1. Pengertian Pengukuran, Penilaian, Evaluasi, dan Asesmen
a. Pengukuran 1) Menurut Ign. Masidjo (1995: 14), pengukuran adalah suatu kegiatan menentukan kuantitas suatu objek melalui aturan-aturan tertentu sehingga kuantitas yang diperoleh benar-benar mewakili sifat dari suatu objek yang dimaksud. 2) Menurut Endang Purwanti (2008: 4), pengukuran dapat diartikan sebagai kegiatan atau upaya yang dilakukan untuk memberikan angka-angka pada suatu gejala atau peristiwa, atau benda, sehingga hasil pengukuran akan selalu berupa angka. Jadi, pengukuran merupakan kegiatan penentuan angka bagi suatu objek secara sistematik. Penentuan angka ini merupakan usaha untuk menggambarkan karakteristik suatu objek. Pengukuran bersifat kuantitatif. b. Penilaian 1) Menurut Richard I. Arends (2008: 217), penilaian adalah proses mengumpulkan informasi tentang siswa dan kelas untuk pengambilan keputusan instruksional. 2) Cangelosi (1995: 21), penilaian adalah keputusan tentang nilai. Oleh karena itu, langkah selanjutnya setelah melaksanakan pengukuran adalah penilaian. Penilaian dilakukan setelah siswa menjawab soal-soal yang terdapat pada tes. Jadi, penilaian merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mengambil keputusan terhadap sesuatu dengan ukuran baik dan tidak baik. Penilaian bersifat kualitatif. Penilaian dilakukan untuk menelusuri proses pembelajaran telah berlangsung sesuai rencana, apakah terdapat kekurangan selama pembelajaran, menemukan penyebab kekurangan selama pembelajaran, dan menyimpulkan tingkat pencapaian belajar peserta didik. c. Evaluasi 1) Menurut Norman E. Grounloud (1985), evaluasi adalah suatu proses yang sistematis untuk membuat keputusan, sampai sejauh mana tujuan program telah tercapai. 2) Eko Putro Widoyoko (2012), evaluasi merupakan proses yang sistematis dan berkelanjutan untuk mengumpulkan, mendeskripsikan, menginterpretasikan, dan menyajikan informasi tentang suatu program untuk dapat digunakan sebagai dasar membuat keputusan, menyusun kebijakan maupun menyusun program selanjutnya. Jadi, evaluasi adalah proses atau kegiatan pengumpulan data atau informasi untuk mengukur dan menilai sejauh mana tujuan program pembelajaran telah tercapai yang ditetapkan dalam kurikulum. Evaluasi bersifat kuantitatif dan kualitatif. d. Assessment 1) Menurut James A. Mc. Lounghlin & Rena B Lewis, assessment adalah proses sistematika dalam mengumpulkan data seseorang anak yang berfungsi untuk melihat kemampuan dan kesulitan yang dihadapi seseorang saat itu, sebagai bahan untuk menentukan apa yang sesungguhnya dibutuhkan. 2) Bob Kizlik (2009), assessment adalah suatu proses dimana informasi diperoleh berkaitan dengan tujuan pembelajaran. Penilaian adalah istilah yang luas yang mencakup tes (pengujian). Tes adalah bentuk khusus dari penilaian. Tes adalah salah satu bentuk penilaian. Dengan kata lain, semua tes merupakan penilaian, namun tidak semua penilaian berupa tes. Jadi, assessment memberikan informasi lebih konprehensif dan lengkap dari pada pengukuran, sebab tidak hanya mengunakan instrument tes saja, tetapi juga mengunakan teknik non tes lainya. 2. Fungsi dan Tujuan Evaluasi Pembelajaran Cronbach (1963 : 236) menjelaskan “evaluation used to improved the course while it is still fluid contributes more to improvement of education than evaluation used to appraise a product already on the market”. Cronbach nampaknya lebih menekankan fungsi evaluasi untuk perbaikan, sedangkan Scriven (1967) membedakan fungsi evaluasi menjadi dua macam, yaitu fungsi formatif dan fungsi sumatif. Fungsi formatif dilaksanakan apabila hasil yang diperoleh dari kegiatan evaluasi diarahkan untuk memperbaiki bagian tertentu atau sebagian besar bagian kurikulum yang sedang dikembangkan. Sedangkan fungsi sumatif dihubungkan dengan penyimpulan mengenai kebaikan dari sistem secara keseluruhan. Fungsi ini baru dapat dilaksanakan jika pengembangan program pembelajaran telah dianggap selesai. Tujuan evaluasi pembelajaran adalah untuk mengetahui keefektifan dan efisiensi sistem pembelajaran, baik yang menyangkut tentang tujuan, materi, metode, media, sumber belajar, lingkungan maupun sistem penilaian itu sendiri. Sedangkan tujuan khusus evaluasi pembelajaran disesuaikan dengan jenis evaluasi pembelajaran itu sendiri, seperti evaluasi perencanaan dan pengembangan, evaluasi monitoring, evaluasi dampak, evaluasi efisiensi- ekonomis, dan evaluasi program komprehensif. Terdapat beberapa tujuan dan fungsi evaluasi pembelajaran, yaitu: 1. Berfungsi selektif dengan cara mengadakan penilaian, guru mempunyai cara untuk mengadakan seleksi terhadap siswanya 2. Berfungsi diagnostik, dengan melaksanakan penilaian, guru mampu mengetahui kelebihan dan kekurangan siswanya. 3. Berfungsi sebagai penempatan untuk dapat menentukan dengan pasti di kelompok mana seseorang peserta didik harus ditempatkan, digunakan suatu penilaian. Peserta didik yang memiliki hasil penilaian yang sama akan berada dalam kelompok yang sama dalam belajar. 4. Pengukur keberhasilan, penilaian dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana suatu pembelajaran berhasil diterapkan