Anda di halaman 1dari 19

STEP 1

1. Emetropia
Emetropia adalah mata tanpa adanya kelainan refraksi pembiasan sinar mata dan berfungsi normal.

2. Makula
Makula adalah daerah kecil yang berbentuk bulat, terletak di bagian belakang retina dengan jarak sejauh
3,5 mm dari temporal dan 0,5 mm lebih inferior terhadap diskus. Makula akan terlihat dengan mudah
karena bebas dari pembuluh darah retina

3. Media refrakta
Media refrakta adalah media yang dilewati cahaya untuk dibentuknya cahaya tersebut menjadi suatu
persepsi

4. Ortoforia
Kedudukan kedua bola mata normal, tidak berubah bila diganggu fusinya

5. Reflek pupil langsung


Refleks pupil langsung(Unconsensual): Respon pupil langsung di nilai ketika diberikan cahaya yang
terang , pupil akan konstriksi (miosis/ ukuran pupil mengecil). Dilakukan pada masing-masing mata.

6. Reflek pupil tdk langsung


Refleks pupil tidak langsung (Consensual): Dinilai bila cahaya diberikan pada salah satu mata , maka
fellow eye akan memberikan respon yang sama . Observasi dengan sumber cahaya lain yang lebih redup.
7. Buta warna
Buta warna adalah kondisi di mana kualitas penglihatan terhadap warna berkurang. Seseorang yang
menderita penyakit ini akan sulit membedakan warna tertentu (buta warna sebagian) atau bahkan seluruh
warna (buta warna total).

8. Sferis
Memiliki bentuk irisan bola baik cekung ataupun cembung.
- Cekung  minus
- Cembung  plus
Sferis positif : pasien dengan hypermetropia sebaiknya diberikan kaca mata sferis positif terkuat atau
lensa positif terbesar yang masih memberikan tajam penglihatan maksimal.

9. Akomodasi
Akomodasi adalah kemampuan lensa untuk mencembung yang terjadi akibat kontraksi otot siliar,
akibatnya daya pembiasan lensa bertambah kuat.

STEP 2
1. Jelaskan anatomi dan fisiologis mata!
Jawab :
KELOPAK MATA (PALPEBRA)
Fungsi :
- melindungi bola mata dari trauma fisik, trauma sinar, dan pengeringan bola mata
- mengeluarkan sekresi kelenjarnya untuk membentuk film air mata di depan kornea

Ciri :
- Kelopak mempunyai lapis kulit yang tipis di bagian depan sedang di bagian belakang ditutupi selaput
lendir yang disebut konjungtiva tarsal
- Gangguan penutupan kelopak akan mengakibatkan keringnya permukaan mata

Bagian-bagiannya :
a. Kelenjar:
 kelenjar sebasea
 kelenjar Moll: menghasilkan keringat
 kelenjar Zeis: menghasilkan minyak
 kelenjar Meibom: menghasilkan minyak

b. Otot
 Otot orbikularis okuli berjalan melingkar di dalam kelopak atas dan bawah, terletak di bawah
kulit kelopak, berfungsi untuk menutup bola mata
 Otot levator palpebra berfungsi untuk mengangkat kelopak mata atau membuka mata
c. Tarsus
 Merupakan jaringan ikat
 Di dalamnya terdapat kelenjar Meibom (40 buah di kelopak atas dan 20 di kelopak bawah)

d. Septum Orbita
 Pembatas isi orbita dengan kelopak depan

e. Pembuluh Darah: arteri palpebralis

f. Persarafan
 Kelopak dipersarafi oleh Nervus V (occulomotoris).

SISTEM LACRIMALIS
Letak
Sistem lakrimal atau sistem sekresi air mata terletak di daerah temporal bola mata

Bagian-bagiannya
Terdiri atas 2 bagian:
- Sistem produksi atau glandula lakrimal
- Sistem ekskresi terdiri dari pungtum lakrimal, kanalikuli lakrimal, sakus lakrimal, dan duktus
lakrimal

Peran air mata


- Menghaluskan permukaan kornea sehingga membantu proses masuknya cahaya
- Mempertahankan kelembaban kornea dan konjungtiva
- Membunuh kuman
- Melumasi permukaan palpebra sehingga mudah untuk menutup dan membuka mata
- Menghantarkan oksigen ke kornea dan membuang karbondioksida
- Merupakan jalan untuk sel-sel darah putih jika terdapat infeksi
- Mengencerkan atau menyapu bahan yang membahayakan mata

