Anda di halaman 1dari 42

DOKUMEN I

FORMULASI DAN PENGEMBANGAN


PRODUK

PEMBUATAN TABLET : PARASETAMOL

TANGGAL MULAI : ………………………….

TANGGAL SELESAI : ………………………….

BAGIAN FORMULASI DAN PENGEMBANGAN PRODUK

No NAMA NIM TT
.
1. Anisa Kurniasari 201910410311156
2. Merita Adeliya 201910410311157
3. Rizqya Izzati 201910410311158
4. Wafiq Rizqi Karima 201910410311159
5. Fitria Cahyaning Pertiwi 201910410311160
6. Khofifah Olifinda Aulia N. 201910410311162
7. Nouval Atilla Zuhdi Aismi 201910410311163
8. Ishmah Alghumaisha 201910410311165
9. Ardiarini Adityaningrum L. 201910410311166
10. Naufal Bambang Raharjo 201910410311167
11. Olinda Fortunata 201910410311168
12. Silvia Putri Avivah Bisri 201910410311286
Supervisor Nama : Apt. Dian
Ermawati, S.Farm.,
M.Farm.

1
I. TINJAUAN TENTANG BAHAN OBAT.
1. LATAR BELAKANG BAHAN OBAT.
Nama bahan obat : Paracetamol ( Acetaminophen)
Nama kimia :C8H9NO2
Struktur kimia :

B. M. : 151,16 (FI VI Hal. 1359)


Kemurnian :Parasetamol mengandung tidak kurang dari 98,0% dan

tidak lebih dari 102,0% C8H9NO2, dihitung terhadap zat kering.


(FI VI hal. 1359)
Efekterapeutik : antipiretik dan analgesik
Dosis pemakaian :Dewasa : 0,5 – 1 g tiap 4 jam hingga maksimum
4 g sehari
Anak-anak : 3 bulan – 1 tahun = 60 – 120 mg
1 – 6tahun = 120 – 250 mg
7 – 12 tahun = 250 – 500 mg
Diberikan 3 – 4 kali sehari.
( Martindale 28th Ed., 2009)

2. TINJAUAN FARMAKOLOGI BAHAN OBAT.


a) Farmakologi
Paracetamol,turunan para-aminofenol, memiliki sifat analgesik dan antipiretik serta
aktivitas anti inflamasi yang lemah. Paracetamol diberikan secara oral atau sebagai
suppositoria rectal untuk nyeri ringan sampai sedang dan demam. Ini juga di berikan
melalui infus intra vena untuk pengobatan jangka pendek nyeri sedang, terutama setelah
operasi, dan demam. Paracetamol adalah salah satu dari 10 analgesik atau anti piretik
pilihan, terutama pada orang tua dan pada pasien di mana salisila tatau NSAID lain
menjadi kontra indikasi.

( Martindale 28th Ed., 2009)


2
b) Efek samping
Pada dosis terapi kadang terjadi peningkatan ringan enzim hati tanpa disertai ikterus.
Keadaan ini reversible jika obat dihentikan. Pada dosis yang lebih besar, dapat timbul
pusing, mudah terangsang dan disorientasi. Mengkonsumsi 15 g parasetamol dapat
berakibat fatal, dimana dapat menyebabkan hepatotoksik.
( Farmakologi Dasar & Klinik, Katzung Bertram G)
c) Toksisitas Akut
Akibat dosisi toksik yang paling serius ialah nekrosis hati. Nekrosis tubuli renalis serta
koma hipoglikemik dapat juga terjadi. Hepatotoksisitas dapat terjadi pada pemberian dosisi
tunggal 10-15 gram parasetamol. Gejala pada hari pertama keracunan akut parasetamol
belum mencerminkan bahaya yang mengancam. Anoreksi, mual dan muntah serta sakit
perut terjadi dalam 24 jam pertama dan dapat berlangsung semala seminggu atau lebih.
Gangguan hepar dapat terjadi pada hari kedua. Aktivitas alkali fosfatase dan kadar albumin
serum tetap normal. Kerusakan hati dapat mengakibatkan ensefalopati, koma dan
kematian. Kerusakan hati yang tidak berat pulih dalam beberapa minggu sampai beberapa
bulan.
( Farmakologi Dasar & Klinik, Katzung Bertram G)

d) Farmakokinetik
Paracetamol diabsorbsi cepat dan sempurna melalui saluran cerna.
Konsentrasi tinggi dalam plasma dicapai dalam waktu ½ jam dan masa
paruh plasma antara 1-3 jam. Obat ini tersebar ke seluruh cairan tubuh.
Dalam plasma, 25% paracetamol terikat protein plasma. Obat ini
dimetabolisme oleh enzim mikrosom hati. Sebagian asetaminofen (80%)
dikonjugasi dengan asam glukoronat dan sebagian kecil lainnya dengan
asam sulfat. Selain itu juga dapat mengalami hidroksilasi. Metabolit hasil
hidroksilasi ini dapat menimbulkan methemoglobinemia dan hemolysis
eritrosit. Kedua obat ini diekskresi melalui ginjal, sebagian kecil sebagai
paracetamol (3%) dan sebagian besar dalam bentuk terkonjungasi.
X( Farmakologi Dasar & Klinik, Katzung Bertram G)

e) Farmakodinamik

3
Efek analgesik paracetamol serupa dengan salisilat yaitu menghilangkan atau menburangi
nyeri ringan sampai sedang. Selain itu, menurunkan suhu tubuh dengan mekanisme yang
diduga juga berdasarkan efek sentral seperti salisilat. Efek antiinflamaso sangat lemah,
oleh karena itu paracetamol tidak digunakan sebagai antireumetik. Paracetamol
merupakan penghambat biosintesis PG yang lemah.
( Farmakologi Dasar & Klinik, Katzung Bertram G)

f) Indikasi
Di Indonesia penggunaan paracetamol sebagaia algesik dan antipiretik, telah menggantikan
penggunaan salisilat. Sebagaia algesik lainnya, paracetamol sebaiknya tidak diberikan
terlalu lama Karena kemungkinan menimbulkan nefropatianalgesik. Jika dosis terapi tidak
memberi manfaat, biasanya dosis lebih besar tidak menolong. Karena hamper tidak
mengiritasi lambung, paracetamol sering dikombinasikan dengan AINS untuk
efekanalgesik. .
(FarmakologidanTerapi, 2007)

