Anda di halaman 1dari 20

POPULASI DAN SAMPEL PENELITIAN

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas kelompok Mata Kuliah metode penelitian
kuantitatif

Dosen Pengampu: Dr. Nurmawati, MA

Disusun Oleh : Kelompok 4

Halija (0301182132)

Azwar Muharram Zebua (0301181020)

Gali Ardiansyah (0301183247)

Siti Ramalan Pulungan (0301181042)

Suhaila Hani Surbakti (0301181069)

Sem.VI/PAI-3

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SUMATERA UTARA

MEDAN

2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur yang dalam penulis ucapakan ke hadirat Tuhan yang maha Esa karena berkat
rahmat-Nya makalah ini dapat penulis selesaikan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Dalam
makalah ini, penulis membahas mengenai Populasi Dan Sampel Penelitian.

Dalam proses penyusunan makalah ini, tentunya penulis mendapatkan bimbingan, arahan,
koreksi dan saran. Hanya kepada Tuhan maha kuasa jualah penulis memohon doa sehingga bantuan
dari berbagai pihak bernilai ibadah. Penulis menyadari bahwa sebagai manusia biasa tidak luput dari
kesalahan dan kekurangan sehingga yang demikian sajalah yang dapat penulis berikan. Penulis juga
sangat mengharapkan kritikan dan saran dari para pembaca sehingga penulis dapat memperbaiki
kesalahan-kesalahan dalam penyusunan makalah selanjutnya. Demikianlah makalah ini semoga
bermanfaat bagi kita semua.

Medan, 9 Mei 2021

Penulis

DAFTAR ISI
i
KATA PENGANTAR....................................................................................................... i

DAFTAR ISI...................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah.......................................................................................... 1


B. Rumusan Masalah.................................................................................................... 2
C. Tujuan Pembahasan................................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Populasi................................................................................................. 3
B. Pengertian Sampel................................................................................................... 4
C. Tektik Menentukan Besarnya Sampel.....................................................................7

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan.............................................................................................................. 16
B. Saran........................................................................................................................ 16

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................ 17

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penelitian ialah pekerjaan ilmiah yang bermaksud mengungkapkan rahasia ilmu secara
obyektif, dengan dibentengi bukti-bukti yang lengkap dan pokok. Penelitian merupakan proses kreatif
untuk mengungkapkan suatu gejala melalui cara tersendiri sehingga diperoleh suatu informasi. Pada
dasarnya, informasi tersebut merupakan jawaban atas masalah-masalah yang dipertanyakan
sebelumnya. Oleh karena itu penelitian juga dapat dipandang sebagai usaha mencari tahu tentang
berbagai masalah yang dapat merangsang pikiran atau kesadaran seseorang.

Sebagian dari kualitas hasil suatu penelitian bergantung pada teknik pengumpulan data yang
digunakan. Pengumpulan data dalam penelitian ilmiah dimaksudkan untuk memperoleh bahwa bahan
yang relevan, akurat, dan reliable. Untuk memperoleh data seperti itu, peneliti dapat menggunakan
metode, teknik, prosedur, dan alat-alat yang dapat diandalkan. Ketidak tepatan dalam menggunakan
instrument penelitian tersebut dapat menyebabkan rendahnya kualitas penelitan.

Penelitian bertujuan menemukan jawaban atas pertanyaan melalui aplikasi prosedur ilmiah.
Prosedur ini dikembangkan untuk meningkatkan untuk meningkatkan taraf kemungkinan yang paling
relevan dengan pertanyaan serta menghindari adanya bias. Sebab, penelitian ilmiah pada dasarnya
merupakan usaha memperkecil interval dengan penelitian melalui pengumpulan dan penganalisaan
data atas informasi yang diperoleh.

Dalam penelitian, salah satu bagian dalam lengkah-langkah penelitian adalah menentukan
pupulasi, sampel dan teknik sampling penelitian. Seorang peneliti dapat menganalisa data
keseluruhan objek yang diteliti sebagai kumpulan atau komunitas tertentu. Seorang peneliti juga
dapat mengidentifikasi sifat-sifat suatu kumpulan yang menjadi objek penelitian hanya dengan
mengamati dan mempelajari sebagian dari kumpulan teresebut. Kemudian, peneliti akan medapatkan
metode atau langkah yang tepat untuk emmperoleh keakuratan penelitian dan penganalisaan data
terhadap objek. Untuk itu kami akan mengkaji lebih dalam mengenai populasi dan sampel.

