Anda di halaman 1dari 38

Peangangkatan Lumut

No
Dokumen :
SOP No Revisi :
Tanggal Terbit :
Halaman :1

Puskesmas Hanura Nazlina Mayanti,SKM,MM


NIP.197205071992022001

1. Pengertian Suatu kegiatan pengangkatan lumut yang menjadikan sumber jentik


atau larva anopheles di wilayah endemis malaria
2. Tujuan Untuk menghilangkan jentik atau larva anopheles yang ada di lumut
3. Kebijakan Surat Keputusan Kepala UPT Puskesmas Hanura No.
SK/01/IV.02.5/I/2020 tentang pengelolaan upaya kesehatan
masyarakat.
4. Refrensi 1. Pedoman Penyelenggaraan Surveilans dan Sistem Informasi
Malaria
5. Prosedur/Langkah- 1. Persiapan
langkah  Menyiapkan data tempat tambak terlantar atau lagun yang
terlantar untuk dibersihkan lumutnya.
 Menyiapkan alat spt : sepatu boot, sarung tangan, serokan,
ember.
2. Pelaksanaan
 Mengunjungi tempat lagun atau tambak terlantar yang akan
dibersihkan lumutnya
 Melakukan pengukuran kedalaman air sebelum
pengangkatan lumut
 Mengambil lumut dengan memakai serokan dan dimasukkan
kedalam ember
3. Hasil Kegiatan
 Setelah dilakukan pengangkatan lumut dilagun atau tambak
terlantar jentik anopheles berkurang
6. Bagan Alir
Persiapan Pelaksanaan Hasil Kegiatan

7. Hal-hal yang perlu Pelaksanaan kegiatan pengangkatan lumut dilakukan sesuai dengan jadwal
diperhatikan larvaciding
8. Unit Terkait Aparat Desa dan Kader Malaria
9. Dokumen Terkait -
10. Rekaman Histori No. Yang diubah Isi perubahan Tgl mulai diberlakukan
Perubahan

Pertemuan Kader Malaria


Tentang Survei dan Pemantauan

Persiapan
minum OAM
No
Dokumen :
SOP No Revisi :
Tanggal Terbit :
Halaman : 1/2

Puskesmas Hanura Nazlina Mayanti,SKM,MM


NIP.197205071992022001

1. Pengertian Pertemuan kader malaria tentang survey dan pemantuan OAM


adalah suatu kegiatan uji efektifitas dan resistensi obat malaria yang
dilakukan pada penderita malaria
2. Tujuan Untuk mengetahui efektifitas dan resistensi obat malaria terhadap
penderita selama 28 hari
3. Kebijakan Surat Keputusan Kepala UPT Puskesmas Hanura No.
SK/01/IV.02.5/I/2020 tentang pengelolaan upaya kesehatan
masyarakat.
4. Refrensi a. Pedoman Penyelenggaraan Surveilans dan Sistem Informasi
Malaria
5. Prosedur/Langkah- 1. Persiapan
langkah  Menyiapkan form data pasien efikasi pada penderita malaria
 Menyiapkan alat spt : slide, lanset, autoclick, hand spoon,
kapas alcohol, box slide, map slide, tissue, masker, pcr
2. Pelaksanaan
 Melakukan kunjungan ke rumah penderita malaria H1, H2,
H3, H7, H14, H21, H28
 Memantau penderita saat minum obat malaria
 Menjelaskan kepada penderita malaria untuk melakukan uji
efektifitas dan resistensi obat malaria.
 Mencatat identitas penderita malaria yang sudah dilakukan
uji efektifitas dan resistensi obat
 Mengambil sampel darah di slide dan PCR serta menimbang
berat badan.
 Hasil sampel darah diperiksa oleh petugas laboratorium
Puskesmas untuk dilihat jumlah parasit malaria yang ada
didalam darah
3. Hasil Kegiatan
Setelah dilakukan pemantauan obat malaria diketahui tentang
efektifitas dan resistensi obat malaria
6. Bagan Alir

Persiapan Pelaksanaan Hasil Kegiatan

7. Hal-hal yang perlu Pelaksanaan kegiatan pemantauan obat malaria dilakukan sesuai dengan jadwal
diperhatikan yang sudah ditentukan
8. Unit Terkait Aparat Desa dan Kader Malaria
9. Dokumen Terkait -
10. Rekaman Histori No. Yang diubah Isi perubahan Tgl mulai diberlakukan
Perubahan

Crosscek Slide Malaria


SOP No
Dokumen :

Persiapan
No Revisi :
Tanggal Terbit :
Halaman :1

Puskesmas Hanura Nazlina Mayanti,SKM,MM


NIP.197205071992022001

1. Pengertian
2. Tujuan Untuk mengetahui kualitas limbah cair medis di Puskesmas Hanura.
3. Kebijakan Surat Keputusan Kepala UPT Puskesmas Hanura No.
SK/01/IV.02.5/I/2020 tentang pengelolaan upaya kesehatan
masyarakat.
4. Refrensi

5. Prosedur/Langkah-
langkah
6. Bagan Alir
Menentukan titik sampling

Memeriksa parameter

Pemeriksaan kualitas IPAL per 6


bulan sekali

7. Hal-hal yang perlu Parameter pemeriksaan


diperhatikan
8. Unit Terkait Kesehatan Lingkungan
9. Dokumen Terkait Hasil pemeriksaan
10. Rekaman Histori No. Yang diubah Isi perubahan Tgl mulai diberlakukan
Perubahan

Kegiatan P3k
SOP No
Dokumen :
No Revisi :
Tanggal Terbit :
Halaman : 1/2

Puskesmas Hanura Nazlina Mayanti,SKM,MM


NIP.197205071992022001

1. Pengertian
2. Tujuan
3. Kebijakan Surat Keputusan Kepala UPT Puskesmas Hanura No.
SK/01/IV.02.5/I/2020 tentang pengelolaan upaya kesehatan
masyarakat.
4. Refrensi Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 13 Tahun 2015 Tentang
Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Lingkungan di Puskesmas.
5. Prosedur/Langkah- a. Petugas menyiapkan blanko formulir pelayanan kesehatan
langkah lingkungan.
b. Pasien mendaftar di ruang pendaftaran.
c. Petugas pendaftaran mencatat/mengisi kartu status.
d. Petugas pendaftaran mengantar kartu status ke ruang Balai
Pengobatan.
e. Petugas yang berada di BP melakukan pemeriksaan terhadap pasien dan
petugas BP merujuk pasien ke klinik sanitasi kesehatan
lingkungan.
f. Pasien selanjutnya menuju ke ruang Klinik Sanitasi untuk. mendapatkan
pelayanan konseling
g. Petugas konseling menanyakan keadaan lingkungan dan perilaku
pasien dengan mengacu  daftar  pertanyaan  konseling penderita
sesuai penyakitnya.
h. Hasil konseling dicatat dalam formulir rekam medis dan
memberikan lembar saran/tindak lanjut dan formulir tindak lanjut.
6. Bagan Alir
Petugas menyiapkan blanko formulir

Pasien mendaftar di ruang pendaftaran

Petugas BP memeriksa dan merujuk pasien ke klinik sanitasi

Petugas konseling menanyakan keadaan lingkungan dan


prilaku pasien.