3. ORGANOLEPTIS.
Warna : Putih
Bau : Tidak berbau
Rasa : Rasa sedikit pahit (FI VI hal.1359)

4. MIKROSKOPIS.
Bentukkristal : Serbuk hablur ( FI VI hal. 1359 )

5. KARAKTERISTIK FISIK/FISIKOMEKANIK.
1. Titik lebur : 168°C -172°C
2. Bobot jenis : 500 mg (farmasi clinik)
3. Ukuran/distribusi ukuran partikel : 2 – 6 µm (Kaerger, 2004)
4. Sifat alir :Parasetamol memiliki kelemahan karena daya
kompresibilitas yang rendah dan sifat alirnya yang buruk sehingga
akan menyebabkan kesulitan pada waktu pengempaan (Universitas
& Yogyakarta, 2013)
(Universitas, W., & Yogyakarta, N. (2013). Prosiding SNST ke-
4 Tahun 2013 Fakultas Teknik Universitas Wahid Hasyim
4
Semarang 1. 1–6.)

5. Kompaktibilitas : paracetamol menyerap uap air dalam jumlah yang tidak signifikan
pada suhu 26derajat celcius pada kelembaban relative meningkat sekitar 90% (codex 12 ed.
Page 989)

6. Higroskopisitas :Paracetamol menyerap uap air dalam jumlah yang tidak


signifikan pada suhu 25◦, Pada kelembapan relatif sampai 90%,
tidak higroskopis.
(Codex ed 12: 1989)

7. Polimorfisme :Tiga bentuk metastabil asetaminofen diketahui.


Asetaminofen ortorombik adalah cocok untuk tableting kompresi
langsung dan mungkin juga sedikit lebih larut tetapi memiliki telah
mengkristal hanya dalam jumlah kecil dan satu-satunya bentuk yang
tersedia secara komersial adalah asetaminofen monoklinik,
modifikasi termodinamika yang paling stabil.
( Biowalker monograph for Acetaminophen:5)

6. KARATERISTIK FISIKOKIMIA. pubchem


1. Kelaruan : larut dalam air mendidih dan dalam natrium
Hidroksida 1 N; mudah larut dalam etanol ( FI VI, Hal 1359)
2. pKa : 9,5 ( British Journal of Pharmacology )
3. Profil kelarutan terhadap pH :Larutan air jenuh pada PH 5.5-6.5
4. Laju disolusi : Disolusi tablet Acetaminophen pada waktu ke 30
Menit tidak boleh kurang dari 80% kadar
Acetaminophen. ( FI VI : Hal 1364)
5. Koefisien partisi : 0.28 (widiandani et al., 2013)

7. STABILITAS. MSDS (Material Safety Data Sheet)


1. Stabilitas bahan padat.
- Terhadap suhu :paracetamol stabil di atas suhu 45 derajat celsius
5
- Tarhadap cahaya :Perlu perlindungan dari cahaya
- Terhadap kelembaban :menyerap uap air dalam jumlah yang tidak
Signifikan pada suhu 25 derajat Celsius pada kelembapan
yang relative meningkat sekitar 50% (Codex 12 th : 989)

2. Stabilitas larutan.
- Terhadap pelarut : Sangat stabil dalam air
- Terhadap PH : hidrolisis minimum pada PH 5-7 pada suhu
25°C, pada waktu paruh paracetamol pada ph 2,5,6 dan 9 masing
masing adalah 0,73, 19,8, 21,8 dan 2,28 th
- Terhadapcahaya : paracetamol memerlukan perlindungan dan cahaya
- Terhadapoksigen : tahan/stabil terhadap oksidasi dan kondisi lembab
Paminofenol dapat terdegradasi dengan oksidasi menjadi
quinoniming dan produk berwarna merah jambu, coklat, dan hitam.
Paracetamol relative stabil terhadap oksidasi.

(Lund, Walter. 2009. The Pharmaceutical Codex Edisi 12.


London:ThePharmaceutical Press)

8. INKOMPATIBILITAS DENGAN EKSIPIEN.


Paracetamol tidak terdekomposisi dengan kebanyakan baham tambahan, tetapi dengan adanya
P aminofenol dalam paracetamol akan bereaksi dengan serbuk besi pada kadar rendah
menyebabkan warna merah muda.( pharm dosage form,tablet vol 1 Hal 443 )

9. PROSEDUR PENETAPAN KADAR.


( TABLET PARACETAMOL)
Lakukan penetapan dengan cara Kromatografi cair kinerja tinggi seperti yang tertera pada
Kromatografi<931>.
Fase gerak Buat campuran air-metanol P (3:1), saring dan awa udarakan. Jika perlu
lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian sistem seperti yang tertera pada
Kromatografi<931>.
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Parasetamol BPFI, larutkan dalam Fase gerak
hingga kadar lebih kurang 0,01 mg per mL.

6
Larutan uji persediaan Timbang danser bukkan tidak kurang dari 20 tablet. Timbang
saksama sejumlah serbuk tablet setara dengan lebih kurang 100 mg parasetamol, masukkan
kedalam labu tentukur 200-mL, tambahkan lebih kurang 100 mL Fase gerak, kocok selama 10
menit menggunakan pengocok mekanik, sonikasi selama 5 menit. Encerkan dengan Fase gerak
sampai tanda. Kadar larutan lebih kurang 0,5 mg per mL.
Larutan uji Pipet sejumlah Larutan uji persediaan encerkan dengan Fase gerak hingga
kadar lebih kurang 0,01 mg per mL.Saring larutan melalui penyaring dengan porositas 0,5
µm atau lebih halus, buang 10 mL filtrat pertama. Gunakan larutan jernih sebagai Larutan uji.
Sistem kromatografi cair kinerja tinggi dilengkapi dengan detektor 243 nm dan kolom 3,9
mm × 30 cm berisi bahan pengisi L1. Laju alir lebih kurang 1,5 mL per menit. Lakukan
kromatografi terhadap Larutan baku, rekam kromatogram seperti yang tertera pada Prosedur:
efisiensi kolom tidak kurang dari 1000 lempeng teoritis; faktor ikutan tidak lebih dari 2 dan
simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang tidak lebih dari 2,0%.
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume sama (lebih kurang 10 µL) Larutan
baku dan Larutan uji kedalam kromatograf. Rekam kromatogram dan ukur respons puncak
utama. Hitung jumlah dalam mg, parasetamol, C8H9NO2 dalam serbuk tablet yang digunakan
dengan rumus (ru/rs)(Cs/Cu)100. rUdanrS berturut-turut adalah respons puncak Larutan uji
dan Larutan baku; CS adalah kadar Parasetamol BPFI dalam mg per mL Larutan baku; CU
adalah kadar parasetamol dalam mg per mL Larutan uji berdasarkan jumlah yang tertera pada
etiket. (FI VI hal. 1364)