B. Rumusan Masalah
1. Apa Yang Dimaksud Dengan Populasi?
2. Apa Yang Dimaksud Dengan Sampel?
3. Bagaimana Teknik Menentukan Besaran Sampel?
C. Tujuan
1
1. Untuk Mengetahui Apa Itu Populasi
2. Untuk Mengetahui Apa Itu Sampel?
3. Untuk Mengetahui Bagaimana Teknik Menentukan Besaran Sampel?

BAB II
PEMBAHASAN
2
A. Pengertian Populasi

Populasi berasal dari kata bahasa inggris population, yang berarti jumlah penduduk. Populasi
adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/ subyek yang mempunyai kualitas dan
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan.1
Populasi di bedakan antara populasi secara umum dengan populasi target “target population”.
Populasi target adalah populasi yang menjadi sasaran keberlakuan kesimpulan penelitian kita.
Populasi umum penelitian mungkin seluruh guru SMA negeri di Jawa Barat, tetapi populasi targetnya
adalah seluruh guru IPA SMA negeri di Jawa Barat. Hasil penelitian kita tidak berlaku bagi guru-
guru di luar IPA SMA negeri, seperti guru Matematika, Bahasa Inggris, PPKN, dan lain sebagainya.

Menurut S. Margono, Populasi adalah seluruh data yang menjadi perhatian kita dalam suatu
ruang lingkup dan waktu yang kita tentukan. Jadi, populasi berhubungan dengan data, bukan
manusianya. Jika manusia memberikan suatu data, maka banyaknya atau ukuran populasi akan sama
banyaknya dengan ukuran manusia. Populasi memiliki parameter yakni besaran terukur yang
menunjukkan ciri populasi tersebut. Besaran-besaran yang kita kenal antara lain: rata-rata bentengan,
rata-rata simpangan, variansi, simpangan baku sebagai parameter populasi. Parameter suatu populasi
adalah tetap nilainya, jika nilainya berubah, maka populasinyapun berubah.2 Data yang di gunakan
dalam penelitian (bahan penelitian), dapat berupa populasi (universe) atau sampel.

Menurut Muri (2007: 183) Populasi digolongkan menjadi dua jenis, yaitu3:

1. Populasi terbatas ( definite) yaitu objek penelitiannya dapat dihitung, seperti luas sawah,
jumlah ternak, jumlah murid, dan jumlah mahasiswa.
2. Populasi tak terbatas (infinite) yaitu objek penelitian yang mempunyai jumlah yang tak
terbatas, atau sulit dikendalikan; seperti pasir di pantai.

Populasi bagi suatu penelitian harus di bedakan ke dalam sifat berikut ini:

1. Populasi yang bersifat homogen, yakni populasi yang unsur-unsurnya memiliki sifat yang
sama, sehingga tidak perlu di persoalkan jumlahnya secara kuantitatif. Misalnya, seorang
dokter yang akan melihat golongan darah seseorang, maka ia cukup mengambil setetes

1
Sugiyono, 2016, Metode Peneitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D), (Bandung :
Alfabeta ), Hlm.117
2
Margono, 2004, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Pt.Rineka Cipta),Hlm.118
3
Op.Cit.Hlm.117
3
darah saja. Dokter itu tidak perlu mengambil satu botol darah, karena baik setetes maupun
satu botol hasilnya akan sama saja.
2. Populasi yang bersifat heterogen, yakni populasi yang unsur-unsurnya memiliki sifat atau
keadaan yang bervariasi, sehingga perlu di tetapkan batas-batasnya, baik secara kualitatif
maupun kuantitatif. Penelitian di bidang sosial yang objeknya manusia atau gejala-gejala
dalam kehidupan manusia menghadapi populasi yang heterogen.4

B. Pengertian Sampel

Sampel berasal dari bahasa Inggris “sample” yang artinya contoh, comotan atau mencomot
yaitu mengambil sebagian saja dari yang banyak. Dalam hal ini yang dimaksud dengan yang banyak
adalah populasi. Dalam suatu penelitian, tidaklah selalu perlu untuk meneliti semua individu dalam
populasi karena akan memakan banyak waktu dan biaya yang besar. Oleh karena itu dilakukan
pengambilan sampel, dimana sampel yang diambil adalah sampel yang benar-benar representasi atau
yang mewakili seluruh populasi.5