KONJUNGTIVA
Definisi
Konjungtiva merupakan lapisan mukosa (selaput lendir) yang melapisi permukaan palpebra bagian
dalam dan sklera

Ciri-ciri
- Bermacam-macam obat dapat diserap melalui konjungtiva
- Konjungtiva mengandung kelenjar musin yang bersifat membasahi bola mata terutama kornea

Macam-macam konjungtiva
Dibagi menjadi:
- Konjungtiva bulbi: menutup bagian depan sklera
- Konjungtiva palpebra: menutup palpebra dari dalam
- Konjungtiva forniks: terletak antara konjungtiva bulbi dan palpebra

BOLA MATA
Ciri-ciri
- Bola mata berbentuk bulat dengan panjang maksimal 24 mm
- Bola mata di bagian depan (kornea) mempunyai kelengkungan yang lebih tajam sehingga terdapat
bentuk dengan dua kelengkungan yang berbeda

Bagian-bagian bola mata (Bola mata dibungkus 3 lapis jaringan)


a. Sklera

 Jaringan ikat yang kenyal dan memberikan bentuk pada mata


 Merupakan bagian terluar yang melindungi bola mata
 Bagian terdepan sklera disebut kornea yang bersifat transparan, sehingga cahaya mudah masuk
ke dalam bola mata
 Dikenal sbg putih mata
 Mrp 5/6 dinding luar bola mata. ketebalan 1 mm.
 Struktur: jaringan fibrosa yg kuat & tidak elastis  mempertahankan bentuk bola mata &
proteksi bangunan-bangunan halus di bawahnya.
 Permukaan luar ditutup oleh jar.vaskular longgar.
 Pd anak-anak, sklera mgkn berwarna biru krn sklera tipis & pigmen koroid di bawahnya dpt
terlihat. Pd org dewasa/org tua  timbunan lemak dpt memberikan warna kuning pd sklera.
b. Uvea
 Terdiri atas iris, badan siliar, dan koroid
 Pada iris didapatkan pupil
 Badan siliar menghasilkan cairan bilik mata (Aqueous humour)
 Iris mempunyai kemampuan mengatur secara otomatis masuknya sinar ke dalam bola mata
melalui reaksi pupil
 Ukuran pupil anak-anak lebih kecil dari dewasa karena belum berkembangnya saraf simpatis,
dewasa berukuran sedang, dan orang tua berukuran mengecil

c. Retina
 Lapisan paling dalam
 Merubah sinar menjadi rangsangan pada saraf optik dan diteruskan ke otak

KORNEA
Definisi
- Kornea adalah selaput bening mata, bagian selaput mata yang tembus cahaya.
- Kornea merupakan lapisan jaringan yang menutup bola mata bagian depan.
- Pembiasan sinar terkuat dilakukan oleh kornea, 40 dari 50 dioptri sinar yang masuk dibiaskan.

Lapisan kornea
a. Epitel:
 Kerusakan pd epitel akan sembuh dg segera
 Peka terhadap sentuhan  fungsi proteksi.

b. Membrana Bowman:
 Letak di bawah epitel
 Bila terjadi kerusakan  sembuh dg jaringan parut (sikatrik)

c. Stroma:
 Bagian kornea paling tebal. Meliputi 90 % tebal kornea.
 Mrp jaringan fibrosa bening.

d. Membrana descemet:
 Letak di bawah stroma
 Mrp lapisan tipis, kuat, ttp sangat lentur

e. Endotelium:
 Selapis sel  fungsi: mengatur jml cairan dalam kornea

IRIS
Otot
- Otot pd iris adalah otot polos yg tersusun sirkuler & radier. Otot sirkuler bila kontraksi akan
mengecilkan pupil, dirangsang oleh cahaya shg melindungi retina thd cahaya yg sangat kuat. Otot
radier dari tepi pupil, bila kontraksi menyebabkan dilatasi pupil. Bila cahaya lemah, otot radier akan
kontraksi, shg pupil dilatasi utk memasukkan cahaya lebih banyak.