10. RANCANGAN KEMASAN PRIMER & SEKUNDER


Kemasan primer :kemasan yang langsung mewadahi/membungkus bahan yang dikemas.
- Nama obat
- Kandungan obat/komposisi
- Isi bersih
- Jenis sediaan
- Cara pemakaian
- Penyimpanan
- Larangan
- Indikasi
- Dosis
- Efek samping

7
- No. registrasi
- No. batch
- Kodeproduksi
Kemasan sekunder :kemasan yang fungsi utamanya melindungi kelompok kemasan lain.
- Nama obat
- Bobot
- Bentuk sediaan
- Komposisi
- Dosis
- Nama pabrik
- Indikasi
- Tanggal kadaluarsa
- Efek samping
- Aturan pakai
- No. registrasi
- No. batch
- Logo golongan obat
- Cara penyimpanan

11. RANCANGAN BROSUR


Informasi tentang obat biasanya dapat diperoleh dari etiket dan brosur yang menyerupai obat
tersebut. Apabila informasi dalam etiket/ brosur obat kurang dapat dipahami dianjurkan agar
menanyakan apoteker di brosur yang biasa tercantum.
Isi dari brosur
- Komposisi
- Dosis
- Nama Obat jadi
- Farmakologi
- Indikasi
- Kontra Indikasi
- Efek samping
- Peringatan
- No reg
8
- Nama Pabrik
- Logo golobat
- Netto
- Mekanisme
- Bentuk sediaan
- Aturan Pakai
- No Batch
- Penyimpanan

12. PENENTUAN WAKTU KADALUARSA : ( 795 PHARMACEUTICAL COMPOUNDING-


NONSTERILE PREPARATIONS )
BUD Menurut jenis Formulasi :
1. Untuk formulasi tidak berair : BUD tidak lebih dari waktu yang tersisa hingga tanggal
kedaluwarsa paling awal dari setiap API atau 6 bulan, mana saja yang lebih awal
2. Untuk formulasi oral yang mengandung air: BUD selambat lambatnya 14 hari bila disimpan
pada suhu dingin yang terkontrol
3. Untuk formulasi cairan dan semi padat yang mengandung air topical/dermal dan muosa: BUD
tidak lebih dari 30 hari.
BUD maksimum ini direkomendasikan untuk sediaan obat yang dihitung tidak steril jika tidak ada
informasi stabilitas yang dapat diterapkan untuk obat atau sediaan tertentu. BUD shall selambat
lambatnya tanggal kedaluwarsa pada wadah komponen apapun

I. ALTERNATIF-ALTERNATIF METODE PEMBUATAN


Granulasi Basah
Metode granulasi basah adalah metode yang dilakukan dengan cara membasahi massa tablet
menggunakan larutan pengikat sampai terdapat tingkat kebasahan tertentu lalu di granulasi.
Dengan adanya zat pengikat diharapkan dapat meningkatkan kohesifitas dan kompresibilitas
serbuk. Massa tablet Paracetamol terdiri dari campuran fase dalam dan fase luar yang telah di
proses untuk siap dikemas menjadi tablet. Fase dalam adalah massa utama tablet yang terdiri dari
campuran zat aktif dan eksipien yang diproses menjadi granul secara basah. Fase luar adalah
campuran beberapa eksipien saja,yaitu penghancur luar,glidan,dan lubrikan yang ditambahkan ke
fase dalam untuk memudahkan pengempaan tablet dan untuk menunjang mutu tablet yang
memenuhi syarat.

9
 Metode-metode Granulasi Basah pada pembuatan tablet (Charles, 2010) (Teknologi Sediaan Solid
hal.116)

a. Mencampur zat aktif dan eksipien (komponen dalam) dalam alat campur

b. Membuat/menyiapkan cairan pengikat

c. Membuat massa granulasi serbuk dengan cairan pengikat dalam alat campur

d. Menggranulasi basah massa granul dengan ayakan nomor mesh 6 – 12 dalam mesin granulator

e. Granul basah dikeringkan dikeringkan pada suhu + 50ᴼ – 60ᴼC dalam lemari pengering
 Secara prosedur pembuatan tablet menggunakan metoda granula basah dapat dijelaskan melalui
alur atau tahap-tahapan berikut ini, yaitu:(Teknologi Sediaan Solid hal.126)

1. Bahan aktif dan eksipien masing-masing dihaluskan terlebih dahulu dalam mesin penggiling.
Sementara itu, untuk skala laboratorium dapat dilakukan dengan pengayakan.
2. Campurkan bahan aktif, pengisi, pengikat kering, dan penghancur dalam.
3. Tambahkan pelarut (air dan alkohol) untuk mengaktifkan pengikat kering. Jika pengikat sudah
dibuat sebagai cairan yang kental, maka langsung tambahkan dalam campuran.
4. Massa yang lembap dibentuk menjadi granul dengan diayak melalui pengayak dengan nomor
mesh 6 – 12.
5. Granul kemudian dikeringkan pada suhu 50ᴼ - 60ᴼ C atau dalam pengering lapis mengalir.
6. Granul yang kering kemudian diayak dengan pengayak nomor mesh 18 – 20, lalu tambahkan
penghancur luar, glidan, dan lubrikan.
7. Lalu lakukan pengujian granul.
8. Massa granul siap dicetak.

