Anda di halaman 1dari 11

SHOCK HEMORAGIK

OLEH :

NAMA : EVANAZIRA

KELAS : 1A

NIM 13404318177

MK : PATOFISIOLOGI

DOSEN PEMBIMBING : Ns. YADI PUTRA, M. Kep

AKADEMI KEPERAWATAN KESDAM ISKANDAR MUDA


BANDA ACEH
2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang karena anugerah dari-Nya kami
dapat menyelesaikan makalah tentang " Shock Hemoragik " ini. Shalawat dan
salam semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan besar kita, yaitu Nabi
Muhammad SAW yang telah menunjukkan kepada kita jalan yang lurus berupa
ajaran agama Islam yang sempurna dan menjadi anugerah serta
rahmat bagi seluruh alam semesta.
Meskipun dalam isi makalah ini masih banyak kekurangan, namun kami
berharap semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi kita semua.

Penyusun

i
DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR......................................................................................i
DAFTAR ISI....................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN...............................................................................1
A. Latar Belakang......................................................................................1
B. Rumusan Masalah.................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN.................................................................................2
A. Pengertian.............................................................................................2
B. Patofisiologi Sindroma Shock..............................................................2
C. Definisi Shock Hemoragic....................................................................3
D. Shock Hemoragi 3
E. Penanganan Shock Hemoragic 5

BAB III PENUTUP..........................................................................................7


3.1. Kesimpulan..................................................................................7
3.2. Saran...........................................................................................7

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................8
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Syok merupakan kegagalan system sirkulasi untuk mempertahankan perfusi
yang adekuat ke organ-organ vital. Kedaruratan dalam pelayanan obsetetri dan
ginekologi yang bisa berakibat fatal merupakan salah satu kedaruratan yang tidak
jarang terjadi. Jika diingat akan semua penyebab utama kematian dalam obstetric,
yaitu perdarahan, infeksi, gestosis, komplikasi atau pengaruh sampingan anastesia
pasca bedah, dan kegagalan jantung, maka semua keadaan patologis ini terlebih
dahulu diawali oleh syok yang jika tidak terkendali dengan cepat akan berlanjut ke
dalam stadium yang membahayakan jiwa. Kata kunci dalam upaya mencegah
kematian akibt syok tak lain adalah pencegahan, antisipasi, deteksi dini dan
ketepatan serta kecepatan dalam mengambil tindakan.
Diagnosis syok dapat terjadi tanda dan gejala sebagai berikut : nadi cepat
dan lemah (110 kali/menit atau lebih), tekanan darah yang rendah (sistolik kurang
dari 90 mmHg), pucat, keringat atau kulit terasa dingin dan lembab, pernapasan
yang cepat (30 kali/menit atau lebih), gelisah, bingung, atau hilangnya kesadaran,
urin yang sedikit (kurang dari 30 ml/jam).
Prinsip dasar penanganan syok bertujuan untuk melakukan penanganan
awal dan khusus dimana dapat menstabilkan kondisi pasien, memperbaiki volume
cairan sirkulasi darah, mengefisiensikan system sirkulasi darah dan tentukan
penyebab syok.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian Shock Hemoragik ?
2. Apa etiologi Shock Hemoragik ?
3. Bagaimana Manifestasi Klinis Shock Hemoragik ?
4. Apa Tanda dan Gejala Shock Hemoragik ?
5. Bagaimana Tahapan Syok ?
6. Bagaimana Stadium-Stadium Syok ?
7. Bagaimana langkah pertama untuk menangani shock ?

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN
Shock atau syok (rejatan) adalah kolaps akibat kegagalan sirkualisi perifer
yang akut dan biasanya terjai akibat trauma atau perdarahan hebat. Penyebab utama
syok adalah hemoragia antepartum dan postpartum.
Tanda-Tanda Syok
Syok Awal Syok Lanjut
Terbagun, sadar, cemas Bingung atau tidak sadar
Denyut nadi agak cepat (110 permenit atau
Denyut nadi cepat dan lemah
lebih)
Pernapasa sedikit lebih cepat (30 tarikan
Napas pendek dan napas cepat
napas permenit atau lebih)
Pucat Pucat dan dingin
Tekanan darah rendah-ringan (sistolik
Tekanan darah sangat rendah
kurang dari 90 mmHg)
Pengeluaran urine kurang dari 30
Pengeluaran urine 30 cc perjam atau lebih
cc perjam

B. PATOFISIOLOGI SINDROMA SHOCK


Semua macam syok, apa pun sebabnya, bersumber pada berkurangnya
perfusi jaringan dengan darah sebagai akibat gangguan sirkulasi mikro. Suatu
kesatuan sirkulasi mikro terdiri dari arteriol, metarteriol, kapilar dan venula. Darah
dari arteriol memasuki metarteriol, dari metarteriol darah memasuki kapilar.
Metarteriol mempunyai struktur antara arteriol dan kapilar. Pada ujung kapilar di
metarteriol didapat otot polos yang melingkari kapilar (precapillary sphincter).
Darah dari kapilar kemudian memasuki venula.
Jumlah darah yang mengalir ke jaringan ditentukan oleh besar kecilnya
tahanan (resistence) dari arteriol-arteriol sirkulasi mikro, sedangkan distribusi dan
kecepatan darah dalam kapilar-kapilar diatur oleh otot lingkar prakapilar
(precapillary sphincters) yang menentukan jumlah kapilar yang membuka. Besar
kecilnya tahanan dalam pembuluh-pembuluh darah pasacakapilar ditentukan oleh
keadaan venula dan vena-vena kecil. Gerak pembuluh darah dalam sirkulasi mirko
dikendalikan oleh unsur-unsur lokal kimiawi dalam jaringan dan unsur-unsur yang
datang dari saraf.

C. DEFINISI SHOCK HEMORAGIC


Hemoragi adalah pengaliran darah keluar dari pembuluh darah yang bisa
mengalir keluar tubuh (perdarahan eksternal) atau ke dalam tubuh (perdarahan
internal). Syok hemoragik adalah syok yang terjadi akibat perdarahan dalam jumlah
yang besar (500 ml). Banyak terjadi dalam obsetri, disebabkan oleh perdarahan
postpartum, perdarahan karena abortus, kehamilan ektopik terganggu, plasenta
previa, solusio plasenta, rupture uteri dan perlukaan jalan lahir. Penanganannya
adalah dengan menghilangkan penyebab dan mengganti segera darah yang hilang.

D. SHOCK HEMORAGI
1. Syok hemoragi reversibel dibagi dalam 2 stadium :
a. Syok reversibel dini (early reversible shock), yang dapat dikompensasikan.
Dalam tingkat ini kadar katekolamin meningkat ditandai dengan
vasokonstriksi pembuluh darah perifer.
b. Syok reversibel lanjut (late reversible shock), yang dalam keadaan
dekompensasi. Vasokonstriksi terus-menerus, bagian perifer tubuh dingin,
tekanan darah turun, nadi cepat, dan terjadi penumpukan darah dalm vena-
vena didaerah tertentu.
2. Syok hemoragi dalam obsetri dapat dijumpai pada :
a. Antepartum : plasenta previa, solusio plasenta. Hemoragi antepartum adalah
perdarahan sebelum melahirkan yang biasanya diklasifikasikan sebagai
perdarahan apapun dalam kehamilan sesudah usia kehamilan 24 minggu.
Perbedaan solusio plasenta dan plasenta previa.
Solusio Plasenta Plasenta Previa
Perdarahan Merah tua s/d coklat Merah segar, Berulang Tidak
hitam. Terus nyeri, Tak tegang
menerus Disertai
nyeri
Uterus Tegang, bagian Tak tegang, Tak nyeri tekan
janin tak
teraba,Nyeri tekan
Syok/Anemia Lebih sering, Tidak Jarang, Sesuai dengan jumlah
sesuai dengan darah yang keluar.
jumlah darah yang
keluar.
Fetus 40% fetus sudah Biasanya fetus hidup, Disertai
mati, Tidak disertai kelainan letak.
kelainan letak.
Pemeriksaan Ketuban menonjol Teraba plasenta atau perabaan
Dalam walaupun tidak his. fornik ada bantalan antara
bagian janin dengan jari
pemeriksaan.