Dalam suatu penelitian yang menjadi dasar pertimbangan pengambilan sampel adalah
memperhitungkan masalah efisiensi (waktu dan biaya) dan masalah ketelitian dimana penelitian
dengan pengambilan sampel dapat mempertinggi ketelitian karena jika penelitian terhadap populasi
belum tentu dapat dilakukan secara teliti. Seorang peneliti dalam suatu penelitian harus
memperhitungkan dan memperhatikan hubungan antara waktu, biaya dan tenaga yang akan
dikeluarkan dengan presisi (tingkat ketepatan) yang akan diperoleh sebagai pertimbangan dalam
menentukan metode pengambilan sampel yang akan digunakan. Sampel adalah bagian dari populasi
yang diharapkan mampu mewakili populasi dalam penelitian6.

Beberapa pendapat para ahli tentang sampel adalah sebagai berikut:

1. Arikunto menjelaskan, sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Jika kita
hanya akan meneliti sebagian dari populasi, maka penelitian tersebut disebut penelitian
sampel.7

4
Muh.Nazir,1983, Metode Penelitian, (Jakarta: Ghalia Indonesia), Hlm.372
5
Juliansyah Noor, 2014, Metodologi Penelitian, (Jakarta : Kencana Prenadamedia Group), Hlm.148-156
6
Ibid.
7
Suharsimi Arikunto, 2006, Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka Cipta),Hlm.131
4
2. Nana Sudjana dan Ibrahim menyatakan bahwa sampel adalah sebagian dari populasi
terjangkau yang memiliki sifat yang sama dengan populasi8
3. Sugiyono memberikan pengertian bahwa, sampel adalah sebagian dari jumlah dan
karateristik yang dimiliki oleh populasi.
4. Soehartono menyatakan bahwa sampel merupakan suatu bagian dari populasi yang akan
diteliti dan yang dianggap dapat menggambarkan populasinya.
5. Gulo menjelaskan Sampel sering juga disebut "contoh" yaitu himpunan bagian/subset dari
suatu populasi, sampel memberikan gambaran yang benar tentang populasi.9

Dari pendapat-pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa sampel merupakan sebagian dari
jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Atau sampel juga bisa disebut sebagai bagian
kecil dari anggota populasi yang diambil menurut prosedur tertentu yang dapat mewakili
populasinya.

Ada dua hal yang menyebabkan timbulnya sampel, yaitu:10

1. Peneliti bermaksud mereduksi objek penelitian sebagai akibat dari besarnya jumlah
populasi, sehingga harus meneliti sebagian saja.
2. Penelitian bermaksud mengadakan generalisasi dari hasil-hasil kepenelitiannya, dalam arti
mengenakan kesimpulan-kesimpulan kepada objek, gejala, atau kejadian yang lebih luas.

Penggunaan sampel dalam kegiatan penelitian dilakukan dengan berbagai alasan, diantaranya:11

1. Ukuran populasi

Dalam hal populasi tak terbatas (tak terhingga) berupa parameter yang jumlahnya tidak
diketahui dengan pasti, pada dasarnya bersifat konseptual. Karena itu sama sekali tidak mungkin
mengumpulkan data dari populasi seperti itu. Demikian juga dalam populasi terbatas (terhingga) yang
jumlahnya sangat besar, tidak praktis untuk mengumpulkan data dari seluruh populasi.

2. Masalah biaya

8
Nana Sudjana Dan Ibrahim, 2004, Penelitian Dan Penilaian Pendidikan, (Bandung: Sinar Baru Algensindo),
Hlm.85
9
W.Gulo, 2010, Metodologi Penelitian, (Jakarta : Grasindo),Hlm.78
10
Margono, Metodologi...Hlm.121
11
Ibid, Hlm.122
5
Besar-kecilnya biaya tergantung juga dari banyak sedikitnya objek yang diselidiki. Semakin
besar jumlah objek, maka semakin besar biaya yang diperlukan, lebih-lebih bila objek itu tersebar di
wilayah yang cukup luas. Oleh karena itu, sampling ialah satu cara untuk mengurangi biaya.

