Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH ELECTRICAL SYSTEM ALAT BERAT

“IGNITION SWITCH”

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK 8
M.Arif fadilah
M.Akram
Haikal Harris
Tegar Nur C.
Eyza Amda Aditya
Erwin gunawan
Yesril Assael

JURUSAN TEKNIK MESIN

PROGRAM STUDI ALAT BERAT

POLITEKNIK NEGERI BALIKPAPAN

TAHUN 2020/2021

1
SISTEM PENGAPIAN (IGNITION SYSTEM) KENDARAAN

SISTEM PENGAPIAN

Motor pembakaran dalam ( internal combustion engine ) menghasilan tenaga


dengan jalan membakar cmpuran udara dan bahan bakar di dalam silinder . Pada
motor bensin, Loncatan bunga ap pda busi diperlukan untuk menyalakan
campuran udara bahan bakar yang telah dikompresikan oleh tork di dalam
silinder. Sedangkan pada motor diesel udara dikompresikan dengan tekanan yang
tinggi menjadi sangat panas,dan bila bahan bakar disemprotkan ke dala
silinder,kan terbakar secara serentak. Karena pada motor bensin proses
pembakaran di mulai oleh loncatan api tegangan tinggi yang dihasilkan oleh busi,
beberapa metode diperlukan untuk menghasilkan arus tegangan tinggi yang
diperlukan.

Sistem pengapian pada auto mobil berfungsi unuk menaikkan tegangan


bateraimenjadi 10 KV atau lebih dengan mempergunakan ignition col dan
kemudian membagi-bagikan teganagn inggi tersebut ke masing-masing busi
melalui distributor dan kabel tegangan tinggi. Pada motor bensin, campuran udara
dan bahan bakar yang dikompresikan didalam silinder harus dibakar untuk
menghasilkan tenaga sistem pengapian berfungsi untuk membakar campuran

2
udara dan bensin didalam ruang bakar pada akhir langkah kompresi. Sistem
pengapian yang digunakan adalah pengapian listrik, dimana untuk mengahsilkan
percikan api digunakan tenaga listrik sebagai pemercik api.
FungsiSistemPengapian 

Fungsi dari sistem pengapian pada kendaraan adalah menyediakan percikan bunga
api listrik pada busi untuk membakar campuran udara/bahan bakar di dalam ruang
bakar engine pada akhir langkah kompresi.

Pada umumnya terdapat beberapa Sistem Pengapian diantaranya adalah :


1. SISTEM PENGAPIAN KONVENSIONAL
2. SISTEM PENGAPIAN ELEKTRONIK
SISTEPENGAPIANKONVENSIONAL.
FUNGSI
Untuk membangkitkan bunga api pada busi ketika piston mencapai Titik Mati Atas

KOMPONENUTAMA
1.BATTERY
2.CONTACT
3.COIL
4.CONDENSOR
5.DISTRIBUTOR

3
7.SPARKPLUG

FUNGSI KOMPONEN UTAMA SISTEM PENGAPIAN


1.BATTERY Untuk menyimpanaruslitrikDC
2. CONTACT
    Untuk memutus dan menghubungkan arus litrik di dalam rangkaian
3. COIL
    Untuk merubah arus listrik 12 V menjadi 20.000 V - 22.000 V
4. CONDENSOR
    Untuk menyimpan arus litrik sementara
5. DISTRIBUTOR
    Untuk memutus dan menghubungkan arus sekaligus mendistribusikannya ke seluruh
busi
6.SPARKPLUG
    Untuk membakar bahan bakar didalam silinder

1. Fungsi Sistem Pengapian

Fungsi dari sistem pengapian pada kendaraan adalah menyediakan percikan bunga api
listrik pada busi untuk membakar campuran udara/bahan bakar di dalam ruang bakar
engine pada akhir langkah kompresi.