Hasil konseling dicatat diberi saran dan di


tindak lanjut

7. Hal-hal yang perlu Rujukan Pasien


diperhatikan
8. Unit Terkait Kesehatan Lingkungan, BP, dan penderita
9. Dokumen Terkait Blanko formulir klinik sanitasi
10. Rekaman Histori No. Yang diubah Isi perubahan Tgl mulai diberlakukan
Perubahan

Inspeksi Sanitasi Rumah Sehat


No
Dokumen :
SOP No Revisi :
Tanggal Terbit :
Halaman :½

Puskesmas Hanura Nazlina Mayanti,SKM,MM


NIP.197205071992022001

1. Pengertian Inspeksi sanitasi rumah sehat adalah kegiatan pemeriksaan/


pengamatan secara langsung terhadap fisik rumah dan identifikasi
perilaku masyarakat terhadap kesehatan lingkungan.
2. Tujuan Tujuan Sebagai Pedoman kerja bagi petugas dalam melaksanakan pemeriksa
an /Inspeksi Sanitasi Rumah sehat di wilayah kerja Puskesmas.
3. Kebijakan Surat Keputusan Kepala UPT Puskesmas Hanura Nomor:
440/25/Pkm-Hnr/SK/I/2017 Tentang Pengelolaan dan Pelaksanaan
Upaya Kesehatan Masyarakat.
4. Refrensi Peraturan Pemerintah No. 66 Tahun 2014 tentang Kesehatan
Lingkungan.
5. Prosedur/Langkah- a. Menyusun jadwal kegiatan inspeksi sanitasi sarana rumah sehat.
langkah b. Menyiapkan perlengkapan kegiatan (formulir inspeksi sanitasi
rumah sehat).
c. Petugas meminta izin ke aparat desa dalam rangka pemeriksaan
sanitasi rumah sehat.
d. Petugas meminta izin kepada pemilik atau penanggung jawab sarana rumah
sehat.
e. Petugas melakukan pemeriksaan sesuai format pemeriksaan
f. Petugas mengisi/mencatat hasil pemeriksaan.
g. Petugas memberikan penyuluhan atas masalah yang ditemukan.
h. Petugas memberikan alternatif pemecahan masalah
i. Pencatanan dan pelaporan: Petugas mencatat dan membuat laporan
kegiatan setelah melaksanakan kegiatan inspeksi sanitasi rumah sehat.
6. Bagan Alir
Menyusun jadwal kegiatan IS Rumah
Sehat

Menyiapkan perlengkapan kegiatan

Meminta izin kepada aparat desa dan pemilik rumah

Petugas melakukan pemeriksaan dan mencatat hasil

Petugas memberikan penyuluhan dan alternative


masalah

Petugas mencatat dan membuat


laporan kegiatan

7. Hal-hal yang perlu Formulir IS rumah sehat


diperhatikan
8. Unit Terkait Kesehatan Lingkungan dan Masyarakat
9. Dokumen Terkait -
10. Rekaman Histori No. Yang diubah Isi perubahan Tgl mulai diberlakukan
Perubahan
Inspeksi Sarana Air Bersih
No
Dokumen :
SOP No Revisi :
Tanggal Terbit :
Halaman : 1/2

Puskesmas Hanura Nazlina Mayanti,SKM,MM


NIP.197205071992022001

1. Pengertian Pengawasan sarana air bersih adalah suatu kegiatan pengawasan


sarana air bersih untuk mendapatkan informasi mengenai
kemungkinan adanya pencemaran sumber air oleh faktor
pencemaran dan menetapkan resiko pencemaran dengan
menggunakan format Inspeksi Sanitasi sesuai dengan jenis sarana
air bersihnya.
2. Tujuan Untuk mengetahui peningkatan kwalitas sarana air bersih diwilayah
kerja Puskesmas Hanura.
3. Kebijakan Surat Keputusan Kepala UPT Puskesmas Hanura Nomor:
440/25/Pkm-Hnr/SK/I/2017 Tentang Pengelolaan dan Pelaksanaan
Upaya Kesehatan Masyarakat.
4. Refrensi a. Undang-undang Kesehatan No. 36 Tahun 2009 Tentang
Kesehatan.
b. Permenkes No. 13 Tahun 2015 Tentang Penyelengaraan
Pelayanan Kesehatan Lingkungan di Puskesmas.
c. Permenkes No.416/MEN.KES/PER/IX/1990 Tentang Syarat-
syarat dan Kualitas Air.
5. Prosedur/Langkah- a. Menyusun jadwal kegiatan inspeksi sarana air bersih.
langkah b. Menyiapkan perlengkapan kegiatan (formulir inspeksi sarana air
bersih).
c. Petugas meminta izin ke aparat desa dan pemilik rumah dalam
rangka pemeriksaan sarana air bersih.
d. Petugas menentukan lokasi SAB yang akan dilakukan Inspeksi.
e. Petugas melakukan pengawasan dengan menggunakan formulir
Inspeksi sarana air bersih.
f. Pelaksana mencatat dan menyimpulkan hasil pengawasan.
j. Pencatanan dan pelaporan: Petugas mencatat dan membuat laporan
kegiatan setelah melaksanakan kegiatan inspeksi sarana air bersih.
6. Bagan Alir
Menyusun jadwal kegiatan sarana
air bersih

Menyiapkan perlengkapan kegiatan

Meminta izin kepada aparat desa dan pemilik rumah

Petugas mementukan lokasi insfeksi SAB

Petugas melakukan pengawasan dengan menggunakan


formulir

Petugas mencatat, menyimpulkan, dan


membuat laporan kegiatan

7. Hal-hal yang perlu Formulir IS sarana air bersih


diperhatikan
8. Unit Terkait Kesehatan Lingkungan dan Masyarakat
9. Dokumen Terkait -
10. Rekaman Histori No. Yang diubah Isi perubahan Tgl mulai diberlakukan
Perubahan

Inspeksi Sanitasi Jamban


No
Dokumen :
SOP No Revisi :
Tanggal Terbit :
Halaman : 1/2

Puskesmas Hanura Nazlina Mayanti,SKM,MM


NIP.197205071992022001

1. Pengertian Inspeksi Sanitasi Jamban Keluarga adalah suatau kegiatan


pengawasan, pemantauan, dan pembinaan terhadap sarana jamban
keluarga maupun terhadap pemilik sarana.
2. Tujuan Sebagai acuan untuk mengetahui tingkat resiko pencemaran jamban
dan kepemilikan jamban.
3. Kebijakan Surat Keputusan Kepala UPT Puskesmas Hanura Nomor:
440/25/Pkm-Hnr/SK/I/2017 Tentang Pengelolaan dan Pelaksanaan
Upaya Kesehatan Masyarakat.
4. Refrensi a. Undang-undang Kesehatan No.36 Tahun.2009 Tentang
Kesehatan.
b. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 66 Tahun 2014
Tentang Kesehatan Lingkungan.
c. Peraturan Menteri Kesehatan No.03 tahun 2014 Tentang Sanitasi
Total Berbasis Masyarakat.
5. Prosedur/Langkah- a. Menyusun jadwal kegiatan inspeksi sanitasi jamban.
langkah b. Menyiapkan perlengkapan kegiatan (formulir IS jamban).
c. Petugas meminta izin ke aparat desa dan pemilik rumah dalam
rangka IS jamban.
d. Petugas melakukan pengawasan dengan menggunakan formulir
Inspeksi sanitasi jamban.
e. Petugas melakukan penyuluhan apabila ada permasalahan tentang
jamban.
f. Petugas melakukan rencana tindak lanjut perbaikan.
g. Pencatanan dan pelaporan: Petugas mencatat dan membuat laporan
kegiatan setelah melaksanakan kegiatan inspeksi sanitasi jamban.
6. Bagan Alir
Menyusun jadwal kegiatan inspeksi
sanitasi jamban

Menyiapkan perlengkapan kegiatan

Meminta izin kepada aparat desa dan pemilik rumah

Petugas melakukan pengawasan dengan formulir

Petugas melakukan penyuluhan dan rencana tindak


lanjut

Petugas mencatat dan membuat


laporan kegiatan

7. Hal-hal yang perlu Formulir IS jamban


diperhatikan
8. Unit Terkait Kesehatan Lingkungan dan Masyarakat
9. Dokumen Terkait -
10. Rekaman Histori No. Yang diubah Isi perubahan Tgl mulai diberlakukan
Perubahan
Inspeksi Sanitasi TTU
(Tempat-Tempat Umum)
No
Dokumen :
SOP No Revisi :
Tanggal Terbit :
Halaman : 1/2

Puskesmas Hanura Nazlina Mayanti,SKM,MM


NIP.197205071992022001

1. Pengertian sanitasi tempat-tempat umum adalah suatu usaha untuk mengawasi


dan mencegah kerugian akibat dari tempat-tempat umum terutama
yang erat hubungannya dengan timbulnya atau menularnya suatu
penyakit. 
2. Tujuan a. Mengetahui kondisi kualitas sanitasi dan meningkatkan
pengendalian factor risiko penyakit di TTU (Tempat-Tempat
Umum) wilayah kerja Puskesmas Hanura.
b. Petugas sanitarian mampu menggali dan menemukan masalah
lingkungan dan prilaku yang berkaitan dengan penyakit berbasis
lingkungan.
3. Kebijakan Surat Keputusan Kepala UPT Puskesmas Hanura Nomor:
440/25/Pkm-Hnr/SK/I/2017 Tentang Pengelolaan dan Pelaksanaan
Upaya Kesehatan Masyarakat.
4. Refrensi a. Undang-undang Kesehatan No.36 Tahun.2009 Tentang
Kesehatan.
b. Permenkes No.13 Tahun 2015 Tentang Penyelenggaraan
Pelayanan Kesehatan Lingkungan di Puskesmas.
c. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.
1429/MENKES/SK/XII Tahun 2006 Tentang Pedoman
penyelengaraan Lingkungan Sekolah.
5. Prosedur/Langkah- a. Menyusun jadwal kegiatan inspeksi sanitasi TTU (Tempat-
langkah Tempat Umum).
b. Menyiapkan perlengkapan kegiatan (formulir IS TTU).
c. Petugas meminta izin ke aparat desa dan pemilik sarana sanitasi
TTU.
d. Petugas melakukan pemeriksaan dengan menggunakan formulir
Inspeksi sanitasi TTU.
e. Petugas menilai hasil pemeriksaan tempat-tempat umum.
f. Petugas memberikan rekomendasi terhadap permasalahan tentang
sanitasi TTU.
g. Pencatanan dan pelaporan: Petugas mencatat dan membuat laporan
kegiatan setelah melaksanakan kegiatan inspeksi sanitasi TTU.
6. Bagan Alir
Menyusun jadwal kegiatan inspeksi
sanitasi TTU

Menyiapkan perlengkapan kegiatan

Meminta izin kepada aparat desa dan pemilik sarana sanitasi


TTU

Petugas melakukan pemeriksaan dengan menggunakan


formulir

Petugas menilai dan memberikan rekomendasi

Petugas mencatat dan membuat


laporan kegiatan
7. Hal-hal yang perlu Formulir IS TTU (Tempat-Tempat Umum)
diperhatikan
8. Unit Terkait Kesehatan Lingkungan
9. Dokumen Terkait -
10. Rekaman Histori No. Yang diubah Isi perubahan Tgl mulai diberlakukan
Perubahan
Inspeksi Sanitasi TPM (Tempat
Pengolahan Makanan)
No
Dokumen :
SOP No Revisi :
Tanggal Terbit :
Halaman : 1/2

Puskesmas Hanura Nazlina Mayanti,SKM,MM


NIP.197205071992022001

1. Pengertian a. Pengawasan tempat pengolahan makanan adalah kegiatan


penilian terhadap tempat-tempat yang memproduksi makanan.
Objek pengawasan antara lain jasa boga, rumah makan/restoran,
depot air minum, dan pedagang kaki lima.
b. Hygine sanitasi makanan adalah upaya untuk mengendalikan
factor makanan orang, tempat, dan perlengkapanya yang
mungkin bias menimbulkan penyakit atau ganguan kesehatan.
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah pelaksanaan pengawasan
dan pembinaan terhadap pemilik usaha tempat pengolahan
makanan.
3. Kebijakan Surat Keputusan Kepala UPT Puskesmas Hanura Nomor:
440/25/Pkm-Hnr/SK/I/2017 Tentang Pengelolaan dan Pelaksanaan
Upaya Kesehatan Masyarakat.
4. Refrensi a. Undang-undang Kesehatan No.36 Tahun 2009 Tentang
Kesehatan.
b. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No 43 Tahun
2014 Tentang Higine Sanitasi Depot Air Minum.
c. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.
942/Menkes/SK/VII/2003 Tentang Pedoman Persyaratan Hygine
Sanitasi Makanan Jajanan.
d. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.
1096/Menkes/Per/VI/2011 Tentang Higine Sanitasi Jasa Boga.
e. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 1098
Tahun 2013 Tentang Persyaratan Higine Sanitasi Rumah Makan
dan Restoran.
5. Prosedur/Langkah- a. Menyusun jadwal kegiatan inspeksi sanitasi TPM (Tempat
langkah Pengolahan Makanan).
b. Menyiapkan perlengkapan kegiatan (formulir IS TPM).
c. Petugas meminta izin ke aparat desa dan pemilik sarana sanitasi
TPM.
d. Petugas melakukan pemeriksaan dengan menggunakan formulir
Inspeksi sanitasi TPM.
e. Petugas menilai dan menyimpulkan hasil pemeriksaan sanitasi
TPM.
f. Petugas memberikan rekomendasi terhadap permasalahan tentang
sanitasi TPM.
g. Pencatanan dan pelaporan: Petugas mencatat dan membuat laporan
kegiatan setelah melaksanakan kegiatan inspeksi sanitasi TPM.

6. Bagan Alir

Menyusun jadwal kegiatan inspeksi


sanitasi TPM

Menyiapkan perlengkapan kegiatan

Meminta izin kepada aparat desa dan pemilik sarana sanitasi


TPM

Petugas melakukan pemeriksaan dengan menggunakan


formulir

Petugas menilai dan menyimpulkan hasil pemeriksaan

Petugas memberikan rekomendasi terhadap permasalahan

Petugas mencatat dan membuat laporan


kegiatan
7. Hal-hal yang perlu Formulir IS TPM (Tempat Pengolahan Makanan)
diperhatikan
8. Unit Terkait Kesehatan Lingkungan
9. Dokumen Terkait -
10. Rekaman Histori No. Yang diubah Isi perubahan Tgl mulai diberlakukan
Perubahan

Pengolahan Limbah Non Medis


(Sampah Organik dan Anorganik)
No
Dokumen :
SOP No Revisi :
Tanggal Terbit :
Halaman : 1/2

Puskesmas Hanura Nazlina Mayanti,SKM,MM


NIP.197205071992022001

1. Pengertian Limbah non medis adalah limbah yang berasal dari setiap ruangan
puskesmas terdiri dari sampah organic dan sampah anorganik.
2. Tujuan a. Mencegah pencemaran Lingkungan Puskesmas.
b. Meningkatkan kenyamanan, keindahan dan kesan baik dalam
pelayanan.
3. Kebijakan Surat Keputusan Kepala UPT Puskesmas Hanura Nomor: SK/
/IV.02.5/IV/2019 Tentang Penanggungjawab Kebersihan
Lingkungan Puskesmas.
4. Refrensi a. Kemenkes No. 1428/Menkes/SK/ III/ 2006 Pedoman
Penyelenggaraan Kesehatan Lingkungan Puskesmas.
b. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No 27 Tahun
2017 Tentang Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Infeksi
di Fasilitas Pelayanan Kesehatan.
c. Undang-undang Republik Indonesia No. 18 Tahun 2008 Tentang
Pengelolaan Sampah.
5. Prosedur/Langkah- a. Disetiap area terdapat kotak sampah non medis.
langkah b. Petugas kebersihan setiap hari mengangkut sampah organic dan
sampah Anorganik, kemudian di angkut ke Tempat Pembuangan
Sampah Sementara Puskesmas.
c. Petugas Kebersihan memberikan kantong plastic hitam di setiap
kotak sampah non medis.
d. Petugas Kebersihan membersihkan kotak sampah non medis 1 x
dalam Seminggu.
e. Pengakutan sampah dari TPS ke TPA dilakukan setiap hari oleh
dinas Kebersihan.
6. Bagan Alir
Disetiap area terdapat kotak sampah
non medis

Petugas kebersihan setiap hari mengangkut sampah


non medis di bawa ke TPS

Petugas kebersihan memberikan kantong plastic warna


hitam

Petugas kebersihan membersihkan kotak sampah non


medis 1 x dalam seminggu

Pengangkutan sampah dari TPS ke


TPA dilakukan oleh dinas kebersihan

7. Hal-hal yang perlu Kotak sampah non medis


diperhatikan
8. Unit Terkait Kesehatan Lingkungan dan Petugas Kebersihan
9. Dokumen Terkait -
10. Rekaman Histori No. Yang diubah Isi perubahan Tgl mulai diberlakukan
Perubahan
Monitoring Kualitas Air Bersih
No
Dokumen :
SOP No Revisi :
Tanggal Terbit :
Halaman :1

Puskesmas Hanura Nazlina Mayanti,SKM,MM


NIP.197205071992022001

1. Pengertian a. Air bersih adalah air yang layak untuk konsumsi atau tidak
terkontaminasi sehingga membahayakan konsumen.
b. Artesis adalah air yang berasal dari sumur.
c. PDAM adalah perusahaan air minum.
2. Tujuan Terpantaunya kualitas air bersih di wilayah kerja Puskesmas
Hanura.
3. Kebijakan Surat Keputusan Kepala UPT Puskesmas Hanura Nomor:
440/25/Pkm-Hnr/SK/I/2017 Tentang Pengelolaan dan Pelaksanaan
Upaya Kesehatan Masyarakat.
4. Refrensi a. Undang-undang Kesehatan No.36 Tahun 2009 Tentang
Kesehatan.
b. Permenkes No.13 Tahun 2015 Tentang Penyelengaraan
Pelayanan Kesehatan Lingkungan di Puskesmas.
c. Permenkes No.416/MEN.KES/PER/IX/1990 Tentang Syarat-
syarat dan Kualitas Air.
5. Prosedur/Langkah- 1. Penentuan titik sampling
langkah a. Inlet sumur arteries
b. Jaringan pipa air bersih
2. Parameter pengukuran
a. Fisik
b. Kimia
c. Mikrobiologi
3. Frekuensi pengambilan sampel
4. Pemeriksaan secara fisik dilakukan 1 bulan sekali
5. Pemeriksaan mikrobiologi dilakukan setiap 6 bulan sekali
6. Bagan Alir
Penentuan titik sampling

Parameter pengukuran

Frekuensi pengambilan sampel

Pemeriksaan secara fisik dilakukan 1 bulan sekali

Pemeriksaan mikrobiologi dilakukan


setiap 6 bulan sekali

7. Hal-hal yang perlu Parameter pemeriksaan


diperhatikan
8. Unit Terkait Kesehatan Lingkungan
9. Dokumen Terkait -
10. Rekaman Histori No. Yang diubah Isi perubahan Tgl mulai diberlakukan
Perubahan
Petugas Kebersihan
No
Dokumen :
SOP No Revisi :
Tanggal Terbit :
Halaman : 1/2

Puskesmas Hanura Nazlina Mayanti,SKM,MM


NIP.197205071992022001

1. Pengertian Petugas kebersihan adalah petugas yang membersihkan Lingkungan


Puskesmas baik dalam gedung maupun luar gedung.
2. Tujuan a. Mewujudkan Lingkungan Puskesmas terlihat bersih dan tertata
rapih.
b. Mewujudkan kenyamanan dan kesehatan dalam melaksanakan
kegiatan pelayanan.
c. Mencegah terjadinya penularan penyakit infeksius.
3. Kebijakan Surat Keputusan Kepala UPT Puskesmas Hanura Nomor: SK/
/IV.02.5/IV/2019 Tentang Penanggungjawab Kebersihan
Lingkungan Puskesmas.
4. Refrensi a. Kemenkes No. 1428/Menkes/SK/ III/ 2006 Pedoman
Penyelenggaraan Kesehatan Lingkungan Puskesmas.
b. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 66 Tahun 2014
Tentang Kesehatan Lingkungan.
5. Prosedur/Langkah- Waktu Petugas Pekerjaan yang dilakukan
langkah 06. 00-06.30 Cleaning - Membersihkan
Servis seluruh ruangan,
menyapu, dan
mengepel lantai
- Membersihkan
jendela
- Mengumpulkan
sampah organic dan
anorganik ke TPS
- Mengumpulkan
sampah medis ke
TPS
06.30-07.00 Cleaning Membersihkan toilet dan
Servis mengisi seluruh bak kamar
mandi
07. 00-07.30 Cleaning Membersihkan halaman
Servis puskesmas
14.00 s/d Cleaning - Kegiatan seminggu dan 1
Servis bulan sekali
- Membersihkan tanaman
dan merapihkan toga

6. Bagan Alir
Jam 06.00-06.30 :Membersihkan
seluruh Rruangan dan mengangkut
sampah

Jam 06.30-07.00: membersihkan toilet dan mengisi bak

Jam 14.00 s/d: Kegiatan seminggu


dan 1 bulan sekali. Serta
membersihkan tanaman

7. Hal-hal yang perlu Kebersihan lingkungan Puskesmas Hanura


diperhatikan
8. Unit Terkait Kesehatan lingkungan dan petugas kebersihan
9. Dokumen Terkait -
10. Rekaman Histori No Yang diubah Isi perubahan Tgl mulai diberlakukan
Perubahan
Pengendalian Dan Pembuangan
Limbah Berbahaya
Puskesmas
No
Dokumen :
SOP No Revisi :
Tanggal Terbit :
Halaman : 1/3

