Anda di halaman 1dari 18

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP

KINERJA PETUGAS DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN


KELAS IIA BENGKULU

Aziz Owairan, Kusmiyanti


Politeknik Ilmu Pemasyarakatan

ABSTRAK

“Gaya kepemimpinan merupakan suatu cara, pola dan kemampuan


tertentu yang digunakan oleh seorang pemimpin dalam bersikap,
berkomunikasi dan berinteraksi untuk mempengaruhi, mengarahkan,
mendorong dan mengendalikan orang lain atau bawahan agar bisa
melakukan suatu pekerjaan sehingga mencapai suatu tujuan. Tujuan dari
penelitian ini adalah 1) untuk mengetahui gaya kepemimpinan yang
diterapkan oleh Lapas Kelas IIA Bengkulu 2) Untuk mengetahui kinerja
pegawai di Lapas Kelas IIA Bengkulu dan 3) untuk mengetahui pengaruh
gaya kepemimpinan terhadap kinerja pegawai. Populasi dalam penelitian ini
adalah 73 petugas pemasyarakatan di Lapas Kelas IIA Bengkulu. Teknik
pengambilan sampel yang digunakan adalah total sampling. Teknik
pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner. Teknik analisis data
menggunakan analisis regresi linear sederhana. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa 1) gaya kepemimpinan yang digunakan di Lapas Kelas
IIA Bengkulu adalah gaya kepemimpinan suportif 2) Kinerja pegawai di
Lapas Kelas IIA Bengkulu masuk dalam kategori sangat tinggi dan 3) gaya
kepemimpinan berpengaruh terhadap kinerja pegawai di Lapas Kelas IIA
Bengkulu.”
Kata Kunci : Gaya Kepemimpinan, Kinerja, Petugas Pemasyarakatan,
Lembaga Pemasyarakatan.
PENDAHULAN

“Kehidupan manusia pasti terdapat suatu interaksi dalam suatu


organisasi, baik organisasi kecil maupun besar. Keterlibatan itu karena
adanya keinginan untuk memenuhi kebutuhan hidup dan untuk mencapai
tujuannya masing-masing. Manusia merupakan motor penggerak sumber
daya yang ada dalam sebuah organisasi. Tanpa manusia, tujuan organisasi
tidak akan bisa dicapai. Organisasi pada dasarnya tidak akan jauh dari
kehidupan manusia. Melalui organisasi, manusia akan memenuhi
kebutuhannya. Amatai Etzioni (1964) berpendapat bahwa masyarakat kita
adalah masyarakat organisasi, yang sejak lahir hidup dalam organisasi,
dibesarkan dalam organisasi dan mati juga dalam organisasi yaitu negara
yang ketika pemakaman akan memberikan izin resmi. Organisasi
merupakan wadah atau perkumpulan sekelompok orang yang terstruktur
dan saling bekerjasama untuk mencapai tujuan, bisa berupa institusi,
lembaga, dan lain-lain.”

“Menurut Robbins (1994: 4) organisasi merupakan suatu kesatuan


sosial yang dikoordinasikan dengan batasan-batasan yang relatif dapat
diidentifikasi dan bekerja terus menerus untuk mencapai tujuan bersama.
Didalam organisasi, terdapat manusia yang merupakan roda penggerak
kegiatan untuk mencapai tujuan tertentu. Salah satu faktor penentu
kesuksesan dalam pencapaian tujuan organisasi adalah sumber daya
manusia. Sumber daya manusia yang ada dalam organisasi perlu dikelola
agar mampu memberikan kontribusi secara optimal bagi pencapaian tujuan
organisasi. Setiap organisasi pada dasarnya sebagai wadah yang
menampung berbagai potensi sumber daya manusia untuk bekerjasama,
saling berintegrasi yang tersusun dalam sebuah struktur yang terorganisasi
untuk mencapai tujuan yang ditetapkan. Dalam hal ini setiap individu
dalam sebuah organisasi memiliki peran masing-masing baik sebagai
pemimpin maupun anggota sangat dibutuhkan demi mencapai sasaran
organisasi tersebut.”

“Kelangsungan hidup sebuah organisasi bergantung pada pemimpinnya.


Pemimpin menjadi salah satu indikator penentu keberhasilan dalam
mencapai tujuan organisasi. Pemimpin yang Reformis harus peka terhadap
perubahan, mampu menganalisa apa yang menjadi kelemahan dan
kekuatan baik internal dan eksternal organisasinya, sehingga mampu
memecahkan masalah yang dihadapi, dan lebih meningkatkan kinerja
karyawan dan kinerja organisasi. Dalam segala situasi pemimpin memilki
peran yang sangat penting. Pemimpin merupakan simbol, panutan,
pendorong sekaligus sumber pengaruh, yang dapat mengarahkan berbagai
kegiatan dan sumber daya guna mencapai tujuannya. Kemampuan untuk
menyatukan aspek-aspek manusia menjadi kesulitan tersendiri, dan hal
tersebut merupakan salah satu tugas dari seorang pemimpin.”

“Peranan seorang pemimpin sangat berpengaruh terhadap organisasi.


Pemimpin merupakan pusat kontrol dari organisasi yang diharapkan
mampu membawa organisasi lebih maju dan lebih baik. Seorang pemimpin
harus mampu membawa diri untuk menjadi pribadi yang bijaksana,
berkharisma, bertanggung jawab, dan mampu berorganisasi dengan baik.
Perilaku pemimpin akan mempengaruhi orang-orang disekelilingnya
menaruh kepercayaan yang membawa organisasi menuju ke arah yang
lebih baik. Seorang pemimpin dituntut untuk memahami situasi dan
kondisi organisasi yang berbeda-beda untuk membawa organisasi
merealisasikan tujuannya dengan visi dan misi yang telah ditetapkan.
Karena setiap organisasi memiliki problem yang tidak sama. Sehingga
pemimpin perlu mengetahui cara yang tepat agar anggotanya termotivasi
untuk melakukan pekerjaannya. Selain itu, pemimpin harus memiliki jiwa
kepemimpinan yang kreatif dan inovatif untuk membangun masa depan
organisasi. Seorang pemimpin merupakan cerminan dan perwakilan dari
anggotanya dalam sebuah organisasi untuk mewujudkan rencana dan
tujuan organisasi yang telah dibuat.”

“Setiap pemimpin pada dasarnya memiliki perilaku yang berbeda-beda


dalam mengelola sumber daya yang ada. Oleh karena itu, setiap pemimpin
memiliki gaya kepemimpimpinan masing-masing untuk memaksimalkan
segala potensi yang dimiliki dalam organisasi. Dalam buku Kepemimpinan
dan Perilaku Organisasi yang ditulis oleh Rivai dan Deddy, gaya
kepemimpinan adalah sekumpulan ciri yang digunakan pimpinan untuk
mempengaruhi bawahan agar sasaran organisasi tercapai, atau dapat pula
dikatakan bahwa gaya kepemimpinan adalah pola perilaku dan strategi
yang diterapkan oleh seorang pemimpin.”

“Seorang pemimpin merupakan seorang yang memiliki satu program


dan yang berprilaku secara bersama-sama dengan anggota kelompok
dengan menggunakan cara atau gaya tertentu. Kepemimpinan mempunyai
peran sebagai kekuatan dinamik yang mendorong, memotivasi dan
mengkoordinasikan perusahaan organisasi dalam mencapai suatu tujuan.
Kepemimpinan adalah suatu proses kegiatan seseorang untuk
menggerakkan orang lain dengan memimpin, membimbing, mempengaruhi
orang lain untuk melakukan sesuatu agar dicapai hal yang diinginkan
(Sutrisno, 2016). Dari beberapa pendapat diatas dapat ditarik kesimpulan
bahwa gaya kepemimpinan merupakan cara pemimpin mempengaruhi,
mengarahkan, memotivasi, dan mengendaliakn bawahan dengan cara
tertentu, sehingga bawahan dapat menyelesaikan tugas dengan efektif dan
efisien.”

“Seorang pemimpin sebagai individu yang akan berhadapan dengan


berbagai macam sifat dan karakter anggotanya, harus mampu memahami
segala kondisi yang sedang terjadi. Dalam keadaan seperti itu, pemimpin
yang mungkin memiliki motivasi yang tidak sama dengan anggota
kelompoknya baik dalam mewujudkan kehendak untuk bergabung dan
bersatu dalam suatu kelompok maupun melaksanakan kegiatan yang
menjadi tugas dan tanggungjawab masing-masing yang dituntut untuk
mempengaruhi terhadap anggotanya agar mampu bekerja secara optimal.”