Gambar 1. Sistem Pengapian dengan Coil Pengapian Konvensional

2.   Nama-nama komponen sistem pengapian serta fungsinya

4
a.  Baterai (Battery)

Sebagai sumber arus listrik dengan tegangan rendah (12 Volt).

b.  Kunci Kontak (Ignition Switch)

Untuk memutus atau menghubungkan arus listrik dari baterai ke koil.

c.  Koil (Ignition Coil)

Menaikkan tegangan dari 12 Volt tegangan battery menjadi tegangan tinggi yang
besarnya 10.000 – 20.000 Volt.

d.  Kontak pemutus/platina (breaker point)

Untuk menghubungkan dan memutuskan arus primer dari baterai ke kunci kontak ke koil
sampai ke massa.

e.  Kondensor/kondensator (condensor)

Untuk menyimpan induksi sendiri pada kumparan primer koil yang besarnya 300 – 400
Volt, mencegah percikan bunga api pada platina, serta mempercepat penuhnya arus
primer pada saat platina menutup.

f.  Distributor

Berfungsi membagikan (mendistribusikan) arus tegangan tinggi yang di hasilkan


(dibangkitkan) oleh kumparan skunder pada koil ke busi pada tiap- tiap silinder sesuai
dengan urutan pengapian.

  Bagian- bagian ini terdiri dari:

-      Cam (nok)

Membuka breaker point (platina) pada sudut cam shaftt yang tepat untuk masing-masing
selinder.

-      Centrifugal governor advancer

5
Memajukan saat pengapian sesuai dengan putaran mesin

-      Vacuum Advancer

Memajukan saat pengapian sesuai dengan beban mesin (vacuum Intake manifold)

-       Rotor

Membagikan arus listrik tegangan tinggi yang di hasilkan oleh igantion coil ketiap- tiap
busi.

-       Distributor Cap

Membagikan arus listrik tegangan tinggi dari rotor ke kabel tegangan tinggi untuk
masing- masing selinder.

g.  Kabel tegangan tinggi

   -Mengalirkan arus listrik tegangan tinggi dari koil ke busi

h.   Busi

Memercikkan bunga api listrik di ruang bakar pada akhir langkah kompresi sehingga
terjadi pembakaran campuran bahan bakar dan udara

3.   Cara Kerja sistem pengapian 

a.    Kunci kontak ON platina dalam kondisi menutup

Arus listrik akan mengalir dari (+) battery menuju ke sekring kemudian ke terminal B
kunci kontak à IG kunci kontak à (+) koil à kumparan primer koil à (-)
koil à platina à massa.

Akibatnya pada kumparan primer koil timbul kemagnetan yang mempengaruhi kumparan
skunder koil

6
Gambar 2. Cara kerja sistem pengapian konvensional

Keterangan :

1.    Kumparan primer koil                           7. Battery 

2.    Kumparan skunder koil                         8. Kunci kontak

3.    Koil                                                    9. Distributor

4.    kondensor                                           10. Kabel busi/kabel tegangan tinggi

5.    Platina (kontak pemutus)                      11. Busi

6.    Sekring

b.    Platina mulai terbuka

Arus listrik dari battery ke kunci kontak ke koil ke platina sampai ke massa
menjadi terputus. Akibatnya pada kumparan primer dan skunder koil terjadi
induksi.

Pada kumparan skunder koil terjadi induksi tegangan tinggi yang besarnya 10.000
– 20.000 Volt yang dialirkan ke distributor dan ke masing-masing busi sehingga
busi dapat meloncatkan bunga api listrik. Pada kumparan primer koil terjadi
induksi sendiri yang besarnya 300 – 400 Volt yang selanjutnya disimpan di
kondensor.

7
4.   Prinsip Kerja Koil Pengapian

Konstruksi.

Gambar 3 : Konstruksi Coil Pengapian

Coil pengapian terdiri dari rumah logam yang meliputi lembar pelapis logam
untuk mengurangi kebocoran medan magnet. Lilitan sekunder, yamg mempunyai
lilitan lebih kurang 20.000 lilitan kawat tembaga halus dililitkan secara langsung
ke inti besi yang dilaminasi dan disambungkan ke terminal tegangan tinggi yang
terdapat pada bagian tutup coil. Karena tegangan tinggi diberikan pada inti besi,
inti harus diisolasi oleh tutup dan insolator tambahan diberikan di bagian dasar.

Lilitan primer, terdiri dari 200 – 500 lilitan kawat tembaga yang relatif tebal, di
tempatkan dekat dengan bagian luar sekelililng lilitaan sekunder. Panjang dan
lebar kawat akan menyebabkan resistansi lilitan primer berubah tergantung pada
penggunaannya.

Coil pengapian adalah transformator peningkat tegangan. Coil menghasilkan


pulsa-pulsa tegangan tinggi yang dikirimkan ke busi-busi untuk menyulut 
campuran bahan bakar/udara di tabung engine.

8
Lilitan primer coil, menyimpan enerji dalam bentuk medan magnit.  Pada waktu
yang ditentukan kontak poin terbuka, arus primer berhenti mengalir dan medan
magnit kolap memotong coil sekunder menghasilkan tegangan tinggi ke
dalamnya. Tegangan sekunder menyalakan busi.

5.  Kondensor

Gambar 4. Kondensor  Dipasang Pada Distributor.

Kondensor mencegah percikan bunga api pada poin-poin pada saat poin-poin
tersebut mulai membuka. Arus yang berlebihan mengalir ke dalam kondensor
pada saat poin-poin terpisah.

Sebuah Kondensor terdiri dari beberapa lembar kertas timah masing-masing


lapisan diberi isolasi kertas paraffin, lembar tersebut digulung dengan ketat
sehingga berbentuk silinder, masing-masing kumpulan plat dihubungkan dengan
satu kawat sebagai kutub positif dan negative. Kondensor biasanya dipasang
didalam distributor dan ada juga yang dipasang diluar distributor.

Kondensor itu diperlukan karena:

-      Poin-poin membuka dan menutup secara mekanis; gerakan tersebut sangat


lambat dibandingkan dengan kecepatan aliran arus.

-      Poin-poin tersebut hanya membuka sedikit.

-      Tegangan di dalam coil dapat menjadi sangat tinggi.

9
Tanpa kondensor, yang terjadi adalah:

-      Tegangan induksi di dalam lilitan primer menjadi sangat tinggi mendorong


arus meloncati celah  membakar permukaan kontak poin.

Aliran arus tidak dapat cepat berhenti, dan medan magnit kolap sangat lambat.
Karenanya tegangan sekunder terlalu rendah untuk menyalakan busi.

6.  Pengendali/Pemaju Pengapian Sentrifugal

Untuk mendapatkan saat pemajuan yang diperlukan saat putaran engine naik,
distributor mempunyai mekanisme sentrifugal yang terdiri dari dua buah pemberat
yang mempunyai titik tumpu di bagaian bawah distributor. Kedua pemberat ini
ditahan pada dudukannya oleh pegas dan berputar dengan sumbu distributor. Jika
kecepatan putar naik, pemberat terlempar ke arah luar (karena pengaruh gaya
sentrifugal) melawan tarikan pegas dan akhirnya memajukan bubungan kontak
poin.

Gambar 5: Salah satu contoh Mekanisme Pemaju Pengapian jenis Sentrifugal.

Bubungan dapat bergerak bebas pada poros distributor dan saat pemberat bergerak
ke arah luar akibat gaya sentrifugal, bubungan bergeser, atau berputar, searah
dengan perputaran poros. Hal ini membuat bubungan kontak poin bersinggungan
lebih cepat dengan kontak poin, dengan demikian terjadilah pemajuan pengapian.

7.  Pengendali Pengapian Vacuum

10
Interval waktu antara saat terjadinya penyalaan dan saat diperoleh tekanan
kompresi maksimum adalah tidak tetap, tetapi berubah-ubah sesuai kecepatan
pembakaran.

-      Jika campuran kaya dan tekanan kompresi tinggi, dia akan terbakar dengan
sangat cepat sewaktu di sulut.

-      Jika campuran miskin dan tekanan kompresi rendah, campuran akan terbakar
dengan lambat.

Walaupun perbandingan kompresi tidak berubah-ubah pada suatu engine, jumlah


campuran udara/bahan bakar di dalam silinder (pada awal langkah kompresi)
berubah-ubah sesuai posisi pembukaan katup throttle, dengan demikian terjadi
perubahan pada tekanan kompresi pada rentang kerja engine.

Gambar 6 : Konstruksi vacuum advancer

11
Mekanisme pengendali pemajuan pengapian vacuum terdiri dari unit diafragma
vacuum, dihubungkan dengan pelat dudukan distributor dan sisilain diafragma
dihubungkan dengan saluran vacuum karburator melalui selang vacuum.

Diafragma ditahan pada posisinya oleh pegas. Pelat dudukan dan kontak poin
akan berputar saat diafragma berhubungan dengan kevacuuman saluran masuk
engine.

Cara Kerja

Pembukaan katup gas/throttle yang kecil akan memberikan tingkat kevacuuman


yang tinggi pada diafragma yang mengakibatkan pelat dudukan berputar
mempercepat saat pengapian.Saat pembukaan katup throttle membuka semakin
lebar, pengaruh kevacuuman akan menurun mengurangi pemajuan saat pengapian.
Pembukaan penuh katup throttle akan memberikan tekanan udara luar (tidak ada
kevacuuman) terhadap diafragma mengakibatkan tidak terjadi pemajuan saat
pengapian.

Catatan:

Kerjasama antara pemaju pengapian sentrifugal dan kevacuuman secara


otomatis memberikan perubahan yang pasti terhadap saat pengapian pada setiap
rentang kerja engine.

8.  Sudut Dwell

Sudut Dwell adalah besarnya sudut putaran bubungan distributor saat kontak poin
menutup. Sudut Dwell yang tepat sangat penting pada coil pengapian. Coil
pengapian, agar dapat berkerja dengan baik memerlukan waktu aliran arus yang
mengalir pada lilitan primercukup lama agar mampu membangkitkan medan
magnet yang kuat di sekitarnya.Kekuatan medan magnet digunakan untuk
memotong lilitan sekunder agar menghasilkan tegangan yang diperlukan untuk
menyalakan busi.

12
Gambar 7 : Sudut Dwell

Celah kontak poin dapat merubah sudut dwell. Celah kontak poin yang sempit
akan menaikkan sudut dwell. Ini berarti kontak poin tertutup lebih cepat dan
munutupnya terlambat dan ini meningkatkan sudut dwell.

Besarnya sudut dwell dapat di tentukan dengan rumus:

60% x 360/n.  

n = jumlah selinder.

Sudut dwell yang terlalu besar dapat menimbulkan kerugian. Kontak poin
menutup lebih cepat dapat mempengaruhi kerja coil pengapian dan kondensor
menyebabkan pembakaran yang jelek dan kontak poin terbakar karena percikan
yang berlebihan.

Celah yang besar atau sudut dwell yang kecil, menyebabkan kontak poin menutup
lambat dan membuka lebih cepat, coil tidak punya waktu untuk memperoleh
kejenuhan medan magnet dengan demikian menimbulkan pembakaran yang jelek.

9. Busi

Busi berguna untuk menghasilkan bunga api dengan menggunakan tegangan


tinggi yang dihasilkan oleh koil. Bunga api yang dihasilkan oleh busi kemudian di
pergunakan untuk memulai pembakaran campuran bahan bakar dengan udara
yang telah di kompresikan di dalam selinder.

13
Konstruksi busi

Pada busi terdapat dua buah elektroda yaitu elektroda tengan dan samping
elektroda tengah mengalirkan arus listrik dari distributor yang kemudian akan
melompat menuju elektroda samping.

Isolator yang ada pada busi untuk mencegah bocornya arus listrik tegangan tinggi,
sehingga tetap mengalir mel;alui elektroda tengah dan elektroda samping terus ke
masa sambil menghasilkan bunga api dari elektroda tengah ke elektroda samping.

10.  Nilai panas busi

Yang dimaksud dengan nilai panas busi adalah kemampuan meradiasikan


sejumlah panas oleh busi. Busi yang meradiasikan panas yang lebih banyak
disebut busi dingin sebab busi tersebut akan tetap dingin, sedangkan busi yang
meradiasikan busi panas sedikit disebut dengan busi panas.

