Anda di halaman 1dari 28

Makalah

AKUNTANSI BIAYA 2
“Metode Harga Pokok Proses”

Hasmania Muslimah
2181083003

Dosen Pembimbing
Muh. Idrus, S.E., M.M

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI


YAPI BONE
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan
nikmat serta hidayah-Nya terutama nikmat kesempatan dan kesehatan sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah mata kuliah Akuntansi Biaya 2 “ Metode
Harga Pokok Proses-Pengantar” ini. Kemudian shalawat beserta salam kita
sampaikan kepada Nabi besar kita Muhammad SAW yang telah memberikan
pedoman hidup yakni Al-Qur’an dan sunnah untuk keselamatan umat di dunia.
Makalah ini merupakan salah satu tugas mata kuliah Akuntansi Biaya 2 di
program studi Akuntansi pada Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YAPI Bone .
Selanjutnya kami  mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
Bapak Muhammad Idrus, S.E,. M.M selaku dosen pembimbing dan kepada
segenap pihak yang telah memberikan bimbingan serta arahan selama penulisan
makalah ini.
Akhirnya kami menyadari bahwa banyak terdapat kekurangan-kekurangan
dalam penulisan makalah ini, maka dari itu kami mengharapkan kritik dan saran
yang konstruktif dari para pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Terima kasih, dan semoga makalah ini bisa memberikan sumbangsih
positif bagi kita semua.
Watampone, 19 Juni 2020

Penyusun

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ............................................................................................ i


Daftar Isi ..................................................................................................... ii
Bab I Pendahuluan ...................................................................................... 1
A. Latar Belakang ...................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................. 1
C. Tujuan ................................................................................................... 2
Bab II Pembahasan ...................................................................................... 3
A. Pengertian Metode Harga Pokok Proses ............................................... 3
B. Karasteristik Metode Harga Pokok Proses ............................................ 3
C. Aliran Kegiatan Perusahaan Manufaktur .............................................. 3
D. Perbedaan Metode Harga Pokok Proses dan Harga Pokok Pesanan .... 4
E. Sistem Pembebanan Biaya Pada Metode Harga Pokok Proses ............. 5
F. Penggolongan Proses Produksi Pada Perusahaan Manufaktur ............. 6
G. Prosedur Akuntansi Biaya Pada Metode Harga Pokok Proses ............. 7
H. Penggolongan Biaya Pada Metode Harga Pokok Proses ...................... 7
I. Masalah-Masalah Khusus Dalam Perhitungan Harga Pokok Produk Pada
Metode Harga Pokok Proses ................................................................. 8
J. Tujuan Penentuan Metode Harga Pokok Proses ................................... 9
K. Manfaat Informasi Harga Pokok Produksi ........................................... 10
L. Metode Harga Pokok Proses – Tanpa Memperhitungkan Persediaan Produk
Dalam Proses Awal ............................................................................... 12
M. Metode Harga Pokok Proses Produk Diolah Melalui Satu Departemen
Produksi ................................................................................................ 12
N. Perlakuan Sisa Bahan, Produk Rusak, Produk Cacat Pada Metode Harga
Pokok Pesanan ..................................................................................... 16
Bab III Peutup ............................................................................................. 22
A. Kesimpulan ........................................................................................... 22
B. Saran ...................................................................................................... 22
C. Daftar Pustaka ....................................................................................... 23

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Metode harga pokok proses yang merupakan metode pengumpulan biaya
produksi yang digunakan oleh perusahaan yang mengolah produknya secara
masal. Di dalam metode ini,biaya produksi dikumpulkan untuk setiap proses
selama jangka waktu tertentu, dan biaya produksi persatuan dihitung dengan cara
membagi total biaya produksi dalam proses tertentu, selama periode tertentu
dengan jumlah satuan produk yang dihasilkan dari proses tersebut selama jangka
waktu yang bersangkutan.
Dengan adanya proses ini, maka dapat menentukan harga pokok persediaan
produk jadi dan produk dalam proses yang disajikan dalam neraca. Pada saat
manajemen dituntut untuk membuat peertanggung jawaban laporan periodek,
manajemen harus menyajikan laporan keuangan berupa neraca dan laporan laba
rugi.
Melalui makalah ini akan diuraikan metode harga pokok proses yang
sederhana, yaitu yang diterapkan dalam perusahaan yang mengolah produknya
melalui satu departemen produksi dan dalam perusahaan yang mengolah
produknya melalui lebih dari satu departemen produksi. Dan diuraikan pula
pengaruh adanya produk yang hilang dalam proses terhadap perhitungan harga
pokok produksi per satuan dalam departemen yang bersangkutan.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa perbedaan metode harga proses dengan metode harga pokok
pesanan ?
2. Bagaimana penggolongan biaya pada metode harga pokok proses?
3. Apa saja masalah-masalah khusus dalam perhitungan harga pokok produk
pada metode harga pokok proses?
4. Apa tujuan penentuan metode harga pokok proses?
5. Bagaimana metode harga pokok proses produk diolah melalui satu
departemen produksi?

1
2
C. TUJUAN
1. Mengetahui perbedaan metode harga proses dengan metode harga pokok
pesanan.
2. Untuk mengetahui penggolongan biaya pada metode harga pokok proses.
3. Untuk mengetahui masalah-masalah khusus dalam perhitungan harga
pokok produk pada metode harga pokok proses.
4. Untuk mengetahui tujuan penentuan metode harga pokok proses.
5. Metode harga pokok proses produk diolah melalui satu departemen
produksi

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. PERNGERTIAN METODE HARGA POKOK PROSES


Metode harga pokok proses adalah metode penentuan harga produk
dengan cara mengumpulkan biya produksi yang terjadi dalam suatu periode
tertentu, kemudian dibagikan sama rata kepada produk yang dihasilkan dalam
periode bersangkutan.
Perusahaan yang memiliki karakteristik proses produksi seperti tersebut
diatas adalh perusahaan manufaktur antara lain pabrik semen, pabrik tekstil,
terigu, gula, dan lain – lain.
Metode harga pokok proses diterapkan pada perusahaan manufaktur yang
karakteristik proses produksinya adalah :
1. Sifat produksinya continue (terus menerus).
2. Tujuan produksinya mengisi persediaan gudang.
B. KARAKTERISTIK METODE HARGA POKOK PROSES
Metode pengumpulan biaya produksi ditentukan oleh karakteristik proses
produk perusahaan. Dalam perusahaan yang berproduksi massa, karakteristik
produksinya adalah :
1. Produk yang dihasilkan merupakan produk standar
2. Produk yang dihasilkan dari bulan ke bulan adalah sama
3. Kegiatan produksi dimulai dengan diterbitkannya perintah produksi yang
berisi rencana produksi produk standar untuk jangka waktu tertentu.
C. ALIRAN KEGIATAN PERUSAHAAN MANUFAKTUR
Aliran harga pokok produk menunjukkan aliran biaya produksi dalam
rangka kegiatan pengolahan bahan baku menjadi produk selesai yang
selanjutnya dijual, oleh karena itu aliran harga pokok produk akan dipengaruhi
aliran kegiatan.

4
Aliran kegiatan perusahaan manufaktur secara umum terdiri dari:
1. Pengadaan
Pengadaan adalah kegiatan untuk memperoleh atau mengadakan barang
dan jasa yang akan dikonsumsi dalam kegiatan produksi, dapat
dikelompokkan menjadi:
 Pembelian, penerimaan, dan penyimpanan bahan baku, bahan penolong,
supplies pabrik, dan elemen lainnya yang akan dikonsumsi dalam kegiatan
produksi
 Perolehan jasa dari tenaga kerja langsung, tenaga kerja tak langsung dan
jasa lainnya yang akan dikonsumsi dalam kegiatan produksi.
2. Produksi
Produksi adalah kegiatan pengolah bahan baku menjadi produk selesai.
Pada kegiatan tersebut akan dikonsumsi bahan baku, tenaga kerja langsung,
barang dan jasa lainnya yang dikelompokkan dalam overhead pabrik.
3. Penyimpanan produk selesai
Produk yang telah selesai diproduksi dari pabrik akan dipindahkan ke
dalam gudang produk selesai menunggu saat dijual atau diserahkan kepada
pemesan.
4. Penjualan produk selesai.
Produk yang sudah laku dijual akan dikeluarkan dari gudang produk
selesai untuk dikirim kepada pembeli, dan perusahaan dapat membebani
rekening langganan atau pembeli.
D. PERBEDAAN METODE HARGA POKOK PROSES DENGAN
METODE HARGA POKOK PESANAN
Perbedaan diantara 2 metode pengumpulan biaya tersebut terletak pada :
1. Pengumpulan biaya produksi
2. Perhitungan harga pokok produksi per satuan
3. Penggolongan biaya produksi
4. Unsur biaya yang dikelompokkan dalam biaya overhead pabrik

5
No Harga Pokok Pesanan Hrga Pokok Proses
1. Biaya dikumpulkan untuk setiap Biaya dikumpulkan untuk setiap
pesanan/ berdasarkan pesanan departemen produksi per periode
akuntansi
2. Menghitung harga pokok produksi Menghitung harga pokok produksi
per satuan dengan cari membagi per satuan dengan cara membagi
total biaya yang dikeluarkan untuk total biaya produksi yang
pesanan tertentu dengan jumlah dikeluarkan selama periode tertentu
satuan produk yang dihasilkan dengan jumlah satuan produk yang
dalam pesanan yang bersangkutan dihasilkan selam periode yang
bersangkutan
3. Biaya produksi dipisah menjadi Biaya produksi digolongkan menjadi
biaya produksi langsung dan biaya biaya bahan, biaya tenaga kerja, dan
produksi tidak langsung dan biaya biaya overhead pabrik
overhead pabrik
4. BOP terdiri dari biaya bahan BOP terdiri dari biaya produksi
penolong, BTKTL, dan biaya selain biaya bahan baku dan biaya
produksi lain selain biaya bahan penolong dan biaya tenaga kerja.
baku dan BTKL. BOP dibebankan BOP dibebankan kepada produk
kepada produk atas dasar tarif sebesar biaya yang sesungguhnya
yang ditentukan dimuka terjadi selama periode akuntansi
tertentu.

