Anda di halaman 1dari 7

Proses Pelaksanaan Trakeostomi

Saat dilakukan trakeostomi, pasien berada dalam keadaan terbius total.


Namun, pada kondisi gawat darurat, sering kali hanya dilakukan
pembiusan lokal di daerah leher yang akan dibedah. Selama operasi
berlangsung, kadar oksigen di darah dan denyut jantung pasien akan
diawasi melalui oksimeter dan EKG.
Setelah obat bius bekerja, dokter akan membuat sayatan di area bawah
jakun. Sayatan akan diteruskan sampai ke dalam, hingga bagian tulang
rawan trakea terbuka dan membentuk lubang. Setelah itu, lubang akan
dipasangi tabung trakeostomi yang terhubung langsung dengan udara
luar.
Pasien kemudian akan bernapas melalui pipa ini, bukan melalui hidung
atau mulut. Jika diperlukan, pipa dapat disambungkan ke tabung oksigen
atau mesin ventilator. Lubang trakeostomi bisa bersifat sementara
maupun permanen.

Risiko Komplikasi Trakeostomi


Setelah tabung trakeostomi terpasang, pasien akan kesulitan berbicara
dan menelan. Namun, hal ini akan membaik ketika pasien sudah terbiasa
dengan keberadaan tabung. Selain itu, trakeostomi juga berisiko
menimbulkan komplikasi. Berikut ini adalah risiko yang mungkin
dialami pasien:

 Infeksi
 Kerusakan kelenjar tiroid
 Terbentuknya jaringan parut di trakea
 Kebocoran paru-paru
 Perdarahan
 Kegagalan fungsi paru
Pasien juga berisiko mengalami kerusakan pada pita suara yang
menyebabkan perubahan suara permanen. Namun, risiko ini sangat
jarang terjadi.
Pemasangan tabung trakeostomi tentu akan menimbulkan rasa tidak
nyaman. Pasien biasanya memerlukan waktu 3 hari sebelum terbiasa
dengan keberadaan alat ini. Untuk pengguna jangka panjang, dokter
akan memberi tahu cara merawat dan membersihkan tabung trakeostomi
di rumah. Selain itu, pasien juga disarankan untuk rutin
menemui dokter sesuai waktu yang dijadwalkan.

Standar Operasional Prosedur (SOP)


JUDUL
TRACHEOSTOMY CARE

Tanggal terbit Disahkan oleh


Ka. Prodi PSIK

1 PENGERTIAN Trakeostomi adalah suatu tindakan dengan membuka dinding


depan/anterior trakea untuk mempertahankan jalan nafas agar
udara dapat masuk ke paru-paru dan memintas jalan nafas
bagian atas (Hadikawarta, Rusmarjono, Soepardi, 2004).

2 TUJUAN 1. Mencegah obstruksi jalan nafas


2. Sarana untuk mengangkat sekret
3. Meningkatkan kerja paru
4. Mencegah infeksi
5. Mencegah kerusakan integritas kulit sekitar trakeostomi

3 INDIKASI 1. Tumor laring


2. Injuri/trauma berat
3. Obstruksi jalan nafas
4. Memasang alat bantu pernafasan (respirator)
5. Mengeluarkan sekret pada bronkus yang tidak dapat
dikeluarkan secara fiisologis, misalnya pada pasian dalam
keadaan koma
6. Mengurangi ruang rugi (dead air space) di saluran nafas atas
seperti rongga mulut, sekitar lidah, dan faring.

4 KONTRA
INDIKASI

5
PERSIAPAN PASIEN
· Atur posisi terlentang atau semifowler.
6
PERSIAPAN ALAT
1. Tali pengikat trakeostomi
2. Kom/mangkuk steril, cairan Nacl, Hydrogen Peroksida (H202), spuit 10cc.
3. Stetoskop
4. Suction set
5. Set ganti balut steril
6. 1 pasang handscoen bersih dan 2 pasang handscoen steril
7. Kapas apus (swab), alkohol 70%
8. Nierbeken/bengkok, plester, dan gunting
9. sikat pembersih
10. Handuk, perlak, dan kantung plastik
11. Tromol kasa, kaca mata pelindung, masker, gaun/ skort (kalau perlu)
7
PENATALAKSANAAN
1. Menjelaskan prosedur dan tujuannya kepada klien
2. Membantu klien mengatur posisi yang nyaman (supine atau semifowler)
3. Membentangkan handuk didada klien
4. Menjaga kebutuhan privacy klien
5. Mendekatkan alat pada tempat yang mudah dijangkau
6. Menutup sampiran
7. Mencuci tangan dan memakai handscoen bersih
8. Membuka set peralatan dan bungkus alat-alat yang dibutuhkan untuk
pembersihan trakeostomi.
a. Meletakkan perlak paling bawah
b. Mengatur mangkuk steril kedua dekat, jangan menyentuh bagian dalam
mangkuk
c. Tuangkan 50 ml hidrogen peroksida ke mangkuk, jangan sampai menetes ke
perlak
d. Membuka sikat steril dan letakkan disebelah mangkuk yang berisi hidrgen
peroksida
e. Membuka sikat steril dan letakkan disebelah mangkuk yang berisi hidrogen
peroksida
f. Membuka bungkusan kasa, tuangkan hidrogen peroksida diatas kasa pertama,
dan normal salin pada kasa kedua, sedangkan kasa ketiga dibiarkan kering.
g. Jika trakeostomi menggun
5
PERSIAPAN PASIEN
· Atur posisi terlentang atau semifowler.
6
PERSIAPAN ALAT
1. Tali pengikat trakeostomi
2. Kom/mangkuk steril, cairan Nacl, Hydrogen Peroksida (H202), spuit 10cc.
3. Stetoskop
4. Suction set
5. Set ganti balut steril
6. 1 pasang handscoen bersih dan 2 pasang handscoen steril
7. Kapas apus (swab), alkohol 70%
8. Nierbeken/bengkok, plester, dan gunting
9. sikat pembersih
10. Handuk, perlak, dan kantung plastik
11. Tromol kasa, kaca mata pelindung, masker, gaun/ skort (kalau perlu)
7
PENATALAKSANAAN
1. Menjelaskan prosedur dan tujuannya kepada klien
2. Membantu klien mengatur posisi yang nyaman (supine atau semifowler)
3. Membentangkan handuk didada klien
4. Menjaga kebutuhan privacy klien
5. Mendekatkan alat pada tempat yang mudah dijangkau
6. Menutup sampiran
7. Mencuci tangan dan memakai handscoen bersih
8. Membuka set peralatan dan bungkus alat-alat yang dibutuhkan untuk
pembersihan trakeostomi.
a. Meletakkan perlak paling bawah
b. Mengatur mangkuk steril kedua dekat, jangan menyentuh bagian dalam
mangkuk
c. Tuangkan 50 ml hidrogen peroksida ke mangkuk, jangan sampai menetes ke
perlak
d. Membuka sikat steril dan letakkan disebelah mangkuk yang berisi hidrgen
peroksida
e. Membuka sikat steril dan letakkan disebelah mangkuk yang berisi hidrogen
peroksida
f. Membuka bungkusan kasa, tuangkan hidrogen peroksida diatas kasa pertama,
dan normal salin pada kasa kedua, sedangkan kasa ketiga dibiarkan kering.
g. Jika trakeostomi menggunakan kanule dalam sekali pakai ( disposible), buka
bungkusnya sehingga dapat dengan mudah diambil. Pertahankan sterilisasi kanule
dalam
h. Menentukan panjang tali pengikat trakeostomi yang diperlukan dengan
menggandakan lingkar leher dan menambah 5 cm dan gntung tali pada panjang
tersebut.
9. Melakukan prosedur penghisapan. Pastikan telah mengguanakan skort, kaca
mata pelindung, dan handscoen steril
10.Melepaskan handscoen yang sudah basah dan kenakan handscoen steril yang
baru. Pertahankan agar tangan dominan tetap steril sepanjang prosedur dilakukan.
11.Membersihkan kanule dalam
12.Mengganti kanule dalam sekali pakai ( disposible inner-canule)
a. Buka dan lepaskan kanul dalam dengan menggunakan tangan yang tidak
dominan dengan hati-hati
b. Lakukan teknik penghisapan dengan teknik steril (jika diperlukan)
c. Mengeluarkan kanul dalam baru steril dari bungkusnya dan siramkan normal
salin steril pada kanul baru tersebut. biarkan normla salin menetes dari kanul
dalam.
d. Memasang kanul dalam dengan hati-hati dan cermat dan kunci kembali agar
tetap pada tempatnya
e. Menghubungkan kembali klien dengan sumber oksigen
13.Membersihkan dalam tak disposible
a. Lepaskan kanule dalam menggunakan tangan tidak dominan dan masukkan
kanule tersebut ke dalam mangkuk berisi hidrogen peroksida
b. Membersihkan kanule dalam dengan menggunakan sikat (tangan dominan
memegang sikat dan tangan yang tidak dominan memegang kanul).
c. Memegang kanula diatas mangkuk yang berisi hidrogen peroksida dan tuangkan
normal saline pada kanula sampai semua bagian kanula terbilas dengan baik.
Biarkan normal saline menetes dari kanule dalam.
d. Memasang kembali kanule dalam dan kunci
e. Hubungkan kembali klien ke sumber oksigen
14.Membersihkan bagian luar/sekitar kanula dan kulit sekitarnya dengan
menggunakan hidrogen peroksida, lalu bilas dengan Nacl dan keringkan dengan
kasa
15.Mengganti tali pengikat trakeostomi:
a. Membiarkan tali yang lama tetap pada tempatnya sementara memasang tali yang
baru
b. Menyisipkan tali yang baru pada salah satu sisi faceplate. Melingkarkan kedua
ujung bebasnya mengelilingi bagian belakang leher klien ke sisi
lainnya faceplate dan ikat dengan kuat tetapi tidak ketat. Gunting tali trakeostomi
yang lama.
16. Memasang kasa mengelilingi kanul luar dibawah tali pengikat dan faceplate.
Periksa kembali untuk memastikan bahwa tali pengikat tidak terlalu ketat tetapi
pipa trakeostomi tertahan dengan aman pada tempatnya.
17. Mengempiskan dan mengembangkan balon (cuff) pipa trakeostomi:
a. memakai hanscoen
b. jika terdapat klem pada pipa cuff lepaskan klemnya dan sambungkan dengan
spuit
c. meminta klien menghirup nafas dalam (biasanya 5cc). Amati kesulitan bernafas
18.Mengatur kembali posisi klien, memasang pengaman tempat tidur dan atur
kembali ketinggian tempat tidur.
19.Rapikan peralatan
20.Melepaskan handscoen dan mencuci tangan.
8
DOKUMENTASI
1. Form lembar catatan perkembangan terintegrasi
2. Form observasi tanda-tanda vital

Google 

Anda mungkin juga menyukai