Anda di halaman 1dari 3

Validasi metoda analisis adalah suatu tindakan penilaian terhadap parameter

tertentu, berdasarkan percobaan laboratorium, untuk membuktikan bahwa parameter


tersebut memenuhi persyaratan untuk penggunaannya. Validasi metode analisis bertujuan
untuk memastikan dan mengkonfirmasi bahwa metode analisis tersebut sudah sesuai
untuk peruntukannya (Gandjar, 2007).
Gas Chromatography (GC) adalah alat yang digunakan untuk pemisahan suatu zat
atau senyawa yang umumnya bersifat volatil. Senyawa volatil merupakan senyawa yang
mudah menguap pada suhu kamar. Sampel yang dapat digunakan dalam GC ini ada dua
wujud yaitu cair dan gas. Prinsip kerja dari Gas Chromatography yaitu sampel yang
diinjeksikan ke dalam aliran fase gerak, kemudian akan dibawa oleh fase gerak yang 
berupa gas inert ke dalam kolom untuk dilakukan pemisahan komponen sampel 
berdasarkan kemampuannya interaksi diantara fase gerak dan fase diam. Pemisahan
tercapai dengan partisi sampel antara fase gas bergerak dan fase diam berupa cairan
dengan titik didih tinggi (tidak mudah menguap) yang terikat pada zat dan penunjangnya
(Khopkar 2007).
Accuracy adalah ukuran yang menunjukkan derajat kedekatan hasil analis dengan
kadar analit yang sebenarnya. Accuracy dinyatakan sebagai persen perolehan kembali
(recovery) analit yang ditambahkan. Kecermatan hasil analis sangat tergantung kepada
sebaran galat sistematik di dalam keseluruhan tahapan analisis. Oleh karena itu untuk
mencapai kecermatan yang tinggi hanya dapat dilakukan dengan cara mengurangi galat
sistematik tersebut seperti menggunakan peralatan yang telah dikalibrasi, menggunakan
pereaksi dan pelarut yang baik, pengontrolan suhu, dan pelaksanaannya yang cermat, taat
asas sesuai prosedur  (Gandjar, 2007).

  Accuracy dapat ditentukan melalui dua cara, yaitu metode simulasi (spiked-
placebo recovery) atau metode penambahan baku (standard addition method) (Riyadi,
2009). Kecermatan hasil analis sangat tergantung kepada sebaran galat sistematik di
dalam keseluruhan tahapan analisis. Dalam metode simulasi, sejumlah analit bahan murni
ditambahkan ke dalam plasebo, lalu campuran tersebut dianalisis dan hasilnya
dibandingkan dengan kadar standar yang ditambahkan (kadar yang sebenarnya).
Recovery dapat ditentukan dengan cara membuat sampel plasebo (eksepien obat, cairan
biologis) kemudian ditambah analit dengan konsentrasi tertentu (biasanya 80% sampai
120% dari kadar analit yang diperkirakan), kemudian dianalisis dengan metode yang
akan divalidasi (Riyadi, 2009).

Dalam metode adisi (penambahan baku), sampel dianalisis lalu sejumlah tertentu
analit yang diperiksa (pure analit/standar) ditambahkan ke dalam sampel, dicampur dan
dianalisis lagi. Selisih kedua hasil dibandingkan dengan kadar yang sebenarnya. Pada
metode penambahan baku, pengukuran blanko tidak diperlukan lagi. Metode ini tidak
dapat digunakan jika penambahan analit dapat mengganggu pengukuran, misalnya analit
yang ditambahkan menyebabkan kekurangan pereaksi, mengubah pH atau kapasitas
dapar, dll. Recovery dinyatakan sebagai rasio antara hasil yang diperoleh dengan hasil
yang sebenarnya. Biasanya persyaratan untuk recovery adalah tidak boleh lebih dari 5%
(Riyadi, 2009).
Precision adalah ukuran yang menunjukkan derajat kesesuaian antara hasil uji
individual, diukur melalui penyebaran hasil individual dari rata-rata jika prosedur
diterapkan secara berulang pada sampel-sampel yang diambil dari campuran yang
homogen. Presicion diukur sebagai simpangan baku atau simpangan baku relatif
(koefisien variasi). Precision dapat dinyatakan sebagai repeatability (keterulangan) atau
reproducibility (ketertiruan). Repeatability adalah keseksamaan metode jika dilakukan
berulang kali oleh analis yang sama pada kondisi sama dan dalam interval waktu yang
pendek. Repeatability dinilai melalui pelaksanaan penetapan terpisah lengkap terhadap
sampel-sampel identik yang terpisah dari batch yang sama, jadi memberikan ukuran
keseksamaan pada kondisi yang normal (Riyadi, 2009).
Reproducibility adalah keseksamaan metode jika dikerjakan pada kondisi yang berbeda. Biasanya analisis
dilakukan dalam laboratorium-laboratorium yang berbeda menggunakan peralatan, pereaksi, pelarut,
dan analis yang berbeda pula. Analisis dilakukan terhadap sampel-sampel yang diduga identik yang
dicuplik dari batch yang sama. Kriteria seksama diberikan jika metode memberikan simpangan baku
relatif (RSD) atau koefisien variasi (CV) 2% atau kurang. Akan tetapi kriteria ini sangat fleksibel
tergantung pada konsentrasi analit yang diperiksa, jumlah sampel, dan kondisi laboratorium (Riyadi,
2009).

Linearitas menunjukkan kemampuan suatu metode analisis untuk memperoleh hasil


pengujian yang sesuai dengan konsentrasi analit dalam sampel pada kisaran konsentrasi
tertentu. Sedangkan rentang metode adalah pernyataan batas terendah dan tertinggi analit yang
sudah ditunjukkan dapat ditetapkan dengan kecermatan, keseksamaan, dan linearitas yang dapat
diterima. Rentang dapat dilakukan dengan cara membuat kurva kalibrasi dari beberapa set
larutan standar yang telah diketahui konsentrasinya (Ermer & Miller 2005).
Persamaan garis yang digunakan pada kurva kalibrasi diperoleh dari metode kuadrat
terkecil, yaitu y = a + bx. Persamaan ini akan menghasilkan koefisien korelasi (r). Koefisien
korelasi inilah yang digunakan untuk mengetahui linearitas suatu metode analisis. Penetapan
linearitas minimum menggunakan lima konsentrasi yang berbeda. Nilai koefisien korelasi yang
memenuhi persyaratan adalah lebih besar dari 0.9970 (ICH, 1995).  Linearitas juga dapat
diketahui dari kemiringan garis, intersep, dan residual (Ermer & Miller 2005).
Gandjar, G.I & Rohman, A. 2007. Kimia Farmasi Analisis. Pustaka Belajar. Yogyakarta.
 [ICH] International Conference on Harmonization. 2005. Validation of Analytical
Procedures: Text and Methodology Q2(R1).

Khopkar, S.M.1984. Konsep Dasar Kimia Analitik.Jakarta : Penerbit universitas


Indonesia

Riyadi, Wahyu. 2009. Validasi Metode Analisis. Tersedia di http://www.chem-is-


try.org/artikel_kimia/kimia_analisis/validasi-metode-analisis/

Ermer , J.H. and Miller, McB. 2005. Method Validation in Pharmaceutical Analysis. A Guide to
Best Practice. Wiley-Vch. Verlag GmbH & Co. KGaA. Weinheim.

Anda mungkin juga menyukai