II. FORMULA YANG DIBUAT :

Jumlah
No Nama Bahan Fungsi % rentang % yang Jumlah 100
pemakaian dibuat tiap tablet Tablet (gr)
(mg)
1. Paracetamol Bahan 90%-110% 500 50
Aktif
Penghancur 2%-8% 4% 26 2,6
2. Sodium Starch (Disintregant)
Glikolat (SSG,
Primo Gel)
10
PVP 0,5%-5% 2% 13 1,3
3. (PolyvinylpyrrolidoPengikat
ne) (Binder)
4. Laktosa Pengisi Ad 650 mg 104,5 10,45
(Filler)
5. Magnesium stearate Pelicin 0,25%-5% 1% 6,5 0,65
(Lubricant)

Cara kerja:
1. Larutkan PVP dalam aquadest.
2. Campur Paracetamol dan Laktosa kemudian dibasahi dengan cairan pengikat PVP.
3. Lewatkan masa yang lembab melalui ayakan (12 mesh).
4. Dikeringkan pada suhu 40-50̊ Celcius.
5. Ayak kering granul dengan ayakan mesh no 16.
6. Campur granul kering dengan SSG dan Magnesium Stearate.
7. Massa granul siap dicetak.

Malang,

…………………………….

Bagian Formulasi dan Pengembangan Produk,


NO NAMA TTD

1. 1.

2. 2.

3. 3.

11
DOKUMEN 2

PRODUKSI

PEMBUATAN TABLET : …………………………….

TANGGAL MULAI : ………………………….

TANGGAL SELESAI : ………………………….

BAGIAN PRODUKSI

No NAMA NIM TT
.
1.

2.

3.

Supervisor Nama :
I. KOMPOSISI.

JUMLAH JUMLAH
No. NAMA BAHAN (mg /tablet) 100 TABLET (g)

1. Paracetamol 500 50

2. Laktosa 104,5 10,45

3. Sodium Starch Glikolat 26 2,6

4. Polivinil Pirolidon 13 1,3

5. Magnesium Stearat 6,5 0,65

II. DIAGRAM ALIR PROSES PRODUKSI

Paracetamol Lactosa SSG

CAMPUR

Kempa Menjadi Tablet yang besar ( Slugging )

Dipecah menjadi Granul

Diayak

Dikempa cetak Tablet dengan mesin Tablet


III. PELAKSANAAN.

1. PENIMBANGAN:

No NAMA BAHAN JUMLAH T.T. T.T.

1. Paracetamol …………………… …………… ……………

2. Laktosa ……………………. …………… ……………

3. Sodium Starch Glikolat ……………………. …………… ……………

4. Polivinil Pirolidon ……………………. …………… ……………

5. Magnesium Stearat ……………………. …………… ……………

2. PENCAMPURAN KERING.

ALAT : Tablet Compression, Machine, Ayakan

BAHAN : Paracetamol, Laktosa, Sodium Starch Glikolat, Polivinil


Pirolidin, Magnesium Stearat

LAMA PENCAMPURAN :

PROSEDUR :1. Zat berkhashiat, Zat Pengisi, Zat penghancur,


Zat Pengikat dan Zat pelicin yang dicampur.
2. Dibuat dengan cara kempa cetak menjadi tablet yang
Besar ( Slugging )
3. Tablet yang sudah jadi dipecah menjadi granul lalu
Diayak
4. Dikempa cetak tablet yang dikehendaki dengan mesin
tablet

3. GRANULASI

III.1. PEMBUATAN LARUTAN PENGIKAT


a. Timbang 1,3 g povione / polivinil pirolidon.

b. Masukkan dalam beaker glass 50 ml.

c. Tambahkan kurang lebih 10% aquadest dari bobot total.

d. Aduk sampai povidone / polivinil pirolidon larut sempurna menggunakan

batang pengaduk.

a. PEMBUATAN MASA GRANUL ALAT : Manual atau Mikser/granulator

konvensional

LAMA GRANULASI : tergantung obat

PROSEDUR :

Granulasi Basah

- Siapkan alat yang digunakan

– Pembentukan inti dengan penambahan bahan pengikat

– Tahap transisi akan terjadi perbesaran partikel inti

– Tahap pembentukan masa granul inti yang besar akan bergabung membentuk

granul-granul menjadi massa yang besar bila diayak atau dipatahkan akan

menghasilkan granul.

Granulasi Kering

-bahan pengikat ditambahkan dalam bentuk serbuk dan tanapa penambahan pelarut.

Ada dua prinsip proses granulasi kering yaitu : campuran dikempa menjadi tablet

(slugging dengan mesin tablet) atau campuran serbuk ditekan menjadi lembaran

(roller compactor, contoh alat chilosonator).


– Tablet atau lembaran yang terbentuk selanjutnya di hancurkan menjadi butiran

granul dan diayak

b. PENGAYAKAN MASA GRANUL

ALAT : Loyang, Kertas perkamen, ayakan

DIAMETER PENGAYAK :
Berat tablet Nomer ayakan (mesh/inci) Diameter punch
(mg)
Granul Basah Granul Kering
50 16 20 5-6,5
100 14 18 7
150 12 16 8
200 12 16 8,5
300 10 12 10,5
500 10 10 12
1000 8 8 16

PROSEDUR :

- Bersihkan pengayak

– Ayak dengan menggunakan ayakan menurut diameter yang digunakan

– Tampung hasil di dalam wadah loyang

– Kemudian masukkan hasil ke dalam oven untuk proses pengeringan

4. PENGERINGAN

ALAT : oven

SUHU : 40 - 50̊ C
LAMA PENGERINGAN :

Awal proses Akhr proses pengeringan TT


pengeringan

1………..

2………..

3…………

5. PENGAYAKAN GRANUL KERING

ALAT : Ayakan dengan mesh 14-16

DIAMETER PENGAYAK : 14
6. EVALUASI GRANUL

6.1. DISTRIBUSI UKURAN GRANUL/ “FINES”


HASIL PENGAMATAN :

Penmgayak Bobot Pengayak + Bobot


granul Granul
(g) (g)
No. Mesh Diameter Bobot (g)
lubang
(m)

…………. ………………. …………… ………………… ………...


