Anda di halaman 1dari 11

PENGOBATAN TRADISIONAL

ABSTRAK

pengobatan tradisional adalah pengobatan dan/atau perawatan dengan cara, obat, dan
pengobatnya yang mengacu kepada pengalaman, keterampilan turun temurun, dan/atau
pendidikan/ pelatihan, dan diterapkan sesuai dengan norma yang berlaku dalam masyarakat.
WHO mendefinisikan pengobatan tradisional sebagai jumlah total pengetahuan, keterampilan,
dan praktek-praktek yang berdasarkan pada teori-teori, keyakinan, dan pengalaman masyarakat
yang mempunyai adat budaya yang berbeda, baik dijelaskan atau tidak, digunakan dalam
pemeliharaan kesehatan serta dalam pencegahan, diagnosa, perbaikan atau pengobatan penyakit
secara fisik dan juga mental. Pengobatan tradisional ialah merupakan jenis pengobatan yang
kerap dipakai untuk mengatasi sakit yang diderita. Masing-masing jenis pengobatan memiliki
keampuhan dan peminatnya. Indonesia sudah mensahkan obat tradisional sebagai media
alternatif untuk mengobati masyarakat. Obat tradisional merupakan sebuah kearifan lokal dari
generasi terdahulu yang didapat melalui berbagai proses untuk membuktikan keampuhannya.
Penelitian yang menggunakan metode deskripsi kualitatif ini bertujuan untuk menggali sumber
pengetahuan dan jenis pengobatan tradisional di lokasi penelitian. Diperoleh hasil bahwa garis
keturunan dan keingintahuan menjadi latar belakang penyembuh dalam memeroleh pengetahuan
pengobatan tradisional. Rasa percaya terhadap cara pengobatan, ikhlas, dan memasrahkan diri
pada Sang Pencipta menjadi unsur utama yang harus dimiliki pasien dan penyembuh untuk
mengobati penyakit yang sesuai dengan kondisi sosial budaya setempat.
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pemakaian herbal sebagai obat-obatan tradisional telah diterima luas di negara-negara maju
maupun berkembang sejak dahulu kala, bahkan dalam 20 tahun terakhir perhatian dunia terhadap
obat-obatan tradisional meningkat, baik di negara yang sedang berkembang maupun negara-
negara maju. World Health Organization (WHO) atau Badan Kesehatan Dunia menyebutkan
bahwa hingga 65% dari penduduk negara maju menggunakan pengobatan tradisional dan obat-
obat dari bahan alami (Kemenkes RI, 2007). Indonesia merupakan negara besar yang terkenal
karena keanekaragamannya, salah satunya adalah keanekaragaman hayati (megabiodiversity)
khususnya tumbuhan. Selain itu Indonesia juga memiliki keanekaragaman etnis yang memiliki
berbagai macam pengetahuan tentang obat tradisional yang menggunakan bahan-bahan dari
tumbuhan. Banyak dari jenis tumbuhan itu telah ribuan tahun digunakan oleh nenek moyang
bangsa Indonesia dan dokter sebagai bahan obat atau jamu tradisional untuk berbagai macam
penyakit dan memberikan hasil yang baik bagi pemeliharaan kesehatan serta pengobatan (Mills,
1996). Di bumi ini diperkirakan terdapat 40.000 spesies tumbuhan. Dari jumlah tersebut sekitar
30.000 spesies hidup di kepulauan Indonesia dan sekurang-kurangnya 9.600 spesies diketahui
berkhasiat obat, tetapi baru 300 spesies yang telah dimanfaatkan sebagai bahan baku obat
tradisional dan industri obat tradisional (Kemenkes RI, 2007). Keragaman zat kimia penyusun
tumbuh-tumbuhan atau zat yang dihasilkan tumbuhan merupakan kelebihan tanaman, sehingga
sebagai tanaman obat dapat menghasilkan aktivitas yang luas dan memiliki sisi positif pada
tubuh karena tidak memiliki efek samping seperti halnya obatobat kimiawi (Mills, 1996) Obat-
obat kimiawi seringkali dapat membahayakan kesehatan dan tidak berhubungan langsung dengan
hasil pengobatan yang diharapkan (Mills, 1996). Itulah salah satu alasan Menteri Kesehatan
melalui Surat Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.381/MENKES/SK/III /2007
menetapkan kebijakan obat tradisional nasional (Kotranas) yang antara lain bertujuan untuk
mendorong pemanfaatan sumber daya alam dan ramuan tradisional secara berkelanjutan
(sustainable use) untuk digunakan dalam upaya peningkatan pelayanan kesehatan. Sebagai
implementasi dari kebijakan tersebut Menteri Kesehatan melalui Peraturan Menteri Kesehatan
No. 003/MENKES/PER/I/2010 tentang saintifikasi jamu dalam penelitian berbasis pelayanan
kesehatan. Menurut peraturan tersebut pada pasal 1 diterangkan bahwa saintifikasi jamu adalah
pembuktian ilmiah jamu melalui penelitian berbasis pelayanan kesehatan, sedangkan jamu
diartikan sebagai obat tradisional Indonesia. Sementara itu obat tradisional adalah bahan atau
ramuan yang berupa bahan tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan sarian (galenik),
atau campuran dari bahan tersebut yang secara turun temurun telah digunakan untuk pengobatan,
dan dapat diterapkan sesuai dengan norma yang ada
Habis tu jelas kan tentang deskripsi tempat riset
B. Metode Mini Riset

Penelitian ini menggunakan teknik wawancara.

C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan dan menganalisis pengobatan
tradisional di Jalan Tanjung Raya 2, Gang Hasan Rt 01, Rw 06. Kelurahan Saigon Kecamatan
Pontianak Timur Kota Pontianak dan Tanjung raya 2, keluarahan parit mayor kampong kapur
Pontianak, Gang Kame No 2, Pak Kek tukang urut.

D. Manfaat penelitian
Penelitian ini diharapkan mampu memberikan kontribusi diantaranya sebagai berikut :
1. Secara Teoritis
Memberikan sumbangsih terhadap khasanah ilmu pengetahuan khususnya yang mengarah pada
pengobatan tradisional dan rempah-rempah tumbuhan tradisional.
2. Secara praktis
Memberikan kontribusi pemikiran kepada masyarakat luas terutama tentang kaitan kehidupan
masyarakat dalam pengobatan. Memberikan informasi bagi pemangku kebijakan tentang
praktek-praktek yang ada didalam masyarakat.

Para narasumber merupakan orang asli Jalan Tanjung Raya 2, Gang Hasan Rt 01, Rw 06.
Kelurahan Saigon Kecamatan Pontianak Timur Kota Pontianak dan Tanjung raya 2, keluarahan
parit mayor kampong kapur Pontianak, Gang Kame No 2, Pak Kek tukang urut.

Di Keluarahan Saigon dan kampong kapur kota Pontianak waktu dahulu. Terdapat 2
narasumber dalam penelitian kajian mini riset Tradisi Pengobatan Tradisional yaitu: Pak
Agus Salim (68 Tahun), Pak Kek (67 Tahun) Tim Medis Persipon Tahun 2006, Alasan saya
memilih mereka sebagai narasumber karena mereka merupakan orang yang ikut andil
dalam melaksanakan Pengobatan Tradisional ini dan sudah berpengalaman. Kemudian,
mereka masih memiliki daya ingat yang kuat dan masih mengobati korban dari
kebudayaan ini.
C. Kajian pustaka

Obat tradisional di Indonesia sangat besar peranannya dalam pelayanan kesehatan masyarakat di
Indonesia, sehingga obat tradisional sangat berpotensi untuk dikembangkan. Indonesia kaya akan
tanaman obat-obatan, yang mana masih belum dimanfaatkan secara optimal untuk kesehatan.
Indonesia diketahui memiliki keragaman hayati terbesar kedua di dunia setelah Brasil
(Notoatmodjo, 2007).

Obat tradisional merupakan warisan budaya bangsa yang perlu terus dilestarikan dan
dikembangkan untuk menunjang pembangunan kesehatan sekaligus untuk meningkatkan
perekonomian rakyat. Obat tradisional ini tentunya sudah diuji bertahun-tahun bahkan berabad-
abad sesuai dengan perkembangan kebudayaan bangsa Indonesia, (Notoatmodjo, 2007).