3. Masalah waktu

Penelitian sampel selalu memerlukan waktu yang lebih sedikit daripada penelitian populasi.
Sehubungan dengan hal itu, apabila waktu yang tersedia terbatas, dan keimpulan diinginkan dengan
segera, maka penelitian sampel, dalam hal ini, lebih tepat.

4. Percobaan yang sifatnya merusak

Banyak penelitian yang tidak dapat dilakukan pada seluruh populasi karena dapat merusak atau
merugikan. Misalnya, tidak mungkin mengeluarkan semua darah dari tubuh seseorang pasien yang
akan dianalisis keadaan darahnya, juga tidak mungkin mencoba seluruh neon untuk diuji
kekuatannya. Karena itu penelitian harus dilakukan hanya pada sampel.

5. Masalah ketelitian

Masalah ketelitian adalah salah satu segi yang diperlukan agar kesimpulan cukup dapat
dipertanggungjawabkan. Ketelitian, dalam hal ini meliputi pengumpulan, pencatatan, dan analisis
data. Penelitian terhadap populasi belum tentu ketelitian terselenggara. Boleh jadi peneliti akan bosan
dalam melaksanakan tugasnya. Untuk menghindarkan itu semua, penelitian terhadap sampel
memungkinkan ketelitian dalam suatu penelitian.

6. Masalah ekonomis

Pertanyaan yang harus selalu diajukan oleh seorang peneliti; apakah kegunaan dari hasil
penelitian sepadan dengan biaya, waktu dan tenaga yang telah dikeluarkan? Jika tidak, mengapa
harus dilakukan penelitian? Dengan kata lain penelitian sampel pada dasarnya akan lebih ekonomis
daripada penelitian populasi.

Jadi, Sampel digunakan jika populasi yang di teliti besar, dan peneliti tidak mungkin
mempelajari seluruh populasi. Kendala tersebut dapat terjadi karena adanya keterbatasan biaya,
tenaga dan waktu yang di miliki peneliti. Sampel yang akan digunakan dari populasi haruslah benar-
benar dapat mewakili populasi yang diteliti. Sampel yang baik, yang kesimpulannya dapat dikenakan
pada populasi, adalah sampel yang bersifat representatif atau yang dapat menggambarkan
karakteristik populasi.

6
Adapun ciri-ciri sampel yang baik adalah12:

a. Sampel dipilih dengan cara hati-hati; dengan menggunakan cara tertentu dan benar.
b. Sampel harus mewakili populasi, sehingga gambaran yang diberikan representasi yang
mewakili yang terdapat pada populasi.
c. Besarnya ukuran sampel yang diambilnya tingkat kesalahan sampel dapat ditolerir dan
tingkat kepercayaan yang dapat diterima secara statistik.

C. Teknik Menentukan Besarnya Sampel

Untuk menentukan sampel dari populasi digunakan perhitungan maupun acuan tabel yang
dikembangkan para ahli. Secara umum, untuk penelitian korelasional jumlah sampel minimal untuk
memperoleh hasil yang baik adalah 30, sedangkan dalam penelitian eksperimen jumlah sampel
minimum 15 dari masing-masing kelompok dan untuk penelitian survey jumlah sampel minimum
adalah 100.13

Roscoe (1975) yang dikutip Uma Sekaran (2006) memberikan acuan umum untuk menentukan
ukuran sampel :

1. Ukuran sampel lebih dari 30 dan kurang dari 500 adalah tepat untuk kebanyakan penelitian.
2. Jika sampel dipecah ke dalam subsampel (pria/wanita, junior/senior, dan sebagainya),
ukuran sampel minimum 30 untuk tiap kategori adalah tepat.
3. Dalam penelitian mutivariate (termasuk analisis regresi berganda), ukuran sampel
sebaiknya 10x lebih besar dari jumlah variabel dalam penelitian.
4. Untuk penelitian eksperimental sederhana dengan kontrol eskperimen yang ketat, penelitian
yang sukses adalah mungkin dengan ukuran sampel kecil antara 10 sampai dengan 20.

