Disusun oleh :
Qozam kana (103200024)
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kehidupan manusia semakin bergantung kepada teknologi, satu di antaranya adalah
Teknologi Informasi yang didukung oleh perkembangan teknologi elektronika dan
telekomunikasi. Suatu kenyataan bahwa dalam kehidupan keseharian kita, secara sadar atau
tidak, selama ini kita telah memanfaatkan layanan jasa yang berbasis Teknologi Informasi
tersebut dalam berbagai bentuk kegiatan.
Saat ini, transaksi elektronik adalah suatu hal yang tidak mungkin
terhindarkan. Electronic Commerce (e-commerce) adalah suatu contoh produk dari kemajuan
Teknologi Informasi, dimana transaksi bisnis tidak lagi dilakukan secara konvensional, yang
mengharuskan pembeli berinteraksi langsung dengan penjual (secara fisik) atau adanya
keharusan menggunakan uang tunai (cash). Tetapi penjual diwakili oleh suatu sistem yang
melayani pembeli secara online dengan melalui media jaringan komputer. Dalam melakukan
transaksi, pembeli “berhadapan” dan berkomunikasi dengan sistem yang “mewakili” penjual.
Sudah barang tentu, e-commerce ini membutuhkan sistem yang mampu menjamin keamanan
transaksi tersebut.
Pengembangan iptek dianggap sebagai solusi dari permasalahan yang ada. Maka secara
langsung peran informatikawan yang menguasai bidang iptek tersebutlah yang paling berperan
banyak dalam hal penemuan-penemuan ide. Komputer dengan sistem canggih yang ada saat ini
merupakan hasil dari analisis sistem dan peran programmer yang mampu mengembangkan
kemampuan komputer yang ada sebelumnya. Tanpa adanya seorang informatikawan handal,
kemajuan iptek secara langsung maupun tidak langsung akan terhambat. Teknologi yang
bermanfaat dalam upaya mempermudah hidup manusia berada dalam kondisi stagnan tanpa
adanya inovasi kemajuan, peran para ahli komputer sangat diperlukan.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, rumusan masalah dalam makalah ini adalah:
1. Apa itu e-commerce?
2. Bagaimana perkembangan e-commerce dilihat dari segi IPTEK?
3. Apa peran informatikawan dilihat dari aspek pendukung, komponen, dan lingkungan e-
commerce?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui definisi e-commerce.
2. Untuk memahami perkembangan e-commerce dalam sudut pandang IPTEK.
3. Untuk mengetahui penjelasan peran informatikawan dilihat dari aspek pendukung, komponen,
dan lingkungan e-commerce.
BAB II
PEMBAHASAN
A. E-Commerce
Dikutip dari Wikipedia, perdagangan elektronik atau e-dagang (bahasa
Inggris: Electronic commerce, juga e-commerce) didefinisikan sebagai penyebaran, pembelian,
penjualan, pemasaran barang dan jasa melalui sistem elektronik seperti internet atau televisi,
www, atau jaringan komputer lainnya. E-dagang dapat melibatkan transfer dana elektronik,
pertukaran data elektronik, sistem manajemen inventori otomatis, dan sistem pengumpulan data
otomatis. Adapun pengetian E-Commerce menurut para ahli:
E-Commerce adalah suatu proses membeli dan menjual produk-produk secara elektronik oleh konsumen dan dari
perusahaan ke perusahaan dengan komputer sebagai perantara transaksi bisnis. (Laudon & Laudon .1998).
E-Commerce atau yang biasa disebut juga dengan istilah Ecom atau Emmerce atau EC merupakan pertukaran bisnis
yang rutin dengan menggunakan transmisi Electronic Data Interchange (EDI), email, electronic bulletin boards,
mesin faksimili, dan Electronic Funds Transfer yang berkenaan dengan transaksi-transaksi belanja di Internet
shopping, Stock online dan surat obligasi, download dan penjualan software, dokumen, grafik, musik, dan lain-
lainnya, serta transaksi Business to Business (B2B). (Wahana Komputer Semarang, 2002).
