Anda di halaman 1dari 14

BAB I

ANALISA SARINGAN AGREGAT HALUS DAN KASAR

1.1. Dasar Teori


A. Pengertian
Analisa saringan adalah penentuan persentase berat butiran
agregat yang lolos dari satu set saringan kemudian angka-angka
persentase digambarkan pada grafik pembagian butir.
B. Maksud dan Tujuan
Pada pengujian ini dimaksudkan sebagai pegangan dalam
pemeriksaan untuk menentukan pembagian butir (gradasi) agregat
halus dan kasar dengan menggunakan saringan. Sedangkan dari tujuan
pengujian ini adalah untuk memperoleh distribusi besaran atau jumlah
persentase butiran baik agregat halus maupun agregat kasar.
C. Ruang Lingkup
Metode pengujian jenis tanah ini mencakup jumlah dan jenis-
jenis tanah baik agregat halus maupun agregt kasar yang persyaratanya
tercantum dalam (cara pelaksanaan benda uji). Hasil pengujian analisa
saringan agregat halus dan kasar dapat digunakan antara lain adalah
penyelidikan quarry agregat dan perencanaan campuran dan
pengendalian mutu aspal.

1.1. Metode Pelaksanaan Praktikum


Peralatan
 Timbangan dan neraca dengan ketelitian 2% dari benda uji.
 Satu set saringan
 Oven
 Mesin pengguncang saringan
 Talam-talam

Benda Uji

Benda uji diperoleh dari alat pemisah contoh cara perempat banyak:

Benda uji disiapkan berdasarkan standar yang berlaku dan terkait kecuali
apabila butiran yang melalui saringan nomor 200 tidak perlu diketahui
jumlahnya dan bila syarat-syarat ketelitian tidak menghendaki ketelitian.

Agregat halus terdiri dari:

Ukuran maksimum 4,76 mm, dengan berat minimum sebesar 500 gram

Ukuran maksimum 2,38 mm, dengan berat minimum sebesar 100 gram

Agregat kasar terdiri dari:

Ukuran maksimum 3,5” , dengan berat minimum sebesar 35 kg

Ukuran maksimum 3” , dengan berat minimum sebesar 30 kg

Ukuran maksimum 2,5” , dengan berat minimum sebesar 25 kg

Ukuran maksimum 2” , dengan berat minimum sebesar 20 kg

Ukuran maksimum 1,5” , dengan berat minimum sebesar 15 kg

Ukuran maksimum 1” , dengan berat minimum sebesar 10 kg

Ukuran maksimum 3/4 ” , dengan berat minimum sebesar 5 kg

Ukuran maksimum 1/2 ” , dengan berat minimum sebesar 2,5 kg

Ukuran maksimum 3/8 ” , dengan berat minimum sebesar 1 kg


Apabila agregat berupa campuran dari agregat halus dan kasar, agregat tersebut
dipisahkan menjadi 2 (dua) bagian dengan saringan No. 4 selanjutnya agregat
halus dan kasar disediakan sebanyak jumlah seperti yang tercantum diatas.

Cara Pengujian

Menyiapkan benda uji sebanyak 3500 gram untuk agregat kasar dan 2500 gram
untuk agregat halus.

Mengeringkan benda uji ke dalam oven dengan suhu (110±5) ºC selama 24 jam.

Menyiapkan satu set saringan dan mesin pengguncang, saringan disusun dari
ukuran yang terkecil hingga ukuran yang besar.

Mengeluarkan benda uji yang telah dimasukkan kedalam oven selama 24 jam.
Kemudian mengambil benda uji sebanyak 2500 gram agregat kasar dan 1500
gram agregat halus.

Melakukan pengujian agregat kasar dan agregat halus secara bergantian.

Menimbang benda uji dengan timbangan.

Menuangkan benda uji yang sudah ditimbang kedalam saringan.

Meletakkan saringan di mesin pengguncang dan mengguncang saringan selama


15 menit.

Mematikan alat mesin pengguncang dan menimbang berat benda uji pada setiap
saringan.

Hasil dan Analisa Pengujian


Data Hasil Pengujian Saringan Agregat Kasar

Data hasil pengujian saringan agregat halus ditabelkan pada Tabel 1.1

Tabel 1.1. Data Hasil Pengujian Saringan Agregat Halus

No. Berat Tertahan Berat Jumlah% Jumlah%


Saringa (gram) jumlah tertahan lolos
n tertahan
(gram)
1” 0
¾” 20
½” 75
3/8” 310
No. 3 1225
No. 4 205
No. 8 150
No. 10 125
No. 20 120
No. 100 100
No. 200 95
PAN 75

 Perhitungan Berat Jumlah Tertahan


Untuk mencari nilai berat tertahan pada masing-masing nomor
saringan adalah dengan menambahkan berat tertahan dengan berat
jumlah tertahan, seperti pada Persamaan 1.1:

Berat jumlah tertahan = Berat Tertahan + Jumlah Berat


Tertahan………1.1

Dari persamaan 1.1. Maka dapat digunakan untuk menghitung berat


jumlah tertahan pada masing-masing nomor ayakan yang digunakan
pada saat pengujian. Adapun perhitungan jumlah berat tertahan adalah
sebagai berikut:
 Nomor saringan 1” =0
 Nomor saringan ¾” = 0 + 20 = 20
 Nomor saringan ½” = 20 + 75 = 95
 Nomor saringan 3/8” = 95 + 310 = 405
 Nomor saringan nomor 3 = 405 +1225 = 1630
 Nomor saringan nomor 4 = 1630 + 205 = 1835
 Nomor saringan nomor 8 = 1835 + 150 = 1985
 Nomor saringan nomor 10 = 1985 + 125 = 2110
 Nomor saringan nomor 20 = 2110 + 120 = 2230
 Nomor saringan nomor 100 = 2230 +100 = 2330
 Nomor saringan nomor 200 = 2330 + 95 = 2425
 Saringan PAN = 2425 + 75 = 2500

 Perhitungan Jumlah Persentase Tertahan.


Untuk mencari nilai nilai persentase tertahan pada masing-masing
nomor saringan adalah dengan membandingkan antara berat jumlah
tertahan pada masing-masing ayakan dengan jumlah tertahan
keseluruhan, selanjutnya dari perbandingan nilai tersebut dapat
dikalikan dengan 100%, seperti pada Persamaan 1.2:

Wn
Persentase Tertahan = x 100% ………..
W1
……………………………(1.2)

Keterangan:
Wn = Berat Tertahan pada nomor ayakan
W1 = Jumlah berat tertahan keseluruhan

Dari persamaan 1.2, maka dapat menghitung persentase tertahan pada


masing-masing nomor saringan. Adapun perhitungan persentase
tertahan pada nomor saringan adalah sebagai berikut:
Wn 0
 Nomor saringan 1” = x 100% = x 100% =
W1 2500
0%
Wn 20
 Nomor saringan ¾” = x 100% = x 100% =
W1 2500
0,8%
Wn 95
 Nomor saringan ½” = x 100% = x 100% =
W1 2500
3,8%
Wn 405
 Nomor saringan 3/8” = x 100% = x 100% =
W1 2500
16,2%
Wn 1630
 Nomor saringan nomor 3 = x 100% = x 100% =
W1 2500
65,2%
Wn 1835
 Nomor saringan nomor 4 = x 100% = x 100% =
W1 2500
73,4%
Wn 1985
 Nomor saringan nomor 8 = x 100% = x 100% =
W1 2500
79,4%
Wn 2110
 Nomor saringan nomor 10 = x 100% = x 100% =
W1 2500
84,4%
Wn 2230
 Nomor saringan nomor 20 = x 100% = x 100% =
W1 2500
89,2%
Wn 2330
 Nomor saringan nomor 100 = x 100% = x 100% =
W1 2500
93,2%
Wn 2425
 Nomor saringan nomor 200 = x 100% = x 100% =
W1 2500
97%
Wn 2500
 Saringan PAN = x 100% = x 100% = 100%
W1 2500

 Perhitungan Jumlah Persentasi Lolos


Untuk mencari nilai persentasi lolos saringan pada masing-masing
nomor saringan adalah dengan mengurangkan nilai 100% dengan
persentasi tanah tertahan pada masing-masing nomor saringan yang
telah dihitung sebelumnya, seperti pada Persamaan 1.3:

Persentase Lolos = 100% - Persentase tertahan………..


……………………(1.3)
Dari persamaan 1.3, maka dapat menghitung persentase lolos
saringan pada masing-masing nomor saringan. Adapun perhitungan
persentase lolos saringan pada nomor saringan adalah sebagai berikut:
- Nomor saringan 1” = 100% - 0% = 0%
- Nomor saringan ¾” = 100% - 0,8% = 99,2%
- Nomor saringan ½” = 100% - 3,8% = 96,2%
- Nomor saringan 3/8” = 100% - 16,2% = 83,8%
- Nomor saringan nomor 3 = 100% - 65,2% = 34,8%
- Nomor saringan nomor 4 = 100% - 73,4% = 26,6%
- Nomor saringan nomor 8 = 100% - 79,4% = 20,6%
- Nomor saringan nomor 10 = 100% - 84,4% = 15,6%
- Nomor saringan nomor 20 = 100% - 89,2% = 10,8%
- Nomor saringan nomor 100= 100% - 93,2% = 6,8%
- Nomor saringan nomor 200= 100% - 97% = 3,8%
- Saringan PAN = 100% - 100% = 0%

Dari perhitungan berat tertahan, berat jumlah tertahan, jumlah


persentase tertahan, dan jumlah persentase lolos saringan ditabelkan
pada Tabel 1.2.
Tabel 1.2. Hasil Analisa Data Saringan Agregat Kasar

No. Berat Tertahan Berat Jumlah% Jumlah%


Saringa (gram) Jumlah Tertahan Lolos
n Tertahan
(gram)
1” 0 0 0 0
¾” 20 20 0,8 99,2
½” 75 95 3,8 96,2
3/8” 310 405 16,2 83,8
No. 3 1225 1630 65,2 34,8
No. 4 205 1835 73,4 26,6
No. 8 150 1985 79,4 20,6
No. 10 125 2110 84,4 15,6
No. 20 120 2230 89,2 10,8
No. 100 100 2330 93,2 6,8
No. 200 95 2425 97 3,8
PAN 75 2500 100 0

Dari table 1.2. Dapat diketahui berat jumlah tertahan adalah sebesar 2500 gram,
jumlah persentase tertahan pada masing-masing nomor saringan dan jumlah
persentase lolos saringan

Selanjutnya dari hasil perhitungan Tabel 1.2. dapat digambarkan grafik analisa
saringan seperti pada gambar 1.

Data Hasil Pengujian Saringan Agregat Kasar

Data hasil pengujian saringan agregat halus ditabelkan pada Tabel 1.1

Tabel 1.3. Data Hasil Pengujian Saringan Agregat Halus

No. Berat Tertahan Berat Jumlah% Jumlah%


Saringa (gram) jumlah tertahan lolos
n tertahan
(gram)
3” 600 600 16,2 83,8
No. 3 1225 1630 65,2 34,8
No. 4 205 1835 73,4 26,6
No. 8 150 1985 79,4 20,6
No. 10 125 2110 84,4 15,6
No. 20 120 2230 89,2 10,8
No. 100 100 2330 93,2 6,8
No. 200 95 2425 97 3,8
PAN 75 2500 100 0

 Perhitungan Berat Jumlah Tertahan


Untuk mencari nilai berat tertahan pada masing-masing nomor
saringan adalah dengan menambahkan berat tertahan dengan berat
jumlah tertahan, seperti pada Persamaan 1.1:

Berat jumlah tertahan = Berat Tertahan + Jumlah Berat


Tertahan………1.1

Dari persamaan 1.1. Maka dapat digunakan untuk menghitung berat


jumlah tertahan pada masing-masing nomor ayakan yang digunakan
pada saat pengujian. Adapun perhitungan jumlah berat tertahan adalah
sebagai berikut:
 Nomor saringan nomor 3 = 600
 Nomor saringan nomor 4 = 600 + 300 = 900
 Nomor saringan nomor 8 = 900 + 125 = 1025
 Nomor saringan nomor 10 = 1025 + 180 = 1205
 Nomor saringan nomor 20 = 1205 + 90 = 1295
 Nomor saringan nomor 50 = 1295 + 80 = 1375
 Nomor saringan nomor 100 = 1375 + 65 = 1440
 Nomor saringan nomor 200 = 1440 + 35 = 1475
 Saringan PAN = 1475 + 25 = 1500
 Perhitungan Jumlah Persentase Tertahan.
Untuk mencari nilai nilai persentase tertahan pada masing-masing
nomor saringan adalah dengan membandingkan antara berat jumlah
tertahan pada masing-masing ayakan dengan jumlah tertahan
keseluruhan, selanjutnya dari perbandingan nilai tersebut dapat
dikalikan dengan 100%, seperti pada Persamaan 1.2:

Wn
Persentase Tertahan = x 100% ………..
W1
……………………………(1.2)

Keterangan:
Wn = Berat Tertahan pada nomor ayakan
W1 = Jumlah berat tertahan keseluruhan

Dari persamaan 1.2, maka dapat menghitung persentase tertahan pada


masing-masing nomor saringan. Adapun perhitungan persentase
tertahan pada nomor saringan adalah sebagai berikut:
Wn 600
 Nomor saringan nomor 3 = x 100% = x 100% =
W1 1500
40%
Wn 9 00
 Nomor saringan nomor 4 = x 100% = x 100% =
W1 1500
60%
Wn 1025
 Nomor saringan nomor 8 = x 100% = x 100% =
W1 1500
68,33%
Wn 1205
 Nomor saringan nomor 10 = x 100% = x 100% =
W1 1500
80,33%
Wn 1295
 Nomor saringan nomor 20 = x 100% = x 100% =
W1 1500
86,33%
Wn 1375
 Nomor saringan nomor 50 = x 100% = x 100% =
W1 1500
91,67%
Wn 1440
 Nomor saringan nomor 100 = x 100% = x 100% =
W1 1500
96%
Wn 1475
 Nomor saringan nomor 200 = x 100% = x 100% =
W1 1500
98,33%
Wn 1500
 Saringan PAN = x 100% = x 100% =
W1 1500
100%

 Perhitungan Jumlah Persentasi Lolos


Untuk mencari nilai persentasi lolos saringan pada masing-masing
nomor saringan adalah dengan mengurangkan nilai 100% dengan
persentasi tanah tertahan pada masing-masing nomor saringan yang
telah dihitung sebelumnya, seperti pada Persamaan 1.3:

Persentase Lolos = 100% - Persentase tertahan………..


……………………(1.3)

Dari persamaan 1.3, maka dapat menghitung persentase lolos


saringan pada masing-masing nomor saringan. Adapun perhitungan
persentase lolos saringan pada nomor saringan adalah sebagai berikut:
- Nomor saringan 3” = 100% - 40% = 60%
- Nomor saringan 4 = 100% - 60% = 40%
- Nomor saringan 8 = 100% - 68,33% = 31,67%
- Nomor saringan 10 = 100% - 80,33% = 19,67%
- Nomor saringan nomor 20 = 100% - 86,33% = 13,67%
- Nomor saringan nomor 50 = 100% - 91,67% = 8,34%
- Nomor saringan nomor 100= 100% - 96% = 4,01%
- Nomor saringan nomor 200= 100% - 98,33% = 1,68%
- Nomor saringan nomor PAN = 100% - 100% = 0%

Dari perhitungan berat tertahan, berat jumlah tertahan, jumlah


persentase tertahan, dan jumlah persentase lolos saringan ditabelkan
pada Tabel 1.4.

Tabel 1.4. Data Hasil Pengujian Saringan Agregat Halus

No. Berat Tertahan Berat Jumlah% Jumlah%


Saringa (gram) jumlah tertahan lolos
n tertahan
(gram)
3” 600 600 16,2 83,8
No. 3 1225 1630 65,2 34,8
No. 4 205 1835 73,4 26,6
No. 8 150 1985 79,4 20,6
No. 10 125 2110 84,4 15,6
No. 20 120 2230 89,2 10,8
No. 100 100 2330 93,2 6,8
No. 200 95 2425 97 3,8
PAN 75 2500 100 0
Dari table 1.2. Dapat diketahui berat jumlah tertahan adalah sebesar 2500 gram,
jumlah persentase tertahan pada masing-masing nomor saringan dan jumlah
persentase lolos saringan

Selanjutnya dari hasil perhitungan Tabel 1.2. dapat digambarkan grafik analisa
saringan seperti pada gambar 1.

Anda mungkin juga menyukai