. …
…………. ………………. …………… ………………… ………...
. …
…………. ………………. …………… ………………… ………...
. …
…………. ………………. …………… ………………… ………...
. …
…………. ………………. …………… ………………… ………...
. …
…………. ………………. …………… ………………… ………...
. …
…………. ………………. …………… ………………… ………...
. …
…………. ………………. …………… ………………… ………...
. …

Jumlah ………...
1. Tabel Distribusi Ukuran.

Ukuran Granul Bobot granul

(m) g % %kumulatif <

……………. …………. …………. ……………..


…………… - ……………. ………… …………. ……………..

…………… - ……………. …………. …………. ……………..

…………… - ……………. …………. …………. ……………..

…………… - ……………. …………. …………. ……………..

…………… - ……………. ………… …………. ……………..

……………. …………. …………. ……………..

………….
Jumlah 100

2. Kurva Histogram Frekuensi/Ferekuensi Ukuran.


3. Kurva Frekuensi Kumulatif

6.2. BOBOT JENIS BJ nyata:

HASIL PENGAMATAN :

6.3. W V B
N (g) ( ml ) ( g/ml )

6.4.
………… ………… ……………
6.5. …… …… ….
1 ………… ………… ……………
…… ……. ….
6.6. ………… ………… ……………
2 …… …….. ….

6.7.
3

Rata-rata

BJ mampat
HASIL PENGAMATAN :

Interval Volume (ml )


Pengetukan
1 2 3

100 ………… ………… …………


200 ………… ………… …………
300 ………… ………… …………
400 ………… ………… …………
500 ………… ………… …………
600 ………… ………… …………
700 ………… ………… …………
800 ………… ………… …………
900 ………… ………… …………
1000 ………… ………… …………

 (g/ml) ………… ………… …………

 rata-2 = g/ml

Porositas =……………………..
Kompresibilitas =……………

6.3. KANDUNGAN LENGAS (MC)= %

6.4. KECEPATAN ALIR DAN SUDUT ISTIRAHAT

HASIL PENGAMATAN :
Sebelum Penambahan Lubrikan Sesudah Penambahan Lubrikan
No.
W t Kec. alir W t Kec. alir
(g) (detik) (g/detik) (g) (detik) (g/detik)

1. ………. ………. ………. ………. ………. ……….

2. ………. ………. ………. ………. ………. ……….


3. ………. ………. ………. ………. ………. ……….

Rata – rata ……. Rata – rata …….

HASIL PENGAMATAN :

No. h r
( cm ) ( cm ) ()

1. ………… ………… …………


2. ………… ………… …………
3. ………… ………… …………

Rata – rata …………

6.5. KESERAGAMAN KANDUNGAN (OLEH BAGIAN PENGUJIAN MUTU)


7. PENCAMPURAN FASE EKSTERNAL :

ALAT :

LAMA PENCAMPURAN :

8. PENCETAKAN TABLET

ALAT :

KECEPATAN TABLETASI :

DIAMETER TABLET :

BOBOT TABLET:

RENTANG BOBOT (  5 %) :

KEKERASAN (> 4 KG) :

Surabaya, …………………………….

Bagian Produksi,

No. NAMA T . T.

1. 1.

2. 2.

3. 3.
DOKUMEN 3

PENGAWASAN MUTU

PEMBUATAN TABLET : …………………………….

TANGGAL MULAI : ………………………….

TANGGAL SELESAI : ………………………….

BAGIAN PENGAWASAN MUTU

No NAMA NIM TT
.
1.

2.

3.

Supervisor Nama :
EVALUASI TABLET
I. PENGUJIAN MUTU PRODUK JADI.
1. KESERAGAMAN BOBOT TABLET

Prosedur Tetap
Halaman 1/1
UJI KESERAGAMAN BOBOT TABLET No. 12345
PARACETAMOL 650 Mg
Departemen Seksi Tanggal Berlaku :
PT.PHARMACEUTICAL
Pengawasan Mutu
Disusun Oleh : Diperiksa Oleh : Disetujui Oleh :

1. Tujuan
Untuk menguji atau mengetahui keseragaman bobot dari tablet parasetamol 650 mg.

2. Ruang Lingkup
Prosedur ini berlaku untuk tablet parasetamol 650 mg.

3. Tanggung Jawab

3.1 Mahasiswa Bagian Pengawasan Mutu untuk bertanggung jawab atas menyusun, men
gkaji ulang, dan melatihkan protap ini.
3.2 Mahasiswa Bagian Pengawasan Mutu untuk bertanggung jawab atas produk ini sebe
lum rilis.
3.3 Mahasiswa Bagian Pemastian Mutu bertanggung jawab untuk menguji produk ini.

4. Bahan dan Alat


4.1 Bahan
 Tablet parasetamol 650 mg
4.2 Alat

5. Prosedur
Keseragaman sediaan didefinisikan sebagai derajat keseragaman jumlah zat aktif dalam
satuan sediaan. Persyaratan yang ditetapkan dalam bab ini berlaku untuk masing-masing zat
aktif yang terkandung dalam satuan sediaan yang mengandung satu atau lebih zat aktif,
kecuali dinyatakan lain dalam farmakope. Keseragaman sediaan ditetapkan dengan salah
satu dari dua metode, yaitu Keragaman bobot dan Keseragakeseragaman kandungan (Tabel
1). Uji Keseragaman kandungan berdasarkan pada penetapan kadar masing-masing
kandungan zat aktif dalam satuan sediaan untuk menentukan apakah kandungan masing-
masing terletak dalam batasan yang ditentukan.

