Li LBM1 Mata
Li LBM1 Mata
Fikar Ramadhani
SGD 09
kornea
tunika
fibrosa
sklera
choroidea
tunika corpus
selubung
vaskulosa cilliaris
iris
stratum
bulbus oculi tunika pigmenti
oculus nervosa
retina
n. opticus humor
aquosus
organon musculi
visuum oculi lensa
isi
crystalina
palpebra corpus
organo oculi vitreum
acessorius
conjunctiva
glandula
lacrimalis
Rongga orbita adalah rongga yang berisi bola mata dan terdapat 7 tulang yang
membentuk dinding orbita :
Os. Lakrimal
Os. Ethmoid
Os. Sphenoid
Os. Frontal
Os. Maxilla
Os. Palatinum
Os. Zygomaticum
Berbentuk piramid, terletak pada kedua sisi rongga hidung. Dinding lateral orbita
membentuk sudut 45o dengan dinding medial
Dinding orbita terdiri atas tulang :
Atap atau superior : os. Frontal
Lateral : os. Frontal, os. Zygomatikum, ala magna os. Sfenoid
Inferior : os. Zygomatikum, os. Maksila, os. Palatina
Nasal : os. Maksila, os. Lakrimal, os ethmoid
Kornea
Permukaan anterior kornea ditutupi epitel berlapis gepeng tanpa lapisan tanduk dan tanpa
papil (1,6,7). Lapisan sel terbawah (basal) silindris dan berada di atas membran basal tipis
(tidak tampak). Di bawah epitel kornea terdapat membran limitans anterior (membran
bowman) (2) yang berasal dari stroma kornea (subtansia propria) (3) di bawahnya. Stroma
kornea membentuk ”badan kornea”. Stroma ini terdiri atas berkas serat kolagen, paralel yang
membentuk lamela tipis (9) dan lapisan-lapisan fibroblas gepeng dan bercabang, yaitu
keratosit (8), di antara serat kolagen. Keratosit kornea adalah fibroblas yang dimodifikasi.
Permukaan posterior kornea ditutupi epitel kuboid rendah, epitel posterior (5,10) yang juga
merupakan endotel kornea. Membran limitans posterior (membran descemet) (4) lebar dan
merupakan membran basal epitel kornea posterior (5,10). Membran ini berada pada bagian
posterior dari stroma kornea(3).
Ilmu penyakit mata untuk dokter umum dan mahasiswa, edisi ke2
1. Mekanisme Akomodasi
Lensa terdiri dari kapsul elastic yang kuat dan berisi cairan kental yang mengandung banyak
protein dan serabut2 transparan. Bila lensa berada dalam keadaan relaksasi tanpa tarikan
terhadap kapsulnya, maka lensa dianggap berbentuk hamper sferis,akibat elastisitas dari
kapsul lensa.terdapat kira-kira 70 ligamen yang sangat tidak elastis yang melekat disekeliling
lensa, menarik tepi lensa kearah lingkar bola mata.regangan pada ligament ini menyebabkan
lensa relative datar dalam keadaan istirahat.
Tempat perlekatan lensa di corpus ciliare merupaan suatu otot yang disebut otot siliaris.otot
ini mempunyai dua perangkat serabut otot polos yaitu Serabut meridional (jika serabut ini
berkontraksi bagian perifer dari ligament akan tertarik kedepan dan bagian medialnya akan
tertarik ke kornea sehingga regangan terhadap lensa akan berkurang) dan serabut sirkular
( jika terjadi kontraksi akan terjadi gerak seperti sfingter yang akan menyebabkan jarak antar
pangkal menjadi memendek akibatnya regangan ligament terhadap kapsula berkurang). Jadi
kontraksi seperangkat serabut otot polos dalam otot siliaris akan mengendurkan ligament
kepsul lensa dan lensa akan lebih mencembung.