Penyebab hemoragi antepartum :


1) Pelepasan mendadak plasenta yang letaknya normal (solusio plasenta)
2) Perdarahan dari plasenta yang letaknya abnormal (plasenta previa)
3) Perdarahan otak yang disebabkan oleh pecahnya pembuluh darah
serebral, perdarahan otak atau serebral ini dapat tejadi pada kehamilan
yang berkaitan dengan hipertensi misalnya eklampsia dan hipertensi
esensial.
4) Perdarahan dengan jumlah kehilangan darah yang telihat jauh lebih
sedikit dari pada jumlah kehilangan , tanda-tanda klinis tidak sesuai
dengan hasil pengukuran jumlah darah yang hilang.
 Intrapartum : ruptura uteri
 Postpartum : perdarahan postpartum, luka-luka jalan lahir. Syok
karena perdarahan, infeksi, dan eklamsi adalah merupakan tiga hal
utama pembawa kematian dalam kebidanan. Hemoragi postpartum
adalah kehilangan darah sebanyak 500 ml atau lebih dari traktus
genitalia setelah melahirkan.
Hemoragi postpartum ada 2 yaitu :
 Hemoragi postpartum primer yaitu mencakup semua kejadian
peradarahan dalam 24 jam setelah kelahiran.
 Hemoragi postpartum sekunder yaitu mencakup semua kasus PPH yang
terjadi antara 24 jam setelah kelahiran bayi dan 6 minggu masa
postpartum.
Penyebab hemoragi postpartum primer :
1) Uterus atonik (terjadi karena, misalnya plasenta atau selaput ketuban
tertahan)
2) Trauma genital (meliputi penyebab spontan dan trauma akibat
penatalaksanaan atau gangguan, misalnya kelahiran yang menggunakan
peralatan termasuk seksio sesarian, episiotomy)
3) Koagulasi intravaskular diseminata
4) Inversi uterus
Penyebab hemoragi postpartum sekunder :
1) Fragmen plasenta atau selaput ketuban tertahan
2) Pelepasan jaringan mati setelah persalinan macet (dapat terjadi serviks,
vagina, kandung kemih, rektum
3) Terbukanya luka pada uterus (setelah seksio sesarian atau ruptru uterus)