Besaran atau ukuran sampel ini sampel sangat tergantung dari besaran tingkat ketelitian atau
kesalahan yang diinginkan peneliti. Namun, dalam hal tingkat kesalahan, pada penelitian sosial
maksimal tingkat kesalahannya adalah 5% (0,05). Makin besar tingkat kesalahan maka makin kecil
jumlah sampel. Namun yang perlu diperhatikan adalah semakin besar jumlah sampel (semakin
mendekati populasi) maka semakin kecil peluang kesalahan generalisasi dan sebaliknya, semakin
kecil jumlah sampel (menjauhi jumlah populasi) maka semakin besar peluang kesalahan
generalisasi.14
12
Mahmud, 2011, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Cv.Pustaka Setia), Hlm.154
13
Setyo Tri Wahyudi, 2017, Statistika Ekonomi Konsep, Teori Dan Penerapan, (Malang: Ub Press), Hlm.15
14
Ibid, 16
7
Beberapa rumus untuk menentukan jumlah sampel antara lain15 :

1. Rumus Slovin (dalam Riduwan, 2005:65)

n = N/N(d)2 + 1

keterangan:

n = sampel

N = populasi

d = nilai presisi 95% atau sig. = 0,05.

Misalnya, jumlah populasi adalah 125, dan tingkat kesalahan yang dikehendaki adalah 5%,
maka jumlah sampel yang digunakan adalah :

N = 125 / 125 (0,05)2 + 1 = 95,23, dibulatkan 95

2. Formula Jacob Cohen

N = L / F2 + u + 1

Keterangan :

N = Ukuran sampel

F^2 = Effect Size

u = Banyaknya ubahan yang terkait dalam penelitian

L = Fungsi Power dari u, diperoleh dari tabel16

Power (p) = 0.95 dan Effect size (f^2) = 0.1

Harga L tabel dengan t.s 1% power 0.95 dan u = 5 adalah 19.76

15
Aziz Alimul Hidayah, 2021, Cara Mudah Menghitung Besar Sampel, (Surabaya: Health Books Publishing),
Hlm.8
16
Akas Pinaringan Sujalu, Dkk, 2020, Statistik Ekonomi 1, (Yogyakarta: Zahir Publishing), Hlm.84
8
maka dengan formula tersebut diperoleh ukuran sampel

N = 19.76 / 0.1 + 5 + 1 = 203,6, dibulatkan 203

3. Rumus berdasarkan Proporsi atau Tabel Isaac dan Michael

Tabel penentuan jumlah sampel dari Isaac dan Michael memberikan kemudahan penentuan
jumlah sampel berdasarkan tingkat kesalahan 1%, 5% dan 10%. Dengan tabel ini, peneliti dapat
secara langsung menentukan besaran sampel berdasarkan jumlah populasi dan tingkat kesalahan yang
dikehendaki.

misalkan kita memiliki populasi sebesar 10.000 dengan memilih taraf kesalahan sebesar 1 %,
banyak sampelnya adalah 622. Apabila ditetapkan taraf kesalahan sebesar 5 % banyak sampelnya
adalah 336.

Rumus isaac dan michael, sebagai berikut:

n= X2.N.P (1-P) /d2 (N-1) + X2P (1-P)

Keterangan:

n= ukuran sampel

N= ukuran populasi

P= proporsi dalam populasi

d = tingkat kesalahan (1%5% 10%)

9
X2 = harga tabel chi-kuadrat untuk a tertentu dengan dk =1

Untuk populasi mulai dari 10-1000.000 (pupulasi finit).17

Misalnya : jika diketahui dalam sebuah penelitian yang ingin mengetahui “efektivitas daun sirih
terhadap fluor albus patologis didesa x wilayah kerja puskesmas x”, dengan jumlah populasi 100
orang , jika tarif kesalahan 5% dan proporsi tidak diketahui. Dengan menggunakan perhitungan
rumus isaac dan mischael, maka berapa besar sampel minimal yang harus ditentukan pada penelitian
tersebut?

n = X2.N.P (1-P) /d2 (N-1) + X2P (1-P)

n = 3,841 .100. 0,5 (1-0,5)/ (0,5)2 (99)+ 3,841 . 0, 25

=96,25/ (0,2475)+(0,96025)

=80

Pada dasarnya ada dua teknik pengambilan sampel dari populasi yaitu Probability sampling dan
Non Probabilty Sampel :

1. Probability sampling

Probability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang sama bagi
setiap anggota populasi untuk menjadi sampel. teknik ini meliputi, sampel random sampling,
Proportionate Stratified Random Sampling, Disproportionate Stratified Random Sampling dan
Cluster Sampling18.

a. Simple Random Sampling (sampel acak sederhana)

Teknik ini adalah teknik yang paling sederhana (simple). Sampel diambil secara acak, tanpa
memperhatikan tingkatan yang ada dalam populasi, tiap elemen populasi memiliki peluang yang
sama dan diketahui untuk terpilih sebagai subjek.