Ecommerce is a dynamic set of technologies, applications, and bussines process that link enterprises, consumers, and
communities through electronics transactions and the electronic exchange of goods, services,
and informations. (David Baum .1999).
E-Commerce merupakan satu set dinamis teknologi, aplikasi, dan proses bisnis yang menghubungkan
perusahaan,konsumen, dan komunitas tertentu melalui transaksi elektronik dan perdagangan barang, pelavanan, dan
informasi yang dilakukan secara elektronik. (Onno. W. Purbo).
1. Aspek pendukung E-Commerce
Guna menjalankan bisnis elektronis, dibutuhkan aspek-aspek pendukung yang tidak
persis sama dengan bisnis yang konvensional, olehkarena pembeli tidak secara langsung
berinteraksi dengan penjual. Beberapa aspek yang penting untuk diperhatikan adalah:
a. Aspek Hukum (Legal): Hukum yang mengatur proses bisnis pada e-commerce untuk
melindungi hak pembeli dan perusahaan penjual, misalnya untuk menyatakan bahwa suatu
transaksi dinyatakan sah atau tidak.
b. Aspek Etika Bisnis Elektronis: Kode etik yang harus ditaati oleh perusahaan dalam kaitan
dengan hubungan antar perusahaan elektronis ataupun antara perusahaan dengan pelanggan
(misalnya tentang kerahasiaan identitas pelanggan).
c. Aspek Teknologi: Berkaitan dengan teknologi pendukung e-commerce, baik perangkat keras
(hardware), maupun perangkat lunak (software) yang handal (reliable) dan aman (secure).
d. Aspek Ekonomi Global: Sebagai landasan yang berlaku universal di semua negara bagi para
pelaku e-commerce.
Keseluruhan
aspek tersebut perlu dikaji secara mendalam dan dipersiapkan dengan baik
untuk mendukung perkembangan e-commerce.
2. Komponen E-Commerce
Ditinjau dari sisi Teknologi Informasi, kegiatan E-Commerce harus didukung oleh
komponen-komponen perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software) yang
membangun:
a. Situs WEB: merupakan sebuah sistem komputer yang bertindak sebagai server bagi transaksi
bisnis dan dilengkapi sistem basis data untuk Datawarehouse.
b. Jaringan komunikasi data (jaringan komputer): sebagai media lalulintas data
antara client (pembeli) dan server (situs WEB).
c. Protokol komunikasi data: berupa kumpulan aturan komunikasi data yang mengendalikan
pertukaran (pengiriman/penerimaan) data.
d. Antarmuka pemakai (user interface): pada sisi pengguna, sistem komputer client harus
dilengkapi dengan perangkat lunak browser untuk mengakses data/informasi yang ada pada
sistus WEB (misal: Explorer, Netscape).
3. Lingkungan E-Commerce
Kegiatan E-Commerce membutuhkan dukungan lingkungan di luar perusahaan, baik
untuk transaksi keuangan maupun untuk pengiriman barang. Seperti yang telah disinggung di
atas, pembayaran dilakukan secara elektronis menggunakan jasa perbankan atau institusi
finansial lainnya. Sedangkan pengiriman barang melibatkan perusahaan ekspedisi barang
(freight forwarder) yang memiliki jaringan luas.
Dalam hal transaksi keuangan untuk pembayaran harga barang yang dibeli, perusahaan
elektronis harus menggunakan jasa jaringan perbankan internasional, dimana pembayaran
dilakukan dengan satu jenis mata uang yang disepakati sebagai alat pembayaran yang sah (dalam
US$ misalnya). Prosedur pembayaran tersebut tentu harus mengikuti aturan yang berlaku dalam
sistem Perbankan Internasional.
Pengiriman barang dari gudang perusahaan ke tangan pembeli bukan suatu hal yang
sederhana, karena pengiriman lintas negara harus mengikuti aturan bea-cukai di negara pengirim
maupun penerima. Oleh sebab itu, jasa pengiriman barang ini menjadi sangat vital, karena
membutuhkan jasa pengiriman yang cepat dan aman.
Penetrasi smartphone di Indonesia membawa efek domino ke beberapa ranah bisnis
lainnya, seperti bisnis E-Commerce di negara ini. Para E-Commerce beramai-ramai menggeluti
aplikasi mobile demi menarik lebih banyak pendapatan. Beberapa di antaranya merupakan nama-
nama besar seperti Blibli, Kaskus, Tokopedia, Lazada, Zalora, OLX, BukaLapak, dan Elevenia.
4. Model-model E-Commerce
Beberapa macam model-model e-commerce:
B2C adalah model E-Commerce dimana pelaku bisnisnya adalah perusahaan sehingga proses transaksi dan
interaksinya adalah antara satu perisahaan dengan perisahaan lainnya.
Contoh model E-Commerce ini adalah beberapa situs e-banking yang melayani transaksi antar perusahaan.
Karakteristik B2C:
a. Penjualan secara eceran dari company/ badan bisnis langsung ke konsumen akhir.
b. Produk eceran yang sangat beraneka ragam.
c. Pembayaran secara on-line menggunakan kartu kredit.
d. Berbelanja dengan sangat mudah.
e. Usaha berpromosi dengan menggunakan penjualan silang antara produsen dengan konsumen atau dengan adanya
potongan harga.
Keuntungan B2C:
a. Akses ke pasar global secara langsung.
b. Penghematan waktu dan tempat.
c. Pengurangan biaya yang sangat berarti.
d. Kesediaan penuh: 24 jam perhari dan 7 hari perminggu.
e. Berbelanja secara on-line tidak sesulit dari apa yang biasa didapat di pasar tradisional.
f. Mudah dalam penggunaannya, tidak memerlukan kepandaian khusus.
g. Banyak pilihan yang didapat dengan mudah ditambah dengan kerahasiaan yang dijamin.
h. Product-on-demand (apa yang anda perlukan akan anda dapatkan).
Keuntungan B2B
a. Pencapaian kesempatan berkompetisi secara nyata.
b. Produktivitas kerja yang besar dan postensial.
c. Penghematan waktu dalam melakukan transaksi.
d. Berkurangnya biaya yang harus dikeluarkan (Proses yang cepat, transparan, dan harga yang lebih murah).
B2B2C
Adalah model E-Commerce dimana suatu perusahaan akan bersifat sebagai broker atau perantara dari perusahaan
lain yang akan berinteraksi dan bertransaksi dengan konsumen atau pembeli.
6. Cara Kerja E-Commerce:
1. Konsumen melihat situs web (website) untuk melakukan proses e-commerce.
2. Konsumen melakukan pemilihan produk di situs web dan melakukan pemesanan produk yang telah dipilih.
Konsumen juga memberikan data pribadi seperti nama, alamat, dan nomor telepon pengiriman secara lengkap.
3. Setelah memilih produk, konsumen kemudian melakukan pembayaran sesuai dengan sistem pembayaran yang telah
ditetapkan. Sistem pembayaran ini disesuaikan dengan sistem yang ada di toko online tersebut. Secara umum, sistem
pembayaran yang ada di toko online terdiri dari beberapa metode, diantaranya adalah:
a. Kartu Kredit
Dalam hal ini pengelola toko bekerja sama dengan perusahaan yang menyediakan layanan pembayaran
melalui kartu kredit yang disebut sebagai “payment gateway”. Payment gateway inilah yang menjadi penghubung
antara toko online, perusahaan penerbit kartu kredit (VISA, MASTER, AMEX), dan juga dengan Bank Penerbit
kartu.
b. Transfer Bank
Pengelola toko menyediakan nomor rekening khusus yang disediakan bagi konsumen untuk melakukan
pembayaran. Transfer bisa dilakukan melalui setoran tunai di Bank, transfer melalui ATM, Internet Banking,
ataupun Mobile Banking.
c. Cash on Delivery
Pembayaran yang dilakukan di tempat pada saat pengiriman produk. Model pembayaran semacam ini
biasanya dilakukan untuk konsumen yang sudah dikenal terlebih dahulu karena sudah melakukan transaksi
sebelumnya dan proses pembayaran ini juga biasanya dilakukan jika konsumen belum percaya kepada penjual
sehingga pembeli dapat mengecek barangnya terlebih dahulu.
4. Pengelola toko online kemudian melakukan verifikasi apakah pembayaran yang dilakukan sudah benar atau belum.
Proses verifikasi ini penting untuk menghindari berbagai penipuan pembayaran. Verifikasi dilakukan dengan
melakukan pengecekan apakah pembayaran sudah masuk di rekening perusahaan atau belum kemudian order
diproses.
5. Setelah dipastikan bahwa pembayaran telah terjadi, pengelola toko online kemudian melakukan pengecekan stok
barang. Pengecekan stok barang ini ada dua macam:
a. Untuk produk yang dijual sendiri, maka pengecekan dilakukan di gudang sendiri.
b. Untuk produk yang berasal dari supplier, maka pengecekan dilakukan melalui supplier toko.
6. Setelah barang ada, selanjutnya adalah melakukan pengiriman ke alamat penerima yang telah ditetapkan oleh
pembeli. Pengiriman bisa jadi dilakukan ke alamat pembeli, ataupun jika dilakukan sebagai hadiah, maka dikirim ke
alamat penerima hadiah.
7. Pengiriman dilakukan oleh kurir, baik kurir perusahaan ataupun kurir dari pihak ketiga yang ditunjuk. Kurir
mendokumentasikan melalui foto penerimaan barang sebagai tanda bukti, ataupun meminta tanda tangan dari
penerima. Bukti penerimaan ini kemudian disimpan, dan bisa juga dikirim copy-nya kepada pembeli melalui email.
7. Aplikasi E-Commerce
Dilihat dari jenisnya, E-Commerce kerap dibagi menjadi dua kategori, yaitu B-to-B dan B-to-C. Prinsip
pembagian ini dilandasi pada jenis institusi atau komunitas yang melakukan interaksi perdagangan dua arah. Jika
dilihat dari perspektif lain, yaitu berdasarkan jenis aplikasi yang dipergunakan, E-Commerce dapat dikategorikan
menjadi 4 (empat) tipe: I-Market, Customer Care, Vendors Management, dan Extended Supply Chain (Fingar,
2000).
a. I-Market
Internet Market (I-Market) didefinisikan sebagai suatu tempat atau arena di dunia maya dimana calon
pembeli dan penjual saling bertemu untuk melakukan transaksi secara elektronis melalui medium internet. Dari
definisi tersebut terlihat bahwa tipe bisnis yang terjadi adalah B-to-C karena sebagai penjual produk atau jasa,
perusahaan berusaha menghubungkan dirinya dengan I-Market yang notabene merupakan komunitas para pengguna
internet yang ada di seluruh dunia.
Prinsip yang dipegang dalam tipe ini adalah perusahaan menyediakan berbagai informasi lengkap
mengenai seluruh produk atau jasa yang ditawarkan melalui internet, dengan harapan bahwa ada calon pelanggan
yang pada akhirnya melakukan pemesanan atau pembelian terhadap produk atau jasa tersebut (order).
b. Customer Care
Tipe aplikasi E-Commerce kedua adalah suatu usaha dari perusahaan untuk menjalin hubungan interaktif
dengan pelanggan atau konsumen yang telah dimilikinya. Jika pada waktu terdahulu perusahaan biasanya
menyediakan nomor telepon bebas pulsa (toll free) sebagai sarana yang dapat dipergunakan pelanggan untuk
bertanya, berdiskusi, atau menyampaikan keluhan sehubungan dengan produk atau jasa yang telah atau akan
dibelinya. Nomor telepon ini pada dasarnya dihubungkan dengan pusat informasi perusahaan atau call center.
Dengan berkembangnya internet, maka dengan mudah konsumen dapat berhubungan dengan customer
service perusahaan selama 24 jam melalui situs terkait. Seperti halnya dengan I-Market, sebagian besar aplikasi
yang dipergunakan bersifat B2C.
c. Vendors Management
Hakikat dari sebuah bisnis adalah melakukan transformasi “bahan mentah” menjadi sebuah produk atau
jasa yang ditawarkan kepada konsumen. Dengan kata lain, mayoritas perusahaan pastilah memiliki pemasok
(supplier) “bahan mentah” tersebut. Disamping itu, berbagai aktivitas penunjang seperti proses administrasi,
pengelolaan SDM, dan lain sebagainya kerap membutuhkan beragam barang yang harus dibeli dari perusahaan lain.
Proses pembelian yang berlangsung secara kontinyu dan berulang secara periodik tersebut pada dasarnya memiliki
kontribusi yang cukup besar terhadap pengeluaran total perusahaan (cost center). Tipe B-to-B merupakan platform
transaksi yang diterapkan dalam tipe E-Commerce ini.
II. Kelebihan
bagi pelanggan
a. Mampu memberikan pilihan serta kecepatan dalam pengiriman.
b. Dengan banyaknya pilihan pelanggan dapat membandingkan harga satu dengan lainnya.
c. Dapat melakukan review komentar terkait produk.
d. Dapat memberikan informasi lebih cepat.
e. Dapat memberikan layanan tanpa ada batasan waktu 1 x 24 jam.
9. Batasan E-Commerce
Batasan Teknis
a. Kurangnya pengakuan standar secara universal untuk kualitas, keamanan dan kehandalan.
b. Bandwidth telekomunikasi yang tidak mencukupi.
c. Masih melibatkan tools pengembangan perangkat lunak.
d. Kesulitan dalam mengintegrasikan Internet dan perangkat lunak ecommerce dengan aplikasi-aplikasi lain dan basis
data.
e. Memerlukan web server khusus sebagai tambahan untuk server jaringan.
f. Mahal dan ketidaknyamanan akses internet untuk pengguna.
10. Hukum E-Commerce
Aturan terkait E-Commerce telah banyak diatur dalam Undang-Undang (UU) Nomor 7 Tahun 2014 tentang
Perdagangan. Pengaturan E-Commerce itu memberikan kepastian dan kesepahaman mengenai apa yang dimaksud
dengan Perdagangan Melalui Sistem Elektronik (selanjutnya disingkat PMSE) dan memberikan perlindungan dan
kepastian kepada pedagang, penyelenggara PMSE, dan konsumen dalam melakukan kegiatan perdagangan melalui
sistem elektronik.
UU Perdagangan diatur untuk setiap pelaku usaha yang memperdagangkan Barang dan atau Jasa dengan
menggunakan sistem elektronik wajib menyediakan data dan atau informasi secara lengkap dan benar. Setiap pelaku
usaha dilarang memperdagangkan Barang dan atau Jasa dengan menggunakan sistem elektronik yang tidak sesuai
dengan data dan atau informasi dan penggunaan sistem elektronik tersebut wajib memenuhi ketentuan yang diatur
dalam Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik.
Data dan atau informasi PMSE paling sedikit harus memuat identitas dan legalitas Pelaku Usaha sebagai
produsen atau Pelaku Usaha Distribusi, persyaratan teknis Barang yang ditawarkan, persyaratan teknis atau
kualifikasi Jasa yang ditawarkan, harga dan cara pembayaran Barang dan atau Jasa, dan cara penyerahan Barang.