Perangsangan saraf parasimpatis yang dijalarkan kemata pada nucleus saraf cranial ketiga
akan menimbulkan kontraksi otot siliaris mengendurjkan ligament lensa dan meningkatkan
daya biasmata mampu melihat objek lebih dekat
Terdiri dari : Humor akueus dan humor vitreus(sebuah massa dari gelatin dilekatkan oleh
sebuah jaringn fibriler halus ysng terutama tersusundari molekul proteoglikan yang sangat
panjang
Humor akueus hampir seluruhnya terbentuk sebagai sekresi aktif dari lapisan epitel
prosessus ciliare.sekresi dimulai dari transport aktif ion natrium ke dalam ruangan diantara
sel2 epitel, ion natrium kemudian mendorong ion klorida dan bikarbonat dan bersama-sama
mempertahankan sifat netralitas listrik.kemudian semua ion ini bersama-sama menyebabkan
osmosis air dari jaringan dibawahnya kedalam ruang intersel epitel yang sama,dan larutan
yang dihasilkan keluar sampai permukaan prosessus ciliaris selain itu terdapat juga nutrisi
yang ikut dibawa seperti asam amino,asam askorbat dan glukosa.H.A dibentuk dalam mata
rata-rata 2-3 mikroliter tiap menit
3. Pengaturan TIO
Tekanan intraokuler normal rata-rata sekitar 15 mmHg dengan batas antara 15-18 mmHg
Besarnya tekanan intraokular ditentukan terutama oleh tahanan aliran keluar humor akueus
dari ruang anterior(C.O.A) kedalam canalis schelm.Tahanan aliran keluar ini dihasilkan oleh
tautan trabecula yang dilewati, dimana cairan tersaring pada jalan dari sudut lateral C.O.A ke
dinding canalis schelm. Trabecula ini mempunyai celah terbuka yng sangat kecil yaitu antara
2- 3 mikrometer.dengan tekanan kurang lebih 15mmHg pada mata normal jumlah cairan
yang meninggalkan mata melalui canalis schelm rata2 2,5 mikroliter permenit dan begitu
juga dengan jumlah aliran masuk cairan dari badan ciliare.
a. Akibat produksi yang meningkat contoh adanya radang pada corpus ciliare
b. Akibat hambatan pengaliran misal terjadi blok pupil akibat dislokasi lensa
c. Akibat hambatan pengeluaran misal pada oklusi pupil
4. Sistem Lakrimalis
Sistem sekresi terdiri dari komponen yang memproduksi air mata(tear film).,yaitu kelenjar
lakrimalis utama, kelenjar asesorius (kelenjar krause dan wolfing), kelenjar Meibom, dan sel
goblet conjuntiva.sedangkan sistem ekskresi akan mengalirkan hasil sekresi kelenjar2
tersebut mesuk ke rongga hidung melalui meatus nasi inferior. Untuk mencegah aliran balik
udara maupun lendir dari hidung masuk ke dalam saluran lakrimalis,maka mukosa saluran
lakrimalis membentuk lipatan yang berfungsi sebagai katup(katup hanser)
Lacrima(air mata) dibentuk supaya melindungi cornea dari kekeringan dan untuk
membersihkan cornea. GL.Lacrimalis ini terletak pada sudut atas lateral cavum orbita.
Pengaliran air mata dari glandula lacrimalis setelah membasahi cornea akan mengalir ke
punctum lacrimalis – canaliculi lacrimalis – saccus lacrimalis – ductus nasolacrimalis –
meatus nasi inferior.
a. Lipid, lapisan paling superficial yang dihasilkan oleh kelenjar Meibom yang terdapat di
palpebra superior dan inferior. Tebal lapisan ini 0,1 um
b. Akuos, lapisan tengah (paling tebal) yang dihasilkan oleh kelenjar Lakrimalis utama dan
kelenjar lakrimalis asesorius (kelenjar Krause dan Wolfring). Tebal lapisan ini 7 um. Selain
air sebagai komponen utama, juga terdiri dari elektrolit, glukosa, oksigen, protein (termesuk
imunoglobulin A), enzim dan komponen lainnya.
c. Mucin, lapisan paling profunda yang dihasilkan oleh sel Goblet conjunctiva. Tebal lapisan
ini 0,02 – 0,05 um. Selain dihasilkan oleh sel Goblet, mucin juga diproduksi oleh epitel
permukaan conjunctiva dan kornea yang disebut dengan N-linked mucin. Sedangkan mucin
yang dihasilkan oleh sel Goblet disebut dengan O-linked mucin.
