Anda di halaman 1dari 30

STANDAR

PASIENT
SAFETY
Wahyu Ersila, SST., MPH
PENDAHULUAN
o Dalam Rangka meningkatkan kualitas
pelayanan kesehatan, dibutuhkan tindakan
yang komprehensif dan responsif terhadap
kejadian tidak diinginkan di Faskes agar
kejadian serupa tidak terulang kembali

o Setiap Fasilitas Pelayanan Kesehatan


harus menyelenggarakan Keselamatan
Pasien

o Penyelenggaraan keselamatan pasien


diatur dalam Peraturan Menteri
Kesehatan Permenkes RI No 11 tahun
2017 tentang Keselamatan Pasien
o Penyelenggaraan tersebut melalui
pembentukan sistem pelayanan:
 Standar Keselamatan Pasien
 Sasaran Keselamatan Pasien
 7 langkah menuju keselamatan Pasien
Mengingat masalah keselamatan pasien merupakan masalah yang perlu ditangani segera
di fasilitas pelayanan kesehatan di Indonesia maka diperlukan standar keselamatan pasien
fasilitas pelayanan kesehatan yang merupakan acuan bagi fasilitas pelayanan kesehatan di
Indonesia untuk melaksanakan kegiatannya.
 Standar Keselamatan Pasien wajib diterapkan fasilitas pelayanan kesehatan dan
penilaiannya dilakukan dengan menggunakan Instrumen Akreditasi.
7 Standar Keselamatan Pasien
1. Hak pasien.
2. Mendidik pasien dan keluarga.

3. Keselamatan pasien dan kesinambungan pelayanan.

4. Penggunaan metoda-metoda peningkatan kinerja untuk


melakukan evaluasi dan program peningkatan keselamatan pasien.

5. Peran kepemimpinan dalam meningkatkan keselamatan


pasien.

6. Mendidik staf tentang keselamatan pasien.

7. komunikasi merupakan kunci bagi staf untuk mencapai


keselamatan pasien.
STANDAR I
HAK PASIEN
Pasien dan keluarganya mempunyai hak untuk
mendapatkan informasi tentang rencana dan hasil
pelayanan termasuk kemungkinan terjadinya kejadian tak
diharapkan.
Kriteria:

Harus ada dokter penanggung jawab pelayanan.

Dokter penanggung jawab pelayanan wajib


membuat rencanapelayanan.

Dokter penanggung jawab pelayanan wajib memberikan


penjelasan secara jelas dan benar kepada pasien dan
keluarganya tentang rencana dan hasil pelayanan,
pengobatan dan prosedur untuk pasien termasuk
kemungkinan KTD
STANDAR II
MENDIDIK PASIEN DAN KELUARGA

Rumah sakit harus mendidik pasien dan keluarganya


tentang kewajiban dan tanggung pasien dalam asuhan
pasien. Keselamatan pasien dalam pemberian
pelayanan dapat di tingkatkan dengan keterlibatan
pasien yang merupakan patner dalam proses
pelayanan.Karena itu di rumah sakit harus ada sistem
dan mekanisme mendidik pasien dan keluarganya
tentang kewajiban dan tanggung jawab pasien dalam
asuhan pasien.
STANDAR II
MENDIDIK PASIEN DAN KELUARGA
Kriteria:

a. Memberi informasi yang benar, jelas, lengkap dan


jujur.
b. Mengetahui kewajiban dan tanggung jawab pasien
dan keluarga.
c. Mengajukan pertanyaan-pertanyaan untuk hal yang
tidak dimengerti.
d. Memahami dan menerima konsekuensi pelayanan.
e. Mematuhi instruksi dan menghormati peraturan
rumah sakit.
f. Memperlihatkan sikap menghormati dan
tenggangrasa.
g. Memenuhi kewajiban finansial yang disepakati.
STANDAR III
KESELAMATAN PASIEN DAN
KESINAMBUNGAN PELAYANAN
Rumah sakit menjamin kesinambungan pelayanan dan
menjamin koordinasi antar tenaga dan
antar unit pelayanan.
Kriteria:
Terdapat koordinasi pelayanan secara menyeluruh mulai
dari saat pasien masuk,pemeriksaan, diagnosis,
perencanaan pelayanan, tindakan pengobatan, rujukan
dan saat pasien keluar dari rumah sakit.