“Tercapainya tujuan organisasi hanya dimungkinkan karena upaya para


pelaku yang terdapat dalam organisasi untuk berkinerja dengan baik.
Seorang anggota yang memiliki kinerja yang tinggi dan baik dapat
menunjang tercapainya tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan oleh
organisasi. Namun kadangkala pimpinan kerap kali memerintah para
anggotanya dengan sesuka hati tanpa memperhatikan kondisi anggota
tersebut. Sehingga hal tersebut akan berdampak pada kinerja karyawan
yang kurang maksimal. Ketidakmampuan anggota menjalankan tugasnya
sesuai dengan tanggung jawab mereka bukan disebabkan karena karyawan
tersebut tidak mampu mengerjakan tugas tersebut dengan baik. Namun hal
ini dapat terjadi karena karyawan tersebut tidak bisa menyesuaikan dengan
gaya kepemimpinan para pemimpinnya sendiri sehingga karyawan tersebut
merasa kurang dihargai oleh pimpinan. Apabila kinerja karyawan kurang
baik maka hal tersebut akan berdampak pada tugas- tugas yang harus
dikerjakan oleh anggota organisasi yang sudah menjadi tanggung jawab
mereka. Oleh karena itu, seorang pemimpin harus mengubah gaya
kepemimpinan yang dapat memberikan kenyamanan bagi karyawan yang
bekerja di dalam suatu perusahaan.”

“Oleh karena itu, mengubah gaya kepemimpinan yang dapat diterima


oleh anggotanya, sehingga anggota organisasi dapat menjalankan tugas dan
tanggung jawab mereka dengan lebih baik, dan tujuan organisasi dapat
tercapai dengan maksimal. Gaya kepemimpinan dikatakan baik jika gaya
kepemimpinan tersebut dapat diterapkan oleh seorang pemimpin dengan
baik dan dapat diterima oleh karyawan yang ada di organisasi tersebut
sehingga kinerja karyawan tersebut dapat ditingkatkan. Apabila kinerja
karyawan dapat dijalankan dengan baik maka hal ini akan berdampak baik
pada pencapaian tujuan perusahaan. Oleh karena itu gaya kepemimpinan
sangat berperan penting dan perlu diperhatikan oleh seorang pemimpin.
Dengan gaya kepemimpinan yang sesuai maka seorang pemimpin harus
dapat berkomunikasi dengan baik dan dapat bekerja sama dalam hal tugas
dan tanggung jawab”

“Setiap UPT pemasyarakatan memiliki lingkungan kerja yang tidak


sama, sehingga seorang pemimpin dituntut untuk menjadi orang yang
fleksibel, artinya dapat menerapkan gaya kepemimpinan yang berbeda-beda
sesuai dengan situasi dan kondisinya. Gaya kepemimpinan yang baik akan
meningkatkan kinerja anggota organisasi. Berdasarkan latar belakang yang
telah diuraikan, penulis tertarik untuk melakukan penelitian di Lapas Kelas
IIA Bengkulu tentang “Pengaruh Gaya Kepemimpinan Terhadap Kinerja
Petugas Di Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Bengkulu”.”

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah maka peneliti merumuskan


masalah penelitian sebagai berikut : Bagaimana pengaruh gaya
kepemimpinan terhadap kinerja Petugas Di Lembaga Pemasyarakatan Kelas
IIA Bengkulu?
Tujuan
Untuk mengetahui pengaruh gaya kepemimpinan terhadap kinerja
Petugas Di Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Bengkulu
Kerangka Teoritis dan Pengembangan Hipotesis
Gaya Kepemimpinan
“Gaya kepemimpinan merupakan perilaku atau tindakan yang
digunakan oleh seseorang pada saat orang tersebut untuk mempengaruhi
orang lain atau bawahan (Miftah, 2010).”
Gaya Kepemimpinan Autokratis
“Robbins dan Coulter (2002) menyatakan gaya kepemimpinan
autokratis mendeskripsikan pemimpin yang cenderung memusatkan
kekuasaan kepada dirinya sendiri, mendikte bagaimana tugas harus
diselesaikan, membuat keputusan secara sepihak, dan meminimalisasi
partisipasi karyawan. Sedangkan menurut Handoko dan Reksohadiprodjo
(1997), ciri-ciri gaya kepemimpinan autokratis :
1. Pemimpin kurang memperhatikan kebutuhan bawahan.
2. Komunikasi hanya satu arah yaitu kebawah saja.
3. Pemimpin cenderung menjadi pribadi dalam pujian dan kecamannya
terhadap setiap anggota.
4. Pemimpin mengambil jarak dari partisipasi kelompok aktif kecuali bila
menunjukan keahliannya.”
Gaya kepemimpinan Demokratis
“Menurut Robbins dan Coulter (2002), gaya kepemimpinan
demokratis mendeskripsikan pemimpin yang cenderung mengikutsertakan
karyawan dalam pengambilan keputusan, mendelegasikan kekuasaan,
mendorong partisipasi karyawan dalam menentukan bagaimana metode
kerja dan tujuan yang ingin dicapai, dan memandang umpan balik sebagai
suatu kesempatan untuk melatih karyawan.Lebih lanjut ciri-ciri gaya
kepemimpinan demokratis menurut Handoko dan Reksohadiprodjo (1997):
1. Lebih memperhatikan bawahan untuk mencapai tujuan organisasi.
2. Menekankan dua hal yaitu bawahan dan tugas.
3. Pemimpin adalah obyektif atau fact-minded dalam pujian dan
kecamannya
4. Pemimpin mencoba menjadi seorang anggota kelompok biasa.”
Gaya Kepemimpinan Laissez-faire
“(Kendali Bebas) Gaya kepemimpinan kendali bebas mendeskripsikan
pemimpin yang secara keseluruhan memberikan karyawannya atau
kelompok kebebasan dalam pembuatan keputusan dan menyelesaikan
pekerjaan menurut cara yang menurut karyawannya paling sesuai menurut
Robbins dan Coulter (2002). Ciri-ciri gaya kepemimpinan kendali bebas
menurut Handoko dan Reksohadiprodjo (1997):
1. Pemimpin membiarkan bawahannya untuk mengatur dirinya sendiri.
2.Pemimpin hanya menentukan kebijaksanaan dan tujuan umum.
Bawahan dapat mengambil keputusan yang relevan untuk mencapai tujuan
dalam segala hal yang mereka anggap cocok.”
Kinerja
“Mangkunegara (2001) mendefinisikan kinerja sebagai hasil kerja
secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang pegawai dalam
melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan
kepadanya.”
Kerangka Konsep Penelitian

Gaya Kepemimpinan Kinerja

Gambar 1 Kerangka konseptual


“Pada gambar diatas dapat dilihat pengaruh variabel bebas terhadap
variabel terikat secara parsial. Selanjutnya untuk mengetahui seberapa
besar pengaruh masing masing variabel baik secara simultan maupun
parsial akan dilakukan pembuktian empiris dengan cara melakukan
pengumpulan data dan informasi dari para responden dengan
menggunakan instrumen penelitian.”
Hipotesis
“Berdasarkan latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian
dan tinjauan teoritis yang telah dikemukakan, maka dapat diajukan
hipotesis sebagai berikut: Gaya Kepemimpinan secara parsial berpengaruh
signifikan terhadap Kinerja kerja pegawai.”
METODE RISET
“Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif (metode survei).
Metode survei adalah metode yang mengambil contoh data dari satu
populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data yang
pokok (Singarimbun dan Effendi, 1995).”

Ruang Lingkup
Penelitian ini dilakukan pada Lembaga pemasyarakatan Kelas IIA Bengkulu
Populasi dan Sampel
“Menurut Sugiyono (2005) populasi adalah wilayah generalisasi yang
terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian
ditarik kesimpulannya. Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah
sejumlah 73 orang. Sedangkan sampel adalah sebagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Dalam penelitian ini yang
menjadi sampel adalah semua pegawai Lembaga pemasyarakatan Kelas IIA
Bengkulu”
Jenis dan Sumber Data
“Jenis data yang dipakai dalam penelitian ini adalah jenis data
kuantitatif yang didapatkan dari data primer dan data sekunder sebagai
data pendukung penelitian ini. Data primer adalah data yang diperoleh dan
dikumpulkan sendiri oleh peneliti yang di anggap relevan dengan penelitian,
seperti data yang didapat dari penyebaran kuesioner / angket yang diisi
responden”
Metode Pengumpulan Data
“Data yang hendak diperoleh dalam rencana penelitian ini
menggunakan metode survey dan dalam mendapatkannya akan
menggunakan cara / teknik-teknik instrument kuesioner menurut
Sugiyono (2005) sebagai berikut Kuesioner yaitu Pengumpulan data yang
dilakukan dengan cara menyebarkan sejumlah daftar pertanyaan kepada
responden. Kuesioner ini dimaksudkan untuk memperoleh jawaban
responden tentang gaya kepemimpinan, serta kinerja karyawan pada pada
pegawai pemasyarakatan Kelas IIA Bengkulu.”
Pengukuran Variabel Penelitian
“Pengukuran nilai variabel pada item-item pertanyaan pada
penelitian ini menggunakan skala Likert. Skala ini dirancang untuk menilai
sejauh mana subjek setuju atau tidak setuju dengan pernyataan yang
diajukan. Skala Likert digunakan untuk mengukur respon subjek ke dalam
5 poin tersebut sama (bernilai 1 s.d 5), maka tipe data yang digunakan
adalah tipe data ordinal.”
Pembahasan
Analisis Data
Analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis uji instrument
yaitu uji validitas dan uji reliabilitas
Uji Validitas
Menurut Hasanah (20) suatu instrumen dikatakan valid jika nilai r pearson
correlation seluruh butir pertanyaan yang menjelaskan variabel yang
diujikan lebih besar dari r table atau dengan melihat nilai sig kurang dari
0,05 maka instrumen dikatakan valid. Berdasarkan table correlation
peneliti menggunakan nilai sig untuk mengetahui data yang valid pada
variable X dan Y, yaitu sebagai berikut :
Variabel X
 Sig X1 terhadap total : 0,000 < 0,05 : Valid
 Sig X2 terhadap total : 0,000 < 0,05 : Valid
 Sig X3 terhadap total : 0,000 < 0,05 : Valid
 Sig X4 terhadap total : 0,000 < 0,05 : Valid
 Sig X5 terhadap total : 0,000 < 0,05 : Valid
 Sig X6 terhadap total : 0,000 < 0,05 : Valid
 Sig X7 terhadap total : 0,000 < 0,05 : Valid
 Sig X8 terhadap total : 0,000 < 0,05 : Valid
 Sig X9 terhadap total : 0,000 < 0,05 : Valid
 Sig X10 terhadap total : 0,000 < 0,05 : Valid
 Sig X11 terhadap total : 0,000 < 0,05 : Valid
 Sig X12 terhadap total : 0,000 < 0,05 : Valid

Variabel Y
 Sig Y1 terhadap total : 0,000 < 0,05 : Valid
 Sig Y2 terhadap total : 0,000 < 0,05 : Valid
 Sig Y3 terhadap total : 0,000 < 0,05 : Valid
 Sig Y4 terhadap total : 0,000 < 0,05 : Valid
 Sig Y5 terhadap total : 0,000 < 0,05 : Valid
 Sig Y6 terhadap total : 0,000 < 0,05 : Valid
Dari hasil uji validitas diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa seluruh
instrument pada variable X dan Y dinyatakan valid karena memiliki nilai
signifikansi dibawah 0,05 sehingga dapat dijadikan sebagai instrument
penelitian.
Uji Reliabilitas
Menurut Hasanah (2016) uji reliabilitas yaitu untuk mengetahui pengujian
instrumen tersebut menunjukkan hasil yang konsisten apabila dilakukan
pengukuran berulangkali. Pada penelitian ini, uji reliabilitas dilakukan
menggunakan Chornbach Alpha untuk mengidentifikasi seberapa baik item
yang ada pada kueisoner berhubungan antara satu dengan lainnya. Suatu
variabel dikatakan reliabel atau handal jika koefisien Alpha lebih besar dari
0,7 berdasarkan hasil sebanyak 73 orang, maka diperoleh hasil uji
reliabilitas sebagaimana tabel berikut :

Reliability Statistics
variable X
Cronbach's
Alpha N of Items
.775 12
Berdasarkan pengujian uji reliabilitas menggunakan cronbach alpha dari
tabel tersebut menunjukkan bahwa seluruh komponen variable X didalam
instrumen kuesioner memiliki chronchbach alpha sebesar 0.775 jadi, nilai
koefisien reliabilitas termasuk pada kategori tinggi sehingga tidak perlu
diperbaiki. (hasanah, 2016)
Reliability Statistics
variable Y
Cronbach's
Alpha N of Items
.618 6

Berdasarkan pengujian uji reliabilitas menggunakan cronbach alpha dari


tabel tersebut menunjukkan bahwa seluruh komponen variable X didalam
instrumen kuesioner memiliki chronchbach alpha sebesar 0.618 jadi, nilai
koefisien reliabilitas termasuk pada kategori tinggi sehingga tidak perlu
diperbaiki. (hasanah, 2016)

Case Processing Summary


N %
Cases Valid 73 100.0
Excludeda 0 .0
Total 73 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the


procedure.

Pada table case processing summary diketahui nilai valid sebesar 73.
Artinya, data yang diinput dari respnden semuanya valid dengan prosentase
100%.

Uji Model Adjusted R Square

Model Summary
Std. Error of the
Model R R Square Adjusted R Square Estimate
1 .753a .567 .561 1.046

Diperoleh adjusted R square sebesar 0,561 artinya bahwa variabel X secara


simultan mampu menjelaskan variabel Y sebesar 56,1% selebihnya 43,9%
variabel Y dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diteliti

Uji Model F

ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 101.653 1 101.653 92.867 .000b
Residual 77.717 71 1.095
Total 179.370 72
a. Dependent Variable: Y
b. Predictors: (Constant), X
Diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,000 lebih kecil dari 0,05 artinya
variabel X secara bersama-sama atau secara simultan mampu menjelaskan
variabel Y secara signifikan.

Uji Hipotesis
Pengaruh Variabel Gaya Kepemimpinan (X) terhadap Variabel Kinerja
(Y)

Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 5.050 2.416 2.090 .040
X .411 .043 .753 9.637 .000
a. Dependent Variable: Y

Berdasarkan table diatas diketahui bahwa hasil pengujian gaya


kepemimpian menunjukkan taraf signifikan 0,000. Taraf signifikan tersebut
lebih kecil dari 0,05, yang berarti bahwa hipotesis dalam penelitian ini
diterima.

Uji Normalitas

“Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model


regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal
(Ghozali; 2013:160). Uji normalitas dapat dilakukan dengan uji statistik
Kolmogorov Smirnov (K-S) yang dilakukan dengan membuat hipotesis nol
(H0) untuk data berdistribusi normal dan hipotesis alternatif (HA) untuk
Politeknik Ilmu Pemasyarakatan 44 data tidak berdistribusi normal. Data
dikatakan memenuhi asumsi normalitas atau berdistribusi normal jika nilai
signifikansi dari hasil uji Kolmogorov-Smirnov lebih besar dari 0.05.”
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 73
Normal
a. Test Parameters
distribution
a,b
is Normal. Mean .0000000
b. Calculated from data. Std. Deviation 1.03894331
Most Extreme
c. Lilliefors Differences
Significance Correction. Absolute .101
Hasil Positive .060 tersebut
Negative -.101
diketahui Test Statistic .101 bahwa nilai
Asymp. Sig. (2-tailed) .064c
Asymp. Sig. (2-
tailed) dalam uji normalitas ini menunjukkan angka sebesar 0,064 yang
mana hasil ini lebih besar dari 0,05 (sig. p>0,05). Hal ini menunjukkan data
dalam penelitian berdistribusi normal.

Hasil Penelitian

Pengaruh Gaya Kepemimpinan (X) terhadap Kinerja Karyawan (Y)