Humor akueus hampir seluruhnya terbentuk sebagai sekresi aktif dari lapisan epitel
prosessus ciliare.sekresi dimulai dari transport aktif ion natrium ke dalam ruangan diantara
sel2 epitel, ion natrium kemudian mendorong ion klorida dan bikarbonat dan bersama-sama
mempertahankan sifat netralitas listrik.kemudian semua ion ini bersama-sama menyebabkan
osmosis air dari jaringan dibawahnya kedalam ruang intersel epitel yang sama,dan larutan
yang dihasilkan keluar sampai permukaan prosessus ciliaris selain itu terdapat juga nutrisi
yang ikut dibawa seperti asam amino,asam askorbat dan glukosa.H.A dibentuk dalam mata
rata-rata 2-3 mikroliter tiap menit
Cahaya masuk melalui kornea diteruskan ke pupil. Pupil merupakan lubang bundar
anterior di bagian tengah iris yang mengatur jumlah cahaya yang masuk ke mata. Pupil
membesar bila intensitas cahaya kecil (bila berada di tempat gelap), dan apabila berada di
tempat terang atau intensitas cahayanya besar, maka pupil akan mengecil. Yang mengatur
perubahan pupil tersebut adalah iris. Iris merupakan cincin otot yang berpigmen dan
tampak di dalam aqueous humor, karena iris merupakan cincin otot yang berpigmen,
maka iris juga berperan dalam menentukan warna mata. Setelah melalui pupil dan iris,
maka cahaya sampai ke lensa. Lensa ini berada diantara aqueous humor dan vitreous
humor, melekat ke otot–otot siliaris melalui ligamentum suspensorium. Fungsi lensa
selain menghasilkan kemampuan refraktif yang bervariasi selama berakomodasi, juga
berfungsi untuk memfokuskan cahaya ke retina. Apabila mata memfokuskan pada objek
yang dekat, maka otot–otot siliaris akan berkontraksi, sehingga lensa menjadi lebih tebal
dan lebih kuat. Dan apabila mata memfokuskan objek yang jauh, maka otot–otot siliaris
akan mengendur dan lensa menjadi lebih tipis dan lebih lemah. Bila cahaya sampai ke
retina, maka sel–sel batang dan sel–sel kerucut yang merupakan sel–sel yang sensitif
terhadap cahaya akan meneruskan sinyal–sinyal cahaya tersebut ke otak melalui saraf
optik. Bayangan atau cahaya yang tertangkap oleh retina adalah terbalik, nyata, lebih
kecil, tetapi persepsi pada otak terhadap benda tetap tegak, karena otak sudah dilatih
menangkap bayangan yang terbalik itu sebagai keadaan normal.
• Kontraksi m.ciliaris secara keseluruhan corpus ciliare terdorong ke depan bawah
zonula zinii menjadi kendor lensa crystalina akan menjadi lebih cembung.
Peristiwa lebih cembungnya lensa ini disebut akomodasi.
Situs anatomi FK Undip
• M. ciliaris relaksasi korpus ciliaris tertarik ke belakangzonula zinii teganglensa
mendatar.
5. Bagaimana bola mata dapat bergerak?
Tiap mata dapat abduksi (menjauh dr hidung) dan aduksi (mendekati hidung), melihat ke
atas (elevasi), ke bawah (depresi). Enam otot ekstra okuler mengontrol pergerakan mata.
Rektus medialis dan lateralis menggerakkan mata pada arah horizontal shg masing2
menghasilkan aduksi dan abduksi. Rektus vertikalis mengelevasi dan mendepresi mata pada
abduksi. Otot oblikus superior menyebabkan depresi dalam posisi aduksi dan oblikus inferior
menyebabkan elevasi dalam posisi aduksi. Semua otot vertikalis memiliki aksi sekunder
tambahan (intorsi, ekstorsi, pergerakan sirkular mata).
Tiga saraf kranialis mempersarafi semua otot ini yg nukleusnya berada pada batang otak,
bersama dgn jaras yg menghubungkan mereka dgn nukleus2 lain (mis vestibularis) dan dgn
pusat melihat (melihat horizontal di pons dan melihat vertical di otak tengah). Semuanya
mengkoordinasi pergerakan kedua mata.
Hubungan antar nucleus memastikan gerakan kedua mata terkoordinasi. Sebagai contoh saat
melihat ke kanan, otot rektus lateralis kanan dan rektus medialis kiri sama2 terstimulasi. Di
saat yg sama, inervasi otot2 antagonis yg menggerakkan mata ke kiri (rektus lateralis kiri dan
rektus medialis kanan) terinhibisi.
(Lecture Notes Oftalmologi)
Gerak Bola mata dan koordinasi Gerak bola mata
bola mata dapat bergerak karena adanya 6 otot penggerak bola mata (otot ekstra okuler),
yaitu: m. rektus superior, m. rektus lateral, m. rektus inferior, m. rektus medial, m. oblikus
superior, dan m. oblikus inferior. Otot ekstra okuler masing-masing memainkan peran dalam
menentukan kedudukan bola mata karena adanya 3 (tiga) sumbu rotasi (yaitu sumbu vertikal,
transversal, dan sagital), dan keseimbangan posisi tarikan keenam otot tersebut.
Pada arah pandang (direction of gaze) tertentu, otot agonis berkontraksi dan menggulir mata
kearah tersebut, sedangkan otot antagonisnya mengendor.Gerak horizontal pada sumbu
vertikal meliputi gerak adduksi dan abduksi. Gerak vertikal pada sumbu transversal meliputi
gerak elevasi dan depresi, sedangkan gerak pada sumbu sagital menyebabkan siklorotasi bola
mata berupa insikloduksi dan eksikloduksi.
Gerak bola mata berfungsi untuk menempatkan stimuli visual dari lapang pandangan perifer
(retina perifer) ke titik pusat yang mempunyai tajam penglihatan paling baik (fovea), dan juga
mempertahankan fiksasi fovea pada obyek yang bergerak. Fungsi ini bersama dengan fungsi
mempertahankan bayangan obyek di fovea serta stabilisasi bayangan di fovea selama gerakan
kepala adalah merupakan fungsi dasar gerakan mata pada manusia.
Gerak bola mata dikendalikan lewat pengaturan supranuklear yang berpusat di korteks
frontalis, korteks oksipitoparietalis, jalur dari kedua korteks tadi ke batang otak, formatio
retikularis paramedian pontis (FRPP) di batang otak, dan fasikulus longitudinalis medialis
(FLM) di batang otak. FLM menghubungkan nukleus ketiga saraf penggerak bola mata (N
III, IV dan VI) baik antara nuklei homolateral maupun kontra lateral, sehingga gerakan bola
mata dapat terkoordinasi dengan baik dan maksud gerak bola mata seperti tersebut diatas
dapat terlaksana.
6. Apa saja yang mempengaruhi ketajaman dalam penglihatan?
A. Kornea
Kornea adalah jaringan transparan yang ukurannya sebanding dengan kristal sebuah jam
tangan kecil. Kornea ini disisipkan ke dalam sklera pada limbus, lekukan melingkar pada
lengkungan ini disebut sulcus scleralis. Kornea dewasa rata-rata mempunyai tebal 550 di
pusatnya (terdapat variasi menurut ras), diameter horizontalnya sekitar 11,75 mm dan
vertikalnya 10,6 mm. Dari anterior ke posterior kornea memiliki lima lapisan yang berbeda-
beda. Lapisan epitel (yang berbatasan dengan lapisa epitel konjungiva bulbaris), lapisan
Bowman, stroma, membran descement, dan lapisan endotel.
Lapisan epitel mempunyai lima atau enam lapis sel. Lapisan Bowman merupakan
lapisan jernih aseluler, yang merupakan bagian stroma yang berubah. Stroma kornea
menyusun 90% ketebalan kornea. Bagian ini tersusun atas jalinan lamella serat-serat kolagen
dengan lebar sekitar 10-250 dan 1-2 yang mencakup hampir seluruh diameter kornea.
Lamella ini berjalan sejajar dengan permukaan kornea, dan karena ukuran dan kerpatannya
menjadi jernih secara optis. Lamella terletak di dalam suatu zat dasar proteoglikan terhidrasi
bersama keratosit yang menghasilkan kolagen da zat dasar. Membran descement, yang
merupakan lamella basalis endotel kornea, memilki tampilan yang homogen dengan
mikroskop cahaya tapi tampak belapis-lapis dengan mikroskop elektron akibat perbedaan
struktur antara bagian pra dan pascanasalnya. Saat lahir, tebalnya sekitar 3 dan terus
menebal selam ahidup, mencapai 10-12 . Endotel hanya mempunyai satu lapis sel, tetapi
lapisan ini berperan besar dalam mempertahankan deturgesensi stroma kornea. Endotel
kornea cukup rentan terhadap trauma dan kehilangan sel-selnya seiring dengan penuaan.
Reparasi endotel terjadi hanya dalam wujud pembesaran dan pergeseran sel-sel, dengan
sedikit pembelahan sel. Kegagalan fungsi endotel akan menimbulkan edema kornea.
Sumber-sumber nutrisi untuk kornea adalah pembuluh-pembuluh darah limbus,
humor aquous, dan air mata. Kornea superfisial juga mendapat sebagian oksigen dari
atmosfer. Saraf-saraf sensorik kornea didapat dari cabang pertama (ophthalmicus) nervus
kranialis V (trigeminus). Transparansi kornea disebabkan oleh struktutrnya yang seragam,
avaskularitas, dan deturgensinya.
B. Aqueous humor
Aquous humor adalah cairan jernih yang mengisi bilik mata depan dan belakang. Volumenya
sekitar 250 , dan kecepatan pembentukannya yang memiliki variasi diurnal adalah 2,5
/menit. Tekanan osmotiknya sediki lebih tinggi dari plasma, kecuali bahwa cairan ini
memiliki konsentrasi askorbat, piruvat, dan laktat yang lebih tinggi; protein, urea, dan
glukosa yang lebih rendah. Aquous humor diproduksi oleh corpus ciliare
D. Lensa
Lensa adalah suatu struktur bikonveks, avaskular, tak berwarna, dan hampir
transparan sempurna yang mempunyai kekuatan refraksi lensa 20 Dioptri. Tebalnnya sekitar
4 mm dan diameternya 9 mm. Lensa tergantung pada zonula di belakang iris. Zonula
menghubungkannya dengan corpus ciliare. Di sebelah anterior lensa terdapat aquous humor
sedangkan di sebelah posteriornya terdapat vitreus. Kapsul lensa adalah suatu membran
semipermeabel(sedikit lebih permeabel daripada dinding kapiler) yang akan memperbolehkan
air dan elektrolit masuk.
Di sebelah depan terdapat epitel subkapular. Nukleus lensa lebihkeras daripada
korteksnya. Seiring dengan bertambahnya usia, serat-serat supepitel terus diproduksi
sehingga lensa perlahan-lahan menjadi lebih besar dan kurang elastik. Nukleus dan korteks
terbentuk dari lamellae konsentris yang panjang. Gais-garis persambungan (suture line) yang
terbentuk dari penyambungan tepi-tepi serat lamelar tampak seperti huruf Y
denganslitlamp. Huruf Y ini tampak tegak di anterior dan terbalik di posterior.
Masing-masing serat lamelar mengandung sebuah inti gepeng. Pada
pemeriksaan mikroskop, inti ini jelas di bagian perifer dekat ekuator dan berbatasan dengan
lapisan epitel subkapsular.
Lensa ditahan ditempatnya oleh ligamentum suspensorium yang dikenal sebagai
zonula(zonula zinnii) yang tersusun atas banyak fibril. Fibril-fibril ini berasal dari permukaan
corpus ciliare dan menyisip ke dalam ekuator lensa.
65% persen lensa terdiri dari air, sekitar 35%-nya protein (kandungan proteinnya
tertinggi di antara jaringan-jaringan tubuh). Selain itu, terdapat sedikit sekali mineral seperti
yang biasa ada di jaringan-jaringan tubuh lainnya. Kandungan kalium lebih tinggi di lensa
daripada di kebanyakan jaringan lain.asam okrobat dab glutation terdapat daklam bentuk
teroksidasi maupun tereduksi.
Tidak ada serat nyeri, pembuluh darah, atau saraf di lensa.
PUPIL
Pemeriksaan dasar : pupil harus tampak simetris dan masing-masing harus diamati ukuran,
bentuk (bulat atau tidak teratur), dan reaksi terhadap cahaya. Pada saat pupil disinari, ada dua
respon yang dapat dilihat, yaitu respon langsung dan respon konsensual.
OFTALMOLOGI UMUM. EDISI 17. VAUGHAN & ASBURY.
Air mata diproduksi secara terus–menerus oleh kelenjar lakrimalis di sudut lateral
atas dibawah kelopak mata. Cairan pembersih mata ini mengalir melalui
permukaan kornea dan bermuara ke saluran alus di sudut kedua mata dan akhirnya
dikosongkan ke belakang saluran hidung. Sistem drainase ini tidak dapat
menangani produksi air mata yang berlebihan sewaktu menangis, sehingga air mata
membanjir dari mata. Mata juga dilengkapi dengan bulu mata protektif yang
menangkap benda–benda halus di udara seperti debu sebelum masuk ke mata.
Sumber : www.doctorolgy.net
Adanya sekresi kelenjar lakrimalis karena mata mempunyai palpebra superior dan
inferior yang dapat menutup dan berfungsi melindungi bola mata anterior. Berkedip
membantu menyebarkan lapis tipis air mata, yg melindungi kornea dan konjunctiva
dari dehidrasi
Sumber : Oftalmologi Umum
2. Air mata refleks : yang disebabkan karena adanya iritasi oleh benda asing, atau
karena adanya suatu bahan iritasi seperti uap bawang putih. Air mata ini berusaha
mengeluarkan iritan yang telah kontak dengan mata.
3. Air mata tangisan (air mata psikis) : yang disebabkan karena stres emosional
yang kuat, depresi atau nyeri fisik. Bukan hanya emosi yang bersifat negatif,
seseorang juga menangis saat dalam keadaan sangat bahagia.
Cara timbulnya air mata psikis berbeda dengan air mata jenis lain. Terdapat
sistem yang disebut sistem limbik yang terlibat dalam produksinya. Khususnya
organ yang disebut hipotalamus. Cabang parasimpatis dari sistem otonom
mengatur kelenjar lakrimasi (air mata) melalui neurotransmiter asetilkolin melalui
reseptor nikotinik dan muskarinik. Ketika kedua reseptor ini teraktivasi maka
kelenjar air mata akan menghasilkan air mata
11. Apa maksud visus 6/6?
Sesuai konversi, ketajaman penglihatan dapat diukur pada jarak 20 feet atau 6 meter.
Ketajaman penglihatan diberi skor dengan 2 angka, misalnya 20/20. Penglihatan
20/20 atau 6/6 adalah normal, artinya pada jarak 6 meter pasien dapat membaca huruf
yang tertera sesuai dengan mata yang normal. Penglihatan 20/60 berarti huruf yang
cukup besar untuk dibaca di jarak 60 feet oleh mata normal baru bisa dibaca oleh
mata pasien pada jarak 20 feet. Begitu juga untuk satuan meter.
Tujuan pemeriksaan fisik mata adalah untuk menilai fungsi maupun anatomi kedua mata.
Fungsi disini mencakup fungsi penglihatan dan bukan penglihatan, seperti gerak mata dan
kesejajaran.
PEMERIKSAAN LUAR
Pemeriksaan secara umum pada adneksa mata (palpebra : ptosis atau retraksi palpebra dan
periokuler). Lesi kulit, pertumbuhan dan tanda-tanda radang seperti pembengkakan, eritema,
pamas, dan nyeri tekan diecaluasi melalui inspeksi dan palpasi sepintas.
PENGLIHATAN
setiap pemeriksaan mata harus mencakup penilaian ketajaman penglihatan, walaupun
ketajaman penglihatan tidak disebut sebagai bagian dari keluhan utama.
Refraksi : mata emetrop secara alami memiliki fokus yang optimal untuk penglihatan jauh.
Mata ametrop (miopia, hiperopia, atau astigmat) memerlukan lensa koreksi agar terfokus
dengan baik untuk melihat jauh.