Misalnya : “Populasi adalah siswa SD XX Jakarta yang berjumlah 500 orang, jumlah sampel
ditentukan dengan tabel solvin, dengan tingkat kesalahan sebesar 5 % sehingga jumlah sampel
17
Ibid, Hlm.85
18
Nikolaus Duli, 2019, Metodologi Penelitian Kauntitatif Beberapa Konsep Dasar Untuk Penulisan Skripsi &
Analisis Data Dengan Spss, (Yogyakarta :Cv.Budi Utama), Hlm, 61
10
ditentukan sebesar 217. Jumlah sampel 217 ini selanjutnya diambil secara acak tanpa memerhatikan
kelas, usia, dan jenis kelamin.

b. Proportionate Stratified Random Sampling (sampling acak berstrata proposional)

Teknik ini digunakan bila populasi mempunyai anggota/unsur yang tidak homogen dan
berstrata secara proposional.

Misalnya, populasi adalah karyawan PT. XYZ berjumlah 150. Dengan rumus Slovin (lihat
contoh di atas) dan tingkat kesalahan 5% diperoleh besar sampel adalah 108. Populasi sendiri terbagi
ke dalam tiga bagian (marketing, produksi dan penjualan) yang masing-masing berjumlah :

Marketing : 25

Produksi : 85

Penjualan : 40

Maka jumlah sample yang diambil berdasarkan masing-masinng bagian tersebut ditentukan
kembali dengan rumus n = (populasi kelas / jml populasi keseluruhan) x jumlah sampel yang
ditentukan

Marketing : 25 / 150 x 108 = 17,9 dibulatkan 18

Produksi : 85 / 150 x 108 = 61,19 dibulatkan 61

Penjualan : 40 / 150 x 108 = 28,79 dibulatkan 29

Sehingga dari keseluruhan sample kelas tersebut adalah 18 + 61 + 29 = 108 sampel.

Teknik ini umumnya digunakan pada populasi yang diteliti adalah heterogen (tidak sejenis)
yang dalam hal ini berbeda dalam hal bidang kerja sehingga besaran sampel pada masing-masing
strata atau kelompok diambil secara proporsional untuk memperoleh besaran sampel pada masin-
masing kelompok.19

c. Disproportionate Stratified Random Sampling (sampel acak berstrata tidak proporsional)

Disproporsional stratified random sampling adalah teknik yang hampir mirip dengan
proportionate stratified random sampling dalam hal heterogenitas populasi. Namun, ketidak

19
Ibid, 62
11
proporsionalan penentuan sample didasarkan pada pertimbangan jika anggota populasi berstrata
namun kurang proporsional pembagiannya.

Misalnya, populasi karyawan PT. XYZ berjumlah 1000 orang yang berstrata berdasarkan
tingkat pendidikan SMP, SMA, DIII, S1 dan S2. Namun jumlahnya sangat tidak seimbang yaitu :

SMP : 100 orang

SMA : 700 orang

DIII :180 orang

S1 : 10 orang

S2 : 10 orang

Jumlah karyawan yang berpendidikan S1 dan S2 ini sangat tidak seimbang (terlalu kecil
dibandingkan dengan strata yang lain) sehingga dua kelompok ini seluruhnya ditetapkan sebagai
sampel.20

d. Cluster Sampling (area sampling)

Cluster sampling atau sampling area digunakan jika sumber data atau populasi sangat luas
misalnya penduduk suatu propinsi, kabupaten, atau karyawan perusahaan yang tersebar di seluruh
provinsi. Untuk menentukan mana yang dijadikan sampelnya, maka wilayah populasi terlebih dahulu
ditetapkan secara random, dan menentukan jumlah sample yang digunakan pada masing-masing
daerah tersebut dengan menggunakan teknik proporsional stratified random sampling mengingat
jumlahnya yang bisa saja berbeda.

Misalnya: Peneliti ingin mengetahui tingkat efektivitas proses belajar mengajar di tingkat SMU.
Populasi penelitian adalah siswa SMA seluruh Indonesia. Karena jumlahnya sangat banyak dan
terbagi dalam berbagai provinsi, maka penentuan sampelnya dilakukan dalam tahapan sebagai berikut
: Tahap Pertama adalah menentukan sample daerah. Misalnya ditentukan secara acak 10 Provinsi
yang akan dijadikan daerah sampel.

Tahap kedua. Mengambil sampel SMU di tingkat Provinsi secara acak yang selanjutnya disebut
sampel provinsi. Karena provinsi terdiri dari Kabupaten/Kota, maka diambil secara acak SMU tingkat
Kabupaten yang akan ditetapkan sebagai sampel (disebut Kabupaten Sampel), dan seterusnya, sampai
tingkat kelurahan / Desa yang akan dijadikan sampel. Setelah digabungkan, maka keseluruhan SMU
20
Febri Endra, 2017, Pedoman Metodologi Penelitian (Statistika Praktis), (Sidoarjo :Zifatama Jawara), Hlm.116
12
yang dijadikan sampel ini diharapkan akan menggambarkan keseluruhan populasi secara
keseluruhan.21

2. Non Probabilty Sampel

Non Probabilty Sampel adalah teknik pengambilan sampel dimana setiap anggota populasi
tidak memiliki kesempatan atau peluang yang sama sebagai sempel. Teknik sampel ini meliputi,
sampling sistematis, sampling kuota, sampling insidential, sampling purposiv, sampling jenuh dan
Snowball Sampling:22

a. Sampling sistematis

Sampling sistematis adalah teknik pengambilan sampel berdasarkan urutan dari anggota
populasi yang telah diberi nomor urut. Misalnya, penelitian tentang kinerja karyawan bagian
marketing di suatu perusahaan. Maka kita buat daftar nama karyawan lalu ambil sampel, misalnya
berdasarkan no. Ganjil, no. Genap, kelipatan 2,5 dan lain-lain.

b. Sampling Kuota

Adalah teknik sampling yang menentukan jumlah sampel dari populasi yang memiliki ciri
tertentu sampai jumlah kuota (jatah) yang diinginkan. Misalnya akan dilakukan penelitian tentang
persepsi siswa terhadap kemampuan mengajar guru. Jumlah Sekolah adalah 10, maka sampel kuota
dapat ditetapkan masing-masing 10 siswa per sekolah.

c. Sampling Insidential

Insidential merupakan teknik penentuan sampel secara kebetulan, atau siapa saja yang
kebetulan (insidential) bertemu dengan peneliti yang dianggap cocok dengan karakteristik sampel
yang ditentukan akan dijadikan sampel.Misalnya penelitian tentang kepuasan pelanggan pada
pelayanan Mall A. Sampel ditentukan berdasarkan ciri-ciri usia di atas 15 tahun dan baru pernah ke
Mall A tersebut, maka siapa saja yang kebetulan bertemu di depan Mall A dengan peneliti (yang
berusia di atas 15 tahun) akan dijadikan sampel.

d. Sampling Purposive

21
Indra Jaya, 2019, Penerapan Statistik Untuk Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Prenadamedia Group), Hlm, 63
22
Ibid,
13
Purposive sampling merupakan teknik penentuan sampel dengan pertimbangan khusus
sehingga layak dijadikan sampel. Misalnya, peneliti ingin meneliti permasalahan seputar daya tahan
mesin tertentu. Maka sampel ditentukan adalah para teknisi atau ahli mesin yang mengetahui dengan
jelas permasalahan ini. Atau penelitian tentang pola pembinaan olahraga renang. Maka sampel yang
diambil adalah pelatih-pelatih renang yang dianggap memiliki kompetensi di bidang ini. Teknik ini
biasanya dilakukan pada penelitian kualitatif.23

e. Sampling Jenuh (Boring Sampling)

Sampling jenuh adalah sampel yang mewakili jumlah populasi. Biasanya dilakukan jika
populasi dianggap kecil atau kurang dari 100. Saya sendiri lebih senang menyebutnya total
sampling.Misalnya akan dilakukan penelitian tentang kinerja guru di SMA XXX Jakarta. Karena
jumlah guru hanya 35, maka seluruh guru dijadikan sampel penelitian.