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada petugas Lapas Kelas IIA
Bengkulu melalui penyebaran kuesioner terhadap 73 orang responden yang
telah diuji sehingga dapat diketahui pengaruh gaya kepemimpinan terhadap
kinerja pada petugas Lapas Kelas IIA Bengkulu. Gaya kepemimpinan
memiliki pengaruh terhadap kinerja karyawan, hal ini terlihat pada nilai
signifikansi a = 0.000 < 0.05, maka hasil penelitian ini menyatakan bahwa
gaya kepemimpinan memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap
kinerja karyawan. Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat pengaruh
signifikan dari gaya kepemimpinan terhadap kinerja karyawan. Hasil ini
sesuai dengan pernyataan widyatmini (2008) mengenai gaya kepemimpinan
yang memiliki hubungan yang positif dengan kinerja karyawan. Hasil
penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh sriwidodo
(2016). Gaya kepemimpinan di Lapas Kelas IIA Bengkulu sangat suportif
karena pimpinan mengetahui tugas pokok dan fungsinya, selalu memiliki
ide kreatif untuk menciptakan suasana kerja yang nyaman, menjalin
hubungan baik antara atasan dengan bawahan, mendengarkan aspirasi
dari para anggota untuk kebaikan organisasi, serta melakukan evaluasi dua
arah antara pimpinan dan bawahan. Sehingga organisasi yang memiliki
gaya kepemimpinan yang baik dan suportif dapat meningkatkan kinerja
pegawai.
PENUTUP
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian tentang pengaruh gaya kepemimpinan,
terhadap kinerja pegawai pada Lapas Kelas IIA Bengkulu, maka kesimpulan
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut
1) ”Variabel Gaya kepemimpinan berpengaruh secara signifikan
terhadap kinerja berdasarkan uji hipotesis hasil pengujian gaya
kepemimpian menunjukkan taraf signifikan 0,000. Taraf signifikan
tersebut lebih kecil dari 0,05, yang berarti bahwa hipotesis dalam
penelitian ini diterima”
2) gaya kepemimpinan yang digunakan di Lapas Kelas IIA Bengkulu
adalah gaya kepemimpinan suportif
3) Kinerja pegawai di Lapas Kelas IIA Bengkulu masuk dalam kategori
sangat tinggi
4) gaya kepemimpinan berpengaruh terhadap kinerja pegawai di Lapas
Kelas IIA Bengkulu.

SARAN

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, maka beberapa hal yang


dapat disarankan adalah sebagai berikut :

Bagi peneliti selanjutnya

1. Dalam penelitian selanjutnya, disarankan untuk mengambil sampel


yang lebih banyak, hal ini bertujuan untuk keakuratan data yang
lebih baik dalam penelitiannya.
2. Melakukan penelitian yang berkelanjutan, hal ini agar dapat melihat
dan menilai setiap perubahan perilaku responden dari waktu ke
waktu.
3. Diharapkan adanya tambahan variabel lain yang mungkin juga
mempengaruhi banyak hal dalam penelitian ini.
Daftar Pustaka

Dr. Meithiana Indrasari, S.T., M. M. K. (2017). Kepuasan Kerja dan Kinerja


Karyawan Tinjauan dari Dimensi Iklim Organisasi , Kreatifitas Individu,
dan Karakteristik Pekerjaan. Yogyakarta: Indomedia Pustaka, 1–85.

Fahmi, M., Agung, S., & Rachmatullaily, R. (2018). Gaya Kepemimpinan


Dan Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Karyawan. Inovator, 7(1), 90.
https://doi.org/10.32832/inovator.v7i1.1462

Ghufron, G. (2020). Teori-Teori Kepemimpinan. In Fenomena (Vol. 19, Issue


1). https://doi.org/10.35719/fenomena.v19i1.34

Siagian, T. S., & Khair, H. (2018). Pengaruh Gaya Kepemimpinan Dan


Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Dengan Kepuasan Kerja
Sebagai Variabel Intervening. Maneggio: Jurnal Ilmiah Magister
Manajemen, 1(1), 59–70.
https://doi.org/10.30596/maneggio.v1i1.2241

Siti Nur Aisah. (2020). Pengaruh Gaya Kepemimpinan Terhadap Kinerja


Karyawan. Bulletin of Management and Business, 1(2), 42–50.
https://doi.org/10.31328/bmb.v1i2.100

Supardi. (2015). Peran Kepemimpinan Dan Keterlibatan Group Decission


Making Dalam Perubahan Organisasi. Tarbawi, 1(1), 37–48.
http://jurnal.uinbanten.ac.id/index.php/tarbawi/about

Widyatmini, dan Luqman Hakim. 2008. Hubungan Kepemimpinan,


Kompensasi, dan Kompetensi Terhadap Kinerja Pegawai Dinas
Kesehatan Kota Depok. Jurnal Ekonomi Bisnis No.2 Vol.13. Hal: 163-
170.

Sri Widodo. 2016. Manajemen Sumber Daya Manusia: Teori, Perencanaan


Strategi, Isu-isu Utama dan Globalisasi, Manggu Media, Bandung.

Anda mungkin juga menyukai