam Negeri
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor
1855),
dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
Pasal 46
Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal
diundangkan.
- 26 -
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 28 Desember 2018
Diundangkan di Jakarta
pada tanggal 20 Pebruari 2019.
DIREKTUR JENDERAL
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA,
ttd
WIDODO EKATJAHJANA
ttd
LAMPIRAN
PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 132 TAHUN 2018
TENTANG TUNJANGAN KINERJA PEGAWAI DI KEMENTERIAN
DALAM NEGERI
Rincian Tugas :
Tanggal Mulai :
Tanggal Selesai :
Jam Mulai :
Jam Selesai :
Keterangan Pekerjaan :
Output Pekerjaan :
File Pendukung :
(dapat dilampirkan)
Jakarta,
………………………… ……………………………
(Pejabat Penilai) (Pegawai)
- 28 -
Akumulasi per-bulan
persentase
Besaran Besaran Tunjangan
(50% x -[ pengurangan x (50% x
Tunjangan Kinerja)]
tunjangan kinerja dari
Kinerja)
Disiplin Kerja
Jakarta,
Mengetahui,
............................... ...............................
(atasan langsung Pejabat Penilai) (Pejabat Penilai)
- 30 -
ABSENSI
MASUK PULANG KETERA
NO NAMA/NIP JABATAN TANDA TANDA
KERJA KERJA NGAN
TANGAN TANGAN
(JAM) (JAM)
1
2
3
4
5
...
...
Jakarta,
Mengetahui,
JABATAN
NAMA JELAS
NIP
- 31 -