Uji penglihatan sentral : ketajaman penglihatan sentral diukur dengan memperlihatkan
objek dalam berbagai ukuran yang diletakkan pada jarak standar dari mata. Misalnya kartu
Snellen. Ketajaman penglihatan yang belum dikoreksi diukur tanpa kacamata atau lensa
kontak. Ketajaman terkoreksi berarti menggunakan alat bantu.
Mata yang tidak bisa membaca satu hurufpun diuji dengan hitung jari.
Jika tidak bisa mengitung jari, diuji dengan mendeteksi tangan yang digerakkan secara
vertikal atau horizontal (penglihatan HM / hand movement)
Tingkat penglihatan yang lebih rendah lagi adalah kesanggupan mempersepsi cahaya (LP/
Light perception). Mata yang tidak dapat mempersepsi cahaya dianggap buta total (NLP/ No
light perception)
Uji Pinhole : Penglihatan kabur akibat kelainan refraksi disebabkan oleh banyaknya berkas
sinar tak terfokus yang masuk ke pupil dan mencapai retina sehingga terbrntuk bayangan
yang fokusnya tidak tajam. Melihat kartu snellen melalui pinhole mencegah sebagian besar
berkas tak terfokus yang memasuki mata sehingga bayangan yang dihasilkan menjadi lebih
tajam.
Uji penglihatan perifer : penglihatan lapang pandang perifer dapat dilakukan dengan uji
konfrontasi.
PUPIL
Pemeriksaan dasar : pupil harus tampak simetris dan masing-masing harus diamati ukuran,
bentuk (bulat atau tidak teratur), dan reaksi terhadap cahaya. Pada saat pupil disinari, ada dua
respon yang dapat dilihat, yaitu respon langsung dan respon konsensual.
MOTILITAS MATA
Uji kesejajaran : pasien normal memiliki penglihatan binokuler. Hal ini dicapai dengan
meminta menempatkan masing-masing mata sedemikian rupa sehingga kedua fovea terfiksasi
secara serentak pada objek yang dilihat. Uji kesejajaran sederhana dapat dilakukan dengan
meminta pasien melihat ke senter yang berjarak beberapa feet. Sebuah pantulan akan tampak
pada setiap kornea dan seharusnya terletak di pusat masing-masing pupil jika kedua mata
berpadu lurus.
Uji menutup (cover test) : pasien diminta membuka kedua matanya dan menatap objek yang
jauh. Jika kedua mata terfiksasi bersama pada objek, menutup satu mata tidak akan
mempengaruhi posisi atau kelanjutan fiksasi mata yang satunya. Jika mata kedua tidak
berpadu identik (berputar abnormal ke luar atau ke dalam), mata ini tidak terfiksasi
bersamaan pada objek.
Menguji gerak ekstraokuler : kedua mata pasien diminta mengikuti objek saat objek
digerakkan ke salaha satu daeri empat arah pandangan utama. Pemeriksa memperhatikan
kecepatan, kelancaran, dan simetri gerakan serta mencatat adanya ketidakstabilan fiksasi.
Gangguan gerakan mata bisa disebabkan oleh gangguan neurologik (mis, kelumpuhan saraf
kranial), kelemahan otot ekstraokuler, atau kendala mekanik di dalam orbita yang
membatasai rotasi bola mata (mis, fraktur lantai orbit dengan m rectus inferior terjepit).
Pemeriksaan visus dapat dilakukan dengan menggunakan Optotype Snellen, kartu Cincin
Landolt, kartu uji E, dan kartu uji Sheridan/Gardiner. Optotype Snellen terdiri atas
sederetan huruf dengan ukuran yang berbeda dan bertingkat serta disusun dalam baris
mendatar. Huruf yang teratas adalah yang besar, makin ke bawah makin kecil. Penderita
membaca Optotype Snellen dari jarak 6 m, karena pada jarak ini mata akan melihat benda
dalam keadaan beristirahat atau tanpa akomodasi. Pembacaan mula-mula dilakukan oleh
mata kanan dengan terlebih dahulu menutup mata kiri. Lalu dilakukan secara bergantian.
