Anda di halaman 1dari 14

DOKUMEN PRA RENCANA K3K

Nama Pekerjaan : Pembangunan Turap dan Atap Parkir


Lokasi Pekerjaan : PKP2A III LAN Samarinda
Sumber Dana : APBN Tahun 2015

A. PENDAHULUAN
Dalam kegiatan pelaksanaan proyek masih saja kita dijumpai kecelakaan yang menimpa
pekerja atau karyawan dalam melaksanakan pekerjaanya. Kecelakaan adalah kejadian
yang tidak terencana dan tidak diinginkan yang dapat berakibat luka-luka, cidera, cacat
ataupun kematian pada manusia, kerugian proses,kerusakan pada peralatan atau
lingkungan sendiri. Umumnya sebagian besar kecelakaan tersebut terjadi tanpa diduga
sebelumnya, namun setelah ditelitisebab terjadinya kecelakaan tersebut sebagian besar
ada beberapa hal yang diakibatkan oleh kurangnya ketelitian ari pekerja dan kerusakan
pada pewralatan yang digunakan.Setelah mengetahui akibat yang menimbulkan suatu
kecelakaan dalam melaksanakan pekerjaanmmaka sebaiknya kecelakaan tersebut harus
dicegah sedini mungkin.Kecelakaan dalam kegiatan industri tersebut biasanya disebut
dengan kecelakaan kerja, makin banyak dijumpai sesuai dengan pertumbuhan industri
yang cepat dalam era pembangunan ini. Industri dengan menggunakan mesin dan
tekniologi yang canggih, bahan baku beraneka ragam, kalau tidak dikendalikan dengan
baik maka tidak menutuip kemungkinan dapat mengakibatkan kecelakaan, kebakaran,
keracunan, atau penyakit. Pemerintah melalui Departemen Tenaga Kerja berupaya agar
perlindungan pada kesehatan dan keselamatan kerja tersebut dapat ditingkatkan
semaksimal mungkin sehingga resiko terhadap kecelakaan kerja dapat dicegah sedini
mungkin.Upaya tersebut dilakukan melalui kegiatan pengawasan, pembinaan, pelatihan /
kursus, seminar, loka karya dan lain-lain.
B. TUJUAN DAN SASARAN K3
Tujuan dan Sasaran Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3} adalah sebagai berikut :
1. Menjamin agar pada pelaksanaan kegiatan pekerjaan tidak terjadi kecelakaan dan
penyakit akibat kecelakaan kerja.
2. Mencegah/menghindari maut, bila bahaya mengancam jiwa korban.
3. Upaya menenteramkan penderita sehingga tidak gelisah dan sedapat mungkin
berusaha menghilangkan atau mengurangi rasa takut dan sakitnya.
4. Menjamin produktifitas tidak terganggu.
5. Menuju kondisi Nol Kecelakaan (Zero Accident).

C. MANAJEMEN KESELAMATAN KERJA


Kecelakaan yang mengakibatkan luka, cidera, cacat ataupun kematian pada manusia,
kerugian proses pekerjaan atau suatu kerusakan pada peralatan atau lingkungan sekitar
adalah suatu kejadian yang tidak dikehendaki.
Dengan mengetahui akibat yang ditimbuikan oleh suatu kecelakaan, maka kecelakaan
harus dicegah sedini mungkin.Salah satu menjaga terjadinya kecelakaan tersebut adalah
melalui usaha keselamatan kerja yang baik.
Keterlibatan setiap pekerja untuk melaksanakan usaha keselamatan kerja merupakan
suatu kegiatan yang ditujukan untuk mengendalikan terjadinya suatu kecelakaan yang
berkaitan dengan lingkungan kerja.

D. RANGKAIAN URUTAN KEJADIAN KECELAKAAN


a. Kurang Pengawasan
b. Sebab Dasar (Faktor Manusia dan Pekerjaan)
c. Sebab Langsung (Tindakan atau Kondisi tidak aman)
d. Kecelakaan (Peristiwa kontak)
e. Kerugian
1. Kelemahan Pada Pengawasan oleh Manajemen (Lack of Management Control)Yang
dimaksud dengan pengawasan disini adalah sebagai fungsi manajemen tentang
perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan (pelaksanaan) dan pengawasan.
Partisipasi aktif dari manajemen sangat menentukan keberhasilan suatu usaha
pencegahan kecelakaan.
2. Sebab Dasar (Basic Cause)
Sering disebut juga sebagai akar penyebab (root cause). Sebab Dasar ini merupakan
suatu penyakit yang sesungguhnya. Sebab Dasar ini merupakan sebab yang paling
mendasar terhadap suatu kecelakaan yang meliputi :
• Faktor manusia.
• Faktor pekerjaan.

3. Sebab Langsung (Immediate Cause)


Sebab Langsung dari suatu kecelakaan merupakan suatu keadaan yang mendahului
sebelum peristiwa kontak. Sebab Langsung meliputi :
• Tindakan tidak aman.
• Kondisi tidak aman.
Faktor-faktor ini sebenarnya hanya merupakan suatu gejala atau suatu pertanda
bahwa ada sesuatu yang tidak benar, apakah pada system atau pada manajemen.

4. Kecelakaan
Jika ketiga urutan diatas tercipta, maka peristiwa yang tidak diinginkan hanya
menunggu waktu saja dan hal ini dapat mengakibatkan kerugian dalam bentuk
cidera atau kerusakan.Kecelakaan adalah karena adanya suatu kontak dengan
sumber atau energi yang melampaui batas kemampuan tubuh atau benda itu
sendiri. Suatu peristiwa kontak yang dimaksud antara lain adalah :
1. Ditabrak (terpukul/ tertubruk oleh benda diam atau bergerak)
2. Terjebak diantara, didalam atau dibawah reruntuhan, robohan atau patahan
atau terjepit diantara atau dibawah(remuk, hancur, terpotong atau
teramputasi)
3. Kontak dengan (listrik, panas, dingin, radiasi, kaustik, racun, biologi, dan
kebisingan).
4. Terlalu tegang (over stress) terlalu tinggi, berat, cepat, tekanan yang
berlebihan/ tegangan yang berlebihan, pekerjaan yang terlalu keras, beban
yang berlebihan (beban tugas kerja yang berlebihan).
5. KerugianJika seluruh rangkaian telah terjadi akan mengakibatkan kerugian
terhadap manusia dan harta benda yang mempengaruhi kualitas pekerjaan.

HAL - 3 -
E. BIAYA KECELAKAAN
Ada dua golongan utama biaya yang disebabkan oleh kecelakaan adalah sebagai
berikut :
1. Biaya yang diasuransikan atau biaya langsung
2. Biaya yang tidak diasuransikan atau biaya tidak langsung.

F. TAHAPAN PENGANDALIAN (CONTROL)


Urutan kejadian rangkaian tidak hanya menggambarkan bebarapa penyebab
kecelakaan tetapi juga beberapa kesempatan untuk melakukan pengendalian/
kontrol. Kese.mpatan tersebut dapat digolangkan kedalam tiga kelompok
pengendalian yaitu:
1. Pengendalian / Kontrol sepelum terjadi kontak
Tahapan ini meliputi sesuatu yang dilakukan untuk mengembangkan serta
melaksanakan suatu program guna menjauhkan dari suatu resiko, mencegah
kejadian yang dapat merugikan clan merencanakan langkah-langkah untuk
mengurangi kerugian bila terjadi kontak.
2. Pengendalian / Kontrol saat terjadinya kontak
Banyak pengukuran p lengendalian / kontrol yang biasa dilakukan pada waktu
dan saat terjadi kontak ini tidak untuk mencegah kejadian atau kecelakaan,
tetapi yang terpenting untuk mengendalikan kerugian dengan melakukan
pengurangan sejumlah tenaga yang dipakai atau kontak yang membahayakan
dan memperkuat badan atau struktur .
3. Pengendalian / Kontrol setelah peristiwa kontak
Kontrol yang dilakukan setelah peristiwa kontak adalah untuk memperkecil
tingkat keparahan dari suatu kerugian. gapat dilakukan dengan beberapa cara
antara lain:
1. Melaksanakan rencana tindakan keadaan darurat.
2. Melakukan pertolongan dan perawatan pada korban
3. Melaksanakan pengendalian kebakaran
4. Melakukan pemindahan peralatan, bahan-bahan dan fasilitas yang rusak dan
melakukan pembersihan.
G. ALAT PELINDUNG DIRI
Alat pelindung diri merupakan alat pelindung bagi para pekerja terhadap ancaman
bahaya fisik maupun gangguan terhadap kesehatan. Adalah sangat penting bahwa alat
pelindung diri yang diperlukan harus digunakan sebagai suatu kesadaran agar pekerja
selalu bekerja dengan aman, dan oleh karena itu maka bagian yang bersangkutan
akan :
1. Menetapkan standar minimum untuk alat pelindung diri yang dipergunakan oleh
seluruh pekerja yang bekerja dilapangan atau melaksanakan kegiatan
perusahaan.
2. Melakukan survey identifikasi bahaya secara menyeluruh untuk seluruh kegiatan
guna menentukan spesifikasi, tambahan persyaratan-persyaratan alat pelindung
diri untuk kegiatan yang berbeda-beda.
3. Memberitahukan petunjuk-petunjuk alat pelindung diri perorangan kepada
seluruh pekerja.
Adapun alat-alat pelindung / keselamatan itu antara lain :
1. A1at pelindung (kepala, mata, tangan &, tubuh, pernafasan, kaki)
2. Sabuk pengaman/ safety belt
3. Alat pelampung.

H. PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN (P3K)


P3K adalah upaya perawatan atau pertolongan sementara (darurat) terhadap korban
kecelakaan, sebelum mendapat pertolongan yang Iebih sempurna dari dokter atas
tenaga kesehatan lainnya. P3K yang diberikan menurut cara yang tepat, sangat
membantu sekali dalam mengurangi atau meringankan akibat suatu kecelakaan,
bahkan kadang-kadang dapat menyelamatkan nyawa si korban. Sebaliknya jika
dilakukan tidak menurut cara yang semestinya atau salah, dapat pula rnemperburuk
akibat suatu kecelakaan.

HAL - 5 -
Tujuan P3K :
1. Mencegah maut bila bahaya mengancam jiwa korban.
2. Mencegah bahaya cacat yang lebih berat terhadap :
• Jasmani (kehilangan salah satu bagian / anggota badan)
• Rahani (bila cedera mengenai otak)
3. Mencegah infeksi.
• Bila ada luka terbuka dibersihkan dan ditutup dengan kasa steril agar tidak
kemasukan kuman atau kotoran.
4. Mengurangi rasa takut dan sakit.
• Upaya menentramkan penderita sehingga tidak gelisah dan sedapat mungkin
berusaha menghilangkan atau mengurangi rasa sakitnya.

Prinsip P3K
Dalam menghadapi korban kecelakaan harus dipegang prinsip P3K, yaitu :
a. Bersikap tenang, jangan panik.
b. Perhatikan keadaan sekitar tempat kecelakaan.
c. Perhatikan keadaan si korban.
d. Periksa pernafasan, jika berhenti, lakukan pernafasan buatan.
e. Periksa denyut nadi, jika berhenti, lakukan pijatan jantung.
f. Hentikan pendarahan.
g. Perhatikan tanda-tanda shock.
h. Jangan memindahkan korban tergesa-gesa.
i. Sementara memberikan pertolongan, usahakan meminta bantuan dokter /
tenaga kesehatan.
Isi minimal tas / kotak P3K :
• Peralatan

No. Alat Pertolongan Satuan Jumlah Keterangan

1. Pembalut cepat No. 1 Bungkus 4 Kasa steril


2. Pembalut cepat No. 2 Bungkus 7 Kasa steril
3, Pembalut cepat No. 3 Bungkus 1 Kasa steril
4. Kapas 8-10 gram ' Rol 5
5. Kapas berlemak Rol 3
6. Kasa steril 1/ 15 m2 Dos 1 Isi 16 buah

7. Kasa steril 5 x 5 cm Dos 1


8. Kasa steril 10 x 10 cm Dos I 4n
9. Pembalut 8 cm Rol 3
10. Kain segitiga Helai 6
11. Bidai kayu 9 x 45 cm Set 1
12. Flester Set 1 5n
13. Berbagai plester Rol I Berbagai
14. Gunting pembalut Buah I ukuran
15. Sabun Buah 1
16. Peniti pengaman Buah 12
17. Arteri klen Buah 2
18. Pinset Buah 1
19. Kartu Luka Lembar 10
20. Buku catatan Buah 1 Standar
21. Buku P3K Buah I PMI
22. Sofratule Bualh 2

HAL - 7 -
* Obat-obatan
1. Obat pelawan rase saidt (asetosa), antalpjn, dan sebagainya.
2. Obat pelawan mulas-mulas dan sakit perut lainnya (papaverin, SG, dll.)
3. Norit
4. Obat anti alergi (antihistaminika)
5. Amoniak cair 225 (untuk membangunkan orang pingsan) 6. Mercurochroom.
7. Obat tetes mata (larutan sulfas zincii 1/2 -2%) 8. Salep mata berantibiotik.
9. Salep boor.
10. Salep sulfa.
11. Salep antihistaminika.
12. Obat gosok atau balsem.
13. Larutan rivanol 1 / 1000, sebanyak .500 cc
14. Antiseptika lainnya (betadine, phisohex, dettol, dll.)
15. Tablet garam (garam dapur), soda kue.
16. Ephedrine (untuk sesak napas dan alergi)
Daftar tersebut diatas dapat ditambah atau dikurangi sesuai dengan keperluannya.

I. Inspeksi Keselamatan Kerja


Inspeksi keselamatan kerja adalah suatu usaha untuk mendeteksi adanya kondisi dan
tindakan yang tidak aman dan segera memperbaikixiya sebelum kondisi dan tindakan
berbahaya tersebut menyebabkan terjadinya suatu kecelakaan.
Inspeksi keseiamatan kerja bertujuan untuk meniadakan kecelakaan dengan jalan
mengamati penyebab kecelakaan sedini mungkin clan segera melakukan perbaikan
sebelum terjadi kecelakaan. Setiap melakukan inspeksi keselamatan kerja harus
mampu mengamati baik kondisi yang berbahaya maupun tindakan yang tidak aman.

Menurut tanggung jawabnya inspeksi keselarnatan kerja dapat dibagi menjadi dua
bagian yaitu :
a. Inspeksi Ekstern, yaitu suatu inspeksi yang dilakukan oleh pihak luar seperti :
- Inspeksi rutin dari bagian HSE
- Inspeksi dari pihak asuransi
b. Inspeksi Intern adalah suatu inspeksi yang dilakukan oleh pengawas seperti :
- Inspeksi tempat kerja sendiri.
- Inspeksi kegiatan bawahan sendiri, seperti (kendaraan clan pelaratan sebehzm
mulai dipergunakan).
J. Instrukai Kerja K3 Pada Peralatan Berat
1. Ketentuan Umum :
Untuk mencegah terjadinya kecelakaan dalam pengoperasian alat berat
diproyek, pelaksanaan operasi/ operator, mekanik dan pihak-pihak yang terkait
harus :
a. Berpedoman pada Panduan K-3 Peralatan Berat.
b. Penyususunan Work Instruction Operasi Peralatan berat harus
mengacu kepada Panduan K-3 Pelaratan Berat.

2. Projeck Manager:
a. Da1am menyusun Safety Plan Proyek, harus mencakup K-3 Peralatan Berat
yang dipakai di Proyek tersebut.
b. Memberikan penjelasan kepada Tim Pelaksana Proyek dan Pelaksana
Qperasi/ Operator atas pokok-pokok pelaksanaan K-3 Peralatan Berat yang
tertuang daiam Safety Plan.
c. Menugaskan Site Manager untuk memantau langsung agar pengaperasian
Alat Berat di lapangan dilaksanakan sesuai Safety Plan

3. Tim Safety Paln :


a. Melaksanakan Safety Patrol atas pengoperasian Alat Fserat sesuai dengan
yang ditentukan dalam. Safety Plan.
b. MeIaporkan kejadian kecelakaan sesuai yang ditentukan dalam Safety Plan
denga.n kelengkapan sebagai berikut:
- Foto kejadian
- Berita acara kecelakaan dan kronologis kejadian yang dilengkapi peta
situasi.
- Laporan Polisi (untuk keperluan asuransi)

4. Recadrs :
a. Safety Plan
b. Laporan Kecelakaan (bila ada)

HAL - 9 -
K. BAGAN ALIR PENANGANAN KECELAKAAN
1. Penanganan Pada Kecelakaan Ringan

ADANYA
KECELAKAAN RINGAN

KECELAKAAN RINGAN

LAPORAN KE
ADMINISTRASI

PERLU DIBAWA
KE RUMAH SAKIT

DILAKSANAKAN
DIBAWA KE
PENGOBATAN
RUMAH SAKIT
DILAPANGAN

SELESAI
2. Penanganan Pada Kecelakaan Berat

ADANYA
KECELAKAAN BERAT

KECELAKAAN BERAT

LAPORAN KE SM /
ADMINISTRASI

CHECK

LAPORAN KE
KORBAN
ASTEK (MENGISI
FORM) DIBAWA KE
RUMAH SAKIT

KLAIM KE MONIRORING
ASTEK PENYAKIT DAN
PERAWATAN

PEMBERIAN
ASURANSI
PEMBERIAN
ASURANSI

SELESAI

HAL - 11 -
L. PENUTUP
Demikianlah seeara singkat , telah diuraikan beberapa hal tentang kesehatan dan
keselamatan 'kerja (K3), kita tidak dapat menjamin bahwa kita tidak akan mendapat
kecelakaan, tetapi dengan Sistem Manajemen keselamatan kerja kita akan dapat
mengurangi resiko dari mendapatkan kecelakaan kerja.
KEBIJAKAN TENTANG
KESELAMATAN, KESEHATAN KERJA DAN LINGKUNGAN

Adalah kebijakan CV. TELAGA AIR MATA untuk menjalankan usahanya secara etis dan dengan
penuh tanggung jawab social untuk melindungi keselamatan dan kesehatan pegawai, sub
kontraktor dan masyarakat sekitar serta lingkungan.

Untuk mewujudkannya, CV. TELAGA AIR MATA menyatakan :

1. Mematuhi seluruh peraturan perundang-undangan tentang K3L serta standar industri


yang berlaku dan membuat peraturan sendiri bila belum ada peraturan yang berlaku.

2. Menunjukkan kepemimpinan yang sadar sosial dan mempertahankan keteladanan dalam


pelaksanaan K3L.

3. Bekerjasama secara aktif dan membina hubungan instansi pemerintah secara institusi
profesional untuk menyelesaikan permasalahan secara tepat waktu dan efektif biaya.

4. Mengintegrasikan K3L kedalam setiap aspek pekerjaan, pengembangan, penelitian dan


kegiatan pelaksanaan produksi melalui perbaikan mutu yang berkesinambungan.

5. Meningkatkan penerapan teknologi tepat guna, guna memperbaiki kualitas produksi


serta keselamatan dan kesehatan kerja pegawai.

6. Melatih pegawai dan sub kontraktor dalam kebijakan, prosedur aplikasi teknis dan
hukum yang berlaku dalam tugas dan pekerjaannya dengan penekanan pada tanggung
jawab pada masing-masing demi tercapainya pengelolaan K3L yang baik dan benar.

7. Mengajak pegawai untuk memulai dan meningkatkan dialog terbuka didalam perusahaan
sehubungan dengan masalah-masalah K3L.

8. Mengevaluasi masalah K3Ldimasa lalu untuk diperbaiki yang disebabkan oleh proses
produksi dan aplikasi teknis.

9. Keberhasilan program keselamatan kerja adalah merupakan tanggung jawab tiap-tiap


karyawan untuk menerima dan membuat agar pekerjaan yang dilakukannya bebas dari
kecelakaan termasuk karyawan, sub kontraktor, pemasok, bertanggung jawab untuk
mencegah kecelakaan pada dirinya sendiri dan teman sekitarya.

Menyakinkan bahwa kebijakan ini dilaksanakan secara benar melalui program pentaatan
termasuk audit.

Kami percaya bahwa kita semua telah sepakat untuk mencegah kecelakaan, mengurangi
bahaya serta melindungi harta milik sebagai suatu falsafah hidup.

HAL - 13 -
KEBIJAKAN MENGENAI ALKOHOL
DAN OBAT – OBAT TERLARANG

Adalah kebijakan CV. TELAGA AIR MATA untuk tidak mentolerir terhadap bentuk apapun
alkohol dan obat-obatan, tidak perduli berapapun kecilnya pelanggaran tersebut.

Kebijakan tersebut secara tegas mengarahkan kepada :

Karyawan bertanggung jawab melaporkan penggunaan semua obat resep atau obat bukan
resep sebelum memulai kerja.

Obat-obatan berdasarkan resep dan obat-obatan diperoleh dari luar kemungkinan dapat
mempengaruhi kinerja kerja. Beritahu supervisor anda secepatnya bilamana ada obat-obatan
yang sedang digunakan sehingga langkah-langkah keselamatan dapat diambil.

Penggunaan alkohol dan obat-obatan meningkatkan resiko terhadap kecelakaan. Oleh karena
itu pemanfaatan atau penggunaan alkohol dan obat-obatan terlarang pada saat bekerja tidak
ditoleransi.

Mengkomsumsi alkohol dengan cara yang berlebihan dapat mengakibatkan kerugian bagi
kesehatan pribadi dan kesanggupan untuk melaksanakan suatu pekerjaan menjadi tidak
efektif. Apabila ditemukan seorang karyawan bermasalah yang disebabkan oleh alkohol akan
diberhentikan dari perusahaan.

Ajaran manajer dan pengawas yang terkait bertanggung jawab untuk meyakinkan bahwa
kebijakan ini dilaksanakan.

Anda mungkin juga menyukai