 Keragaman Bobot
Lakukan penetapan kadar zat aktif pada contoh bets yang mewakili menggunakan
metode analisis yang sesuai. Nilai ini disebut hasil A, dinyatakan dalam persen dari
jumlah yang tertera pada etiket (seperti tertera pada Perhitungan nilai peneriman),
dengan asumsi kadar (bobot zat aktif per bobot satuan sediaan) homogen. Ambil tidak
kurang dari 30 satuan sediaan dan lakukan seperti berikut untuk bentuk sediaan yang
dimaksud.
Tablet tidak bersalut atau bersalut selaput Timbang saksama 10 tablet satu per
satu. Hitung jumlah zat aktif dalam tiap tablet yang dinyatakan dalam persen dari jumlah
yang tertera pada etiket darihasil Penetapan kadar masing-masing tablet. Hitung nilai
keberterimaan.
 Perhitungan nilai keberterimaan Hitung nilai keberterimaan seperti pada uji
Keseragaman kandungan, kecuali kandungan masing-masing satuan diganti dengan
perkiraankandungan masing-masing sebagai berikut:

 Perhitungan Nilai Keberterimaan

Hitung nilai keberterimaan dengan rumus :

 KRITERIA
Gunakan kriteria berikut kecuali dinyatakan lain dalam masing-masing monografi.
Sediaan padat, setengah padat dan cair Keseragaman sediaan memenuhi syarat jika
nilai keberterimaan 10 unit sediaan pertama tidak kurang atau sama dengan L1%.
Jika nilai keberterimaan lebih besar dari L1%, lakukan pengujian pada 20 unit sediaan
tambahan, dan hitung nilai keberterimaan. Memenuhi syarat jika nilai keberterimaan
akhir dari 30 unit sediaan lebih kecil atau sama dengan L1% dan tidak ada satu unitpun
kurang dari [1 – (0,01)(L2)]M atau tidak satu unitpun lebih dari [1 + (0,01)(L2)]M
seperti tertera pada Perhitungan nilai keberterimaan dalam Keseragaman kandungan
atau Keragaman bobot. Kecuali dinyatakan lain L1 adalah 15,0 dan L2 adalah 25,0.

6. Daftar Pustaka
Department of Health Republic of Indonesia (2020) Farmakope Indonesia edisi VI, Departemen
Kesehatan Republik Indonesia.

Bobot tablet yang direncanakan : g


Rentang bobot : …………..% ( g)

NO. BOBOT TABLET ( g )


1. ……………….
2. ……………….
3. ……………….
4. ……………….
5. ……………….
6. ……………….
7. ……………….
8. ……………….
9. ……………….
10. ……………….

Bobot tablet rata-rata : g


Kesimpulan :

2. KESERAGAMAN UKURAN TABLET


Prosedur Tetap
Halaman 1/1
UJI KESERAGAMAN UKURAN TABLET No. 12345
PARACETAMOL 650 Mg
Departemen Seksi Tanggal Berlaku :
PT.PHARMACEUTICAL
Pengawasan Mutu
Disusun Oleh : Diperiksa Oleh : Disetujui Oleh :

1. Tujuan
Untuk menguji atau mengetahui keseragaman ukuran dari tablet parasetamol 650 mg.

2. Ruang Lingkup
Prosedur ini berlaku untuk tablet parasetamol 650 mg.

3. Tanggung Jawab
3.4 Mahasiswa Bagian Pengawasan Mutu untuk bertanggung jawab atas menyusun, men
gkaji ulang, dan melatihkan protap ini.
3.5 Mahasiswa Bagian Pengawasan Mutu untuk bertanggung jawab atas produk ini sebe
lum rilis.
3.6 Mahasiswa Bagian Pemastian Mutu bertanggung jawab untuk menguji produk ini.

4. Bahan dan Alat


4.3 Bahan
 Tablet parasetamol 650 mg
4.4 Alat
 Jangka sorong
5. Prosedur
 Menggunakan 20 tablet ukur diameter dan ketebalannya menggunakan jangka sorong.
Hitung rata-rata dan SD nya Persyaratan : Menurut F I edisi III, kecuali dinyatakan
lain, tidak lebih dari tiga kali diameter tablet dan tidak kurang dari satu sepertiga kali
ketebalan tablet.

6. Daftar Pustaka
Anonim, 1979, Farmakope Indonesia, Edisi III, Departemen Kesehatan Republik
Indonesia, Jakarta. 6-7.

NO. DIAMETER (mm ) TEBAL ( mm ) D/T


1. …………… …………… ……………
2. …………… …………… ……………
3. …………… …………… ……………
4. …………… …………… ……………
5. …………… …………… ……………

Rata-rata :
Persyaratan : DM tablet tidak boleh melebihi tiga kali tebal tablet dan tidak kurang dari
satu sepertiga tebal tablet.
Kesimpulan :
3. WAKTU HANCUR TABLET.

Prosedur Tetap
Halaman 2/3
UJI WAKTU HANCUR TABLET No. 12345
PARACETAMOL 650 Mg
Departemen Seksi Tanggal Berlaku :
PT.PHARMACEUTICAL
Pengawasan Mutu
Disusun Oleh : Diperiksa Oleh : Disetujui Oleh :

1. Tujuan :
Untuk menguji waktu hancur dari tablet parasetamol 650mg

2. Ruang Lingkup :
Prosedur ini berlaku untuk tablet parasetamol 650mg

3. Tanggung Jawab :
3.1 Mahasiswa Bagian Pengawasan Mutu untuk bertanggung jawab atas menyusun, men
gkaji ulang, dan melatihkan protap ini.
3.2 Mahasiswa Bagian Pengawasan Mutu untuk bertanggung jawab atas produk ini sebel
um rilis.
3.3 Mahasiswa Bagian Pemastian Mutu bertanggung jawab untuk menguji produk ini.

4. Bahan Dan Alat :


4.1 Bahan
 Tablet parasetamol 650 mg
4.2 Alat
 Rangkaian Keranjang Yang Terdiri dari 6 Tabung Transparan Yang Kedua
Ujungnya Terbuka
 Thermostat
 Pinset
 Alat Disintegration Tester DIS 6000
5. Prosedur
Untuk uji waktu hancur paracetamol yang merupakan tablet tak bersalut dapat menggunakan alat
uji waktu hancur (Disintegration Tester) dalam media air yang bersuhu 37° ± 2° kecuali
dinyatakan lain.
5.1 Persiapan
Mempersiapkan alat dan bahan yang akan digunakan serta memastikan alat dalam keadaan
bersih dan siap untuk digunakan.
5.2 Pengujian
5.2.1 Bejana di isi dengan HCl 0,1 N sampai batas tertinggi (maximun water level)
5.2.2 Masukkan 1 tablet pada masing-masing keranjang (6 tablet untuk 6 keranjang) yang telah
dialasi dengan lempeng kasa
5.2.3 kemudian alat disetting (lempeng kasa harus tepat berada tepat diatas permukaan larutan)
5.2.4 Keranjang tersebut dinaik turunkan secara teratur 30 kali setiap menitnya.
5.2.5 Waktu hancur tablet dapat diamati sejak pertama kali tablet mulai hancur sampai tablet
hancur sempurna yang di tandai dengan tidak adanya bagian tablet yang tertinggal di atas kasa.
5.3 Apabila terdapat 1 atau 2 tablet yang tidak hancur sempurna maka
5.3.1 ulangi pengujian dengan 12 tablet lainnya. Tidak boleh kurang 16 tablet dari total 18 tablet
yang diuji harus hancur sempurna agar memenuhi persyaratan
( Farmakope Indonesia V edisi 2 hal 1613)

6. Daftar Pustaka
 Farmakope Indonesia V edisi 2 hal 1613
 Kusuma, D. and Apriliani, E.D., 2018. Evaluasi Fisik Tablet Parasetamol
Generik dan Tablet Parasetamol Bermerk Dagang. Jurnal Kefarmasian
Akfarindo, pp.1-7.

NO. Waktu Hancur ( detik )


1. ……………………………
2. ……………………………
3. ……………………………
4. ……………………………
5. ……………………………
6. ……………………………

Rata-rata :
Persyaratan :
Kesimpulan :

4. KEKERASAN TABLET
Prosedur Tetap
UJI KEKERASAN TABLET PARACETAMOL Halaman 2/3
650 Mg No. 12345

Departemen Seksi
PT. Tanggal Berlaku :
Pengawasan Mutu
PHARMACEUTICAL
Disusun Oleh : Diperiksa Oleh : Disetujui Oleh :

1. Tujuan :
Untuk menguji atau mengetahui daya kekerasan dari tablet parasetamol 650mg.

2. Ruang Lingkup :
Prosedur ini berlaku untuk tablet parasetamol 650mg.

3. Tanggung Jawab :
3.1 Mahasiswa Bagian Pengawasan Mutu untuk bertanggung jawab atas menyusun, mengkaji ul
ang, dan melatihkan protap ini.
3.2 Mahasiswa Bagian Pengawasan Mutu untuk bertanggung jawab atas produk ini sebelum rili
s.
3.3 Mahasiswa Bagian Pemastian Mutu bertanggung jawab untuk menguji produk ini.

4. Bahan Dan Alat :


4.1 Bahan
 Tablet parasetamol 650mg
4.2 Alat
 Strong Cobb Hardness Tester YD.1

5. Prosedur

Satu tablet diletakkan ditengah dan tegak lurus pada hardness tester, mula-mula pada posisi nol,
kemudian alat diputar pelan-pelan hingga tablet pecah. Dibaca skala yang dicapai pada saat
tablet pecah atau hancur (Kurniawan, dkk., 2013)

6. Daftar Pustaka
Kusuma, D. and Apriliani, E.D., 2018. Evaluasi Fisik Tablet Parasetamol Generik dan Tablet
Parasetamol Bermerk Dagang. Jurnal Kefarmasian Akfarindo, pp.1-7.

NO. KEKERASAN ( k g ) NO. KEKERASAN ( k g )

1. ………………. 6. ……………….
2. ………………. 7. ……………….
3. ………………. 8. ……………….
4. ………………. 9. ……………….
5. ………………. 10. ………………

Rata-rata :
Persyaratan :
Kesimpulan :
5. KERAPUHAN TABLET
Prosedur Tetap
UJI KEKERASAN TABLET PARACETAMOL Halaman 2/3
650 Mg No. 12345

Departemen Seksi
PT. Tanggal Berlaku :
Pengawasan Mutu
PHARMACEUTICAL
Disusun Oleh : Diperiksa Oleh : Disetujui Oleh :

7. Tujuan :
Untuk menguji atau mengetahui daya kekerasan dari tablet parasetamol 650mg.

8. Ruang Lingkup :
Prosedur ini berlaku untuk tablet parasetamol 650mg.

9. Tanggung Jawab :
3.1 Mahasiswa Bagian Pengawasan Mutu untuk bertanggung jawab atas menyusun, mengkaji ul
ang, dan melatihkan protap ini.
3.4 Mahasiswa Bagian Pengawasan Mutu untuk bertanggung jawab atas produk ini sebelum rili
s.
3.5 Mahasiswa Bagian Pemastian Mutu bertanggung jawab untuk menguji produk ini.

10. Bahan Dan Alat :


4.3 Bahan
 Tablet parasetamol 650mg
4.4 Alat
 Rhoche Friabilitor
11. Prosedur
 Ditimbang 20 tablet yang telah dibersihkan dari debu, di catat berat nya (gram).
 Tablet dimasukkan ke dalam alat (Rhoche Friabilitor CS-2) lalu alat di jalan kan selama
4 menit (100 kali putaran).
 Setelah batas waktu yang ditentukan tablet dikeluarkan dan di bersihkan dari debu, lalu
ditimbang beratnya (gram) di hitung persen bobot tablet yang hilang (Puspita, dkk, 2013)
 Ketentuan umum kehilangan berat ≤ 0,8 % (Voigt, 1994)

12. Daftar Pustaka


(The United States Pharmacopeial Convention, 2011)
c
NO. Bobot awal ( g ) Bobot akhir ( g ) Kerapuhan ( % )

1. …………… …………… ……………


2. …………… …………… ……………
3. …………… …………… ……………

Rata-rata :
Persyaratan :
Kesimpulan :
6. KESERAGAMAN KANDUNGAN
PERSYARATAN :
Untuk menjamin konsistensi satuan sediaan, masing-masing satuan dalam
bets harus mempunyai kandungan zat aktif dalam rentang sempit yang mendekati
kadar yang tertera pada etiket. Satuan sediaan didefinisi kan sebagai bentuk
sediaan yang mengandung dosis tunggal atau bagian dari suatu dosis zat aktif
pada masing-masing satuan. Persyaratan keseragaman sediaan tidak berlaku
untuk suspensi, emulsi, atau gel dalam wadah satuan dosis yang ditujukan untuk
penggunaan secara eksternal pada kulit.

