Khansa Nabila SGD1 LBM 3 Modul MP
Khansa Nabila SGD1 LBM 3 Modul MP
1. PENELITIAN OBSERVASIONAL
Adalah penelitian yang tidak melakukan manipulasi/intervensi/perlakuan pada subjek yang
ditelitinya serta melihat dan mengukur tapi bukan dari sesuatu yang diintervensikan
2. PENELITIAN EKSPERIMENTAL
Adalah suatu penelitian dimana peneliti mempunyai otoritas/kewenangan untuk
memanipulasi/mengintervensi/memberikan perlakuan pada subjek yang ditelitinya lalu
dapat dilihat akibat dari perlakuan yang telah diberikan tersebut
Adalah suatu penelitian dimana peneliti mempunyai otoritas atu kewenangan untuk
mengalokasikan subjek ke dalam kelompok-kelompok studi secara acak
3. KRITERIA INKLUSI
Adalah kriteria/ciri-ciri yang harus dipenuhi setiap masing-masing anggota populasi yang
akan dijadikan sampel
4. KRITERIA EKSKLUSI
Adalah kriteria-ciri-ciri anggota populasi yang tidak bisa dijadikan subjek penelitian
5. KUESIONER
Adalah teknik pengumpulan data melalui formulir- formulir yang berisi pertanyaan-
pertanyaan yang diajukan secara tertulis pada seseorang atau sekumpulan orang untuk
mendapatkan jawaban atau tanggapan dan informasi yang diperlukan oleh peneliti
PENELITIAN EKSPERIMENTAL
Adalah suatu penelitian dimana peneliti mempunyai otoritas/kewenangan untuk
memanipulasi/mengintervensi/memberikan perlakuan pada subjek yang ditelitinya lalu
dapat dilihat akibat dari perlakuan yang telah diberikan tersebut
Adalah suatu penelitian dimana peneliti mempunyai otoritas atu kewenangan untuk
mengalokasikan subjek ke dalam kelompok-kelompok studi secara acak
a. Survei rumah tangga (household survey), yaitu suatu survey yang ditujukan kepada
rumah tangga. Pengumpulan data dilakukan kepada keluarga baik kepada kepala
rumah tangga maupun anggota rumah tangga atau yang menjadi responden adalah
kepala rumah tangganya saja tapi didalamnya ditanyakan juga tentang data dan
keadaan anggota keluarganya serta informasi tentang rumah dan lingkungannya.
Survey rumah tangga ini sering digunakan dalam penelitian kesehatan antara lain
seperti Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) dan penelitian – penelitian kesehatan
lainnya. Di bidang rekam medis dan informasi kesehatan, survey ini juga dapat
dilakukan contohnya tentang family folder, pengetahuan atau kepuasan keluarga
tentang BPJS, dan lain-lain.
b. Survei Morbiditas (morbidity survey), yaitu suatu survey untuk mengetahui distribusi,
insidensi dan atau prevalensi kejadian suatu penyakit dalam masyarakat atau populasi
tertentu. Contoh di bidang rekam medis dan informasi kesehatan adalah laporan 10
besar penyakit di rumah sakit atau puskesmas, distribusi kelengkapan dokumen rekam
medis dalam analisis kuantitatif, distribusi jumlah kunjungan pasien berdasarkan pasien
baru dan pasien lama, jenis kepesertaan, rawat inap dan rawat jalan, poliklinik yang
dituju, dan sebagainya.
c. Survei analisis jabatan (functional analysis survey), yaitu survei yang dilakukan
untuk mengetahui tugas dan tanggung jawab petugas kesehatan serta kegiatan para
petugas terkait dengan pekerjaannya serta hubungan antara atasan dengan bawahan,
situasi dan kondisi kerja termasuk fasilitas yang mendukung dalam pekerjaannya.