Tajam penglihatan dinyatakan dalam pecahan. Pembilang menunjukkan jarak pasien
dengan kartu, sedangkan penyebut adalah jarak pasien yang penglihatannya masih normal
bisa membaca baris yang sama pada kartu. Dengan demikian dapat ditulis rumus:
V =d/D
Keterangan:
Pada tabel di bawah ini terlihat visus yang dinyatakan dalam sistem desimal, Snellen
dalam meter dan kaki.
2. Bila pasien hanya dapat membaca pada huruf baris yang menunjukkan angka 30,
berarti tajam penglihatan pasien adalah 6/30.
3. Bila pasien hanya dapat membaca huruf pada baris yang menunjukkan angka 50,
berarti tajam penglihatan pasien adalah 6/50.
4. Bila visus adalah 6/60 berarti ia hanya dapat terlihat pada jarak 6 meter yang oleh
orang normal huruf tersebut dapat dilihat pada jarak 60 meter.
5. Bila pasien tidak dapat mengenal huruf terbesar pada kartu Snellen maka dilakukan uji
hitung jari. Jari dapat dilihat terpisah oleh orang normal pada jarak 60 meter.
6. Bila pasien hanya dapat melihat atau menentukan jumlah jari yang diperlihatkan pada
jarak 3 meter, maka dinyatakan tajam 3/60. Dengan pengujian ini tajam penglihatan
hanya dapat dinilai sampai 1/60, yang berarti hanya dapat menghitung jari pada jarak 1
meter.
7. Dengan uji lambaian tangan, maka dapat dinyatakan visus pasien yang lebih buruk
daripada 1/60. Orang normal dapat melihat gerakan atau lambaian tangan pada jarak 1
meter, berarti visus adalah 1/300.
8. Kadang-kadang mata hanya dapat mengenal adanya sinar saja dan tidak dapat melihat
lambaian tangan. Keadaan ini disebut sebagai tajam penglihatan 1/~. Orang normal dapat
melihat adanya sinar pada jarak tidak berhingga.
9. Bila penglihatan sama sekali tidak mengenal adanya sinar maka dikatakan
penglihatannya adalah 0 (nol) atau buta total
Dr. Masayuki Tatemichi dari Fakultas Kedokteran Universitas TOHO, melakukan penelitian
pada beberapa pekerja di tempat yang berbeda di Jepang dan membaginya dalam beberapa
kelompok berdasarkan lama menggunakan komputer dalam sehari.
a) Pengguna berat: pengguna komputer dengan lama waktu kerja 9 – 16 jam dalam sehari. b)
Pengguna sedang: pengguna komputer dengan lama waktu kerja 4 – 8 jam dalam sehari. c)
Pengguna ringan: pengguna komputer dengan lama waktu kerja 1 – 3 jam dalam sehari.
Menonton televisi
Menonton televisi dengan intensitas tertentu juga berpengaruh terhadap derajat miopia. Sinar
biru yang dipancarkan televisi dapat menyebabkan degenerasi retina dengan merusak
sitokrok oksidase dan menghambat pernapasan sel. Pada jarak yang terlalu dekat saat
menonton televisi dapat pula menimbulkan keluhan seperti kelelahan akibat kekakuan leher
dan bahu, pusing, penglihatan buram, mata merah dan perih, serta nyeri pada mata mata dan
wajah. Intensitas menonton televisi yang dihitung dalam jam atas dasar lama waktu kerja
sekali pemakaian, dengan ketentuan :
1) Beban kerja rendah : menonton televisi selama < 2 jam.
2) Beban kerja sedang : menonton televisi selama 2 – 4 jam.
3) Beban kerja tinggi : menonton televisi selama > 4 jam.
Sedangkan jarak menonton tv dinilai dalam satuan meter sesuai dengan ukuran diagonal tv.
Perhitungannya adalah sebagai berikut : Jarak menonton televisi = 6 x diagonal layar tv
(dihitung dalam meter dimana 1” = 0,0254 meter) 29 1) Sesuai : jarak menonton tv sesuai
dengan jarak ideal 2) Jauh : jarak menonton tv lebih dari jarak ideal 3) Dekat : jarak
menonton tv kurang dari jarak ideal
http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/142/jtptunimus-gdl-ernihastir-7069-3-babii.pdf