E. SISTEM PEMBEBANAN BIAYA PADA METODE HARGA POKOK


PROSES
Dihubungkan dengan pembebanan harga pokok kepada produk, metode
harga pokok proses dapat menggunakan sistem:
1. Semua elemen biaya dibebankan berdasar biaya sesungguhnya (historical
cost system). Pada sistem ini, produk yang diolah dibebani biaya bahan
baku, biaya tenaga kerja, dan biaya overhead pabrik yang sesungguhnya
dinikmati oleh produk yang bersangkutan.

6
2. Elemen biaya tertentu yaitu biaya overhead pabrik, dibebankan berdasar
tarif atau biaya yang ditentukan di muka. Sistem ini dipakai apabila
kondisi-kondisi yang ada di dalam perusahaan mengharuskan dipakainya
tarif biaya overhead pabrik dengan tujuan untuk membebankan biaya
secara adil dan teliti. Kondisi tersebut adalah:
a. Perusahaan menghasilkan beberapa jenis produk.
b. Produksi perusahaan tidak stabil dari waktu ke waktu.
c. Elemen biaya overhead tetap jumlahnya relatif tinggi.
3. Semua elemen biaya dibebankan pada produk atas dasar harga pokok yang
ditentukan di muka. Pada sistem ini dalam penentuan harga pokok produk
semua elemen biaya baik bahan, tenaga kerja, maupun overhead pabrik
dibebankan berdasar harga pokok yang ditentukan di muka.
F. PENGGOLONGAN PROSES PRODUKSI PADA PERUSAHAAN
MANUFAKTUR
Pada perusahaan manufaktur proses produksinya dapat digolongkan atas
dasar jenis produk yang dihasilkan dan tahapan-tahapan di dalam mengolah
produk, sebagai berikut:
1. Perusahaan yang menghasilkan satu jenis produk
Atas dasar tahapan-tahapan di dalam mengelola produk pada
perusahaan yang menghasilkan satu jenis produk dapat dikelompokkan
menjadi:
a. Pengolahan produk hanya melalui satu tahapan pengolahan.
b. Pengolahan produk melalui beberapa tahapan pengolahan.
2. Perusahaan yang menghasilkan beberapa jenis produk
Atas dasar tahapan-tahapan di dalam mengelola produk pada
perusahaan yang menghasilkan beberapa jenis produk dapat
dikelompokkan menjadi:
a. Pengolahan produk hanya melalui satu tahapan pengolahan.
b. Pengolahan produk melalui beberapa tahapan pengolahan.

7
Atas dasar hubungan antara jenis produk yang satu dengan yang lain,
produk yang dihasilkan dapat digolongkan ke dalam produk bersama, ko-
produk, produk utama, dan produk sampingan.
G. PROSEDUR AKUNTANSI BIAYA PADA METODE HARGA POKOK
PROSES
Prosedur dalam rangka menentukan harga pokok produk pada metode
harga pokok proses sebagai berikut:
a. Mengumpulkan data produksi dalam periode tertentu untuk menyusun
laporan produksi dan menghitung produksi ekuivalen dalam rangka
menghitung harga pokok satuan.
b. Mengumpulkan biaya bahan, biaya tenaga kerja, dan biaya overhead
pabrik periode tertentu. Apabila produk diproses melalui beberapa
departemen elemen biaya tersebut dikumpulkan untuk setiap departemen.
c. Menghitung harga pokok satuan setiap elemen biaya, yaitu jumlah elemen
biaya tertentu dibagi produksi ekuivalen dari elemen biaya yang
bersangkutan.
d. Menghitung harga pokok produk selesai yang dipindahkan ke gudang atau
departemen berikutnya dan menghitung harga pokok produk dalam proses
akhir.
H. PENGGOLONGAN BIAYA PADA METODE HARGA POKOK
PROSES
Dalam akuntansi biaya untuk metode harga pokok proses biaya produksi
digolongkan sebagai berikut:
1. Biaya bahan
Dalam metode harga pokok proses tidak diadakan pemisahan antara bahan
baku dan bahan penolong, hal ini disebabkan umumnya produk yang
dihasilkan bersifat homogen dan bentuknya standar sehingga setiap satuan
produk yang sama akan menikmati bahan yang relatif sama pula. Semua harga
pokok bahan yang diproses atau diolah menjadi produk selesai atau bagian
produk selesai, baik dapat diidentifikasikan atau tidak dapat diidentifikasikan
dengan produk tertentu, adalah merupakan biaya bahan.

8
Kartu buku besar pembantu persediaan dibuat untuk setiap jenis bahan,
permintaan bahan oleh setiap departemen yang menggunakan bahan
digunakan dokumen bon permintaan bahan dan pemakaian bahan di dalam
produksi oleh setiap departemen harus dibuatkan laporan pemakaian bahan
yang akan dipakai dasar menyusun laporan harga pokok produksi. Laporan
pemakaian bahan digunakan pula untuk pengendalian pemakaian bahan oleh
setiap departemen.
2. Biaya tenaga kerja
Dalam metode harga pokok proses tidak dipisahkan atau dibedakan antara
biaya tenaga kerja langsung dan biaya tenaga kerja tak langsung. Apabila
produk diolah melalui satu tahapan pengolahan, maka semua biaya tenaga
kerja di pabrik digolongkan sebagai elemen biaya tenaga kerja. Apabila
produk diolah melalui beberapa tahapan atau departemen, semua biaya tenaga
kerja pada departemen produksi digolongkan sebagai biaya tenaga kerja,
sedangkan biaya tenaga kerja departemen pembantu diperlakukan sebagai
elemen biaya overhead pabrik.
3. Biaya overhead pabrik
Biaya overhead pabrik pada metode harga pokok proses, yaitu meliputi
semua biaya produksi di departemen produksi selain biaya bahan dan biaya
tenaga kerja ditambah semua biaya pada departemen pembantu yang ada di
pabrik. Apabila perusahaan tidak memiliki departemen pembantu di pabrik,
biaya overhead pabrik meliputi semua elemen biaya produksi selain biaya
bahan dan biaya tenaga kerja.
I. MASALAH-MASALAH KHUSUS DALAM PERHITUNGAN HARGA
POKOK PRODUK PADA METODE HARGA POKOK PROSES
Berikut ini akan dibahas secara bertahap masalah-masalah yang timbul di
dalam perhitungan harga pokok produk pada metode harga pokok proses yang
menghasilkan satu jenis produk, yang meliputi:
1. Pengolahan produk melalui satu tahap, semua biaya dibebankan berdasar
biaya sesungguhnya.

9
2. Pengolahan produk melalui satu tahap, biaya overhead pabrik dibebankan
berdasar tarif yang ditentukan di muka.
3. Pengolahan produk melalui beberapa tahap atau departemen, produk
selesai pada departemen tertentu langsung dipindah ke departemen
berikutnya.
4. Pengolahan produk melalui beberapa tahap, produk selesai dari
departemen permulaan dimasukkan ke gudang produk selesai, di mana
sebagian akan diproses di dalam departemen lanjutan dan sebagian
langsung dijual.
5. Pengolahan produk melalui beberapa tahap, sebagian produk hilang di
dalam pengolahan.
6. Pengolahan produk melalui beberapa tahap, sebagian produk rusak dalam
pengolahan:a. Produk rusak tidak laku dijual.b. Produk rusak dapat laku
dijual.
7. Pengolahan produk melalui beberapa tahap, sebagian produk cacat di
dalam pengolahan.
8. Tambahan bahan pada departemen lanjutan yang dapat menambah jumlah
produk yang dihasilkan.
9. Produk diolah melalui beberapa tahap, terdapat produk dalam proses pada
awal periode.a. Metode harga pokok rata-rata.b. Metode pertama masuk,
pertama keluar (first in, first out).c. Metode terakhir masuk, pertama
keluar (last in, first out).
10. Review atas berbagai masalah komprehensif dalam pengolahan produk.
J. TUJUAN PENENTUAN METODE HARGA POKOK PROSES
Tujuan penentuan metode harga pokok proses adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui karakteristik metode harga pokok proses.
2. Mengetahui sistem apa yang dapat dipakai untuk pembebanan biaya.
3. Mengetahui bagaimana cara penggolongan biaya.
4. Mengetahui bagaimana cara mencatat dan menghitung karya pokok
produksi apabila:
a. Produk diolah satu tahap.

10
b. Produk diolah beberapa tahap.
c. Produk hilang dalam pengolahan.
d. Produk rusak dalam pengolahan.
e. Produk cacat dalam pengolahan.
f. Tambahan produk adanya tambahan bahan pada departemen lanjutan.
g. Adanya produk dalam proses awal periode.
K. MANFAAT INFORMASI HARGA POKOK PRODUKSI
Dalam perusahaan yang berproduksi massa, informasi harga pokok
produksi yang dihitung untuk jangka waktu tertentu bermanfaat bagi
manajemen untuk :
1. Menentukan harga jual produk
Dalam penerapan harga jual produk, biaya produksi per unit merupakan
salah satu informasi yang dipertimbangkan di samping informasi biaya lain
serta informasi nonbiaya. Untuk menaksir biaya produksi yang akan
dikeluarkan dalam memproduksi produk dalam jangka waktu tertentu perlu
dihitung unsur – unsur biaya berikut ini :
Taksiran biaya bahan baku                                                                  xxx
Taksiran biaya tenaga kerja langsung                                                  xxx
Taksiran biaya overhead pabrik                                                          xxx +
Taksiran biaya produksi                                                                      xxx
Kebijakan penetapan harga jual yang didasarkan pada biaya menggunakan
formula penetapan harga jual berikut ini :
Taksiran biaya produksi untuk jangka waktu tertentu                        xxx
Taksiran biaya nonproduksi untuk jangka waktu tertentu                  xxx +
Taksiran total biaya untuk jang waktu tertentu                                  xxx
Jumlah produk yang dihasilkan untuk jangka waktu tertentu                       
xxx :
Taksiran harga pokok produk per satuan                                            xxx
Laba per unit produk yang diinginkan                                                xxx +
Taksiran harga jual per unit yang dibebankan kepada pembeli           xxx
2. Memantau realisasi biaya produksi

11
Jika rencana produksi untuk jangka waktu tertentu telah di putuskan untuk
di laksanakan , manajemen memerlukan informasi biaya produksi yang
sesungguhnya dikeluarkan di dalam pelakasanaan rencana produksi tersebut .
Oleh karena itu , akuntasi biaya diigunakan untuk mengumpulkan informasi
biaya produksi yang di keluarkan dalam jangka waktu tertentu untuk
memantau apakah proses produksi mengkonsumsi total biaya produksi sesuai
dengan yang di perhitungkan sebelumnya . Perhitungan biaya produksi
sesungguhnya yang dikeluarkan untuk jangka waktu tertentu dilakukan
dengan formula berikut ini :
Biaya produksi sesungguhnya  bulan .....
Biaya bahan baku sesungguhnya                                            xxx
Biaya tenaga kerja sesungguhnya                                           xxx
Biaya overhead pabrik sesungguh nya                                    xxx      +
Total biaya produksi sesungguhnya bulan                              Rpxx
3. Menghitung laba atau rugi bruto periode tertentu
Informasi laba atau rugi bruto periodek diperlukan untuk mengetahui
kontribusi produk dalam menutup biaya nonproduksi dan menghasilkan laba
atau rugi . Oleh karena itu , metode harga pokok proses di gunakan oleh
manajemen untuk mengumpulkan informasi biaya produksi yang
sesungguhnya dikeluarkan untuk periode tertentu guna untuk menghasilkan
informasi laba atau rugi bruto tiap priode .  Laba atau rugi tiap periode di
hitung sebagai  berikut  : 
Hasil penjualan                                                                                    Rpxx
Persediaan produk dalam proses awal                                          Rpxx
Persediaan produk dalam proses awal                              Rpxx
Biaya Produksi :
Biaya bahan baku sesungguhnya              Rpxx
Biaya TKL sesungguhnya                         Rpxx
Biaya overhead pabrik sesungguhnya        Rpxx+
Total biaya produksi                                                         Rpxx +           
                                                                                          Rpxx

12
Persediaan produk dalam proses akhir                              Rpxx   -
Harga pokok produksi                                                                  Rpxx +
Harga pokok produk yang tersedia untuk dijual                          Rpxx
Persediaan produk jadi akhir                                                        Rpxx –
Harga pokok produk yang d jual                                                  Rpxx
Laba bruto                                                                                                  Rpxx
4. Menentukan harga pokok persediaan  produk jadi dan produk dalam
proses yang disajikan dalam neraca
Pada saat manajemen dituntut untuk membuat pertanggungjawaban
keuangan periodik , manajemen harus menyajikan laporan keuangan berupa
neraca dan laporan labarugi . Didalam neraca , manajemen harus menyajikan
harga pokok produk yang pada tanggal neraca masih dalam proses . Untuk
tujuan , tersebut manajemen perlu menyelenggarakan catatan biaya tiap
periode . Biaya produksi yang melekat pada produk jadi yang belum laku di
jual pada tanggal neraca di sajiakn dalam neraca sebagai harga pokok
persediaan produk jadi .
L. METODE HARGA POKOK PROSES–TANPA MEMPERHITUNGKAN
PERSEDIAAN PRODUK DALAM PROSES AWAL
Untuk memberikan gambaran awal penggunaan metode harga pokok
proses dalam pengumpulan biaya produksi, berikut ini disajikan contoh
penggunaan metode harga pokok proses yang belum memperhitungkan
dampak adanya persediaan produk dalamproses awal. Variasi contoh
penggunaan metode harga pokok proses berikut ini :
1. Metode harga pokok proses yang diterapkan dalam perusahaan yang
produknya diolah hanya melalui satu departemen produksi
2. Metode harga pokok proses yang diterapkan dalam perusahaan yang
produknya diolah melalui lebih dari satu departemen produksi
3. Pengaruh terjadinya produk yang hilang dalam proses terdapat perhitungan
harga pokok produksi per satuan, dengan anggapan :
 Produk hilang pada awal proses
 Produk hilang pada akhir proses

13
M. METODE HARGA POKOK PROSES PRODUK DIOLAH MELALUI
SATU DEPARTEMEN PRODUKSI
Untuk dapat memahami perhitungan harga pokok produk dalam metode
harga pokok proses, berikut diuraikan contoh metode harga pokok proses yang
diterapkan dalam perusahaan yang mengolah produknya melalui satu
departemen produksi tanpa memperhitungkan adanya persediaan produk
dalam proses awal periode.
Contoh :
PT Surya Abadi mengola produknya secara massa melalui satu departemen
produksi. Jumlah biaya yang dikeluarkan selama bulan Oktober 2015
disajikan sebagai berikut:
Biaya bahan baku                                                                Rp. 4.600.000
Biaya bahan penolong                                                         Rp. 2.300.000
Biaya tenaga kerja                                                               Rp. 11.000.000
Biaya overhead pabrik                                                        Rp. 15.2600.000

Total biaya produksi                                                            Rp. 33.1600.000


Jumlah produk yang dihasilkan selama bukan tersebut adalah :
Produk jadi                                                                             2.100 unit
Produk dalam proses pada akhir bulan, dengan tingkat penyelesaian sebagai
berikut:
            Biaya bahan baku : 100%
Biaya bahan penolong : 100%
Biaya tenaga kerja : 50%
Biaya overhead pabrik : 40%                                      200 unit
Bulan Oktober 2015
Masuk ke dalam proses                       2.300 unit
Produk jadi                                         2.100 unit
Produk dalam proses                           200 unit

14
Untuk menghitung biaya persatuan yang dikeluarkan oleh perusahaan
tersebut, perlu dihitung unit ekuivalensi bulan Oktober 2015 dengan cara
sebagai berikut
1.      Biaya bahan baku >>>> 2.100 x (100% x 200) = 2.300
2.      Biaya Bahan penolong >>>> 2.100 x (100% x 200) = 2.300
3.      Biaya tenaga kerja >>>> 2.100 x (50% x 200) = 2.200
4.      Biaya overhead parbrik >>>> 2.100 x (40% x 200) = 2.18

Perhitungan Harga Pokok Produksi Per Satuan


Unsur biaya Total Biaya Unit Ekuivalensi Biaya Produksi
produksi per satuan
(1) (2) (3) (2) : (3)
Bahan Baku Rp. 4.600.000 2300 Rp. 2.000
Bahan Penolong Rp. 2.300.000 2300 Rp. 1.000
Tenaga Kerja Rp. 11.000.000 2200 Rp. 5.000
Overhead Pabrik Rp. 15.260.000 2180 Rp. 7.000
Total Rp. 33.160.000 Rp. 15.000
           
Perhitungan Harga Pokok Produk Jadi Dan Persediaan Produk Dalam
Prose
Harga pokok produk jadi : 2.100 x Rp.31.500.000
Rp.15.000
Harga pokok persediaan produk dalam
proses:
           BBB : 100% x 200 x Rp. 2.000 Rp.400.000
           BBP : 100% x 200 x Rp. 1.000 Rp.200.000
           BTK : 50% x 200 x Rp. 5.000 Rp.500.000
           BOP : 40% x 200 x Rp. 7.000 Rp.560.000
Rp.1.660.000
Jumlah biaya produksi bulan Oktober Rp.33. 160.000
2015

Catatan :         
1.      BBB = Biaya bahan baku

15
2.      BBP = Biaya bahan penolong
3.      BTK = Biaya tenaga kerja
4.      BOP = Biaya overhead pabrik

16
PT. Surya Abadi
Laporan Biaya Produksi Bulan Oktober 2015

Data Produksi
Dimasukkan dalam proses 2.300 unit
Produk jadi yang ditransfer ke gudang 2.100 unit
Produk dalam proses akhir 200
Jumlah produk yang dihasilkan 2.300 unit

Biaya yang dibebankan  dalam


bulan Oktober Total Per Unit
Biaya bahan baku Rp. 4.600.000 Rp. 2000
Biaya bahan penolong Rp. 2.300.000 Rp. 1000
Biaya tenaga kerja Rp. 11.000.000 Rp. 5000
Biaya overhead pabrik Rp. 15.260.000 Rp. 7000
Rp. 33.160.000 Rp. 15.000

Perhitungan Biaya :
Harga pokok produk jadi yang
ditransfer ke gudang
2.100 unit @ Rp. 15.000 Rp. 33.160.000
Harga pokok persediaan produk
dalam proses akhir
Biaya bahan baku Rp. 400.000
Biaya bahan penolong Rp. 200.000
Biaya tenaga kerja Rp. 500.000
Biaya overhead pabrik Rp. 560.000
Rp. 1.660.000
Jumlah biaya produksi yang
dibebankan dalam bulan Oktober Rp. 33.160.000

Jurnal :
1. Mencatatat biaya bahan baku

17
BDP-BBB                   Rp. 4.600.000
            Persd. BB                    Rp. 4.600.000
2. Mencatat biaya penolong       
BDP-BBP                   Rp. 2.300.000
            Persd. BB                    Rp. 2.300.000
3. Mencatat biaya tenaga kerja
BDP-BTK                   Rp. 11.000.000
Gaji dan Upah                         Rp. 11.000.000
4. Mencatat biaya overhead pabrik
BDP-BOP                               Rp. 15.260.000
            Berbagai rek. Yg di Kredit     Rp. 15.260.000
5. Menghitung harga pokok produk jadi yang ditransfer ke gudang
Persd. BJ (produk jadi)
            BDP-BBB (2.100 X Rp. 2.000)                     Rp. 4.200.000
            BDP-BBP (2.100 X Rp. 1.000)                      Rp. 2.100.000
            BDP-BTK (2.100 X Rp. 5.000)                      Rp. 10.500.000
BDP-BOP (2.100 X Rp. 7.000)                      Rp. 14.700.000
6. Mencatat harga pokok persediaan produk dalam proses yang belum selesai
diolah pada akhir bulan Oktober 2015
Persd. BDP                             Rp. 1.660.000
            BDP-BBB                               Rp. 400.000
            BDP-BBP                               Rp. 200.000
            BDP-BTK                               Rp. 500.000
            BDP-BOP                               Rp. 700.000
N. PERLAKUAN SISA BAHAN, PRODUK RUSAK, PRODUK CACAT
PADA METODE HARGA POKOK PESANAN
Dalam pengolahan produk untuk melayani pesanan, kemungkinan timbul
sisa bahan, produk rusak, maupun produk cacat.Bagi manajemen masalahnya
adalah bagaimana dapat menekan timbulnya sisa bahan, produk cacat dan
produk rusak serendah mungkin. Berkut ini dibahas tentang masalah
perlakuan akuntansi untuk masing-masing:

18
1. Sisa Bahan
Dalam perusahaan manufaktur dapat timbul sisa bahan dari proses
pengolahan produk, yang disebut sisa bahan. Sisa bahan adalah bahan yang
tersisa atau bahan yang rusak di dalam proses pengolahan produk atau
penyimpanan dan tidak dapat digunakan kembali dalam perusahaan.
Sisa bahan dapat dikelompokkan menjadi dua:
a. Sisa bahan yang tidak laku dijual
(1)   Apabila sisa bahan terjadinya karena pengerjaan pesanan tertentu,
biaya pembuangan atau pemusnahan sisa bahan dapat digunakan untuk
menambah elemen biaya bahan baku pesanan yang bersangkutan. Jurnal
yang digunakan untuk mencatat biaya pemusnahan sisa bahan adalah:
Barang Dalam Proses – Biaya Bahan          xx
         Kas                                                                  xx
(2)   Apabila sisa bahan secara normal terjadinya dalam perusahaan, biaya
tersebut dapat diperlakukan sebagai biaya overhead pabrik
sesungguhnya.Jurnal yang digunakan untuk mencatat biaya pemusnahan
sisa bahan adalah:
Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya        xx
         Kas                                                                  xx
b. Sisa bahan yang laku dijual
(1)   Apabila timbulnya sisa bahan disebabkan karena pengolahan pesanan
tertentu, hasil sisa bahan diperlakukan sebagai pengurang biaya bahan
baku atau pengurang biaya keseluruhan biaya produksi pesanan yang
bersangkutan. Jurnal yang digunakan untuk mencatat penjualan sisa bahan
adalah:
Kas                                                               xx
         Barang Dalam Proses – Biaya Bahan             xx
(2)   Apabila timbulnya sisa bahan sifanya normal di dalam suatu
perusahaan, perlakuan hasil penjualan dapat digunakan cara sbb:

19
a) Hasil penjualan sisa bahan diperlakukan sebagai pengurang biaya
overhead pabrik yang sesungguhnya. Jurnal yang digunakan untuk
mencatat penjualan sisa bahan adalah:
Kas                                                      xx
            Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya           xx
b) Hasil penjualan sisa bahan diperlakukan sebagai penghasilan lain-
lain.Jurnal yang digunakan untuk mencatat penjualan sisa bahan
adalah:
Kas                                                      xx
            Penghasilan Lain – Lain                      xx
2. Produk Rusak
Produk rusak adalah produk dihasilkan dalam kondisi rusak atau tidak
memenuhi ukuran mutu yang sudah ditentukan dan tidak ekonomis untuk
diperbaiki menjadi produk yang baik, meskipun mungkin secara tehnik dapat
diperbaiki menjadi produk yang baik. Produk yang rusak dapat digolongkan
menjadi dua:
a.       Produk rusak yang tidak laku dijual
Perlakuan produk yang rusak tergantung penyebab timbulnya produk rusak:
(1)   Apabila produk rusak disebabkan sulitnya pengerjaan pesanan tertentu,
maka harga pokok produk yang rusak dibebankan pada pesanan yang
menimbulkan produk rusak, sehingga harga pokok produksi per unit produk
menjadi lebih besar. Akan tetapi tidak ada tambahan jurnal yang harus
dicatat.
(2)   Apabila produk yang rusak terjadinya bersifat normal dalam suatu
perusahaan,maka harga pokok produk rusak diperlakukan sebagai elemen
biaya overhead sesungguhnya. Jurnal yang harus dicatat adalah:

Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya                 xx


      Barang Dalam Proses – Biaya Bahan                         xx
      Barang Dalam Proses – B. Tenaga Kerja Langsung   xx
      Barang dalam Proses –BOP                                       xx                               

20
(3)   Apabila produk rusak karena kesalahan atau kurangnya pengawasan,
maka harga pokok produk yang rusak diperlakukan sebagai Rugi produk yang
rusak. Jurnal yang harus dicacat adalah:
Rugi Produk Rusak                                               xx
      Barang Dalam Proses – Biaya Bahan                         xx
      Barang Dalam Proses – B. Tenaga Kerja Langsung   xx
      Barang dalam Proses – BOP                                       xx
b.      Produk rusak yang laku dijual
Perlakuan akuntansi untuk produk rusak yang laku dijual:
(1)   Apabila produk rusak yang disebabkan sulitnya pengerjaan pesanan
tertentu, rugi atas penjualan produk yang rusak akan dibebankan pada
pesanan yang bersangkutan. Karena sebagian pesanan akan mengalami rusak,
dalam pengolahan pesanan harus dimasukkan jumlah yang lebih besar
dibanding dengan jumlah yang dipesan. Jurnal yang dicatat pada saat
penjualan produk rusak:
Kas                                                                        xx
      Barang Dalam Proses – Biaya Bahan                         xx
      Barang Dalam Proses – B. Tenaga Kerja Langsung   xx
      Barang dalam Proses – BOP                                       xx
(2)   Apabila timbulnya produk rusak bersifat normal di dalam suatu
perusahaan, rugi produk yang rusak diperlakukan sebagai elemen biaya
overhead pabrik sesungguhnya.Jurnal yang dicatat pada saat penjualan
produk rusak:
Kas                                                                        xx
Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya                 xx
      Barang Dalam Proses – Biaya Bahan                         xx
      Barang Dalam Proses – B. Tenaga Kerja Langsung   xx
      Barang dalam Proses – BOP                                       xx
(3)   Apabila timbulnya produk yang rusak karena kesalahan atau kurangnya
pengawasan produksi, rugi produk yang rusak diperlakukan sebagai Rugi
produk yang rusak. Jurnal yang dicatat pada saat penjualan produk rusak:

21
Kas                                                                        xx
Rugi Produk Rusak                                               xx
      Barang Dalam Proses – Biaya Bahan                         xx
      Barang Dalam Proses – B. Tenaga Kerja Langsung   xx
      Barang dalam Proses – BOP                                       xx
3. Produk cacat
Produk cacat adalah produk dihasilkan yang kondisinya rusak atau tidak
memenuhi ukuran mutu yang sudah ditentukan, akan tetapi produk tersebut
masih dapat diperbaiki secara ekonomis menjadi produk yang baik. Perlakuan
akuntansi untuk produk yang cacat:
(1)   biaya perbaikan produk cacat diperlakukan sebagai penambah harga
pokok pesanan tertentu. Metode ini digunakan apabila penyebab produk cacat
karena sulitnya pengerjaan produk. Jurnal yang digunakan untuk mencatat
biaya perbaikan produk cacat adalah:
Barang Dalam Proses – Biaya bahan Baku                             xx
Barang Dalam Proses – Biaya Tenaga Kerja Langsung          xx
Barang Dalam Proses – Biaya Overhead pabrik                     xx
            Persediaan Bahan                                                                    xx
            Gaji dan Upah                                                                         xx
            Biaya Overhead Pabrik yang Dibebankan                              xx
(2)   Biaya perbaikan produk yang cacat diperlakukan sebagai penambah
biaya overhead sesungguhnya. Metode ini digunakan apabila produk cacat
sifatnya normal terjadi dalam perusahaan. Jurnal yang digunakan untuk
mencatat biaya perbaikan produk cacat adalah:
Biaya Overhead Sesungguhnya                                              xx
            Persediaan Bahan                                                                    xx
            Gaji dan Upah                                                                         xx
            Biaya Overhead Pabrik yang Dibebankan                              xx
(3)   Biaya perbaikan produk cacat diperlakukan sebagai elemen Rugi produk
cacat. Metode ini digunakan jika produk cacat disebabkan karena lemahnya

22
pengawasan. Jurnal yang digunakan untuk mencatat biaya perbaikan produk
cacat adalah:
Rugi Produk cacat                                                                  xx
            Persediaan Bahan                                                                    xx
            Gaji dan Upah                                                                         xx
            Biaya Overhead Pabrik yang Dibebankan                              xx

23
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Metode harga pokok proses adalah metode pengumpulan biaya produksi
melalui departemen produksi atau pusat pertanggungjawaban biaya, yang
umumnya diterapkan pada perusahaan yang menghasilkan produk atau massa.
Metode harga pokok proses biasanya digunakan oleh perusahaan yang
menghasilkan produk yang sama (homogen) dan melalui serangkaian proses yang
sama.
Dalam perusahaan yang memproduksi produknya secara massa, karakteristik
produksinya antara lain adalah produk yang dihasilkan merupakan produk standar
dan sama setiap bulan. Metode pengumpulan harga pokok proses memiliki
karakteristik sebagai berikut:
1. Sifat produksinya terus menerus.
2. Pengumpulan harga pokok produk dilakukan periodik, biasanya setiap
akhir bulan.
3. Perhitungan harga pokok per satuan dilakukan setiap akhir periode,
misalnya setiap akhir bulan.
B. SARAN
Kita sebagai mahasiswa ekonomi yang sangat berkaitan dengan akuntansi
hendaknya mengetahui lagi hal-hal yang berkenaan dengan akuntansi biaya, agar
kita memang benar-benar menjadi seorang akuntan yang bisa digunakan oleh
orang banyak terutama dilembaga lembaga yang membutuhkan skill kita.

24
DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/10014480/Makalah_Metode_Harga_Pokok_Pesanan_dan_
Harga_Pokok_Proses
http://widhikn.blogspot.com/2017/02/harga-pokok-proses-pengantar.html

25

Anda mungkin juga menyukai