Puskesmas Hanura Nazlina Mayanti,SKM,MM


NIP.197205071992022001

1. Pengertian Pengendalian dan pembuangan limbah berbahaya adalah


pengendalian dan pembuangan limbah berbahaya medis dari hasil
pelayanan di BP umum, KIA, KB, MTBS, Poli Gigi, Laborat,
Ruang Vaksin seperti Jarum, botol bekas, cairan suntikan, sisa
perawatan pasien, kasa, sisa suit injection obyek glass.
2. Tujuan Mengelola risiko di lingkungan dimana pasien dirawat dan staf
bekerja dalam pengendalian dan pembuangan limbah berbahaya.
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas No. 440/089/Pkm-Hnr/SK/IV/2016 Tentang
Pengendalian dan Pembuangan Limbah Berbahaya Puskesmas.
4. Refrensi a. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No 27 Tahun
2017 Tentang Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Infeksi
di Fasilitas Pelayanan Kesehatan.
b. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No 101 Tahun
2014 Tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan
Beracun.
5. Prosedur/Langkah- 1. Penanganan limbah berbahaya puskesmas dilakukan setiap hari.
langkah 2. Petugas memastikan pemisahan limbah berbahaya sesuai
jenisnya:
a. Limbah infeksius seperti botol bekas, kasa, sisa perawatan
pasien, sisa suit injection menggunakan kantong plastic warna
kuning.
b. Limbah benda tajam seperti jarum, spuit, ujung infuse
dimasukkan kedalam safety box.
c. Limbah cair dibuang ke system IPAL.
3. Petugas Masing-masing unit pelayanan memasukkan limbah
berbahaya pada tempat sampah tertutup, kedap air, mudah dibuka
dan ditutup.
4. Petugas kebersihan mengangkut limbah medis di ruangan setiap
hari dan diangkut ketempat pembuangan sampah sementara.
5. Petugas penanganan limbah mengangkut limbah medis dari TPS
ke TPA (MOU RS GMC Taman Sari).
6. Untuk bahan pembuangan yang berbentuk cair langsung dibuang
melalui westafel yang terhubung langsung dengan IPAL.

6. Bagan Alir
Penangangan limbah berbahaya
dilakukan setiap hari

Petugas memastikan pemisahan limbah


berbahaya sesuai jenisnya

Petugas Masing-masing unit pelayanan


memasukkan limbah berbahaya pada
tempat sampah tertutup, kedap air, mudah
dibuka dan ditutup

Petugas kebersihan mengangkut limbah


medis di ruangan setiap hari dan diangkut
ketempat pembuangan sampah sementara

Petugas penanganan limbah


mengangkut limbah medis dari
TPS ke TPA (MOU RS GMC
Taman Sari).
7. Hal-hal yang perlu Limbah infeksius padat dan cair
diperhatikan
8. Unit Terkait Kesehatan Lingkungan dan ruangan klinis
9. Dokumen Terkait -
10. Rekaman Histori No. Yang Isi perubahan Tgl mulai
Perubahan diubah diberlakukan
1. Refrensi a. Peraturan Menteri Juli 2018
Kesehatan Republik
Indonesia No 27 Tahun
2017 Tentang Pedoman
Pencegahan dan

Pengendalian Infeksi di
Fasilitas Pelayanan
Kesehatan.
b. Peraturan Menteri
Kesehatan Republik
Indonesia No 101 Tahun
2014 Tentang Pengelolaan
Limbah Bahan Berbahaya
dan Beracun.
2. Prosedur/ 1. Petugas memastikan Juli 2018
Langkah- pemisahan limbah
Langkah berbahaya sesuai jenisnya:
a. Limbah infeksius
seperti botol bekas,
kasa, sisa perawatan
pasien, sisa suit
injection menggunakan
kantong plastic warna
kuning.

b. Limbah benda tajam


seperti jarum, spuit,
ujung infuse
dimasukkan kedalam
safety box.
c. Limbah cair dibuang ke
system IPAL.
d. Petugas Masing-
masing unit pelayanan
memasukkan limbah
berbahaya pada tempat
sampah tertutup,
Pemantauan Terhadap
Penggunaan APD
UPT.Puskesmas Hanura
No
Dokumen :
SOP No Revisi :
Tanggal Terbit :
Halaman :1

Puskesmas Hanura Nazlina Mayanti,SKM,MM


NIP.197205071992022001

1. Pengertian Pematauan terhadap penggunaan APD adalah proses kegiatan


monitoring petugas pelayanan klinis dalam penggunaan alat
pelindung diri seperti sarung tangan, jas lab, penutup kepala,
masker, sepatu boots, dan apron.
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah terjaminya keselamatan
dan keamanan petugas dalam memberikan pelayanan klinis.
3. Kebijakan SK Kepala UPT Puskesmas Hanura nomor: 440/09/Pkm-
Hnr/SK/I/2017 Tentang Pembentukan Tim Peningkatan Mutu dan
Keselamatan Pasien di UPT Puskesmas Hanura.
4. Refrensi Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No 52 Tahun 2018
Tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan.
5. Prosedur/Langkah- 1. Tim mutu dan keselamatan pasien melakukan perencanaan
langkah pemantauan terhadap penggunaan alat pelindung diri.
2. Tim mutu dan keselamatan pasien membuat instrument penilaian
pemantauan terhadap penggunaan alat pelindung diri.
3. Tim mutu dan keselamatan pasien merencanakan jadwal
pelaksanaan pemantauan terhadap penggunaan alat pelindung
diri.
4. Tim mutu dan keselamatan pasien melaksanakan pemantauan
terhadap penggunaan alat pelindung diri sesuai rencana
pelaksanaan.
5. Tim mutu dan keselamatan pasien mengisi instrument
pemantauan berdasarkan berdasarkan hasil pengamatan.
6. Tim mutu dan keselamatan pasien melakukan monev terhadap
penggunaan alat pelindung diri.
7. Tim mutu dan keselamatan pasien menyimpulakan hasil
pemantauan terhadap penggunaan alat pelindung diri.
8. Tim mutu dan keselamatan pasien mendokumentasikan hasil
pemantauan.
9. Tim mutu dan keselamatan pasien melaporkan hasil pemantauan
kepada kepala UPT Puskesmas Hanura.
10. Kepala UPT Puskesmas Hanura meminta untuk
mensosialisasikan hasil pemantauan kepada petugas yang
bersangkutan.
11.Tim mutu dan keselamatan pasien mensosialisasikan hasil
pemantauan pada lokakarya bulanan yang diselenggarakan.

6. Bagan Alir
Perencanaan Pelaksanaan Hasil Evaluasi

7. Hal-hal yang perlu Pemantauan penggunaan APD


diperhatikan
8. Unit Terkait Petugas pelayanan klinis
9. Dokumen Terkait Checklist kepatuhan penggunaan APD
10. Rekaman Histori No Yang diubah Isi perubahan Tgl mulai diberlakukan
Perubahan
Pemeliharaan Sarana Air Bersih
UPT.Puskesmas Hanura
No
Dokumen :
SOP No Revisi :
Tanggal Terbit :
Halaman :1

Puskesmas Hanura Nazlina Mayanti,SKM,MM


NIP.197205071992022001

1. Pengertian Pemeliharaan sarana air bersih adalah suatu kegiatan untuk


melakukan pengecekan terhadap kondisi dan fungsi instalasi air
bersih, guna menjamin ketersediaan air bersih di UPT Puskesmas
Hanura.
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk melakukan
pemeliharaan sumber air bersih di UPT Puksemas Hanura.
3. Kebijakan SK Kepala UPT Puskesmas Hanura nomor: 440/68/Pkm-
Hnr/SK/IV/2016 Tentang pemantauan, pemeliharaan, perbaikan
sarana dan peralatan UPT Puskesmas Hanura.
4. Refrensi Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 75 Tahun 2014
Tentang Pusat Kesehatan Masyarakat.
5. Prosedur/Langkah- 1. Petugas melakukan cek rutin 1 bulan sekali terhadap pompa bor
langkah air dan penampungan air bersih untuk memastikan tidak ada
kerusakan alat dan air terdistribusi dengan baik.
2. Petugas melakukan cek rutin 1 bulan sekali terhadap kran air,
wastafel, dan saluran air/perpipaan untuk memastikan kran air
dalam keadaan baik dan berfungsi.
3. Petugas melakukan perbaikan jika terjadi kerusakan pada
pendistribusian air bersih di puskesmas.
4. Petugas memastikan tidak terjadi kontaminasi antara saluran pipa
air bersih dengan saluran air limbah.
5. Petugas mendokumentasikan semua hasil kegiatan di dalam
checklist pemeliharaan sarana air bersih.
6. Bagan Alir
Pengecekan Perbaikan Dokumentasi

7. Hal-hal yang perlu Instalasi air bersih


diperhatikan
8. Unit Terkait Kesehatan lingkungan dan pengelola pemelihara barang
9. Dokumen Terkait Checklist pemeliharaan barang
10. Rekaman Histori No Yang diubah Isi perubahan Tgl mulai diberlakukan
Perubahan

Monitoring Pasca Pemicuan


STBM
No
Dokumen :
SOP No Revisi :
Tanggal Terbit :
Halaman :1

Puskesmas Hanura Nazlina Mayanti,SKM,MM


NIP.197205071992022001

1. Pengertian Monitoring pasca pemicuan adalah proses suatu kegiatan guna


melihat kemajuan perubahan prilaku buang air besar masyarakat
setelah dilakukan pemicuan, monev dilakukan 3 bulan setelah
pemicuan.
2. Tujuan Untuk mengetahui perubahan perilaku masyarakat setelah dilakukan
pemicuan STBM (Sanitasi Total Berbasis Masyarakat).
3. Kebijakan Surat Keputusan Kepala UPT Puskesmas Hanura Nomor:
440/25/Pkm-Hnr/SK/I/2017 Tentang Pengelolaan dan Pelaksanaan
Upaya Kesehatan Masyarakat.
4. Refrensi a. Undang-Undang No. 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan
b. Peraturan Menteri Kesehatan No.03 tahun 2014 Tentang Sanitasi
Total Berbasis Masyarakat.
5. Prosedur/Langkah- 1. Petugas kesehatan lingkungan membuat perencanaan kegiatan
langkah monev pemicuan STBM.
2. Petugas kesehatan lingkungan membuat surat tugas monev
pemicuan STBM di masyarakat.
3. Petugas kesehatan lingkungan berkoordinasi dengan bidan desa
dan kepala desa/perangkat desa.
4. Petugas kesehatan lingkungan mengunjungi masyarakat untuk
memantau perkembangan pembangunan jamban keluarga.
5. Petugas kesehatan lingkungan melaksanakan kegiatan monev
pasca pemicuan STBM dengan susunan kegiatan sebagai berikut:
a. Perkenalan
b. Penjelasan maksud dan tujuan
c. Diskusi
d. Testimony dan laporan kegiatan monev pasca pemicuan
e. Penutup
6. Petugas kesehatan lingkungan merekap hasil monev pasca
pemicuan STBM.
7. Bagan Alir
Perencanaan Kegiatan Hasil monev

8. Hal-hal yang perlu Kegiatan monev pasca pemicuan STBM.


diperhatikan
9. Unit Terkait Kesehatan lingkungan, masyarakat, bidan desa, dan aparat desa.
10. Dokumen Terkait Laporan hasil monev pasca pemicuan STBM.
11. Rekaman Histori No Yang diubah Isi perubahan Tgl mulai diberlakukan
Perubahan

Sosialisasi CTPS Petugas


UPT. Puskesmas Hanura

No
Dokumen :
SOP No Revisi :
Tanggal Terbit :
Halaman :1

Puskesmas Hanura Nazlina Mayanti,SKM,MM


NIP.197205071992022001

1. Pengertian Sosialisasi CTPS ke petugas UPT Puskesmas Hanura adalah


kegiatan memperkenalkan pengetahuan tentang perilaku hidup
bersih dan sehat serta langkah-langkah cara cuci tangan yang benar.
2. Tujuan Tujuannya dalah melindungi diri dari berbagai penyakit menular.
Penyakit-penyakit tersebut antaralain Diare, Infeksi Saluran Napas
Atas (ISPA), dan kecacingan, infeksi kulit, infeksi mata, dan
penyakit-penyakit lain yang ditularkan lewat tangan yang tidak
bersih.
3. Kebijakan Surat Keputusan Kepala UPT Puskesmas Hanura Nomor:
440/25/Pkm-Hnr/SK/I/2017 Tentang Pengelolaan dan Pelaksanaan
Upaya Kesehatan Masyarakat.
4. Refrensi a. Undang-Undang No. 36 Tahun 2009 Tentang Kebersihan.
b. Peraturan Menteri Kesehatan No.03 tahun 2014 Tentang Sanitasi
Total Berbasis Masyarakat.
5. Prosedur/Langkah- a. Kepala UPT Puskesmas Hanura dan Petugas Promkes
langkah menyiapkan waktu dan tempat kegiatan untuk sosialisasi CTPS
ke petugas pelayanan kesehatan puskesmas.
b. Petugas promkes menyiapkan alat peraga dan memperagakan
langkah-langkah CTPS, adapun langkah-langkahnya sebagai
berikut:
1. Basahi tangan dengan air bersih yang mengalir.
2. Tuangkan sabun cair 3-5 cc, untuk menyabuni seluruh
permukaan tangan sebatas pergelangan.
3. Gosok kedua telapak tangan hingga merata.
4. Gosok punggung dan sela-sela jari tangan kiri dengan
tangan kanan dan sebaliknya.
5. Gosok sela-sela jari dan telapak tangan.
6. Jari-jari sisi dalam dari kedua tangan saling mengunci
kanan dan sebaliknya.
7. Gosok ibu jari kiri berputar dalam genggaman tangan.
8. Gosok dengan memutar ujung jari-jari tangan kanan
ditelapak tangan kiri dan sebaliknya.
9. Bilas kedua tangan dengan air mengalir.
10. Keringkan tangan dengan tisu sekali pakai.
11. Gunakan tisu tersebut untuk menutup keran air dan buang
tisu ditempat sampah.
c. Petugas Promkes mendokumentasikan hasil kegiatan

6. Bagan Alir
Gosok kedua telapak tangan hingga
merata

Gosok punggung dan sela-sela jari tangan kiri


dengan tangan kanan dan sebaliknya

Gosok sela-sela jari dan telapak tangan

Jari-jari sisi dalam dari kedua tangan saling


mengunci kanan dan sebaliknya

Gosok ibu jari kiri berputar dalam genggaman


tangan

Gosok dengan memutar ujung jari-


jari tangan kanan ditelapak tangan
kiri dan sebaliknya
7. Hal-hal yang perlu Langkah-langkah cuci tangan pakai sabun
diperhatikan
8. Unit Terkait Promkes dan semua petugas pelayanan kesehatan UPT Puskesmas Hanura
9. Dokumen Terkait Foto bukti kegiatan
10. Rekaman Histori No Yang diubah Isi perubahan Tgl mulai diberlakukan
Perubahan
Managemen Linen
UPT Puskesmas Hanura
No
Dokumen :
SOP No Revisi :
Tanggal Terbit :
Halaman :1

Puskesmas Hanura Nazlina Mayanti,SKM,MM


NIP.197205071992022001

1. Pengertian Manajemen linen adalah suatu pengelolaan yang dimulai dari


pengumpulan linen kotor dari masing-masing ruangan,
pengangkutan, pencucian, penyetrikaan, penyiapan dan penggunaan
kembali linen yang sudah bersih
2. Tujuan Untuk mendapatkan kualitas yang baik, nyaman, dan siap pakai
serta mengantisifasi terjadinya pencemaran infeksi dan efek
penggunaan bahan-bahan kimia.
3. Kebijakan Surat Keputusan Kepala UPT Puskesmas Hanura Nomor: SK/
/IV.02.5/IV/2019 Tentang Penanggungjawab Kebersihan
Lingkungan Puskesmas.
4. Refrensi Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No 27 Tahun 2017
Tentang Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di
Fasilitas Pelayanan Kesehatan.
5. Prosedur/Langkah- 1. Petugas kebersihan mengumpulkan linen kotor dimasing-masing
langkah ruangan.
2. Linen kotor dari ruangan diambil dan dibawa keruangan linen
kotor menggunakan troli.
3. Pisahkan linen infeksius dan non infeksius.
4. Petugas kebersihan menghitung dan mencatat linen kotor setiap
hari.
5. Petugas membersihkan linen dari kotoran yang menempel.
6. Linen infeksius direndam dengan bayclean dan linen non
infeksius direndam dengan detergen.
7. Linen yang sudah kering kemudian di setrika dan dimasukkan
kedalam lemari masing-masing ruangan.
6. Bagan Alir
Mengumpulkan Proses pencucian Linen bersih
pencucian
7. Hal-hal yang perlu Linen kotor dan linen bersih
diperhatikan
8. Unit Terkait Kesehatan lingkungan
9. Dokumen Terkait -
10. Rekaman Histori No Yang diubah Isi perubahan Tgl mulai diberlakukan
Perubahan

Pengambilan Sampel Air Bersih


No
Dokumen :
SOP No Revisi :
Tanggal Terbit :
Halaman : 1/2

Puskesmas Hanura Nazlina Mayanti,SKM,MM


NIP.197205071992022001

1. Pengertian a. Air bersih adalah air yang layak untuk konsumsi atau tidak
terkontaminasi sehingga membahayakan konsumen.
b. Pengambilan sampel air adalah kegiatan pengambilan sampel air
yang digunakan oleh masyarakat, baik pemeriksaan secara
mikrobiologis, fisika maupun kimia sesuai dengan Permenkes
No. 492/Menkes/PER/IV/2010 Tentang Persyaratan Kualitas Air
Minum.
2. Tujuan Terpantaunya kualitas air bersih di wilayah kerja Puskesmas
Hanura.
3. Kebijakan Surat Keputusan Kepala UPT Puskesmas Hanura Nomor:
440/25/Pkm-Hnr/SK/I/2017 Tentang Pengelolaan dan Pelaksanaan
Upaya Kesehatan Masyarakat.
4. Refrensi a. Undang-undang Kesehatan No.36 Tahun 2009 Tentang
Kesehatan.
b. Permenkes No.13 Tahun 2015 Tentang Penyelengaraan
Pelayanan Kesehatan Lingkungan di Puskesmas.
c. Permenkes No.416/MEN.KES/PER/IX/1990 Tentang Syarat-
syarat dan Kualitas Air.
5. Prosedur/Langkah- 1. Menentukan lokasi pengambilan sampel
langkah 2. Menentukan titik pengambilan sampel
3. Mempersiapkan peralatan yaitu :
- Lembar IKL (Inspeksi Kesehatan Lingkungan)
- ATK
- Handskun
- Masker
a.Uji bakteriologi
1) Botol sampel steril
2) Lampu spiritus
3) Korek api
4) Alkohol 70%
5) Kertas label dan alat tulis
6) Wadah penyimpanan sampel
7) Plastic transparan
b. Kimia
1) Botol sampel
2. Melakukan pengambilan sampel
a. Bakteriologi
1) Sterilkan tangan dengan alkohol 70%
2) Buka kran pengisian, alirkan 2-3 menit, kemudian tutup
kembali

3)
Flambir mulut kran
4)
Buka tutup botol sampel steril, flambir di atas api
5)
Isi botol dengan air kran sampai penuh
6)
Buang kembali air di dalam botol sisakan ¾ botol
7)
Flambir kembali mulut botol, kemudian tutup
8)
Tulis etiket dengan :
- Tanggal dan jam pengambilan sampel
- Jenis sampel / pemeriksaan sampel
- Lokasi pengambilan sampel
- Nama pengambil sampel
- Nama dan alamat pengirim
9) Botol sampel di bungkus dengan plastic transparan
10) Sampel siap dikirim
11) Masukkan cool box jika sampel yang dikirim memerlukan
waktu lebih dari 12 jam
b. Uji Fisika dan Kimia
1). Petugas menuju lokasi sasaran pengambilan air bersih
2). Petugas mempersiapkan alat :Botol sampel dan termos.
3). Siapkan botol sampel, kemudian buka botol sampel
4). Bilas dengan air sasaran
5). Isi botol sampel dengan air sampai volume 2/3 botol
6). Hindari terjadinya aerasi atau gelembung udara saat
pengisian
7). Tutup botol sampel dan tulis etiket dengan :
- Tanggal dan jam pengambilan sampel
- Jenis sampel / pemeriksaan sampel
- Lokasi pengambilan sampel
- Nama pengambil sampel
- Nama dan alamat pengirim
6. Bagan Alir
Perencanaan Kegiatan Hail Kegiatan
:Perencanaan
7. Hal-hal yang perlu Pengambilan sampel air bersih
diperhatikan
8. Unit Terkait Kesehatan lingkungan
9. Dokumen Terkait Hasil Pemeriksaan dan form IKL
10. Rekaman Histori No Yang diubah Isi perubahan Tgl mulai diberlakukan
Perubahan