Busi dingin mempunyai ujung insulator yang lebih pendek karena permukaan
persinggungan dengan api lebih kecil dan jalur radiasi panasnya pendek, maka
perambatan panas sangat baik dan tempratur elektroda tengah tidak akan naik
terlalu tinggi.

Sedangkan busi panas mempunyai ujung insulator yang panjang dan 

permukaan singgung dengan api yang luas sehingga jaluir perambatan panas
menjadi panjang dan radiasi panas menjadi kecil. Akibatnya terpratur elektroda
tengah menjadi naik.

14
Nilai panas busi juga dapat ditentukan dengan nomor yang ada pada busi, semakin
tinggi angka atau nomor suatu busi maka semakin tinggi nilai panas busi

Gambar 9. Busi tipe panas dan busi tipe dingin

c.   Rangkuman

Distributor berfungsi membagikan (mendistribusikan) arus tegangan tinggi yang


di hasilkan (dibangkitkan) oleh kumparan skunder pada ignition coil ke busi pada
tiap- tiap selinder sesuai dengan urutan pengapian

Coil pengapian terdiri dari rumah logam yam meliputi lembar pelapis logam
untuk mengurangi kebocoran medan magnet. Lilitan sekunder, yang mempunyai
lilitan lebih kurang 20.000 lilitan kawat tembaga halus dililitkan secara langsung
ke inti besi yang dilaminasi dan disambungkan ke terminal tegangan tinggi yang
terdapat pada bagian tutup coil.

Lilitan primer, terdiri dari 200 – 500 lilitan kawat tembaga yang relatif tebal, di
tempatkan dekat dengan bagian luar sekelililng lilitaan sekunder. Panjang dan
lebar kawat akan menyebabkan resistansi lilitan primer berubah tergantung pada
penggunaannya.

Rangkaian primer merupakan jalur untuk arus tegangan rendah dari baterai (lihat
diagram) dan terdiri dari komponen-komponen berikut:

-      Saklar Pengapian

15
-      Lilitan Primer Coil

-      Kontak Poin Distributor

-      Kondensor

Rangkaian sekunder merupakan jalur untuk arus tegangan tinggi yang


ditingkatkan oleh coil dan terdiri dari komponen-komponen berikut:

-      Lilitan Sekunder Coil

-      Lengan Rotor Distributor

-      Tutup Distributor

-      Busi-Busi

Kondensor mencegah percikan bunga api pada kontak poin pada saat kontak poin
tersebut mulai membuka. Arus yang berlebihan mengalir ke dalam kondensor
pada saat kontak poin terpisah.

Sudut Dwell adalah besarnya sudut putaran bubungan distributor saat kontak poin
menutup. Besarnya sudut dwell dapat di tentukan dengan rumus:

60% x 360/n.  

n = jumlah selinder

Sudut dwell yang terlalu besar, Kontak poin menutup lebih cepat dan dapat
mempengaruhi kerja coil pengapian. Yang menyebabkan pembakaran yang jelek
dan kontak poin terbakar karena percikan yang berlebihan.

Celah kontak point yang besar atau sudut dwell yang kecil, menyebabkan kontak
poin menutup lambat dan membuka lebih cepat, coil tidak punya waktu untuk
memperoleh kejenuhan medan magnet dengan demikian menimbulkan
pembakaran yang jelek.

16
Mekanisme sentrifugal advancer berpungsi untuk memajukan saat pengapian
sesuai dengan pertambahan putaran mesin.

Mekanisme Vakum advancer berpungsi untuk memundurkan atau memajukan


saat pengapian pada saat beban mesin bertambah atau berkurang.

Busi mengeluarkan arus listrik tegangan tinggi menajdi loncatan bunga api
melalui elektroda.

Nilai panas busi adalah kemampuan meradiasikan sejumlah panas oleh busi. Nilai
panas busi dapat ditentukan dengan nomor yang ada pada busi, semakin tinggi
angka atau nomor suatu busi maka semakin tinggi nilai panas busi. 

17

Anda mungkin juga menyukai