Penelitian obat tradisional Indonesia mencakup penelitian obat herbal tunggal maupun dalam
bentuk ramuan. Jenis penelitian yang telah dilakukan selama ini meliputi penelitian budidaya
tanaman obat, analisis kandungan kimia, toksisitas, farmakodinamika, formulasi dan uji klinik.
Tanaman obat dan obat tradisional yang akan digunakan dalam pelayanan kesehatan harus
memenuhi persyaratan mutu dan memiliki bukti ilmiah atas khasiat dan keamananya, merupakan
ketentuan universal yang dimiliki hampir di setiap negara (Ardianto, 2011).
BAB II
PENGOBATAN TRADISIONAL

Riset tentang Obat-obatan tradisional


1. PENGOBATAN TRADISIONAL UNTUK CIDERA TERKILIR ATAU TERBENTUR
BENDA KERAS
2. PENGOBATAN DIABETES / KADAR GULA DARAH TINGGI

I. LOKASI RISET
Jalan Tanjung Raya 2, Gang Hasan Rt 01, Rw 06. Kelurahan Saigon
Kecamatan Pontianak Timur Kota Pontianak

II. Wawancara tentang: PENGOBATAN TRADISIONAL UNTUK CIDERA


TERKILIR ATAU TERBENTUR BENDA KERAS

Penjelasan :
A. Yang dimaksud terkilir adalah, misalkan kita terjatuh kaki atau tangan
terkilir
B. Yang dimaksud dengan terbentur benda keras misalkan kita terjatuh dari
sepeda motor atau terpukul benda keras yang mengakibatkan anggota
badan kita bengkak atau memar.
III. Bahan dan Rempah yang digunakan :

1. Minyak Kelapa
2. Bawang Merah
3. Asam Jawa yang sudah masak
4. Garam Dapur
5. Air Hangat

IV. Peralatan Yang di Perlukan :


1. Kertas Koran / Kertas Merang / Tisu / Kain Katun
2. Perban Pembalut / Pembalut dari kain

V. Tata Cara Pengobatan :

1. Hancurkan bawang merah sebanyak 3 siung di campur dengan


minyak makan atau minyak kelapa secukupnya.
2. Anggota badan yang terkilir atau yang memar atau yang bengkak di
urut perlahan lahan dengan bawang merah dan minyak kelapa yang
sudah dicampur sekitar 10 menit sampai 20 menit.
3. Siapkan asam jawa yang sudah masak sebanyak sekitar 100 gram,
taruh dalam mangkok di campur garam dapur sebanyak 1 sendok
makan kemudian disiram air panas / hangat sebanyak seperempat
gelas.
Kemudian buang biji asam jawa dan lumatkan asam dengan garam
sampai bercampur dengan air hingga sampai seperti bubur.

4. Bobokan adonan asam dan garam di tempat anggota badan yang


memar atau terkilir kemudian bungkus dengan tisu atau kertas Koran
atau kain katun agar adonan merata pada anggota badan yang
cidera.
Kemudian balut dengan perban atau kain pembalut selama 24 jam.
Jikalau belum sembuh diulangi selama 2 sampai 3 hari.
VI. Pendapat Menurut Dokter Tentang Bahan dan Rempah yang digunakan.

VII. LOKASI RISET


Jalan Tanjung Raya 2, Gang Hasan Rt 01, Rw 06. Kelurahan Saigon
Kecamatan Pontianak Timur Kota Pontianak

VIII. Wawancara tentang: PENGOBATAN TRADISIONAL UNTUK PENGOBATAN


DIABETES / KADAR GULA DARAH TINGGI

Penjelasan :
Yang di maksud dengan PENGOBATAN DIABETES / KADAR GULA DARAH
TINGGI adalah penyakit kadar gula darah tinggi diatas ambang normal.

IX. Bahan dan Rempah yang digunakan :


1. Tujuh lembar daun sirih
2. Air putih 5 gelas

X. Peralatan Yang di Perlukan :


1. Panci perebus air
2. Kompor
3. Gelas

XI. Tata Cara Pengobatan :


1. Ambil daun sirih sebanyak 7 (tujuh) lembar cuci dengan bersih
2. Masukan dalam panic
3. Masukan air sebanyak 5 gelas
4. Rebus sampai air mendidih selama 2 (dua) sampai 3 (tiga) menit
kemudian matikan api kompor
5. Minum rebusan air daun sirih setelah dingin sebanyak 1 gelas 3x
sehari
6. Cek kada gula darah orang yang sakit sebelum minum air rebusan
7. Setelah minum air daun sirih, cek kadar gula darah setiap hari sampai
kadar gula darah normal
8. Setelah kadar gula darah di cek normal, hentikan minum obat
ramuan air rebusan daun sirih

XII. Pendapat menurut Dokter tentang makanan bahan dan rempah-rempah


yang digunakan bisa menyembuhkan
BAB III
KONSEP HIDUP SEHAT DALAM PSIKOLOGI ISLAM
BAB IV
PENUTUP

Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai