1. Latar Belakang Seiring dan tersinergi dengan perubahan teknologi, maka perusahaan dan manusia akan menghadapi perubahan yang tidak dapat dihindarkan dalam melakukan kegiatan di dunia usaha, yang mana Sumber Daya Manusia merupakan aset utama. Di dalam melakukan perubahan tersebut, maka tantangan perusahaan atau permasalahan yang utama adalah resistensi (penolakan) dan strategi penerapan perubahan, terutama untuk peningkatan kinerja dan daya saing sehingga perusahaan dapat memenangkan persaingan di dalam era globalisasi. Manajemen Corporate Turnaround adalah serangkaian tindakan yang dilakukan oleh manajemen untuk memperbaiki perusahaan ketika perusahaan menghadapi permasalahan rumit dan melibatkan masyarakat luas. Bisa berarti pula sebuah pendekatan untuk melakukan transisi individu, tim, dan perusahaan pada saat ini untuk menuju keadaan masa depan yang diinginkan, yang biasanya merujuk kepada proses manajemen perusahaan yang secara resmi telah diperkenalkan dan disetujui oleh pimpinan tertinggi di dalam perusahaan. Khusus di Perusahaan perkebunan, upaya di atas dilakukan melalui kebijakan Grand Strategy Corporate Turnaround yang meliputi : restrukturisasi keuangan (finansial), restrukturisasi perusahaan dan sumber daya manusia, pelaksanaan seluruh proses bisnis yang lebih governance sesuai dengan kaidah ekonomis, efektif dan efisien (3E). Program efisiensi di sini meliputi efisiensi di bidang tanaman, efisiensi di bidang teknik dan pengolahan, efisiensi di bidang sumber daya manusia, efisiensi di bidang administrasi dan umum.
2. Langkah Kerja Corporate Turnaround
a. Memahami teori dan perspektif utama perkembangan dan perubahan perusahaan b. Memahami peran lingkungan internal dan eksternal dalam mendorong atau menahan perubahan serta pentingnya konteks politik , budaya dan teknologi. c. Penerapan teori dan perspektif perubahan pada pengembangan perusahaan dalam konteks manusia, masyarakat dan pengaturan sistem yang besar dan kecil. d. Diagnosa kebutuhan perubahan perusahaan e. Rumusan strategi dan taktik untuk perubahan perusahaan f. Dinamika dan isu-isu dalam menerapkan dan melaksanakan strategi perubahan g. Pemahaman penolakan terhadap perubahan dan teknik belajar untuk mengatasi resistensi terhadap perubahan. h. Ketrampilan teknis untuk mengevaluasi efektivitas perubahan dan pengembangan perusahaan. i. Ketrampilan pengembangan dan pembelajaran perusahaan yang memaksimalkan kemampuan perusahaan agar secara efektif beradaptasi dan mengatasi perubahan lingkungan yang bergejolak.
3. Tujuan Ide Strategis Corporate Turnaround
a. Memkondusifkan budaya dan kenyamanan bekerja b. Membangun figur dan citra perusahaan ke arah lebih baik c. Menerapkan solusi Enterprise Resource Planning (ERP) atau teknologi termutakhir d. Reorientasi sekitar proses, bukan fungsi e. Melepaskan produk dan pelayanan baru
4. Manfaat Corporate Turnaround
a. Melakukan Perubahan Budaya Kerja yang lebih baik 1) Kenapa perlu transformasi 2) Perubahan sikap 3) Wawasan perubahan sebagai inspirasi dari efek perilaku b. Mengenal dan Memahami Perubahan Perusahaan 1) Perubahan struktur. 2) Perubahan teknologi 3) Perubahan manusia 4) Sosialisasi manajemen perubahan c. Mengatasi penolakan pada perubahan 1) Mengatasi konflik yang bernilai positif dan negatif. 2) Efektifitas dalam mengelola konflik. 3) Menyerap penolakan, kompetisi, koordinasi, dan berkolaborasi. 4) Strategi mengurangi penolakan terhadap manajemen perubahan 5) Memotivasi karyawan dan peningkatan kesadaran atas manfaat dari manajemen perubahan
5. Pendekatan Strategik Manajemen Perubahan (Corporate Turnaround)
Corporate turnaround tak hanya sekedar sebuah prosedur yang dapat berhasil hanya dengan beberapa perubahan kecil. Merubah atau memulihkan kondisi perusahaan ke arah yang lebih baik merupakan proses rumit serta melibatkan beberapa langkah, metode dan strategi. Membutuhkan waktu bahkan hingga tahunan untuk mengembalikan bisnis sesuai tujuan dikarenakan beberapa faktor seperti manajemen, keuangan, pemasaran, operasional dan utamanya adalah SDM yang perlu penanganan dan pemutakhiran. Berikut pendekatan-pendekatan strategis yang bisa dijadikan acuan implementasi corporate turnaround (manajemen perubahan) : a. Re-evaluasi Kondisi Untuk memperbaiki sebuah masalah maka langkah pertama yang dilakukan adalah mendiagnosa penyebab utama permasalahan hal ini berlaku pula pada corporate turnaround. Perlu difokuskan ke beberapa hal seperti : Produk - sebuah bisnis akan sukses tergantung dari kualitas produk dan jasa yang dihasilkan Pelanggan - Perlu diketahui tingkat kepuasan pelanggan/pihak yang menikmati pelayanan perusahaan Keuangan - Apakah cash flow perusahaan cukup untuk menunjang kesinambungan operasional? Bagaimanakah cara menstabilkan kondisi keuangan perusahaan? Proses - Harus dipastikan bahwa proses bisnis dan sistem berjalan sesuai tempatnya dan bekerja secara efektif. Tanpa hal tersebut, performa perusahaan sudah dipastikan akan menurun. SDM - Perlu segera dianalisa apakah perusahaan ditunjang oleh pimpinan dan karyawan yang tepat. Keduanya memegang peranan besar pada setiap keberhasilan perusahaan dan untuk itu perlu pergantian atau lebih ekstrimnya pengurangan beberapa yang tidak bisa berkontribusi positif. b. Menstabilkan kondisi kritis Setelah situasi mulai bisa tertangani maka untuk menstabilkan kondisi genting perusahaan, perlu pengawasan dan pengendalian agar tidak kembali memburuk. Hanya saja saat melakukan itu, apakah bisa langsung segera dilakukan perubahan. c. Pembaharuan strategi Langkah berikutnya agar pelaksanaan corporate turnaround bisa efektif adalah memperbaharui strategi yang pernah diterapkan sebelumnya. Bisa berupa perubahan pendekatan yang digunakan untuk mencapai tujuan perusahaan. Bila perusahaan dalam kondisi terjun bebas, bisa jadi salah satu penyebabnya adalah kesenjangan strategi. Pada tahap ini, dapat dilakukan pembaharuan untuk kepentingan masa depan perusahaan. Meninjau ulang strategi lama, berguna untuk menemukan celah dan perbaikan apa untuk menutupinya. Visi, Misi, Tujuan, Budaya dan Nilai perusahaan perlu dipahami dan dihayati lebih dalam sebagai dasar pembaharuan. d. Mempertahankan dan merekrut SDM Belum tepat bila membahas tentang corporate turnaround tanpa membicarkan manusia yang terlibat di dalamnya. Tak ada artinya kualitas keuangan, strategi, teknik dan peralatan yang digunakan kalau tanpa SDM yang mumpuni di belakangnya. Sesegera mungkin mengidentifikasi mana yang mampu berkontribusi ke perusahaan dan mana yang tidak sesuai harapan. Pada tahap ini, harus ada keputusan merekrut orang, mengurangi yang tidak berkompeten dan mempertahankan yang krusial bagi bisnis. Agar bisnis hidup kembali, maka sangat penting mempertahankan orang yang tepat dan mengurangi orang secara tepat pula. e. Peningkatan Kualitas Proses dan Produk Selain SDM dan strategi, hal lain yang menjadi fokus permasalahan adalah inovasi ulang produk dan proses bisnisnya. Tanpa upgrade rutin dan inovasi yang rutin kelak bisa menjadi faktor penurun keuntungan perusahaan. Buatlah sesuatu yang tidak akan dtemukan di perusahaan lain, tentunya dalam hal positif. Selalu menyesuaikan dengan tren permintaan pasar adalah kunci mempertahankan keterikatan pelanggan. Begitu pula berlaku untuk proses dan operasional bisnis perusahaan. Sudahkah Anda menerapkan teknologi atau sistem terbaru pada proses bisnis? Apakah Anda telah menginovasi gaya, lingkungan dan aturan kerja perusahaan? Mulailah segera ! f. Restrukturisasi Finansial Salah satu alasan pokok dan vital kegagalan sebuah bisnis adalah kekurangan dana. Tanpa segera mengatasi masalah finansial maka akan berimbas pada kegagalan segala usaha corporate turnaround. Kala kondisi tersebut, maka solusi terbaik adalah restrukturisasi finansial perusahaan. Bisa bersumber dana dari eksternal, namun lebih baik memperbaiki finansial internal terlebih dahulu barulah solusi terakhir berupa sumber dari luar semisal pinjaman perbankan. g. Kembali ke normal Strategi berikutnya adalah pengondisian normal. Selagi perusahaan sudah mengalami cash flow yang stabil dan semua pihak telah terbiasa dengan perubahan yang terjadi, maka sangat penting atmosfir kerja dikembalikan seperti kondisi tanpa krisis. Hal ini berguna untuk menumbuhkan kepercayaan diri karyawan mempertahankan bahkan meningkatkan performa kerja ke depan. h. Menjadi Digital Perkembangan teknologi seharusnya mempermudah pekerjaan menjadi lebih efektif dan efisien. Waktu, biaya dan tenaga merupakan aspek yang dapat dioptimalkan values-nya bila teknologi diterapkan secara optimal pula. Namun segala sesuatu selalu ada pengorbanan, bahkan bisa jadi hal-hal yang terkait SDM-lah yang terkena dampaknya. Sebagai contoh penekanan jumlah SDM dan biaya lembur. Tapi yang paling penting, penggunaan teknologi termutakhir sudah pasti lebih banyak manfaatnya maka hal ini menjadi penyempurna strategi corporate turnaround atau manajemen perubahan sebuah perusahaan. 6. Strategi Mengatasi Penolakan Corporate Turnaround Ada 6 (enam) strategi yang bisa dipakai untuk mengatasi resistensi corporate turnaround / manajemen perubahan yaitu: a. Pendidikan dan Komunikasi. Berikan penjelasan secara tuntas tentang latar belakang, tujuan, akibat, dari diadakannya perubahan kepada semua pihak. Komunikasikan dalam berbagai macam bentuk. Ceramah, diskusi, laporan, presentasi, dan bentuk-bentuk lainnya. b. Partisipasi. Ajak serta semua pihak untuk mengambil keputusan. Pimpinan hanya bertindak sebagai fasilitator dan motivator. Biarkan anggota perusahaan yang mengambil keputusan c. Memberikan kemudahan dan dukungan. Jika karyawan takut atau cemas, lakukan konsultasi atau bahkan terapi. Beri pelatihan-pelatihan. Memang memakan waktu, namun akan mengurangi tingkat penolakan. d. Negosiasi. Cara lain yang juga bisa dilakukan adalah melakukan negosiasi dengan pihak-pihak yang menentang perubahan. Cara ini bisa dilakukan jika yang menentang mempunyai kekuatan yang tidak kecil. Misalnya dengan serikat pekerja. Tawarkan alternatif yang bisa memenuhi keinginan mereka e. Manipulasi dan Kooptasi. Manipulasi adalah menutupi kondisi yang sesungguhnya. Misalnya memlintir (twisting) fakta agar tampak lebih menarik, tidak mengutarakan hal yang negatif, sebarkan rumor, dan lain sebagainya. Kooptasi dilakukan dengan cara memberikan kedudukan penting kepada pimpinan penentang perubahan dalam mengambil keputusan. f. Paksaan. Taktik terakhir adalah paksaan. Berikan ancaman dan jatuhkan hukuman bagi siapapun yang menentang dilakukannya perubahan.
7. Hasil yang dicapai
A. KEBERSAMAAN DALAM SISTEM PERUSAHAAN BERKINERJA UNGGUL 1) Kesamaan persepsi dan menjadi satu kesatuan dalam menghadapi masalah. 2) Terbentuknya paradigma, KITA SATU. 3) Perusahaan sebagai human activity sistems. b. MENDAPATKAN STRATEGI MENGELOLA PERUBAHAN: 1) Perubahan secara alami 2) Menjadi baik, lebih baik, terbaik dan unggul 3) Sistem Penghargaan terhadap perubahan managemen.