Terdapat koordinasi pelayanan yang di sesuaikan dengan


kebutuhan pasien dan kelayakan sumber daya secara
berkesinambungan sehingga pada seluruh tahap
pelayanan transaksi antar unit pelayanan dapat berjalan
baik dan lancar.
STANDAR III
KESELAMATAN PASIEN DAN
KESINAMBUNGAN PELAYANAN
Count….Kriteria:

Terdapat koordinasi pelayanan yang mencakup


peningkatan komunikasi untuk memfasilitasi dukungan
keluarga, pelayanan keperawatan, pelayanan sosial,
konsultasi dan rujukan, pelayanan kesehatan primer dan
tindak lanjutlainnya.

Terdapat komunikasi dan transfer informasi antar profesi


kesehatan sehingga dapat tercapainya proses koordinasi
tanpa hambatan, aman dan efektif.
STANDAR IV
PENGGUNAAN METODE-METODE PENINGKATAN KINERJA
UNTUK MELAKUKAN EVALUASI DAN PROGRAM
PENINGKATAN KESELAMATAN PASIEN

Fasilitas pelayanan kesehatan harus mendesain proses


baru atau memperbaiki proses yang ada, memonitor
dan mengevaluasi kinerja melalui pengumpulan data,
menganalisis secara intensif insiden, dan melakukan
perubahan untuk meningkatkan kinerja serta
keselamatan pasien.
STANDAR IV
PENGGUNAAN METODE-METODE PENINGKATAN KINERJA
UNTUK MELAKUKAN EVALUASI DAN PROGRAM
PENINGKATAN KESELAMATAN PASIEN
Kriteria:

Setiap fasilitas pelayanan kesehatan harus melakukan


proses perancangan (desain) yang baik, mengacu pada
visi, misi, dan tujuan fasilitas pelayanan kesehatan,
kebutuhan pasien, petugas pelayanan kesehatan, kaidah
klinis terkini, praktik bisnis yang sehat, dan faktorfaktor
lain yang berpotensi risiko bagi pasien sesuai dengan
“Tujuh Langkah Menuju Keselamatan Pasien”.

Setiap fasilitas pelayanan kesehatan harus melakukan


pengumpulandata kinerja yang antara lain terkait dengan:
pelaporan insiden,akreditasi, manajemen risiko, utilisasi,
mutu pelayanan, keuangan. .
STANDAR IV
PENGGUNAAN METODE-METODE PENINGKATAN KINERJA
UNTUK MELAKUKAN EVALUASI DAN PROGRAM
PENINGKATAN KESELAMATAN PASIEN
Count….Kriteria:

Setiap fasilitas pelayanan kesehatan harus melakukan


evaluasi intensif terkait dengan semua insiden, dan
secara proaktif melakukanevaluasi satu proses kasus
risiko tinggi.

Setiap fasilitas pelayanan kesehatan harus


menggunakan semua datadan informasi hasil analisis
untuk menentukan perubahan sistemyang diperlukan,
agar kinerja dan keselamatan pasien terjamin.
STANDAR V
PERAN KEPEMIMPINAN DALAM
MENINGKATKAN KESELAMATAN PASIEN

Pimpinan mendorong dan menjamin implementasi program keselamatan


pasien secara terintegrasi dalam organisasi melalui penerapan “Tujuh
Langkah Menuju Keselamatan Pasien“.
Pimpinan menjamin berlangsungnya program proaktif untuk identifikasi
risiko keselamatan pasien dan program menekan atau mengurangi insiden.
Pimpinan mendorong dan menumbuhkan komunikasi dan koordinasi
antar unit dan individuberkaitan dengan pengambilan keputusan tentang
keselamatanpasien.
Pimpinan mengalokasikan sumber daya yang adekuat untuk
mengukur, mengkaji dan meningkatkan kinerja rumah rakit serta
meningkatkan keselamatan pasien.