UU Perdagangan sendiri mendefinisikan PMSE sebagai perdagangan yang transaksinya dilakukan melalui
serangkaian perangkat dan prosedur elektronik. Jenis pelaku usaha PMSE meliputi pedagang (merchant) dan
Penyelenggara Perdagangan Secara Elektronik ("PPSE"), terdiri atas Penyelenggara Komunikasi Elektronik, Iklan
Elektronik, penawaran elektronik, Penyelenggara sistem aplikasi Transaksi Elektronik, Penyelengara jasa dan sistem
aplikasi pembayaran dan Penyelenggara jasa dan sistem aplikasi pengiriman barang.
Bentuk Perusahaan PMSE dapat berbentuk orang perseorangan atau berbadan hukum. Penyelenggara
Sarana Perdagangan Secara Elektronik dapat berbentuk perorangan atau berbadan hukum.
Perihal kontrak elektronik, kontrak perdagangan elektronik sah ketika terdapat kesepakatan para pihak.
Kontrak Perdagangan Elektronik paling sedikit harus memuat identitas para pihak, spesifikasi barang dan atau Jasa
yang disepakati, legalitas barang dan atau jasa, nilai transaksi perdagangan, persyaratan dan jangka waktu
pembayaran, prosedur operasional pengiriman barang dan atau jasa, dan prosedur pengembalian barang dan atau
jika terjadi ketidaksesuain.
Kontrak Perdagangan Elektronik dapat menggunakan tanda tangan elektronik dan harus dibuat dalam
bahasa Indonesia. Kontrak Perdagangan Elektronik harus disimpan dalam jangka waktu tertentu.
Terkait pajak, transaksi perdagangan secara elektronik dikenakan pajak sesuai peraturan perundang-
undangan yang berlaku. Pelaku Usaha yang menawarkan secara elektronik kepada Konsumen Indonesia wajib
tunduk pada ketentuan perpajakan Indonesia karena dianggap memenuhi kehadiran secara fisik dan melakukan
kegiatan usaha secara tetap di Indonesia.
Terkait bea meterai, pengenaan bea materai terhadap dokumen bukti transaksi elektronik diberlakukan
terhadap bukti transaksi yang dilakukan secara tertulis di atas kertas. Situs yang telah diaudit berhak memperoleh
trustmark. Situs yang tidak bertanggungjawab dapat dimasukkan dalam blacklist.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Era perdagangan global membutuhkan dukungan digital economy yang tercermin dengan
lahirnya aktivitas perdagangan secara elektronis (electronic commerce) dalam berbagai bentuk
kegiatan.
Peran informatikawan sangat berpengaruh terhadap perkembangan IPTEK yang dalam
hal ini adalah e-commerce menjadikannya lebih efektif dan efisien bagi penggunanya di
kalangan masyarakat yang tidak semua paham akan teknologi tersebut.
B. Saran
Perkembangan perekonomian pada era saat ini, sulit untuk mengatakan seperti apa
prospek e-commerce. Tetapi untuk melihat ke depan secara optimis, peran para informatikawan
dalam mengembangkan e-commerce sangat dibutuhkan untuk menghasilkan layanan yang lebih
lengkap kepada para penggunanya.
DAFTAR PUSTAKA
Amalia, Mutia Rizki. 2013. Contoh-contoh E-Commerce. http://mutiarizkiamalia.blogspot.com/2013/06/contoh-contoh-e-
commerce.html. Diakses pada 09 Juni 2017.
Berthon, P., Pit, L.P., Zinkhan, G.M., Watson, R.T. 2008. Electronic Commerce: The Strategic Perspective. Online.
Tersedia: http://www.e-booksdirectory.com/details.php?ebook=1024. Diakses pada 09 Juni 2017.
Cosseboom, Leigton. 2015. 10 Aplikasi Lokal yang Membantu Anda Berbelanja Online. http://id.techinasia.com/daftar-
aplikasi-belanja-online-indonesia/. Diakses pada 09 Juni 2017.
Nussanda, Haristya. 2011. 9 Jenis Usaha Jasa yang Paling Banyak Dicari di Internet.
http://www.dokterbisnis.net/2011/03/22/jenis-bisnis-jasa-online-yang-banyak-dicari-di-internet/. Diakses pada 09
Juni 2017.