Anda di halaman 1dari 6

Tugas 2 Mata Kuliah Pendidikan Pancasila

1. Dalam rangka mensyukuri karunia kemerdekaan, identifikasi sekurang-kurangnya 3 fenomena


permasalahan sosial yang menurut anda tidak sesuai dengan nilai-nilai Pancasila!
 Terorisme, dimana dengan adanya terorisme yang bersifat radikal yang kegiatannya
didasari atas nama suatu agama tertentu termasuk dalam penyimpangan nilai-nilai
Pancasila terutama sila ke 1 yang berbunyi “Ketuhanan yang Maha Esa”. Contoh kasus
terorisme yang terdapat di Indonesia adalah Bom Bali I yaitu aksi terorisme yang terkenal
yang terjadi pada tahun 2002 di Bali. Aksi terorisme yang dijadikan sebagai peristiwa
terorisme terbesar sepanjang sejarah di Indonesia ini terjadi pada 3 peristiwa sekaligus.
Membunuh sekitar ratusan orang yang kebanyakan merupakan warga asing yang sedang
berlibur, dan bom bali itu didasarkan pada agama sehingga menyalahi Pancasila yang
mana nilai-nilai yang terdapat dalam sila ke-1 pancasila ini bertujuan supaya setiap
individu masyarakat Indonesia bisa bebas memeluk agama sesuai dengan kepercayaan
mereka masing-masing dan juga beribadah sesuai agama dan bisa saling menumbuhkan
rasa toleransi kepada agama lain.

 Korupsi, dimana tindak korupsi yang dilakukan dianggap tidak sesuai dengan nilai-nilai
yang terkandung dalam Pancasila terutama sila ke 2 dan ke 5 dimana korupsi dianggap
tidak sesuai dengan sila ke 2 yang berbunyi “Kemanusiaan yang Adil dan Beradab”
dikarenakan orang yang melakukan korupsi akan berakibat menyengsarakan orang lain
karena mengambil hak-hak orang lain untuk suatu kebutuhan pribadi sehingga
menyebabkan tidak adil untuk orang-orang yang taat membayar pajak dan lain sebagainya.
Korupsi dianggap tidak sesuai dengan sila ke 5 yang berbunyi “Keadilan Sosial bagi
Seluruh Rakyat Indonesia” dikarenakan korupsi mengambil kekayaan negara yang dapat
berujung pada kemiskinan negara dan juga rakyat sehingga menyebabkan keadilan sosial
tidak dapat diterapkan ke seluruh rakyat Indonesia

 Ketidakadilan hukum, dimana contoh ketidakadilan hukum ini merupakan pelanggaran


terhadap nilai-nilai Pancasila terutama sila ke 4 yang berbunyi “Kerakyatan yang Dipimpin
oleh Hikmat dan Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan Perwakilan” yang memiliki
makna yang lebih mengutamakan kepentingan masyarakat dan juga negara. Salah satu
contoh kasus ketidakadilan hukum adalah ketikdakadilan hukum bagi pejabat dan kaum
bawah. Buktinya beberapa tahun silam orang yang dikataka mencuri buah seperti
semangka dan kakao harus mendekam di balik jeruji besi mulai dari ancaman 1 hingga 5
tahun, hanya karena mencuri kakao seharga 2000 rupiah saja. Sedangkan para pejabat
yang sudah menelan uang milik negara milyaran rupiah hanya ditahan selama 1-2 tahun
bahkan tidak diselidiki. Kasus ketidakadilan hukum merupakan salah satu pelanggaran
berat terhadap Pancasila.

 Separatisme, dimana separatisme merupakan suatu paham atau gerakan dalam


memisahkan diri dari suatu wilayah atau negara yang mana tidak sesuai dengan nilai-nilai
Pancasila terutama sila ke 3 yang berbunyi “Persatuan Indonesia”. Salah satu gerakan
separatisme yang terjadi di Indonesia yaitu gerakan OPM (Organisasi Papua Merdeka)
dimana Organisasi Papua Merdeka ini sudah beridiri sejak tahun 1965 dan bahkan masih
berdiri
sampai sekarang. Gerakan ini merupakan salah satu organisasi yang bersikeras untuk
memisahkan Papua Barat dari wilayah NKRI dan ingin merdeka sendiri karena merasa jika
daerah mereka tidak ada hubungannya dengan bangsa Indonesia dan gerakan ini termasuk
pelanggaran sila ke 3 karena ingin berpisah dari Bangsa Indonesia sedangkan sila ke 3
memiliki makna penting yaitu mengutamakan persatuan seluruh bangsa Indoenesia yang
berbeda dari suku, agama, ras, dan budayanya. Dengan sila ini diharapakan jika Indonesia
bisa bersatu walau berbeda-beda dari segi suku, agama, ras, maupun budayanya

2. Jelaskan faktor penghambat dan penunjang diberlakukannya pendidikan Pancasila di perguruan


tinggi!
Faktor penghambat diberlakukannya pendidikan Pancasila di perguruan tinggi yaitu
adanya mindset bahwa tidak ada kaitannya antara pendidikan Pancasila yang ada dengan mata
kuliah di setiap program dan jurusan yang ditempuh oleh mahasiswa dikarenakan dalam
perguruan tinggi, jurusan atau program studi yang dipilih oleh masing-masing mahasiswa
sudah bersifat spesifik atau mengarah ke suatu disiplin ilmu tertentu, tidak seperti pendidikan
pada bangku SD, SMP, dan SMK/SMK yang masih bersifat umum sehingga harus mempelajari
semua mata pelajaran yang ada dan mindset bahwa sudah cukup untuk mendapatkan
pendidikan Pancasila pada bangku SD dan SMP sampai SMA/SMK sehingga pada saat berada
di perguruan tinggi tidak diperlukan lagi pendidikan Pancasila. Faktor penunjang
diberlakukannya pendidikan Pancasila di perguruan tinggi adalah adanya pemikiran bahwa
sangat pentingnya pendidikan Pancasila selama berada di setiap jenjang pendidikan untuk
meningkatkan rasa nasionalisme terhadap negara Indonesia, dapat memaknai peristiwa sejarah
dan nilai-nilai budaya bangsa untuk menggalang persatuan Indonesia karena pengaruh
globalisasi yang menyebabkan teknologi semakin hari semakin canggih yang menyebabkan
pengaruh dari budaya dan negara luar sangat mudah untuk mempengaruhi kita sehingga rasa
nasionalisme terhadap negara Indonesia menjadi berkurang dan timbul hal-hal yang dapat
menyebabkan runtuhnya persatuan Indonesia, oleh karena itu diperlukan pendidikan Pancasila
agar dapat mencegah hal tersebut dan faktor penunjang lainnya adalah adanya ketentuan dalam
pasal 35 ayat (3) Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2012, yang
menegaskan bahwa penyelenggaraan pendidikan Pancasila di perguruan tinggi itu wajib
diselenggarakan dan sebaiknya diselenggarakan sebagai mata kuliah yang berdiri sendiri dan
harus dimuat dalam kurikulum masing-masing perguruan tinggi. Dengan demikian, keberadaan
mata kuliah pendidikan Pancasila merupakan kehendak negara, bukan kehendak perseorangan
atau golongan, demi terwujudnya tujuan negara.

3. Jelaskan contoh output politik dari suprastruktur politik yang inputnya berawal dari
infrastruktur politik, baik yang sesuai maupun yang kurang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila!
Contoh input infrastruktur yang menghasilkan output pada suprastruktur adalah media
komunikasi politik yang dalam hal ini contohnya adalah TV, artikel, radio, dan lain sebagainya
yang berfungsi sebagai penyampai informasi, penyalur aspirasi dan penghubung antara
pemerintah dan rakyat di mana media komunikasi politik menampung segala macam aspirasi
masyarakat yang disini termasuk kritik, saran dan keluhan rakyat kepada pemerintah yang
outputnya tentu saja mengharapkan agar keluh kesah dari masyarakat dapat didengar dan
ditindaklanjuti oleh pemerintah yang dalam hal ini sebagai suprastruktur politik. Dalam hal
penyampaian informasi kepada pemerintah dan penyalur aspirasi rakyat, mau itu pemerintah,
rakyat, dan media komunikasi politik itu sendiri tentu saja harus menerapkan nilai-nilai
Pancasila di dalamnya dan tidak melakukan pelangaran atas nilai-nilai yang terkandung dalam
Pancasila misalnya tidak bersifat anarkis, provokasi dan lain sebagainya

4. Berdasarkan pidato dari materi halaman 37-42 di atas, jelaskan poin utama isi pidato ketiga
presiden tersebut yang terkait dengan pembinaan kesadaran masyarakat dan aparatur dalam
menghayati dan mengamalkan nilai-nilai pancasila dalam kehidupan bernegara!
 Menurut Presiden Ketiga RI, B.J. Habibie bahwa Pancasila sudah mulai dilupakan oleh
negara Indonesia itu sendiri. Terdapat berapa penjelasan seolah Pancasila “lenyap” dari
kehidupan berbangsa dan bernegara yaitu yang pertama karena situasi dan lingkungan
kehidupan bangsa yang telah terus berubah dari tahun 1945 sampai sekarang dan masih
akan terus berubah sampai masa depan. Menurut beliau ada beberapa perubahan yang
terjadi antara lain:
(1) terjadinya proses globalisasi dalam segala aspeknya;
(2) perkembangan gagasan hak asasi manusia (HAM) yang tidak diimbangi dengan
kewajiban asasi manusia (KAM);
(3) lonjakan pemanfaatan teknologi informasi oleh masyarakat, di mana informasi menjadi
kekuatan yang amat berpengaruh dalam berbagai aspek kehidupan, tapi juga yang rentan
terhadap "manipulasi" informasi dengan segala dampaknya.
Faktor Kedua adalah terjadinya euphoria reformasi sebagai akibat dari traumatisnya
masyarakat terhadap penyalahgunaan kekuasaan di masa lalu yang mengatasnamakan
Pancasila. Menurut beliau, bahwa pengaitan Pancasila dengan sebuah rezim pemerintahan
tertentu harus dihilangkan karena itu merupakan paham yang salah karena Pancasila bukan
representasi dari sekelompok orang, golongan, atau orde tertentu tetapi pilar dari negara
Indonesia yang mana sepanjang Indonesia masih ada, Pancasila juga berjalan beriringan
dengan negara Indonesia itu sendiri dan setiap rezim akan berganti dari masa ke masa dan
dasar negara akan tetap sama.

 Menurut Presiden Kelima RI, Megawati Soekarnoputri bahwa hari lahirnya Pancasila yang
diperingati setiap tanggal 1 juni bukan terletak pada acara seremoni belaka namun harus
dapat mengamalkan setiap nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara
untuk menghadapi berbagai tantangan zaman yang semakin kompleks. Menurutnya kunci
suatu bangsa yang besar adalah negara yang memiliki ideologi yang terdapat di dalam hati
nurani rakyatnya. ideologi menjadi alasan, sekaligus penuntun arah sebuah bangsa dalam
meraih kebesarannya. Jiwa Pancasila yang memudar dapat menyebabkan negeri ini
kehilangan orientasi jati diri, dan harapan.
Tanpa harapan negeri ini akan sulit menjadi bangsa yang besar karena harapan adalah
salah satu kekuatan yang mampu memelihara daya juang sebuah bangsa. Harapan yang
dibangun dari sebuah ideologi akan mempunyai kekuatan yang maha dahsyat bagi sebuah
bangsa, dan harapan merupakan pelita besar dalam jati diri bangsa masih banyak yang harus
dilakukan untuk dapat mencapai harapan Pancasila sesuai dengan yang diharapkan oleh
setiap warga negara Indonesia, kita harus mampu melaksanakan nilai-nilai Pancasila dalam
setiap kehidupan berbangsa dan bernegara agar tidak terlelap dengan ideologi-ideologi
lain.Pancasila harus memiliki dasar yang kuat agar dapat menjadi suatu rujukan yang dapat
digunakan sebagaimana harusnya yaitu Pancasila merupkan sumber dari segala sumber
hukum di Indonesia

 Menurut Presiden Keenam RI, Susilo Bambang Yudhoyono bahwa Pancasila harus
dilakukan aktualisasi agar pikiran-pikiran besar dan fundamental itu terus dapat
diaktualisasikan dan revitalisasikan guna menjawab tantangan dan persoalan yang dihadapi
di masa kini dan masa depan. Pancasila adalah dasar dari Indonesia merdeka sehingga tidak
boleh memaksakan dasar negara selain Pancasila, baik dasar agama ataupun ideologi lain
sebagai kepala negara dan kepala pemerintahan karena gerakan politik itu bertentangan
dengan semangat dan pilihan untuk mendirikan negara berdasarkan Pancasila yang mana
ketika memilih Pancasila sebagai dasar negara, maka itu yang akan menjadi landasan dan
pedoman hidup satu-satunya. Untuk menghindari gerakan-gerakan yang menganut suatu
indeologi lain selain Pancasila, maka kita haruslah tetap bertumpu pada nilai-nilai
demokrasi dan aturan hukum atau rule of law yang ada dan negara harus membimbing dan
mendidik warganya untuk tidak menyimpang dari konstitusi dan perangkat perundang-
undangan lainnya

5. Berdasarkan uraian materi BAB II di atas, apa yang dapat anda simpulkan tentang urgensi dan
manfaat pendidikan Pancasila untuk masa depan bangsa?
Urgensi pendidikan Pancasila, yaitu dapat memperkokoh jiwa kebangsaan mahasiswa
sehingga menjadi dorongan pokok dan bintang penunjuk jalan bagi generasi muda selanjutnya
yang akan memperjuangkan tongkat estafet kepemimpinan selanjutnya. Selain itu, agar calon
pemegang tongkat estafet kepemimpinan bangsa tidak mudah terpengaruh oleh paham-paham
asing yang dapat mendorong untuk tidak dijalankannya nilai-nilai Pancasila. Pentingnya
pendidikan Pancasila di perguruan tinggi adalah untuk menjawab tantangan dunia dengan
mempersiapkan warga negara yang mempunyai pengetahuan, pemahaman, penghargaan,
penghayatan, komitmen, dan pola pengamalan Pancasila. Hal tersebut ditujukan untuk
melahirkan lulusan yang menjadi kekuatan inti pembangunan dan pemegang estafet
kepemimpinan bangsa dalam setiap tingkatan lembaga-lembaga negara, badan-badan negara,
lembaga daerah, lembaga infrastruktur politik, lembaga-lembaga bisnis, dan profesi lainnya
yang menjunjung tinggi nilai-nilai Pancasila. Contoh urgensi pendidikan Pancasila bagi suatu
program studi, misalnya lulusan program studi perpajakan, mahasiswa lulusan prodi
perpajakan dituntut memiliki kejujuran dan komitmen sehingga dapat memberikan kontribusi
terhadap pelaksanaan kewajiban perpajakan tempat bekerja secara baik dan benar.
Demikian pula halnya bahwa keberadaan pendidikan Pancasila merupakan suatu yang
esensial bagi program studi di perguruan tinggi. Oleh karena itu, menjadi suatu kewajaran
bahkan keharusan Pancasila disebarluaskan secara masif, antara lain melalui mata kuliah
pendidikan Pancasila di perguruan tinggi. Dalam hal ini, Riyanto (2009: 4) menyatakan bahwa
pendidikan Pancasila di perguruan tinggi merupakan suatu keniscayaan karena mahasiswa
sebagai agen perubahan dan intelektual muda yang di masa yang akan datang akan menjadi inti
pembangunan dan pemegang estafet kepemimpinan bangsa dalam setiap tingkatan lembaga-
lembaga negara, badan-badan negara, lembaga daerah, lembaga infrastruktur politik, lembaga-
lembaga bisnis, dan sebagainya.
Dengan demikian, pemahaman nilai-nilai Pancasila di kalangan mahasiswa amat penting,
tanpa membedakan pilihan profesinya di masa yang akan datang, baik yang akan berprofesi
sebagai pengusaha/entrepreneur, pegawai swasta, pegawai pemerintah, dan sebagainya. Semua
lapisan masyarakat memiliki peran amat menentukan terhadap eksistensi dan kejayaan bangsa
di masa depan. Karena setiap lini yang terdapat di negara Indonesia mengandung nilai-nilai
Pancasila yang dijadikan setiap pedoman hidup berbangsa dan bernegara

Anda mungkin juga menyukai