Fungsi
Fungsi iris: mengatur jml cahaya yg masuk mata. Pengendalian oleh saraf otonom

BADAN SILIARIS

Ciri-ciri
- Menghubungkan koroid dg iris.
- Tersusun dlm lipatan-lipatan yg berjalan radier ke dalam, meyusun prosesus siliaris yg mengelilingi
tepi lensa. Prosesus ini banyak mengandung pembuluh darah & saraf.

Fungsi
- Menghasilkan humor akuos.

CHOROID
Definisi
adalah membran berwarna coklat, yg melapisi permukaan dalam sklera.

Kandungan
Mengandung banyak pembuluh darah & sel-sel pigmen yg memberi warna gelap.

Fungsi
Fungsi: memberi nutrisi ke retina & badan kaca, & mencegah refleksi internal cahaya

LENSA

Letak dan ciri


- Lensa terletak di dalam bola mata, di belakang iris
- Terdiri atas zat tembus cahaya berbentuk seperti cakram yang dapat menebal dan menipis pada saat
terjadinya akomodasi
- Lensa berbentuk lempeng cakram bikonveks

Sifat lensa
Sifat lensa secara fisiologis:
- Kenyal atau lentur karena memegang peranan penting untuk menjadi cembung
- Jernih atau transparan karena diperlukan sebagai media penglihatan
- Terletak di tempatnya
- Lensa orang dewasa di dalam perjalanan hidupnya akan menjadi bertambah besar dan berat

RETINA
Definisi
Retina atau selaput jala merupakan bagian mata yang mengandung reseptor yang menerima rangsangan
cahaya. Warna retina biasanya jingga

Ciri-ciri
- Lapisan paling dalam pd mata  lapisan penerima cahaya.
- Membran lunak, rapuh, tipis. Tebal dari 0,4 mm dekat masuknya saraf optikus smpai 0,1 mm pd orra
serata.
- Warna merah ungu krn adanya rodopsin.
- Mpy bintik kuning (makula lutea).
- Elemen peka cahaya mengandung sel-sel batang & kerucut. Sel batang utk intensitas cahaya rendah
 cara: mengubah rangsang cahaya mjd impuls listrik yg berjalan sepanjang serabut saraf sensoris
menuju pusat penglihatan di otak.
- Sel kerucut: utk penglihatan cahaya terang & utk penglihatan warna. Letak di pusat retina.

2. Jelaskan histologi mata!


Jawab :
Liat diktat ajaaaa

3. Mengapa pasien mengeluh mata terasa Lelah untuk melihat dekat sejak 2 bln yll?
Jawab :
Definisi
Kelelahan mata adalah ketegangan pada mata dan disebabkan oleh penggunaan indera penglihatan dalam
bekerja yang memerlukan kemampuan untuk melihat dalam jangka yg lama yang biasanya disertai dg
kondisi pandangan yg tdk nyaman.

Gejala
Gejala – gejala seorang pekerja mengalami kelelahan mata adalah sebagai berikut (Pheasant, 1991):
- Nyeri atau terasa berdenyut di sekitar mata dan di belakang bola mata.
- Pandangan kabur, pandangan ganda dan susah dalam memfokuskan penglihatan
- Pada mata dan pelupuk mata terasa perih, kemerahan, sakit dan mata berair yang merupakan ciri
khas terjadinya peradangan pada mata.
- Sakit kepala (bagian frontal/depan), kadang - kadang disertai dengan pusing dan mual serta terasa
pegal - pegal atau terasa capek dan mudah emosi.
Penyebab utama
Gejala - gejala kelelahan mata tersebut penyebab utamanya adalah penggunaan otot - otot di sekitar
mata yang berlebihan. Kelelahan mata dapat dikurangi dengan memberikan tingkat pencahayaan yang
baik di tempat kerja

Sumber : http://www.digilib.ui.ac.id/file?file=digital/125958-S-5700-Analisis%20faktor-Literatur.pdf

4. Jelaskan apa saja pemeriksaan visus yg dpt dilakukan !


Jawab :
Tujuan
Tujuan pemeriksaan fisik mata adalah untuk menilai fungsi maupun anatomi kedua mata. Fungsi disini
mencakup fungsi penglihatan dan bukan penglihatan, seperti gerak mata dan kesejajaran.

Pemeriksaan luar
Pemeriksaan secara umum pada adneksa mata (palpebra : ptosis atau retraksi palpebra dan periokuler).
Lesi kulit, pertumbuhan dan tanda-tanda radang seperti pembengkakan, eritema, pamas, dan nyeri tekan
diecaluasi melalui inspeksi dan palpasi sepintas.

a. PEMERIKSAAN PENGLIHATAN
setiap pemeriksaan mata harus mencakup penilaian ketajaman penglihatan, walaupun ketajaman
penglihatan tidak disebut sebagai bagian dari keluhan utama.
 Refraksi : mata emetrop secara alami memiliki fokus yang optimal untuk penglihatan jauh. Mata
ametrop (miopia, hiperopia, atau astigmat) memerlukan lensa koreksi agar terfokus dengan baik
untuk melihat jauh.

 Uji penglihatan sentral : ketajaman penglihatan sentral diukur dengan memperlihatkan objek
dalam berbagai ukuran yang diletakkan pada jarak standar dari mata. Misalnya kartu Snellen.
Ketajaman penglihatan yang belum dikoreksi diukur tanpa kacamata atau lensa kontak. Ketajaman
terkoreksi berarti menggunakan alat bantu. Mata yang tidak bisa membaca satu hurufpun diuji
dengan hitung jari. Jika tidak bisa mengitung jari, diuji dengan mendeteksi tangan yang digerakkan
secara vertikal atau horizontal (penglihatan HM / hand movement). Tingkat penglihatan yang lebih
rendah lagi adalah kesanggupan mempersepsi cahaya (LP/ Light perception). Mata yang tidak dapat
mempersepsi cahaya dianggap buta total (NLP/ No light perception)

 Uji Pinhole : Penglihatan kabur akibat kelainan refraksi disebabkan oleh banyaknya berkas sinar tak
terfokus yang masuk ke pupil dan mencapai retina sehingga terbrntuk bayangan yang fokusnya tidak
tajam. Melihat kartu snellen melalui pinhole mencegah sebagian besar berkas tak terfokus yang
memasuki mata sehingga bayangan yang dihasilkan menjadi lebih tajam.

 Uji penglihatan perifer : penglihatan lapang pandang perifer dapat dilakukan dengan uji
konfrontasi.

PUPIL
 Pemeriksaan dasar : pupil harus tampak simetris dan masing-masing harus diamati ukuran, bentuk
(bulat atau tidak teratur), dan reaksi terhadap cahaya. Pada saat pupil disinari, ada dua respon yang
dapat dilihat, yaitu respon langsung dan respon konsensual.
MOTILITAS MATA
 Uji kesejajaran : pasien normal memiliki penglihatan binokuler. Hal ini dicapai dengan meminta
menempatkan masing-masing mata sedemikian rupa sehingga kedua fovea terfiksasi secara serentak
pada objek yang dilihat. Uji kesejajaran sederhana dapat dilakukan dengan meminta pasien melihat
ke senter yang berjarak beberapa feet. Sebuah pantulan akan tampak pada setiap kornea dan
seharusnya terletak di pusat masing-masing pupil jika kedua mata berpadu lurus.

 Uji menutup (cover test) : pasien diminta membuka kedua matanya dan menatap objek yang jauh.
Jika kedua mata terfiksasi bersama pada objek, menutup satu mata tidak akan mempengaruhi posisi
atau kelanjutan fiksasi mata yang satunya. Jika mata kedua tidak berpadu identik (berputar abnormal
ke luar atau ke dalam), mata ini tidak terfiksasi bersamaan pada objek.

 Menguji gerak ekstraokuler : kedua mata pasien diminta mengikuti objek saat objek digerakkan
ke salaha satu daeri empat arah pandangan utama. Pemeriksa memperhatikan kecepatan, kelancaran,
dan simetri gerakan serta mencatat adanya ketidakstabilan fiksasi. Gangguan gerakan mata bisa
disebabkan oleh gangguan neurologik (mis, kelumpuhan saraf kranial), kelemahan otot ekstraokuler,
atau kendala mekanik di dalam orbita yang membatasai rotasi bola mata (mis, fraktur lantai orbit
dengan m rectus inferior terjepit).