Keseragaman sediaan didefinisikan sebagai derajat keseragaman jumlah zat


aktif dalam satuan sediaan. Persyaratan yang ditetapkan dalam bab ini berlaku
untuk masing-masing zat aktif yang terkandung dalam satuan sediaan yang
mengandung satu atau lebih zat aktif, kecuali dinyatakan lain dalam farmakope.

Keseragaman sediaan ditetapkan dengan salah satu dari dua metode, yaitu
Keragaman bobot dan Keseragaman kandungan (Tabel 1). Uji Keseragaman
kandungan berdasarkan pada penetapan kadar masing-masing kandungan zat aktif
dalam satuan sediaan untuk menentukan apakah kandungan masing-masing
terletak dalam batasan yang ditentukan. Metode keseragaman kandungan dapat
digunakan untuk semua kasus.
(Jivani et al., 2019)

7. UJI DISOLUSI

Prosedur Tetap
UJI DISOLUSI TABLET PARACETAMOL Halaman 2/3
650 Mg No. 12345
Departemen Seksi
PT. Pengawasan Mutu Tanggal Berlaku :
PHARMACEUTICAL
Disusun Oleh : Diperiksa Oleh : Disetujui Oleh :
1. Tujuan :
Pelaksanaan ini bertujuan untuk memberikan pedoman dalam pengoperasian spektrofotometri
UV-Vis dan juga menguji disolusi tablet paracetamol 650 mg.

2. Ruang Lingkup :
Ruang lingkup pelaksanan kerja ini meliputi pengoperasian spektrofotometri UV-Vis dalam uji
Disolusi tablet

3. Tanggung Jawab :
a. kepala bagian pengawasan mutu bertanggung jawab untuk mengkaji dan
menyetujui serta memastikan bahwa protap ini dilatihkan dan dilaksanakan.
b. kepala bagian pengawasan mutu bertanggung jawab untuk :
1. Menyusun ,mengkaji ulang, melatih protap ini.
2. Melaksanakan buku log uji disolusi tablet paracetamol 650 mg
3. analis yang di tunjukan bertanggung jawab untuk melakukan pemantauan terhadap proses
uji disolusi tablet paracetamol 650 mg sesuai dengan protap yang tercantum.

4. Bahan Dan Alat :


4.1 bahan :
Tablet paracetamol 650 mg
Larutan dapar fosfat pH 5,8 900 mL
4.2 alat :
Alat disolusi terdiri dari satu unit
Alat spektrofotometri UV-Vis
Labu ukur: 10, 25, 50 dan 100ml
Pipet volum: 1, 2, 3 dan 5ml
Gelas ukur 1000ml
Gelas beker 50, 100, 500 dan 1000ml
Alat suntik
Penyangga saringan (filter holder)
Kertas saring Millipore 0,45μm dengan diameter 13m

5. Prosedur
5.1 Penyiapan
5.2 Pengujian disolusi
a.) Wadah disolusi dicelupkan dalam suatu penangas air, lalu diisi dapar fosfat 5,8 sebanyak
900ml.
b.) Penangas air diatur, sehingga mempertahankan suhu media disolusi di bagian dalam
wadah disolusi pada 37 ± 0,5°C.
c.) Pasang pengaduk dayung pada motor pengaduk, atur posisinya sehingga sumbu tangkai
terletak di tengah wadah disolusi dan antara dayung dengan dasar wadah ± 2,5cm.
d.) Bila suhu larutan dapar telah konstan 37 ± 0,5°C tablet dimasukkan, lalu tunggu tablet
mencapai dasar, baru motor penggerak dihidupkan dengan kecepatan 50rpm.
e.) Pengambilan sampel dilakukan pada rentang waktu: 5, 10, 15, 20, 25 dan 30 menit.
f.) Larutan disolusi diambil sebanyak 5,0ml dengan alat suntik yang telah dilengkapi dengan
penyangga saringan (filter holder) dengan kertas saring millipore 0,45μm pada bagian
tengah antara bagian atas pengaduk dan permukaan media dan tidak lebih dekat dari 1cm
dari dinding wadah, lalu dimasukkan ke dalam tabung reaksi.
g.) Pada setiap pengambilan sampel media disolusi harus diganti dengan volume yang sama
suhunya dengan suhu media percobaan. Pada waktu pengambilan larutan disolusi harus
dijaga agar partikel sediaan tidak ikut terambil, sebab akan mengganggu uji disolusi.
h.) Penetapan kadar Paracetamol menggunakan spektrofotometri UV-Vis
Malang, …………………………….

Bagian Pengawasan Mutu

No. NAMA T . T.

1. 1.

2. 2.

3. 3.
Spesifikasi Tabet
Nama Spesifikasi No
Tablet Paracetamol 650 mg, Kode
Perusahaan produk.... Tanggal berlaku
Departemen Seksi
Pengawasan Mutu

Disusun oleh Diperiksa oleh Disetujui oleh Mengganti


No

Tanggal Tanggal Tanggal

Bentuk Sediaan Tablet


Pemerian Tablet bundar tapi datar, diameter 11 ml
Bahan aktif obat Kadar tab paracetamol : tidak kurang dari 90%
tiap tabet
Rujukan -----
Kakteristik Bobot tablet : 650 mg
fisis/kimiawi Mg diameter : 11 ml
Kekerasan :
Waktu hancur :
Disolusi :
Kerenyahan :
Spesifikasi lain -----
Spesifikasi kemasan Kemasan strip
dan penandaan
Penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat dan pada suhu ruang terkendali
Masa simpan 6 bulan karena obat termasuk sediaan padat yang tidak
mengandung air

Anda mungkin juga menyukai