Contohnya, gambaran kinerja petugas rekam medis dilihat dari faktor internal dan
eksternal, gambaran kinerja petugas rekam medis berdasarkan standar pelayanan
minimal rumah sakit seperti: distribusi kelengkapan pengisian rekam medis 24 jam
setelah selesai pelayanan, distribusi informed concent setelah mendapatkan informasi
yang jelas, jumlah rata-rata waktu penyediaan dokumen rekam medis pelayanan rawat
jalan dan rawat inap.
d. Survei pendapat umum (public opinion survey), yaitu survei yang digunakan untuk
memperoleh gambaran tentang tanggapan publik atau masyarakat terhadap suatu
program pelayanan kesehatan atau masalah-masalah kesehatan yang terjadi di
masyarakat. Misalnya di bidang kesehatan untuk mengetahui tanggapan atau sikap
masyarakat terhadap program Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dalam
pencegahan penularan penyakit Demam Berdarah. Contoh lainnya di bidang rekam
medis dan informasi kesehatan seperti untuk mengetahui kepuasan pasien terhadap
program BPJS, mengetahui kepuasan pasien terhadap pelayanan pendaftaran rawat
jalan dan sebagainya.
Contoh:
Tujuan penelitian: untuk mengetahui hubungan antara karakteristik dengan kinerja
petugas P-care.
2) Menetapkan populasi dan sampel. Populasi penelitiannya pada penelitian ini adalah
petugas P – care di puskesmas di kota atau kabupaten X. Petugas P – care di tiap
puskesmas sekitar 1 – 3 orang. Pada penelitian kuantitatif besar sampel harus
diperhatikan karena memerlukan sampel yang cukup banyak. Bila jumlah
populasinya sedikit maka dapat diambil seluruhnya menjadi sampel penelitian
dengan menggunakan teknik pemilihan sampel total sampling.
3) Melakukan pengumpulan data melalui wawancara dan observasi.
4) Mengolah dan menganalisis data yang telah diperoleh saat pengumpulan data.
Hasil analisis membuktikan apakah ada hubungan antara variabel independen
dengan variabel dependen ataukah sebaliknya tidak ada hubungan.
o Desain ini relatif mudah, murah dan hasilnya cepat dapat diperoleh
o Dapat digunakan untuk meneliti sekaligus banyak variabel
o Jarang terancam drop out
o Dapat dijadikan dasar untuk penelitian selanjutnya seperti kohort atau eksperimen
o Memerlukan jumlah sampel yang banyak, terutama apabila variabel yang diteliti
banyak.
o Tidak dapat menggambarkan perkembangan penyakit secara akurat.
o Kurang tepat untuk memprediksi suatu kecenderungan.
o Kesimpulan korelasi faktor risiko dengan efek paling lemah bila dibandingkan
dengan dua rancangan analitik lainnya.
Contoh:
Tujuan penelitian: untuk membuktikan hubungan faktor risiko (ASI eksklusif, pola MP
ASI, pola asuh, BBLR, dan penghasilan keluarga) dengan terjadinya gizi buruk pada
anak dibawah dua tahun (baduta).
o Desain ini merupakan salah satu cara dan atau kadang bahkan satu – satunya
cara untuk meneliti kasus yang jarang atau langka
o Hasil dapat diperoleh dengan cepat
o Biaya yang diperlukan relatif murah
o Dapat menggunakan sampel penelitian yang lebih sedikit
o Dapat digunakan untuk mengidentifikasi berbagai faktor risiko sekaligus dalam
satu penelitian
Contoh:
Tujuan penelitian: untuk mengetahui hubungan perilaku merokok ibu hamil dengan
kejadian berat badan bayi lahir rendah (BBLR) di kota Semarang.
o Desain ini merupakan desain yang paling baik untuk menerangkan hubungan antara
faktor risiko dengan efek, menentukan insiden dan perjalanan penyakit.
o Sangat baik dilakukan terhadap kasus yang bersifat fatal dan progresif.
o Dapat digunakan untuk meneliti beberapa efek sekaligus dari suatu faktor risiko
tertentu.
o Memiliki kekuatan yang paling baik untuk meneliti berbagai masalah kesehatan,
karena penelitian dilakukan secara longitudinal.
Kontrol merupakan sampel penelitian yang tidak diberikan intervensi atau perlakuan. Dalam
penelitian eksperimen diperlukan kelompok kontrol sebagai pembanding dengan kelompok
yang diberikan intervensi atau perlakuan, untuk melihat perubahan variabel apakah
perubahan yang terjadi betul–betul karena adanya perlakuan atau karena hal lain. Manfaat
kontrol dalam penelitian eksperimen:
b. Kematangan (maturitas)
Manusia, binatang, dan makhluk hidup lainnya sebagai subjek penelitian selalu
mengalami perubahan. Pada manusia perubahan terkait dengan proses
kematangan atau maturitas baik secara biologis maupun psikologis. Dengan
bertambahnya kematangan pada subjek dapat berpengaruh terhadap variabel
terikat, sehingga perubahan yang terjadi pada variabel terikat bukan hanya akibat
dari perlakuan namun karena proses kematangan pada subjek.
c. Seleksi (selection)
Dalam pemilihan anggota kelompok eksperimen dan kelompok kontrol bisa terjadi
perbedaan ciri–ciri atau sifat–sifat anggota kelompok yang satu dengan kelompok
yang lainnya. Misalnya apabila pendidikan pada kelompok eksperimen lebih tinggi
daripada pendidikan kelompok kontrol maka sebelum diberikan perlakuan sudah
ada perbedaan sehingga perubahan yang terjadi pada variabel terikat bukan hanya
karena pengaruh perlakuan tapi juga karena pengaruh pendidikan.
e. Instrumen (instrumentation)
Instrumen penelitian pada saat pretest biasanya dipergunakan lagi pada saat
posttest. Hal ini akan berpengaruh pada hasil posttest, sehingga perubahan variabel
terikat bukan hanya karena perlakuan namun juga karena pengaruh instrumen.
Mortalitas (mortality) Pada saat eksperimen atau pada saat antara pretest dengan
posttest seringkali terjadi subjek yang drop out karena pindah ataupun karena
meninggal. Hal ini juga dapat berpengaruh terhadap hasil eksperimen.
2) Validitas Eskternal
Validitas eksternal ini berkaitan dengan sejauh mana hasil-hasil penelitian dapat
digeneralisasikan kepada subjek–subjek lain yang serupa. Banyak faktor yang
mempengaruhi terhadap validitas eksternal ini sehingga dapat mengganggu hasil
eksperimen, antara lain:
a. Efek seleksi berbagai “bias”
Karakteristik anggota kelompok eksperimen sangat menentukan generalisasi yang
diperoleh. Kekeliruan dalam memilih anggota kelompok dapat mengganggu hasil
eksperimen. Oleh karena itu pemilihan sampel harus representatif terhadap
populasi dan perlu dilakukan identifikasi dan kontrol yang tepat.
Desain ini pelaksanaannya di lapangan agak sulit karena biasanya mengalami kesulitan
dalam melakukan randomisasi dan ada masalah dari segi etika, misalnya untuk
membandingkan reaksi suatu pengobatan atau suatu terapi, dimana pada satu kelompok
mendapat perlakuan sementara kelompok yang lainnya tidak mendapatkan. Desain ini
dapat diperluas dengan menambahkan lebih dari satu variabel yaitu dengan melakukan
perlakuan pada lebih dari satu kelompok dengan perlakuan yang berbeda, yang
digambarkan sebagai berikut:
Pada desain ini, kesimpulan–kesimpulan mengenai efek perbedaan antara perlakuan yang
satu dengan yang lainnya dapat dicapai tanpa menggunakan kelompok kontrol.
c. Desain posttest dengan kelompok kontrol (posttest only control group design)
Desain penelitian ini hampir sama dengan desain penelitian eksperimen sungguhan
yang lain, hanya bedanya tidak dilakukan pretest, karena kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol diambil dengan cara random maka kelompok– kelompok tersebut
dianggap sama sebelum dilakukan intervensi. Bentuk desain seperti berikut:
Desain ini memungkinkan peneliti mengukur pengaruh perlakuan pada eksperimen
dengan cara membandingkan kelompok tersebut dengan kelompok kontrol namun tidak
dapat menentukan sejauh mana atau seberapa besar perubahannya terjadi karena di
awal tidak dilalukan pretest untuk menentukan data awal.
Secara garis besar penerapan penelitian eksperimen atau intervensi di bidang kesehatan
terdiri dari dua, yaitu:
Populasi terdiri dari unsur sampling yaitu unsur-unsur yang diambil sebagai sampel.
Kerangka sampling (sampling frame) adalah daftar semua unsur sampling dalam populasi
sampling. Unsur sampling ini diambil dengan menggunakan kerangka sampling (sampling
frame).