Pemeriksaan visus merupakan pemeriksaan fungsi mata. Gangguan penglihatan memerlukan


pemeriksaan untuk mengetahui sebab kelainan mata yang mengakibatkan turunnya visus. Visus perlu
dicatat pada setiap mata yang memberikan keluhan mata.

b. PEMERIKSAAN VISUS
Pemeriksaan visus dapat dilakukan dengan menggunakan :
- Optotype Snellen
- kartu Cincin Landolt
- kartu uji E
- kartu uji Sheridan/Gardiner. 

SNELLEN
Optotype Snellen terdiri atas sederetan huruf dengan ukuran yang berbeda dan bertingkat serta disusun
dalam baris mendatar. Huruf yang teratas adalah yang besar, makin ke bawah makin kecil. Penderita
membaca Optotype Snellen dari jarak 6 m, karena pada jarak ini mata akan melihat benda dalam
keadaan beristirahat atau tanpa akomodasi. Pembacaan mula-mula dilakukan oleh mata kanan dengan
terlebih dahulu menutup mata kiri. Lalu dilakukan secara bergantian. Tajam penglihatan dinyatakan
dalam pecahan. Pembilang menunjukkan jarak pasien dengan kartu, sedangkan penyebut adalah jarak
pasien yang penglihatannya masih normal bisa membaca baris yang sama pada kartu. Dengan demikian
dapat ditulis rumus: 
 V =d/D

Keterangan:
 V = ketajaman penglihatan (visus)
 d = jarak yang dilihat oleh penderita
 D = jarak yang dapat dilihat oleh mata normal
Pada tabel di bawah ini terlihat visus yang dinyatakan dalam sistem desimal, Snellen dalam meter dan
kaki.

Dengan Optotype Snellen dapat ditentukan tajam penglihatan atau kemampuan melihat seseorang,
seperti : 

 Bila visus 6/6 maka berarti ia dapat melihat huruf pada jarak 6 meter, yang oleh orang normal huruf
tersebut dapat dilihat pada jarak 6 meter.
 Bila pasien hanya dapat membaca pada huruf baris yang menunjukkan angka 30, berarti tajam
penglihatan pasien adalah 6/30.
 Bila pasien hanya dapat membaca huruf pada baris yang menunjukkan angka 50, berarti tajam
penglihatan pasien adalah 6/50.
 Bila visus adalah 6/60 berarti ia hanya dapat terlihat pada jarak 6 meter yang oleh orang normal
huruf tersebut dapat dilihat pada jarak 60 meter.

 Bila pasien tidak dapat mengenal huruf terbesar pada kartu Snellen maka dilakukan uji hitung jari.
Jari dapat dilihat terpisah oleh orang normal pada jarak 60 meter.
 Bila pasien hanya dapat melihat atau menentukan jumlah jari yang diperlihatkan pada jarak 3 meter,
maka dinyatakan tajam 3/60. Dengan pengujian ini tajam penglihatan hanya dapat dinilai sampai
1/60, yang berarti hanya dapat menghitung jari pada jarak 1 meter.

 Dengan uji lambaian tangan, maka dapat dinyatakan visus pasien yang lebih buruk daripada 1/60.
Orang normal dapat melihat gerakan atau lambaian tangan pada jarak 1 meter, berarti visus adalah
1/300.
 Kadang-kadang mata hanya dapat mengenal adanya sinar saja dan tidak dapat melihat lambaian
tangan. Keadaan ini disebut sebagai tajam penglihatan 1/~. Orang normal dapat melihat adanya sinar
pada jarak tidak berhingga.
 Bila penglihatan sama sekali tidak mengenal adanya sinar maka dikatakan penglihatannya adalah 0
(nol) atau buta total

5. Bagaimana mekanisme melihat?


Jawab :
Proses kerja mata manusia di awali dengan masuknya cahaya melalui bagian kornea  kemudian
dibiaskan oleh aquerus humour kearah pupil  pada bagian pupil, jumlah cahaya yang masuk ke dalam
mata dikontrol secara otomatis (dimana untuk jumlah cahaya yang banyak bukaan pupil akan mengecil
sedangkan untuk jumlah cahaya yang sedikit bukaan pupil akan membesar)  pupil akan meneruskan
cahaya ke bagian lensa mata  oleh lensa mata cahaya difokuskan ke bagian retina melalui vitreus
humour  cahaya ataupun objek yang telah difokuskan pada retina akan merangsang sel saraf batang 
kemudian otak bekerja untuk memberikan tanggapan atau respon  sehingga menghasilkan penglihatan.

Nb :
- Sel saraf batang : bekerja untuk penglihatan dalam suasana kurang cahaya misalnya pada malam hari
- Sel saraf kerucut : bekerja untuk penglihatan dalam suasana terang misalnya pada siang hari

Sumber : http://www.digilib.ui.ac.id/file?file=digital/125958-S-5700-Analisis%20faktor-Literatur.pdf

6. Apa saja yang termasuk media refrakta?


Jawab :
a. Kornea
Definisi dan ciri-ciri
Kornea adalah jaringan transparan yang ukurannya sebanding dengan kristal sebuah jam tangan kecil.
Kornea ini disisipkan ke dalam sklera pada limbus, lekukan melingkar pada lengkungan ini disebut
sulcus scleralis. Kornea dewasa rata-rata mempunyai tebal 550 di pusatnya (terdapat variasi menurut
ras), diameter horizontalnya sekitar 11,75 mm dan vertikalnya 10,6 mm. Dari anterior ke posterior
kornea memiliki lima lapisan yang berbeda-beda. Lapisan epitel (yang berbatasan dengan lapisa epitel
konjungiva bulbaris), lapisan Bowman, stroma, membran descement, dan lapisan endotel.

Lapisan
Lapisan epitel mempunyai lima atau enam lapis sel. Lapisan Bowman merupakan lapisan jernih aseluler,
yang merupakan bagian stroma yang berubah. Stroma kornea menyusun 90% ketebalan kornea. Bagian
ini tersusun atas jalinan lamella serat-serat kolagen dengan lebar sekitar 10-250 dan 1-2 yang mencakup
hampir seluruh diameter kornea. Lamella ini berjalan sejajar dengan permukaan kornea, dan karena
ukuran dan kerpatannya menjadi jernih secara optis. Lamella terletak di dalam suatu zat dasar
proteoglikan terhidrasi bersama keratosit yang menghasilkan kolagen da zat dasar. Membran descement,
yang merupakan lamella basalis endotel kornea, memilki tampilan yang homogen dengan mikroskop
cahaya tapi tampak belapis-lapis dengan mikroskop elektron akibat perbedaan struktur antara bagian pra
dan pascanasalnya. Saat lahir, tebalnya sekitar 3 dan terus menebal selam ahidup, mencapai 10-12 .
Endotel hanya mempunyai satu lapis sel, tetapi lapisan ini berperan besar dalam mempertahankan
deturgesensi stroma kornea. Endotel kornea cukup rentan terhadap trauma dan kehilangan sel-selnya
seiring dengan penuaan. Reparasi endotel terjadi hanya dalam wujud pembesaran dan pergeseran sel-sel,
dengan sedikit pembelahan sel. Kegagalan fungsi endotel akan menimbulkan edema kornea.

Sumber nutrisi dan persarafan


Sumber-sumber nutrisi untuk kornea adalah pembuluh-pembuluh darah limbus, humor aquous, dan air
mata. Kornea superfisial juga mendapat sebagian oksigen dari atmosfer. Saraf-saraf sensorik kornea
didapat dari cabang pertama (ophthalmicus) nervus kranialis V (trigeminus). Transparansi kornea
disebabkan oleh struktutrnya yang seragam, avaskularitas, dan deturgensinya.

b. Aqueous humor
Aquous humor adalah cairan jernih yang mengisi bilik mata depan dan belakang. Volumenya sekitar
250 , dan kecepatan pembentukannya yang memiliki variasi diurnal adalah 2,5/menit. Tekanan
osmotiknya sediki lebih tinggi dari plasma, kecuali bahwa cairan ini memiliki konsentrasi askorbat,
piruvat, dan laktat yang lebih tinggi; protein, urea, dan glukosa yang lebih rendah. Aquous humor
diproduksi oleh corpus ciliare