E. PENANGANAN SHOCK HEMORAGIC


Pada syok hemoragi tindakan esensial adalah menghentikan perdarahan dan
menganti kehilangan darah. Setelah diketahui adanya syok hemoragi, penderita
dibaringkan dalam posisi Trendelenburg, yaitu dalam poisi terlentang biasa dengan
kaki sedikit tinggi (30˚). Dijaga jangan sampai penderita kedinginan badannya.
Setelah kebebasan jalan nafas terjamin, untuk meingkatkan oksigenisasi dapat
diberi oksigen 100% kira-kira 5 liter/menit melalui jalan nafas. Sampai diperoleh
persediaan darah buat tranfusi, pada penderita melalui infus segera diberi cairan
dalam bentuk larutan seperti NaCl 0,9%, ringer laktat, dekstran, plasma dan
sebagainya. Sebagai pedoman dala menentukan jumlah volume cairan yang
diperlukan, dipergunakan ukuran tekanan vena pusat (CVP) dan keadaan diuresia.
Tinggi CVP pada seseorang yang sehat yang berbaring adalah 5-8 cm air. Dengan
demikian, CVP penting untuk memperoleh informasi tentang keseimbangan antara
darah yang mengalir ke jantung dan kekuatan jantung, serta untuk menjaga jangan
sampai pemberian cairan dengan jalan infus berlebihan. Kadar hematokrit normal
40%, dan pada perdarahan perlu diberi darah sekian banyak, sehingga hematokrit
tidak kurang dari 30%. Penampilan klinis penderita banyak member isyarat
mengenai keadaan penderita mengenai hasil perawatannya.
 Terapi :
a. Tindakan umum
Letakkan penderita datar punggunya, tinggikan kedua tungkai : “posisi pisau
lipat”. Cegah agar tidak kedinginan (selimut, bantal), berikan oksigen.
b. Hemostatis
Pada suatu kedaruratan, tergantung atas penyebabnya, pembuluh darah atau
serviks yang ruptura diklem, uterus ditekan bimanual, tekan aorta.
c. Pergantian volume
Berikan larutan koloid (haemaccel, plasmafucin, plasmagel, macrodex):
maksimum 1500 ml (ekspander plasma). Berikan setengah atau dua pertiga
larutan elektrolit : 1000-4000 ml (pengganti ekstrasel).
d. Kendalikan gangguan mikrosirkulasi dan tetapkan sentralisasi
Berika Hydergine mula-mula sampai 1,2 mg, kemudian 0,6 mg IV. Berikan
Rheomacrodex (10%) : maksimum 10 ml/kg berat badan, tetapi hati-hati pada
insufisiensi ginjal.
e. Hilangkan nyeri
Hanya bila diperlukan, kemudian berikan Demerol dalam dosis kecil :
maksimum 50 mg per dosis.
f. Penatalaksanaan koagulasi
g. Memantau fungis ginjal
Pada prinsipnya pasang kateter “indwelling”. Ukur pengeluaran air seni setiap
jam.
h. Penatalksanaan jantung
i. Pada jantung yang tidak rusak sebelumnya dan pada penderita tua: Kombetin
(strofantin) 0,25-0,5 mg IV atau Lanoxin (digitoksin) 0,25 mg IV.
j. Tindakan klinis
Intubasi, pernapasan dikontrol. Koreksi keseimbangan asam-basa,
kemungkinan osmoterapi (Mannitol) Streptokinase dalm syok hemoragi
yang cepat progresif.
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Shock hemoragic adalah syok yang terjadi akibat perdarahan dalam jumlah
yang besar (500 ml). disebabkan oleh perdarahan postpartum, perdarahan karena
abortus, kehamilan ektopik terganggu, plasenta previa, solusio plasenta, rupture
uteri dan perlukaan jalan lahir. Syok hemoragi reversibel dibagi dalam 2 stadium :
a. Syok reversibel dini (early reversible shock), yang dapat dikompensasikan
b. Syok reversibel lanjut (late reversible shock), yang dalam keadaan
dekompensasi.

Syok hemoragi dalam obsetri dapat dijumpai pada :


 Antepartum : plasenta previa, solusio plasenta.
 Intrapartum : ruptura uteri
 Postpartum : perdarahan postpartum, luka-luka jalan lahir.

Penanganannya adalah dengan menghilangkan penyebab dan mengganti


segera darah yang hilang.

B. SARAN
Dengan segala kerendahan hati, penulis mengharapkan kritik dan saran
yang bersifat membangun demi penyempurnaan karya tulis ilmiah ini. Dan penulis
berharap semoga karya ini dapat bermanfaat sesuai yang di harapkan kita semua.
DAFTAR PUSTAKA

Heller, Luz. 1997. GAWAT DARURAT GINEKOLOGI DAN OBSTETRI. Jakarta :


EGC.
DSOG., Chalik, dr. TMA. 1997. HEMORAGI UTAMA OBSTETRI DAN
GINEKOLOGI. Jakarta : Widya Medika.
Wiknjosastro, Hanifa. 2007. ILMU KEBIDANAN. Jakarta : YBP-SP.
Rab, Prof. Dr. H. Tabrani. 1999. PENGATASAN SHOCK. Jakarta : EGC.
MPH., Mochtar, Prof. Dr. Rustam. 1998. SINOPSIS OBSTETRI JILID 1. Jakarta :
EGC.
WHO. 2001. SAFE MOTHERHOOD MODEL HEMORAGI POSTPARTUM.
Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai