A. PENDAHULUAN
Dalam kegiatan pelaksanaan proyek masih saja kita dijumpai kecelakaan yang menimpa
pekerja atau karyawan dalam melaksanakan pekerjaanya. Kecelakaan adalah kejadian
yang tidak terencana dan tidak diinginkan yang dapat berakibat luka-luka, cidera, cacat
ataupun kematian pada manusia, kerugian proses,kerusakan pada peralatan atau
lingkungan sendiri. Umumnya sebagian besar kecelakaan tersebut terjadi tanpa diduga
sebelumnya, namun setelah ditelitisebab terjadinya kecelakaan tersebut sebagian besar
ada beberapa hal yang diakibatkan oleh kurangnya ketelitian ari pekerja dan kerusakan
pada pewralatan yang digunakan.Setelah mengetahui akibat yang menimbulkan suatu
kecelakaan dalam melaksanakan pekerjaanmmaka sebaiknya kecelakaan tersebut harus
dicegah sedini mungkin.Kecelakaan dalam kegiatan industri tersebut biasanya disebut
dengan kecelakaan kerja, makin banyak dijumpai sesuai dengan pertumbuhan industri
yang cepat dalam era pembangunan ini. Industri dengan menggunakan mesin dan
tekniologi yang canggih, bahan baku beraneka ragam, kalau tidak dikendalikan dengan
baik maka tidak menutuip kemungkinan dapat mengakibatkan kecelakaan, kebakaran,
keracunan, atau penyakit. Pemerintah melalui Departemen Tenaga Kerja berupaya agar
perlindungan pada kesehatan dan keselamatan kerja tersebut dapat ditingkatkan
semaksimal mungkin sehingga resiko terhadap kecelakaan kerja dapat dicegah sedini
mungkin.Upaya tersebut dilakukan melalui kegiatan pengawasan, pembinaan, pelatihan /
kursus, seminar, loka karya dan lain-lain.
B. TUJUAN DAN SASARAN K3
Tujuan dan Sasaran Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3} adalah sebagai berikut :
1. Menjamin agar pada pelaksanaan kegiatan pekerjaan tidak terjadi kecelakaan dan
penyakit akibat kecelakaan kerja.
2. Mencegah/menghindari maut, bila bahaya mengancam jiwa korban.
3. Upaya menenteramkan penderita sehingga tidak gelisah dan sedapat mungkin
berusaha menghilangkan atau mengurangi rasa takut dan sakitnya.
4. Menjamin produktifitas tidak terganggu.
5. Menuju kondisi Nol Kecelakaan (Zero Accident).
4. Kecelakaan
Jika ketiga urutan diatas tercipta, maka peristiwa yang tidak diinginkan hanya
menunggu waktu saja dan hal ini dapat mengakibatkan kerugian dalam bentuk
cidera atau kerusakan.Kecelakaan adalah karena adanya suatu kontak dengan
sumber atau energi yang melampaui batas kemampuan tubuh atau benda itu
sendiri. Suatu peristiwa kontak yang dimaksud antara lain adalah :
1. Ditabrak (terpukul/ tertubruk oleh benda diam atau bergerak)
2. Terjebak diantara, didalam atau dibawah reruntuhan, robohan atau patahan
atau terjepit diantara atau dibawah(remuk, hancur, terpotong atau
teramputasi)
3. Kontak dengan (listrik, panas, dingin, radiasi, kaustik, racun, biologi, dan
kebisingan).
4. Terlalu tegang (over stress) terlalu tinggi, berat, cepat, tekanan yang
berlebihan/ tegangan yang berlebihan, pekerjaan yang terlalu keras, beban
yang berlebihan (beban tugas kerja yang berlebihan).
5. KerugianJika seluruh rangkaian telah terjadi akan mengakibatkan kerugian
terhadap manusia dan harta benda yang mempengaruhi kualitas pekerjaan.
HAL - 3 -
E. BIAYA KECELAKAAN
Ada dua golongan utama biaya yang disebabkan oleh kecelakaan adalah sebagai
berikut :
1. Biaya yang diasuransikan atau biaya langsung
2. Biaya yang tidak diasuransikan atau biaya tidak langsung.
HAL - 5 -
Tujuan P3K :
1. Mencegah maut bila bahaya mengancam jiwa korban.
2. Mencegah bahaya cacat yang lebih berat terhadap :
• Jasmani (kehilangan salah satu bagian / anggota badan)
• Rahani (bila cedera mengenai otak)
3. Mencegah infeksi.
• Bila ada luka terbuka dibersihkan dan ditutup dengan kasa steril agar tidak
kemasukan kuman atau kotoran.
4. Mengurangi rasa takut dan sakit.
• Upaya menentramkan penderita sehingga tidak gelisah dan sedapat mungkin
berusaha menghilangkan atau mengurangi rasa sakitnya.
Prinsip P3K
Dalam menghadapi korban kecelakaan harus dipegang prinsip P3K, yaitu :
a. Bersikap tenang, jangan panik.
b. Perhatikan keadaan sekitar tempat kecelakaan.
c. Perhatikan keadaan si korban.
d. Periksa pernafasan, jika berhenti, lakukan pernafasan buatan.
e. Periksa denyut nadi, jika berhenti, lakukan pijatan jantung.
f. Hentikan pendarahan.
g. Perhatikan tanda-tanda shock.
h. Jangan memindahkan korban tergesa-gesa.
i. Sementara memberikan pertolongan, usahakan meminta bantuan dokter /
tenaga kesehatan.
Isi minimal tas / kotak P3K :
• Peralatan
HAL - 7 -
* Obat-obatan
1. Obat pelawan rase saidt (asetosa), antalpjn, dan sebagainya.
2. Obat pelawan mulas-mulas dan sakit perut lainnya (papaverin, SG, dll.)
3. Norit
4. Obat anti alergi (antihistaminika)
5. Amoniak cair 225 (untuk membangunkan orang pingsan) 6. Mercurochroom.
7. Obat tetes mata (larutan sulfas zincii 1/2 -2%) 8. Salep mata berantibiotik.
9. Salep boor.
10. Salep sulfa.
11. Salep antihistaminika.
12. Obat gosok atau balsem.
13. Larutan rivanol 1 / 1000, sebanyak .500 cc
14. Antiseptika lainnya (betadine, phisohex, dettol, dll.)
15. Tablet garam (garam dapur), soda kue.
16. Ephedrine (untuk sesak napas dan alergi)
Daftar tersebut diatas dapat ditambah atau dikurangi sesuai dengan keperluannya.
Menurut tanggung jawabnya inspeksi keselarnatan kerja dapat dibagi menjadi dua
bagian yaitu :
a. Inspeksi Ekstern, yaitu suatu inspeksi yang dilakukan oleh pihak luar seperti :
- Inspeksi rutin dari bagian HSE
- Inspeksi dari pihak asuransi
b. Inspeksi Intern adalah suatu inspeksi yang dilakukan oleh pengawas seperti :
- Inspeksi tempat kerja sendiri.
- Inspeksi kegiatan bawahan sendiri, seperti (kendaraan clan pelaratan sebehzm
mulai dipergunakan).
J. Instrukai Kerja K3 Pada Peralatan Berat
1. Ketentuan Umum :
Untuk mencegah terjadinya kecelakaan dalam pengoperasian alat berat
diproyek, pelaksanaan operasi/ operator, mekanik dan pihak-pihak yang terkait
harus :
a. Berpedoman pada Panduan K-3 Peralatan Berat.
b. Penyususunan Work Instruction Operasi Peralatan berat harus
mengacu kepada Panduan K-3 Pelaratan Berat.
2. Projeck Manager:
a. Da1am menyusun Safety Plan Proyek, harus mencakup K-3 Peralatan Berat
yang dipakai di Proyek tersebut.
b. Memberikan penjelasan kepada Tim Pelaksana Proyek dan Pelaksana
Qperasi/ Operator atas pokok-pokok pelaksanaan K-3 Peralatan Berat yang
tertuang daiam Safety Plan.
c. Menugaskan Site Manager untuk memantau langsung agar pengaperasian
Alat Berat di lapangan dilaksanakan sesuai Safety Plan
4. Recadrs :
a. Safety Plan
b. Laporan Kecelakaan (bila ada)
HAL - 9 -
K. BAGAN ALIR PENANGANAN KECELAKAAN
1. Penanganan Pada Kecelakaan Ringan
ADANYA
KECELAKAAN RINGAN
KECELAKAAN RINGAN
LAPORAN KE
ADMINISTRASI
PERLU DIBAWA
KE RUMAH SAKIT
DILAKSANAKAN
DIBAWA KE
PENGOBATAN
RUMAH SAKIT
DILAPANGAN
SELESAI
2. Penanganan Pada Kecelakaan Berat
ADANYA
KECELAKAAN BERAT
KECELAKAAN BERAT
LAPORAN KE SM /
ADMINISTRASI
CHECK
LAPORAN KE
KORBAN
ASTEK (MENGISI
FORM) DIBAWA KE
RUMAH SAKIT
KLAIM KE MONIRORING
ASTEK PENYAKIT DAN
PERAWATAN
PEMBERIAN
ASURANSI
PEMBERIAN
ASURANSI
SELESAI
HAL - 11 -
L. PENUTUP
Demikianlah seeara singkat , telah diuraikan beberapa hal tentang kesehatan dan
keselamatan 'kerja (K3), kita tidak dapat menjamin bahwa kita tidak akan mendapat
kecelakaan, tetapi dengan Sistem Manajemen keselamatan kerja kita akan dapat
mengurangi resiko dari mendapatkan kecelakaan kerja.
KEBIJAKAN TENTANG
KESELAMATAN, KESEHATAN KERJA DAN LINGKUNGAN
Adalah kebijakan CV. TELAGA AIR MATA untuk menjalankan usahanya secara etis dan dengan
penuh tanggung jawab social untuk melindungi keselamatan dan kesehatan pegawai, sub
kontraktor dan masyarakat sekitar serta lingkungan.
3. Bekerjasama secara aktif dan membina hubungan instansi pemerintah secara institusi
profesional untuk menyelesaikan permasalahan secara tepat waktu dan efektif biaya.
6. Melatih pegawai dan sub kontraktor dalam kebijakan, prosedur aplikasi teknis dan
hukum yang berlaku dalam tugas dan pekerjaannya dengan penekanan pada tanggung
jawab pada masing-masing demi tercapainya pengelolaan K3L yang baik dan benar.
7. Mengajak pegawai untuk memulai dan meningkatkan dialog terbuka didalam perusahaan
sehubungan dengan masalah-masalah K3L.
8. Mengevaluasi masalah K3Ldimasa lalu untuk diperbaiki yang disebabkan oleh proses
produksi dan aplikasi teknis.
Menyakinkan bahwa kebijakan ini dilaksanakan secara benar melalui program pentaatan
termasuk audit.
Kami percaya bahwa kita semua telah sepakat untuk mencegah kecelakaan, mengurangi
bahaya serta melindungi harta milik sebagai suatu falsafah hidup.
HAL - 13 -
KEBIJAKAN MENGENAI ALKOHOL
DAN OBAT – OBAT TERLARANG
Adalah kebijakan CV. TELAGA AIR MATA untuk tidak mentolerir terhadap bentuk apapun
alkohol dan obat-obatan, tidak perduli berapapun kecilnya pelanggaran tersebut.
Karyawan bertanggung jawab melaporkan penggunaan semua obat resep atau obat bukan
resep sebelum memulai kerja.
Obat-obatan berdasarkan resep dan obat-obatan diperoleh dari luar kemungkinan dapat
mempengaruhi kinerja kerja. Beritahu supervisor anda secepatnya bilamana ada obat-obatan
yang sedang digunakan sehingga langkah-langkah keselamatan dapat diambil.
Penggunaan alkohol dan obat-obatan meningkatkan resiko terhadap kecelakaan. Oleh karena
itu pemanfaatan atau penggunaan alkohol dan obat-obatan terlarang pada saat bekerja tidak
ditoleransi.
Mengkomsumsi alkohol dengan cara yang berlebihan dapat mengakibatkan kerugian bagi
kesehatan pribadi dan kesanggupan untuk melaksanakan suatu pekerjaan menjadi tidak
efektif. Apabila ditemukan seorang karyawan bermasalah yang disebabkan oleh alkohol akan
diberhentikan dari perusahaan.
Ajaran manajer dan pengawas yang terkait bertanggung jawab untuk meyakinkan bahwa
kebijakan ini dilaksanakan.