c. Corpus vitreus
Corpus vitreus berbentuk bulat (mirip agar—agar) yang memiliki karakteristik tidak berwarna,
transparan, mengisi ruang antara lensa mata dan retina ke arah belakang mata,  permukaan anteriornya
agak cekung, mengisi dua pertiga dari permukaan mata. Vitreous diproduksi oleh beberapa sel selaput
jala. Komposisinya hampir sama dengan kornea tetapi hanya memiliki sangat sedikit sel (kebanyakan
fagosit yang menghilangkan serpihan sel dalam area visual), tanpa pembuluh darah maupun saraf,
volumenya terdiri atas agar-agar dan air yang tinggi (98-99)% dengan garam, gula, vitrosin serta
rangkaian kolagen dan asam hialuronat sekitar (1-2)%. Jaringan serabut kolagen dengan molekul-
molekul asam hialuronat membuat badan kaca lentur. Serabut-serabut kolagen (serat-serat protein yang
berasal dari tropokolagen yang membentuk serabut-serabut bercabang yang merupakan bangunan
kerangka badan kaca di dalamnya terhadap asam hialuronat. Asam hialuronat berfungsi untuk
menentukan kapasitas ikatan air, bertindak sebagai substansi perekat dengan sel-sel mirip makrofag yang
memberikan kelenturan cairan badan kaca.

Yang tampak begitu mengagumkan dari vitreous adalah meskipun ia hanya memiliki sangat sedikit zat
yang padat, ia dapat menahan mata. Disisi lain, lensa mata terikat erat dengan sel. Meski demikian
vitreous memiliki kekentalan dua sampai empat kali kekentalan air murni. Vitreous juga memiliki indeks
bias 1.336.

d. Lensa
Lensa adalah suatu struktur bikonveks, avaskular, tak berwarna, dan hampir transparan sempurna yang
mempunyai kekuatan refraksi lensa 20 Dioptri. Tebalnnya sekitar 4 mm dan diameternya 9mm. Lensa
tergantung pada zonula di belakang iris. Zonula menghubungkannya dengan corpus ciliare. Di sebelah
anterior lensa terdapat aquous humor sedangkan di sebelah posteriornya terdapat vitreus. Kapsul lensa
adalah suatu membran semipermeabel(sedikit lebih permeabel daripada dinding kapiler) yang akan
memperbolehkan air dan elektrolit masuk.
       
Di sebelah depan terdapat epitel subkapular. Nukleus lensa lebihkeras daripada korteksnya. Seiring
dengan bertambahnya usia, serat-serat supepitel terus diproduksi sehingga lensa perlahan-lahan menjadi
lebih besar dan kurang elastik. Nukleus dan korteks terbentuk dari lamellae konsentris yang panjang.
Gais-garis persambungan (suture line) yang terbentuk dari penyambungan tepi-tepi serat lamelar tampak
seperti huruf Y denganslitlamp. Huruf Y ini tampak tegak di anterior dan terbalik di posterior.

Masing-masing serat lamelar mengandung sebuah inti gepeng. Pada pemeriksaan mikroskop, inti ini
jelas di bagian perifer dekat ekuator dan berbatasan dengan lapisan epitel subcapsular. Lensa ditahan
ditempatnya oleh ligamentum suspensorium yang dikenal sebagai zonula(zonula zinnii) yang tersusun
atas banyak fibril. Fibril-fibril ini berasal dari permukaan corpus ciliare dan menyisip ke dalam ekuator
lensa. 65% persen lensa terdiri dari air, sekitar 35%-nya protein (kandungan proteinnya tertinggi di
antara jaringan-jaringan tubuh). Selain itu, terdapat sedikit sekali mineral seperti yang biasa ada di
jaringan-jaringan tubuh lainnya. Kandungan kalium lebih tinggi di lensa daripada di kebanyakan
jaringan lain.asam okrobat dab glutation terdapat daklam bentuk teroksidasi maupun tereduksi.
Tidak ada serat nyeri, pembuluh darah, atau saraf di lensa.

7. Apa maksud visus 6/6?


Jawab :
Sesuai konversi, ketajaman penglihatan dapat diukur pada jarak 20 feet atau 6 meter. Ketajaman
penglihatan diberi skor dengan 2 angka, misalnya 20/20. Penglihatan 20/20 atau 6/6 adalah normal,
artinya pada jarak 6 meter pasien dapat membaca huruf yang tertera sesuai dengan mata yang normal.
Penglihatan 60/60 berarti huruf yang cukup besar untuk dibaca di jarak 60 feet oleh mata normal
dan bisa dibaca oleh mata pasien pada jarak 60 feet. Begitu juga untuk satuan meter  60 feet = 6
meter

8. Bagaimana menjaga organ penglihatan agar dapat berfungsi optimal?


Jawab :
Penelitian membagi menajadi beberapa kelompok berdasarkan lama menggunakan komputer
dalam sehari.
a. Pengguna berat
pengguna komputer dengan lama waktu kerja 9 – 16 jam dalam sehari.
b. Pengguna sedang: pengguna komputer dengan lama waktu kerja 4 – 8 jam dalam sehari.
c. Pengguna ringan: pengguna komputer dengan lama waktu kerja 1 – 3 jam dalam sehari.
Menonton televisi
Menonton televisi dengan intensitas tertentu juga berpengaruh terhadap derajat miopia. Sinar biru yang
dipancarkan televisi dapat menyebabkan degenerasi retina dengan merusak sitokrok oksidase dan
menghambat pernapasan sel. Pada jarak yang terlalu dekat saat menonton televisi dapat pula
menimbulkan keluhan seperti kelelahan akibat kekakuan leher dan bahu, pusing, penglihatan buram,
mata merah dan perih, serta nyeri pada mata mata dan wajah. Intensitas menonton televisi yang dihitung
dalam jam atas dasar lama waktu kerja sekali pemakaian, dengan ketentuan :
a. Beban kerja rendah : menonton televisi selama < 2 jam.
b. Beban kerja sedang : menonton televisi selama 2 – 4 jam.
c. Beban kerja tinggi : menonton televisi selama > 4 jam.

Sedangkan jarak menonton tv dinilai dalam satuan meter sesuai dengan ukuran diagonal tv.
Perhitungannya adalah sebagai berikut : Jarak menonton televisi = 6 x diagonal layar tv (dihitung dalam
meter dimana 1” = 0,0254 meter) 29
a. Sesuai : jarak menonton tv sesuai dengan jarak ideal
b. Jauh : jarak menonton tv lebih dari jarak ideal
c. Dekat : jarak menonton tv kurang dari jarak ideal
http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/142/jtptunimus-gdl-ernihastir-7069-3-babii.pdf

9. Bagaimana proses bola mata dapat bergerak?


Jawab :
Bola mata dapat bergerak karena adanya 6 otot penggerak bola mata (otot ekstra okuler), yaitu:
- m. rektus superior
- m. rektus lateral
- m. rektus inferior
- m. rektus medial
- m. oblikus superior
- m. oblikus inferior.

Otot ekstra okuler masing-masing memainkan peran dalam menentukan kedudukan bola mata karena
adanya 3 (tiga) sumbu rotasi (yaitu sumbu vertikal, transversal, dan sagital), dan keseimbangan posisi
tarikan keenam otot tersebut.

Pada arah pandang (direction of gaze) tertentu, otot agonis berkontraksi dan menggulir mata kearah
tersebut, sedangkan otot antagonisnya mengendor.Gerak horizontal pada sumbu vertikal meliputi gerak
adduksi dan abduksi. Gerak vertikal pada sumbu transversal meliputi gerak elevasi dan depresi,
sedangkan gerak pada sumbu sagital menyebabkan siklorotasi bola mata berupa insikloduksi dan
eksikloduksi.

Fungsi gerak bola mata


Gerak bola mata berfungsi untuk menempatkan stimuli visual dari lapang pandangan perifer (retina
perifer) ke titik pusat yang mempunyai tajam penglihatan paling baik (fovea), dan juga mempertahankan
fiksasi fovea pada obyek yang bergerak. Fungsi ini bersama dengan fungsi mempertahankan bayangan
obyek di fovea serta stabilisasi bayangan di fovea selama gerakan kepala adalah merupakan fungsi dasar
gerakan mata pada manusia.

Pengendalian gerak bola mata


Gerak bola mata dikendalikan lewat pengaturan supranuklear yang berpusat di korteks frontalis, korteks
oksipitoparietalis, jalur dari kedua korteks tadi ke batang otak, formatio retikularis paramedian pontis
(FRPP) di batang otak, dan fasikulus longitudinalis medialis (FLM) di batang otak. FLM
menghubungkan nukleus ketiga saraf penggerak bola mata (N III, IV dan VI) baik antara nuklei
homolateral maupun kontra lateral, sehingga gerakan bola mata dapat terkoordinasi dengan baik dan
maksud gerak bola mata seperti tersebut diatas dapat terlaksana.

Anda mungkin juga menyukai