f. Snowball Sampling

Snowball sampling adalah teknik penentuan jumlah sampel yang semula kecil kemudian terus
membesar ibarat bola salju (seperti Multi Level Marketing….). Misalnya akan dilakukan penelitian
tentang pola peredaran narkoba di wilayah A. Sampel mula-mula adalah 5 orang Napi, kemudian
terus berkembang pada pihak-pihak lain sehingga sampel atau responden terus berkembang sampai
ditemukannya informasi yang menyeluruh atas permasalahan yang diteliti. Teknik ini juga lebih
cocok untuk penelitian kualitatif.24

23
Sujarweni Wiranti V, 2014, Metodologi Penelitian Lengkap, Praktis Dan Mudah Dipahami, (Yogyakarta:
Pt.Pustaka Baru), Hlm.68
24
Aziz Alimul Hidayah, 2021, Cara Mudah Menghitung Besar Sampel, Op.Cit,Hlm,47
14
BAB III

PENUTUP

A. SIMPULAN

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas subyek/obyek yang mempunyai kualitas
dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya. Jadi, populasi bukan hanya orang, tetapi juga obyek dan benda-benda alam lain.
Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada obyek/subyek yang dipelajari, tetapi meliputi
seluruh karakteristik/sifat yang dimiliki oleh subyek/obyek yang diteliti itu.

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Bila populasi
besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena
keterbatasan dana, tenaga, waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari
populasi tersebut.

15
Teknik sampling terdiri dari Probability sampling yang terdiri dari: Simple random sampling,
Proportionate stratified random sampling, Disproportionate stratified random sampling, Cluster
sampling (area sampling) dan Nonprobability sampling yang terdiri dari: Simple random sampling,
Proportionate stratified random sampling, Disproportionate stratified random sampling, Cluster
sampling (area sampling).

B. SARAN
Pemakalah menyadari banyak terdapat kekeliruan dalam penulisan makalah ini, maka
pemakalah mengharapkan masukan dan kritikan yang membangun dari para pembaca  demi
kesempurnaan  makalah ini. Atas masukan kritikan dan sarannya, pemakalah ucapkan terima kasih.

DAFTAR PUSTAKA
Alimul Hidayah. Aziz, 2021, Cara Mudah Menghitung Besar Sampel, (Surabaya: Health Books
Publishing).
Arikunto.Suharsimi, 2006, Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka Cipta).
Duli. Nikolaus, 2019, Metodologi Penelitian Kauntitatif Beberapa Konsep Dasar Untuk
Penulisan Skripsi & Analisis Data Dengan Spss, (Yogyakarta :Cv.Budi Utama).

Endra. Febri, 2017, Pedoman Metodologi Penelitian (Statistika Praktis), (Sidoarjo :Zifatama
Jawara).
Gulo. W.2010, Metodologi Penelitian, (Jakarta : Grasindo).
Jaya. Indra, 2019, Penerapan Statistik Untuk Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Prenadamedia
Group).
Mahmud, 2011, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Cv.Pustaka Setia).
Margono, 2004, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Pt.Rineka Cipta).

Nazir.Muh, 1983, Metode Penelitian, (Jakarta: Ghalia Indonesia).

16
Noor. Juliansyah , 2014, Metodologi Penelitian, (Jakarta : Kencana Prenadamedia Group).

Pinaringan Sujalu. Akas, Dkk, 2020, Statistik Ekonomi 1, (Yogyakarta: Zahir Publishing).
Sugiyono, 2016, Metode Peneitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D),
(Bandung : Alfabeta ).
Sudjana. Nana Dan Ibrahim, 2004, Penelitian Dan Penilaian Pendidikan, (Bandung: Sinar Baru
Algensindo).
Tri Wahyudi. Setyo, 2017, Statistika Ekonomi Konsep, Teori Dan Penerapan, (Malang: Ub
Press).
Wiranti V. Sujarweni, 2014, Metodologi Penelitian Lengkap, Praktis Dan Mudah Dipahami,
(Yogyakarta: Pt.Pustaka Baru).

17

Anda mungkin juga menyukai