Fogging Fokus
No
Dokumen :
SOP No Revisi :
Tanggal Terbit :
Halaman : 1/2

Puskesmas Hanura Nazlina Mayanti,SKM,MM


NIP.197205071992022001

1. Pengertian Fogging focus adalah kegiatan pembrantasan nyamuk penyebab


Demam Berdarah Dengue (DBD) disuatu wilayah dengan hasil
penyelidikan Epidemioloi positif. Dengan menggunakan insectisida
dalam bentuk asap dengan radius 100 m.
2. Tujuan Fogging focus dilakukan untuk memutus mata rantai penularan
DBD dan mencegah terjadinya KLB dilokasi tempat tinggal
pnderita DBD.
3. Kebijakan Surat Keputusan Kepala UPT Puskesmas Hanura Nomor:
440/25/Pkm-Hnr/SK/I/2017 Tentang Pengelolaan dan Pelaksanaan
Upaya Kesehatan Masyarakat.
4. Refrensi Buku Pedoman dan Pembrantasan Deman Berdarah Dengue (DBD)
di Indonesia Depkes RI, 2015
5. Prosedur/Langkah- a. Persiapan Alat
langkah 1. Mesin fogging
2. Pakaian kerja
3. Masker
4. Sarung tangan
5. Kaca mata safety
6. Helm/topi
7. Sepatu
8. Gelas ukur
9. Corong plastic
b. Perisapan Bahan
1. Pelarut
2. Insectisida
3. Bahan bakar
c. Pelaksanaan
1. Petugas menerima laporan tindak lanjut dari tenaga surveilans
2. Petugas pengawas mengunjungi lokasi rumah penderita
3. Petugas memberi tahu maksud, tujuan, dan waktu
pelaksanaan kepada RT dan warga setempat
4. Petugas pengawas memetakan lokasi pengasapan dan
kebutuhan BBM
5. Petugas menyiapkan APD (Alat Pelindung Diri) untuk
fogging
6. Petugas penyemprot menyiapkan alat semprot dan membuat
campuran solar dan racun sesuai aturan
7. Ketua regu semprot mendatangi rumah warga untuk memberi
tahu dimulainya penyemprotan
8. Petugas pengawas member kode, bahwa rumah tersebut siap
di seprot
9. Petugas penyemprot yang telah siap dengan berbagai
atributnya menghidupkan mesin memulai masuk kedalam
rumah untuk melakukan penyemprotan
10.Lakukan penyemprotan mulai dari belakang dan lihat kondisi
di dalam rumah dan arah angin
11.Petugas penyemprot keluar dari pintu depan dan menutup pintu kurang
lebih 15 menit
12.Petugas pengawas memberikan kode bahwa penyemprotan selesai dan
aman
13.Hasil pelaksanaan kegiatan dilaporkan oleh puskesmas kepada Dinas
Kabupaten
6. Bagan Alir
Persiapan Pelaksanaan Hasil Kegiatan

7. Hal-hal yang perlu Pemetaan Fogging Focus


diperhatikan
8. Unit Terkait Puskesmas, Aparat desa, dan Masyarakat
9. Dokumen Terkait -
10. Rekaman Histori No. Yang diubah Isi perubahan Tgl mulai diberlakukan
Perubahan
Pemberian Kapsul Vit. A Pada
Bayi dan Anak Balita
No
Dokumen :
SOP No Revisi :
Tanggal Terbit :
Halaman : 1/2

Puskesmas Hanura Nazlina Mayanti,SKM,MM


NIP.197205071992022001

1. Pengertian Pemberian kapsul Vit. A adalah pemberian kapsul vitamin A biru


pada anak (6-11 bulan) dan vitamin A merah untuk anak balita (12-
59 bulan). Vitamin A diberikan pada bulan februari dan agustus.
2. Tujuan Mencegah kekurangan vitamin A pada bayi dan balita.
3. Kebijakan Surat Keputusan Kepala UPT Puskesmas Hanura Nomor:
440/25/Pkm-Hnr/SK/I/2017 Tentang Pengelolaan dan Pelaksanaan
Upaya Kesehatan Masyarakat.
4. Refrensi Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 23 Tahun 2014 Tentang
Upaya Perbaikan Gizi
5. Prosedur/Langkah- a. Persiapan
langkah 1. Menyiapkan jumlah data sasaran
2. Mencek ketersedian kapsul vitamin A merah dan biru
3. Menghitung kebutuhan
4. Mengajukan kebutuhan kapsul vitamin A biru dan merah
5. Membuat rencana distribusi
b. Pelaksanaan
1. Petugas Gizi berkerjasama dengan petugas pengelola obat
untuk mendistribusikan kapsul vitamin A pada bidan desa
sesuai data sasaran, yang dilaksanakan pada bulan febriari dan
agustus
2. Petugas gizi bersama bidan desa dan kader posyandu
memberikan vitamin A pada hari posyandu
3. Kader posyandu mencatat hasil pemberian kapsul vitamin A
4. Bidan Desa dan Kader posyandu mensmeeping sasaran yang
tidak hadir
5. Kader posyandu membuat hasil laporan pemberian vitamin A
6. Bidan desa merekap laporan hasil kegiatan pemberian vitamin
A kepada petugas Gizi Puskesmas pada bulan februari dan
agustus
7. Petugas Gizi Puskesmas merekap hasil pemberian kapsul
Vitamin A kepada Kab/Kota.
3. Bagan Alir
Persiapan Pelaksanaan Evaluasi

4. Hal-hal yang perlu Data sasaran bayi dan balita


diperhatikan
5. Unit Terkait Bidan Desa, Program Gizi dan Kader Posyandu
6. Dokumen Terkait Laporan pemberian vitamin A
7. Rekaman Histori No. Yang diubah Isi perubahan Tgl mulai diberlakukan
Perubahan

Penyelidikan Epidemiologi
Demam Berdarah Dengue (DBD)
No
Dokumen :
SOP No Revisi :
Tanggal Terbit :
Halaman :1

Puskesmas Hanura Nazlina Mayanti,SKM,MM


NIP.197205071992022001

1. Pengertian Kegiatan pencarian penderita DBD atau tersangka infeksi dengue


lainnya dan pemeriksaan jentik nyamuk penular DBD di tempat
tinggal penderita dan rumah bangunan sekitar, termasuk tempat-
tempat umum dalam radius sekurang-kurangnya 100 m
2. Tujuan Sebagai acuan dalam pelacakan kasus DBD dan menurunkan angka
kejadian dan kematian karena penyakit DBD
3. Kebijakan Surat Keputusan Kepala UPT Puskesmas Hanura Nomor:
440/25/Pkm-Hnr/SK/I/2017 Tentang Pengelolaan dan Pelaksanaan
Upaya Kesehatan Masyarakat.
4. Refrensi Buku Pedoman dan Pembrantasan Deman Berdarah Dengue (DBD)
di Indonesia Depkes RI, 2015
5. Prosedur/Langkah- a. Persiapan
langkah 1. Surat Tugas
2. Formulir PE
3. Stetoskop
4. Tensimeter
5. Thermometer
6. Senter
7. Larvasida
8. Torniquiet
b. Pelaksanaan
1. Petugas menerima laporan dari pelapor tentang adanya kasus
DBD
2. Petugas menyiapkan alat dan bahan termasuk surat tugas
3. Petugas mendatangai lokasi penderita
4. Petugas melakukan anamnesa dan pemeriksaan fisik penderita
bila perlu dilakukan rumple leed
5. Petugas memeriksa jentik dan kasus panas lainya dirumah
penderita dan pada 20 rumah sekitar rumah penderita pada
radius 100 m serta melakukan larvasidasi
6. Petugas mengisi formulir penyelidikan epidemiologi DBD,
formulir WI dan W2
7. Petugas melapor ke dinas kesehatan dengan menyertakan
formulir PE DBD, formulir W1 dan W2 serta hasil
pemeriksaan laboratorium darah penderita
8. Pasien kasus panas lain dirujuk ke puskesmas dan atau
kerumah sakit untuk penanggulangan lebih lanjut
9. Petugas melakukan koordinasi linsek untuk rencana tindak
lanjut penanganan kasus DBD
10. Rencana tindak lanjut dapat berupa penyuluhan, PSN, dan
atau pengasapan/fogging
11. Data pasien dicatatat dalam register DBD
12. Dilakukukan dalam kurun waktu 1x24 jam setelah laporan
diterima
6. Bagan Alir
Persiapan Pelaksanaan Hasil Kegiatan

7. Hal-hal yang perlu Formulir W1 dan W2


diperhatikan
8. Unit Terkait Puskesmas, Aparat desa, dan Masyarakat
9. Dokumen Terkait Formulir W1 dan W2
10. Rekaman Histori No. Yang diubah Isi perubahan Tgl mulai diberlakukan
Perubahan

Anda mungkin juga menyukai