Populasi diartikan sebagai seluruh unsur atau elemen yang menjadi objek penelitian.
Elemen populasi ini biasanya merupakan satuan analisis dalam penelitian. Populasi
merupakan himpunan semua hal yang ingin diketahui, sebagai contoh seluruh pegawai
perusahaan, himpunan pekerja, dan seluruh anggota organisasi. Populasi dalam
penelitian dapat pula diartikan sebagai keseluruhan unit analisis yang
karakteristiknya akan diteliti. Unit analisis adalah unit/satuan yang akan diteliti atau
dianalisis. Berikut ini beberapa pengertian tentang populasi.
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2005).
Populasi adalah keseluruhan dari variabel yang menyangkut masalah yang diteliti
(Nursalam, 2003).
Populasi adalah semua nilai baik hasil perhitungan maupun pengukuran, baik kuantitatif
maupun kualitatif, dari karakteristik tertentu mengenai sekelompok objek yang lengkap
dan jelas (Usman, 2006).
Populasi adalah seluruh individu yang menjadi wilayah penelitian akan dikenai
generalisasi (Netra, 1974).
MACAM-MACAM POPULASI
a. Populasi terbatas
Populasi terbatas adalah mempunyai sumber data yang jelas batasnya secara kuantitif
sehingga dapat dihitung jumlahnya. Contoh: Jumlah pasien rawat jalan RS A pada
tahun 2017 adalah 457.924 orang.
b. Populasi heterogen
Sumber data yang unsurnya memiliki sifat atau keadaan yang berbeda (bervariasi)
sehingga perlu ditetapkan batas - batasnya secara kualitatif dan kuantitatif. Contoh:
populasi pasien pasien rawat inap di RS A pada tahun 2017.
Menentukan Populasi dapat juga diidentifikasi oleh 4 faktor, yaitu: isi, satuan, cakupan
(scope), dan waktu. Contoh: Suatu penelitian tentang distribusi penyakit yang pada
pasien rawat inap di rumah sakit tingkat Provinsi DKI Jakarta tahun 2017, maka
populasinya dapat ditetapkan dengan 4 faktor sebagai berikut.
Isi→Semua pasien rawat inap
Satuan→Rumah Sakit
Cakupan→Provinsi DKI Jakarta
Waktu→Tahun 2017
a. Populasi Umum
Populasi umum adalah dimana sumber datanya seluruh objek pada lokasi penelitian
b. Populasi Target
Populasi target adalah populasi yang menjadi sasaran dalam mengeneralisasi sebagai
kesimpulan sebuah penelitian.
Contoh:
2) KRITERIA EKSKLUSI.
Kriteria ekslusi adalah kriteria yang dapat digunakan untuk mengeluarkan anggota
sampel dari kriteria inklusi atau dengan kata lain ciri-ciri anggota populasi yang tidak
dapat diambil sebagai sampel.
Sebagai contoh:
Kita ingin meneliti “Analisis Kepuasan Pasien Rawat Jalan BPJS terhadap pelayanan di
RS X”. Populasi pada penelitian ini adalah pasien BPJS di RS X. Dalam penentuan
sampel, maka kita menetapkan kriteria inklusi dan eksklusi sebagai berikut:
1. Kriteria inklusi.
a) Pasien BPJS di RS X pada saat saya melakukan penelitian merupakan pasien yang
telah memanfaatkan pelayanan rawat jalan minimal 1 tahun.
b) Usia pasien 18-55 tahun.
2. Kriteria eksklusi.
Setelah didapatkan kriteria inklusi seperti di atas maka kita dapat menentukan
kriteria eksklusi jika sampel telah memenuhi kriteria inklusi. Namun ketika sampel
tidak dapat berkomunikasi dengan baik, maka akan kita keluarkan sebagai sampel
dalam penelitian. Kriteria eksklusi adalah menghilangkan atau mengeluarkan subjek
yang memenuhi kriteria inklusi dari penelitian karena alasan tertentu.
7. Langkah apa yang harus dilakukan seorang peneliti dalam menentukan subjek penelitian?
Jawab :
A. PENGERTIAN SUBJEK PENELITIAN
Subjek penelitian adalah individu, benda, atau organisme yang dijadikan sumber informasi
yang dibutuhkan dalam pengumpulan data penelitian. Istilah lain yang digunakan untuk
menyebut subjek penelitian adalah responden, yaitu orang yang memberi respon atas
suatu perlakuan yang diberikan kepadanya.
Dikalangan peneliti kualitatif, istilah responden atau subjek penelitiaan disebut dengan
informan, yaitu orang yang member informasi tentang data yang diinginkan peneliti
berkaitan dengan penelitian yang sedang dilaksanakannya.
Menurut literatur lain, metode sampling dapat dikelompokkan menjadi empat yaitu
probability sampling, purposive sampling, convenience sampling, dan mixed method
sampling dengan penjelasan masing-masing sebagai berikut:
a. Teknik probability sampling seringkali digunakan dalam penelitian kuantitatif, yaitu
dengan cara memilih jumlah yang relatif besar dalam unit dari suatu populasi atau dari
suatu sub-kelompok yang spesifik (strata) dari suatu populasi, secara acak dimana
penggabungan dari tiap anggota populasi dapat ditentukan (Tashakkori & Teddlie, 2003
dalam Teddlie & Yu, 2007).
d. Mixed method sampling (metode campuran), melibatkan pemilihan satuan unit atau
kasus penelitian menggunakan sampling probabilitas untuk meningkatkan validitas
eksternal serta strategi sampling bertujuan untuk meningkatkan transferabilitas.
11. Apakah yang harus dipertimbangkan dalam menetapkan sampel agar sampel tersebut
valid?
Jawab :
Berikut ini adalah hal-hal yang perlu dipertimbangkan ketika peneliti akan menentukan
sampel penelitiannya :
1) Probabilitas
Asas ini mengandung arti bahwa setiap estimasi dan keputusan yang dihasilkan dapat
melalui pengujian statistik berdasarkan data sampel, selalu mengandung resiko salah
atau ketidakpastian. Besar resiko salah atau ketidakpastian dari hasil pengujian statistik
dinyatakan secara probabilitas
2) Standart error
Secara teoritis apabila ditarik sampel dengan besar tertentu dari populasinya, maka
akan didapatkan banyak kemungkinan sampel. Masing-masing sampel akan
mempunyai perhitungan yang saling berbeda besarnya. Bila perhitungan yang berbeda
besarnya tersebut diambil rata-ratanya, akan diperoleh nilai yang besarnya mendekati
atau sama dengan parameter. Simpangan baku (standart deviation) dari distribusi
kemungkinan statistik yang diperoleh dari masing-masing sampel disebut
sebagai standart error (kesalahan baku).
3) Distribusi Teoritis
Dalam penentuan besar sampel, secara teoritis diperoleh banyak kemungkinan sampel
yang masing-masing mempunyai perhitungan yang berbeda. Perhitungannya dapat
berupa nilai rata-rata, proporsi, koefisien korelasi perbedaan dua nilai rata-rata,
perbedaan dua porposi, atau nilai-nilai statistik yang lain. Statistik yang bervariasi dari
sampel ke sampel, secara teoritis akan membentuk suatu distribusi yang dikenal
dengan distribusu teoritis.
Distribusi teoritis dari sifat yang diukur pada umumnya cenderung mengikuti distribusi
normal. Walaupun distribusi sifat dalam sampel tidak normal, namun distribusi teoritis
mungkin saja normal. Distribusi teoritis semakin mendekati normal dengan semakin
besarnya sampel. Distribusi normal merupakan distribusi yang penting dalam analisis
statistik inferensial. Pengujian statistik yang didasarkan atas distribusi normal disebut
juga sebagai analisis statistik parametrik.
Dalam menentukan besar sampel, terdapat hal-hal yang perlu diperhatikan, diantaranya
adalah jenis dan rancangan penelitian, tujuan penelitian, jumlah populasi atau sampel,
tehnik sampling, jenis (skala pengukuran) data variabel dependen, tingkat kepercayaan
atau ketelitian penyimpangan yang masih dapat ditoleransi
Dalam menentukan sampel juga diukur besaran sampel yang harus terpenuhi
menggunakan perhitungan besaran sampel yang akan dibahas pada topik selanjutnya.
Untuk menilai suatu besaran sampel dari perhitungan itu terpenuhi jumlahnya, maka
beberapa kriteria yang diperlukan antara lain:
Teknik probability sampling adalah cara pengambilan sampel dengan semua objek atau
elemen dalam populasi memiliki kesempatan yang sama untuk dipilih sebagai sampel.
Hasil penelitian dijadikan untuk mengestimasi populasi (melakukan generalisasi).
Yang termasuk dalam probability sampling adalah simple random sampling, systematic
random sampling, disproportionate stratified random sampling, proportionate stratified
sampling, dan cluster sampling. Setiap jenis teknik sampling tersebut akan dijelaskan
berikut ini:
Persyaratan yang harus dipenuhi untuk teknik pengambilan sampel acak secara
sederhana adalah anggota populasi dianggap homogen. Teknik sampling ini memiliki
bias terkecil dan generalisasi tinggi.
Prosedur dalam teknik pengambilan sampel acak sederhana adalah sebagai berikut:
Penerapan prosedur teknik pengambilan sampel acak sederhana terlihat pada gambar
berikut ini.
Teknik pengambilan sampel acak sederhana yang sering digunakan adalah dengan
K = 500/50
K = 10
Misal titik awal pada anggota populasi yang akan diambil sebagai sampel adalah nomor
8, maka sampelnya adalah a, a2 (a+k), a2+k, dst sehingga sampel penelitian adalah 8,
18, 28, dan seterusnya sampai mencapai jumlah 50 anggota sampel. Untuk mencegah
nomor urut sampel ketika ditentukan dengan interval tidak tersedia, lebih baik
menentukan titik awal dari nomor 1 – 10.
Contoh: Dalam suatu penelitian tentang kepuasan pasien rawat inap RS X Januari
2017, populasi pasien rawat inap pada bulan Januari 2017 adalah 300 dengan populasi
tiap strata berjumlah sama. Dari perhitungan besar sampel, didapatkan jumlah sampel
yang harus dipenuhi adalah 90 pasien. Ruang rawat inap di RS X terdiri dari ruang
rawat kelas 1, kelas 2, dan kelas 3. Maka dengan menggunakan teknik stratifikasi,
pengambilan sampel adalah sebagai berikut:
Contoh: Anggota populasi tersebar di Provinsi DKI Jakarta, maka dalam teknik
pengambilan sampel dibuat ke dalam cluster dari seluruh anggota populasi per kota,
yang nantinya sampel akan dibagi dari Jakarta Barat, Jakarta Pusat, Jakarta Utara,
Jakarta Selatan, dan Jakarta Timur.
1) SAMPLING PURPOSIF
Penarikan sampel secara puposif merupakan cara penarikan sampel yang dilakukan
dengan memilih subjek berdasarkan pada karakteristik tertentu yang dianggap
mempunyai hubungan dengan karakteristik populasi yang sudah diketahui sebelumnya.
2) SAMPLING KUOTA
Sampling kuota (penarikan sampel secara jatah) merupakan teknik sampling yang
dilakukan atas dasar jumlah atau jatah yang telah ditentukan. Sebelum kuota sampel
terpenuhi maka peneltian belum dianggap selesai.
Contoh: Suatu penelitian tentang “Tinjauan Ketepatan Kode Diagnosa di RS X”, dimana
peneliti menetapkan bahwa sampel yang harus terpenuhi sebanyak 50 dokumen rekam
medis. Pengambilan sampel dapat dilakukan dengan memilih sampel secara bebas
dengan karakteristik yang telah ditentukan peneliti.
3) SAMPLING AKSIDENTAL
Teknik sampling aksidental dilakukan berdasarkan faktor spontanitas atau kebetulan.
Artinya siapa saja yang secara tidak sengaja bertemu dengan peneliti maka orang
tersebut dapat dijadikan sampel.
4) SAMPLING JENUH
Teknik sampling jika semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini
dilakukan jika jumlah populasi kurang dari 30.
Contoh: Suatu penelitian tentang “Penilaian kinerja PMIK di RS X”, dimana populasi
pada bagian RMIK di RS X hanya 23 orang. Maka dengan menggunakan sampel jenuh,
sampel pada penelitian ini adalah keseluruhan PMIK di RS X yaitu sebanyak 23 orang.
5) SNOWBALL SAMPLING
Penarikan sampel pola ini dilakukan dengan menentukan sampel pertama. Sampel
berikutnya ditentukan berdasarkan informasi dari sampel pertama, sample ketiga
ditentukan berdasarkan informasi dari sampel kedua, dan seterusnya sehingga jumlah
sampel semakin besar. Dikatakan snowball sampling karena penarikan sampel terjadi
seperti efek bola salju.
15. Kesalahan apa sajakah yang dapat terjadi dalam pengambilan sampel?
Jawab :
ADA BEBERAPA KEKELIRUAN YANG MENGKIBATKAN BIAS DALAM PENARIKAN
SAMPEL, ANTARA LAIN:
1. Penentuan populasi target.
Contoh: populasi target dalam penelitian adalah pasien rawat jalan BPJS di Rumah
Sakit X, tetapi dalam penarikan sampel hanya dilakukan pada kelompok pasien kategori
BPJS kelas mandiri.
1) Menghemat biaya.
Dalam proses penelitian, mulai dari pembuatan proposal, pengumpulan data, hingga
pengolahan data akan membutuhkan biaya yang relatif besar. Apabila objek penelitian
yang digunakan jumlah sampel yang dibutuhkan banyak, maka dapat diperkirakan biaya
yang harus dibutuhkan. Oleh karena itu, dengan menggunakan sampling merupakan
keputusan yang tepat untuk meminimalisasikan biaya dalam penelitian.
Instrumen penelitian yang umum digunakan telah memiliki 2 (dua) kriteria lulus uji yaitu
validitas dan reliabilitas. Validitas diartikan sejauh mana suatu instrumen melakukan
fungsinya atau mengukur apa yang seharusnya diukur atau sejauh mana ketepatan suatu
instrumen dalam melakukan fungsinya. Sedangkan reliabilitas menunjukkan sejauh mana
instrumen dapat dipercaya.
2) PRESISI (PRECISION)
Instrumen mempunyai presisi yang baik jika dapat menjamin bahwa input yang
sama memberikan output yang selalu sama baik kapan saja, di mana saja, oleh dan
kepada siapa saja instrumen ini digunakan memberikan hasil konsisten.
Instrumen dengan presisi yang baik belum tentu akurasinya baik dan sebaliknya.
Validitas dan reliabilitas merupakan konsep yang saling melengkapi, namun dalam
beberapa situasi keduanya bertentangan satu sama lain. Kadang-kadang, validitas
meningkat namun reliabilitas lebih sulit dicapai, atau sebaliknya. Hal ini terjadi ketika
memiliki definisi konstruk yang sangat abstrak dan tidak mudah diamati. Reliabilitas paling
mudah dicapai ketika ukuran secara tepat dan dapat diamati. Dengan demikian, ada
pertentangan antara esensi sebenarnya dari konstruk yang sangat abstrak dan harus
mengukurnya secara konkret (Neuman, 2007).
2) Equvalent.
Pengujian dengan cara ini cukup dilakukan sekali, namun menggunakan dua instrumen
yang berbeda, pada responden yang sama, dan waktu yang sama. Reliabilitas dihitung
dengan cara mengkorelasikan antara data instrumen yang satu dengan data instrumen
yang dijadikan equivalent.
3) Gabungan.
VALIDITAS
Untuk instrumen yang berbentuk tes, pengujian validitas isi dilakukan dengan
membandingkan antara isi instrumen dengan materi pelajaran yang telah diajarkan.
Di sisi lain, pengujian validitas isi dari instrumen yang akan mengukur efektivitas
pelaksanaan program, dapat dilakukan dengan membandingkan antara isi
instrumen dengan isi atau rancangan yang telah ditetapkan. Untuk menguji validitas
butir-butir instrumen lebih lanjut, maka setelah dikonsultasikan kepada para ahli,
selanjutnya diujicobakan, dan dilakukan analisis aitem atau uji beda.
MASALAH PENELITIAN
BESAR SAMPEL
JENIS DAN PENDEKATAN CARA SAMPLING
KRITERIA INKLUSI
KRITERIA EKSKLUSI
PENELITIAN POPULASI
VALIDITAS
SAMPEL
RELIABILITAS
ANALISIS DATA
HASIL