Pimpinan mengukur dan mengkaji efektifitas kontribusinya dalam


meningkatkan kinerja Rumah Sakit dan keselamatan pasien.
STANDAR V
PERAN KEPEMIMPINAN DALAM
MENINGKATKAN KESELAMATAN PASIEN
Kriteria:
a. Terdapat tim antar disiplin untuk mengelola program
keselamatanpasien.
b. Tersedia program proaktif untuk identifikasi risiko
keselamatan dan program
meminimalkan insiden, yang mencakup jenis kejadian
yang memerlukan perhatian,
mulai dari KNC(Near miss) sampai dengan
KTD(Adverseevent).
c. Tersedia mekanisme kerja untuk menjamin bahwa
semua komponen dari rumah sakit
terintegrasi dan berpartisipasi dalam program
keselamatanpasien.
STANDAR V
PERAN KEPEMIMPINAN DALAM
MENINGKATKAN KESELAMATAN PASIEN
Count…Kriteria:
d. Tersedia prosedur ”cepat tanggap” terhadap insiden,
termasuk asuhan kepada pasien
yang terkena musibah, membatasi risiko pada orang lain dan
penyampaian informasi yang benar dan jalas untuk keperluan
analisis.
e. Tersedia mekanisme pelaporan internal dan eksternal
berkaitan dengan insiden termasuk penyediaan informasi yang
benar danjelas tentang analisis akar masalah (RCA) kejadian
pada saat program keselamatan pasien mulai dilaksanakan.
f. Tersedia mekanisme untuk menangani berbagai jenis
insiden atau kegiatan proaktif untuk memperkecil resiko,
termasuk mekanisme untuk mendukung staf dalam kaitan
dengankejadian.
STANDAR VI
MENDIDIK STAF TENTANG KESELAMATAN
PASIEN

Rumah sakit memiliki proses pendidikan, pelatihan dan


orientasi untuk mencakup keterkaiatan jabatan dengan
keselamatan pasien secara jelas.

Rumah sakit menyelenggarakan program pendidikan dan


pelatihan yangberkelanjutan untuk meningkatkan dan memelihara
kompetensi staf serta mendukung pendekatan interdisiplin dalam
pelayanan pasien.
STANDAR VI
MENDIDIK STAF TENTANG KESELAMATAN
PASIEN

Kriteria:
Setiap rumah sakit harus memiliki program pendidikan,
pelatihan dan orientasi bagi staf baru yang memuat topik
tentang keselamatan paien sesuai dangan tugasnya
masing-masing.
Setiap rumah sakit harus mengintegrasikan topik
keselamatan pasien dalam setiap kegiatan inservice
training dan member pedoman yang jelas tentang
pelaporan insiden.

Setiap rumah sakit harus menyelenggarakan


pelatihan tentang kerjasama kelompok guna
mendukung pendekatan interdisiplin dan
kolaburatif dalam rangka melayani pasien.
STANDAR VII
KOMUNIKASI SEBAGAI KUNCI BAGI STAFF
UNTUK MENCAPAI KESELAMATAN PASIEN

Fasilitas pelayanan kesehatan merencanakan dan


mendesain proses manajemen informasi keselamatan
pasien untuk memenuhi kebutuhan informasi internal
dan eksternal.

Transmisi data dan informasi harus tepat waktu dan


akurat
STANDAR VII
KOMUNIKASI SEBAGAI KUNCI BAGI STAFF
UNTUK MENCAPAI KESELAMATAN PASIEN

Kriteria:
Perlu disediakan anggaran untuk merencanakan
dan mendesain proses manajemen untuk
memperoleh data dan informasi tentang hal-hal
terkait dengan keselamatan pasien.

Tersedia mekanisme identifikasi masalah dan


kendala komunikasi untuk merevisi manajemen
informasi yang ada. .
6 Sasaran Keselamatan Pasien
1. Mengidentifikasi Pasien Dengan Benar.
2. Meningkatkan Komunikasi Yang Efektif.

3. Meningkatkan Keamanan Obat-obatan Yang Harus Diwaspadai .

4. Memastikan Lokasi Pembedahan Yang Benar, Prosedur Yang


Benar,Pembedahan Pada PasienYang Benar

5. Mengurangi Risiko Infeksi Akibat Perawatan Kesehatan

6. Mengurangi Risiko Cedera Pasien Akibat Terjatuh


Tujuan Sasaran Keselamatan Pasien adalah untuk menggiatkan perbaikan-perbaikan
tertentu dalam soal keselamatan pasien. Sasaran-sasaran dalam SKP menyoroti bidang-
bidang yang bermasalah dalam perawatan kesehatan, memberikan bukti dan solusi hasil
konsensus yang berdasarkan nasihat para pakar.
Dengan mempertimbangkan bahwa untuk menyediakan perawatan kesehatan yang aman
dan berkualitas tinggi diperlukan desain sistem yang baik, sasaran biasanya sedapat
mungkin berfokus pada solusi yang berlaku untuk keseluruhan sistem.
SASARAN I
IDENTIFIKASI PASIEN

Ketepatan identifikasi itu paling tidak ada 2 hal yang


perlu diperhatikan yaitu nama dan tanggal lahir atau
alamat lengkap

Identifikasi dilakukan pada saat:


a. Sebelum pemberian obat
b. Sebelum pemberian transfusi darah dan produk darah
c. Sebelum dilakukan tindakan medis tertentu
d. Sebelum pengambilan sampel darah untuk
pemeriksaan laboratorium atau foto rontgen (radiologi)
SASARAN II
KOMUNIKASI EFEKTIF

Komunikasi verbal atau lisan atau melalui telepon hanya


dilakukan pada kondisi yang mendesak dimana komunikasi
pelayanan secara tertulis tidak bisa dilakukan
Lakukan SBAR
a. Situation artinya, dengan melihat kondisi terkini yang
terjadi pada pasien.
b. Background artinya, terkait info penting yang berhubungan
dengan kondisi pasien terkini seperti riwayat penyakit, riwayat
alergi dan sebagainya.
c. Assessment artinya, hasil pengkajian yang didapatkan
pada saat itu juga.
d. Recommendation artinya, discharge planning yang telah
dan perlu dilanjutkan termasuk di dalamnya tindakan medis
hingga edukasi kepada keluarga pasien.
SASARAN III
KEAMANAN OBAT-OBATAN YANG HARUS
DIWASPADAI

Obat yang harus diwaspadai yaitu obat yang beresiko tinggi


dapat menyebabkan terjadinya KTD
Memperhatikan daftar obat-obatan HAM (High Alert
Medication) seperti arti elektronik konsentrat tinggi serta
obat-obatan yang terlihat mirip atau namanya kedengaran
mirip dan ucapannya mirip (norum)
Wajib dicatat bahwa elektrolit konsentrat hanya boleh
disimpan di instalasi farmasi dan unit-unit pelayanan
khusus antara lain kamar bersalin, kamar operasi, IGD, ICU
 Verifikasi double check
Verifikasi ulang sebelum pemberian obat umum maupun
obat ham kepada pasien yaitu meliputi 12 benar obat
SASARAN IV
PENCEGAHAN KESALAHAN DALAM OPERASI

Pastikan bahwa operasi yang benar dilakukan


pada pasien yang benar dan di tempat yang
benar di tubuh pasien
 Tandai tempat yang benar pada tubuh pasien di
mana pembedahan harus dilakukan
Lakukan double check sebelum operasi untuk
memastikan bahwa tidak terjadi kesalahan
SASARAN V
MENGURANGI RISIKO INFEKSI AKIBAT PERAWATAN
KESEHATAN

Melakukan cuci tangan dengan sabun (hand wash),


dengan 6 langkah cuci tangan selama 40-60 detik
Melakukan cuci tangan dengan antiseptik (hand
rub) dengan 6 langkah cuci tangan selama 20-30
detik
Melakukan cuci tangan pada 5 keadaan (moment)
antara lain, sebelum kontak dengan pasien,
sebelum melakukan tindakan aseptik, setelah
kontak dengan pasien, setelah kontak dengan
cairan pasien dan setelah kontak dengan
lingkungan sekitar pasien
SASARAN VI
MENGURANGI RISIKO CEDERA PASIEN AKIBAT
TERJATUH

Menerapkan proses asesmen awal atas pasien


terhadap risiko jatuh dan melakukan asesmen
ulang pasien bila diindikasikan terjadi perubahan
kondisi atau pengobatan.
Mengatasi sesegara mungkin kebutuhan pasien
selama dirawat terutama yang menyangkut
keselamatanya
Bekerjasama dengan pihak keluarga pasien untuk
tetap memberikan perhatian penuh kepada pasien
7 Langkah menuju Keselamatan
Pasien
1. Membangun kesadaran akan nilai Keselamatan Pasien.

2. Memimpin dan mendukung staf.

3. Mengintegrasikan aktivitas pengelolaan risiko.

4. Mengembangkan sistem pelaporan

5. Melibatkan dan berkomunikasi dengan pasien

6. belajar dan berbagi pengalaman tentang Keselamatan


Pasien.
7. Mencegah cedera melalui implementasi sistem
Keselamatan Pasien
Dengan Tujuh langkah menuju keselamatan pasien Fasilitas pelayanan Kesehatan dapat
memperbaiki keselamatan pasien, melalui perencanaan kegiatan dan pengukuran
kinerjanya. Melaksanakan tujuh langkah ini akan membantu memastikan bahwa asuhan
yang diberikan seaman mungkin, dan jika terjadi sesuatu hal yang tidak benar bisa segera
diambil tindakan yang tepat. Tujuh langkah ini juga bisa membantu Fasilitas pelayanan
Kesehatan mencapai sasaran-sasarannya untuk Tata Kelola Klinik, Manajemen Risiko, dan
Pengendalian Mutu.
SEKIAN DAN TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai