Anda di halaman 1dari 10

Q1 PENUNTUN PRAKTIKUM

PERHITUNGAN BESAR SAMPEL DAN TEKNIK PENARIKAN SAMPEL

A. SASARAN PEMBELAJARAN
Setelah kegiatan ini, mahasiswa diharapkan mampu :
1. Menghitung besar sampel penelitian deskriptif dan penelitian dengan uji hipotesis
menggunakan software sample size WHO.
2. Menarik sampel dengan teknik simple random sampling dan systematic random sampling.

A. PELAKSANAAN
PANDUAN BELAJAR PRAKTIKUM PERHITUNGAN BESAR SAMPEL DAN
TEKNIK PENARIKAN SAMPEL

1.1. Landasan Teori

A. PERHITUNGAN BESAR SAMPEL


Perhitungan besar sampel minimal merupakan salah satu bagian penting dalam
merancang proposal penelitian. Pada praktik ini akan disampaikan cara praktis dan
mudah dalam memilih rumus besar sampel.
Setelah mampu memilih rumus yang cocok kemudian akan dibrikan praktik cara
melakukan perhitungan menggunakan perangkat lunak perhitungan besar sampel dari SK.
Lwanga dan S. Lameshow serta teknik penarikan sampel: simple random sampling
menggunakan perangkat lunak Medcalc.

MEMILIH RUMUS BESAR SAMPEL


Dalam memilih rumus besar sampel, secara praktis ada 3 hal yang penting
diperhatikan, pertama adalah tujuan penelitian, kedua adalah rancangan dan yang ketiga
adalah hipotesis penelitian. Penjelasan dari kedua aspek tersebut adalah:
1. Tujuan pnelitian merupakan pusat metode yang dikembangkan dalam melaksanakan
penelitian termasuk perhitungan besar sampel. Berdasarkan tujuan penelitian maka
dapat dinilai apa yang ingin dicapai atau bentuk estimasi apa yang akan
dilaksanakan.
Contoh bila suatu penelitian bertujuan memperkirakan prevalensi anemia pada
remaja putri di suatu sekolah maka bentuk estimasi yang ingin dicapai adalah
prevalensi (proporsi) maka rumus yang digunakan adalah estimasi proporsi. Bila
suatu penelitian ingin memperkirakan rerata kadar hemoglobin remaja putri pada
suatu sekolah makan bentuk estimasi yang ingin dicapai adalah estimasi rerata
(mean) maka rumus yang dipilih adalah rumus untuk estimasi rerata.
Selain itu berdasarkan tujuan dapat dilihat jumlah kelompok yang terlibat
dalam penelitian. Seperti bila tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh status
gizi terhadap terjadinya anemia pada remaja putri maka rumus besar sampel yang
digunakan adalah uji hipotesis 2 proporsi Independen. Sedangkan jika penelitian
bertujuan membandingkan rerata kadar hemoglobin antara remaja putri dengan status
gizi kurang dibandingkan dengan status gizi normal maka rumus besar sampel yang
digunakan adalah uji hipotesis untuk beda rerata independen. Dengan kata lain
berdasarkan tujuan kita akan dapat melihat skala data variable outcome dan jumlah
kelompok penelitian yang terlibat sebagai dasar utama pemilihan rumus besar
sampel.

2. Rancangan penelitian juga sangat menentukan rumus besar sampel yang dipilih dan
cara perhitungannya.
Contoh bila akan melaksanakan penelitian dengan rancangan yang digunakan
adalah cohort study maka rumusnya akan berbeda dibandingkan case control study.
Selain itu juga berbeda dalam ukuran asosiasi yang diperhitungkan dan definisi
terhadap P1 dan P2.
Pada penelitian kohort definisi P1 adalah estimasi proporsi (insiden) penyakit
yang diteliti pada kelompok terpajan dan P2 adalah estimasi proporsi (insiden)
penyakit yang diteliti pada kelompok tidak terpajan.
Pada penelitian case control definisi P1 adalah estimasi proporsi terpajan pada
kelompok kasus dan P2 adalah estimasi proporsi terpajan pada kelompok kelompok
kontrol.

3. Hipotesis mempunyai peran penting dalam pemilihan rumus dan perhitungan besar
sampel karena konsep perhitungan besar sampel itu sendiri adalah menghitung
jumlah sampel minimal yang diperlukan untuk melakukan uji hipotesis. Pertama
yang perlu diperhatikan adalah ada tidaknya hipotesis pada penelitian tersebut.
Contoh pada penelitian cross sectional deskriptif (survei) ada yang menuliskan
hipotesis ada juga yang tidak, maka rumus besar sampelnya pun akan berbeda. Pada
penelitian survei tanpa hipotesis maka dipilih rumus besar sampel untuk estimasi
satu proporsi dengan presisi absolut. Sedangkan pada Pada penelitian survei disertai
hipotesis (membandingkan dengan populasi standar) maka dipilih rumus besar
sampel untuk uji hipotesis estimasi satu proporsi.
Berdasarkan hipotesis kita juga dapat melihat skala data variable outcome dan
jumlah kelompok penelitian seperti halnya pada tujuan. Lebih lanjut dengan
memperhatikan hipotesis kita akan dapat menentukan hipotesis yang dibuat 2 arah
atau 1 arah.
Contoh bila hipotesis penelitian menyebutkan ada hubungan antara status gizi
dengan kejadian anemia pada remaja putri maka pilihlah rumus besar sampel yang 2
arah (two-side test). Sedangkan bila hipotesis menyebutkan status gizi kurang
meningkatkan risiko anemia pada remaja putri maka pilihlah rumus besar sampel
yang 1 arah (one-side test).

FAKTOR YANG DIPERLUKAN DALAM PERHITUNGAN BESAR SAMPEL


Dalam melakukan perhitungan besar sampel maka diperlukan dan diperhatikan
beberapa data statistik, seperti:
1. Perbedaan hasil yang diharapkan atau sering disebut effect size. Effect size dapat
berupa absolut precision (d) atau dapat berupa perbedaan (rerata atau proporsi) yang
diharap sesuai hiopotesis yang telah dibuat. Contoh bila hipotesis yang dibuat adalah
status gizi kurang meningkatkan risiko anemia pada remaja putri maka efect size nya
adalah perbedaan kejadian anemia antara rmaja putrid dengan status gizi kurang
dengan normal (P1-P2). Efect size ditentukan (judgement) oleh peneliti, seberapa
besar yang diharapkan. Dalam menentukan effect size tentu tidak sembarangan,
harus berdasarkan literature review yang baik, peneliti harus memahami mekanisme
atau teori terjadinya penyakit yang diteliti (outcome) berdasarkan faktornya. Peneliti
harus terlebih dahulu melakukan review terhadap beberapa hasil penelitian sejenis
yang pernah dilakukan sebelumnya. Kesalahan yang sering dilakukan peneliti adalah
menentukan effect size hanya berdasarkan 1 penelitian saja padahal menentukan
effect size merupakan suatu proses penentuan berdasarkan pertimbangan yang
matang dari keseluruhan literature review. Effect size sangat berpengaruh terhadap
hasil perhitungan besar sampel. Terlalu besar effect size (over estimasi) maka hasil
perhitungan jumlah sampel menjadi terlalu sedikit begitu pula terlalu kecil effect size
(under estimasi) maka hasil perhitungan jumlah sampel terlalu banyak, walapun
bagus dilihat dari segi presisi tetapi tentu tidak efektif dilihat dari sumber daya dan
biaya yang diperlukan untuk penelitian.
2. Kesalahan tipe I (α) atau kesalahan positif semu, kesalahan tipe satu menunjukkan
batas toleransi peneliti terhadap kesalahan hasil penelitian yang menyatakan ada
hubungan antar variable tetapi di populasi sebenarnya tidak ada hubungan. Pada
penelitian kesehatan batas kesalahan tipe I yang ditolerir adalah 5% (0,05).
3. Power penelitian (1-β), power penelitian menunjukkan besarnya kemungkinan
peneliti tidak melakukan kesalahan tipe II. Kesalahan tipe II adalah kesalahan hasil
penelitian yang menyatakan tidak ada hubungan antar variable tetapi di populasi
sebenarnya ada hubungan. Kesalahan tipe II yang masih ditolerir adalah 20% atau
power minimal yang dianjurkan adalah 80%.
4. Karakteristik data, karakteristik data menentukan hasil perhitungan besar sampel.
Pada penelitian dengan variable outcome berskala numeric diperhitungkan
simpangan baku yang mencerminkan sebaran hasil pengukuran. Semakin besar
(lebar simpangan baku) maka jumlah sampel yang didapatkan akan semakin banyak.
Pada penelitian dengan variable outcome berskala kategorikal karakteristik data
dilihat berdasarkan proporsi. Semakin mendekati 50% proporsi maka jumlah sampel
akan semakin banyak begitu pula semakin menjauhi 50% proporsi maka jumlah
sampel akan semakin sedikit.

B. TEKNIK PENARIKAN SAMPEL


Probability sampling
1) Rancangan random :
a) Sederhana (Simple random)
1. Tentukan populasi studi (=Sampling Frame)
2. Tentukan besar sampel
3. Dengan Tabel-acak lakukan pemilihan sampel sampai jumlah terpenuhi.
b) Sistematik (Systematic random)
1. Tentukan populasi studi (=Sampling Frame)
2. Tentukan besar sampel
3. Tentukan secara acak sampel No.1 (pertama)
4. Secara sistematik tentukan sampel No.2 dan selanjutnya dengan interval N/n
2) Rancangan stratifikasi :
a) Sederhana (Simple stratified random)
1. Tentukan populasi studi
2. Stratifikasi populasi berdasarkan variabel studi
3. Tentukan besar sampel
4. Besar sampel dibagi berdasarkan stratifikasi yang ada
5. Dengan Tabel-acak lakukan pemilihan sampel
b) Proporsional (Proportional stratified random)
1. Tentukan populasi studi
2. Stratifikasi populasi berdasarkan variabel studi
3. Tentukan besar sampel
4. Besar sampel dibagi proporsional berdasarkan stratifikasi yang ada
5. Dengan Tabel-acak lakukan pemilihan sampel
……(.)… ……(.)… ………. ……(.)… ………… ……(.)…
(.)…… (.)……(.). ………. (.)……(.). …………. (.)……(.).
(.). …(.)…(.). ………. …(.)…(.). ………… …(.)…(.).
…(.)…(.) .
3) Cluster smpling
1. Tentukan populasi studi
2. Bagi populasi berdasarkan klaster (Primary Sampling Units/PSU). Geografis/area
wilayah/blok/RT/ unit klaster lain
3. Setiap klaster harus heterogen optimal mewakili populasi studi
4. Tentukan klaster terpilih secara acak (=PSU terpilih)
5. Dalam klaster terpilih dapat dibagi lagi kedalam klaster Secondary Sampling Units,
dst
6. Tentukan besar sampel
7. Dengan Tabel-acak lakukan pemilihan sampel.

1 2 3 4 5 6 7
………..… ………..… ………. ………..… ………..… ………..… ………..…
………….. ………….. ………. ………….. ………….. ………….. …………..
………….. ………….. ……….. ………….. ………….. ………….. …………..

Kelompok elemen terpilih 1, 3 dan 6 sebagai sampel diambil semua

4) Multi stage sampling


Apabila dari kelompok elemen yang terpilih sebagai sampel tidak diteliti seluruh
elemen dalam kelompok tersebut akan tetapi diambil sampel saja.
1 2 3 4 5 6 7
…(.)…(.).. (.)…….(.) ………. (.)…(.)..… ………..… …(.). (.)… (.)……(.)…
…(.)…(.). …(.)…….. ………. …(.)…….. ………….. …(.)…(.).. …(.)……..
………(.).. …(.)…(.).. ……….. …(.)…(.) ………….. …(.)….... ……(.)…(.)

Kelompok elemen terpilih sebagai sampel

Pertama: memilih sampek kelompok elemen yaitu cluster 1, 2, 5, 6 dan 7, kemudian


Kedua : memilih sampel elemen dari kelompok elemen yang terpilih, misalnya dalam
kelompok yang terpilih sebagai anggota sampel diberi (.)

Non probability sampling


1) Sampel pertimbangan (Purposive/judgemental)
2) Sampel berjatah (Quota)
3) Sampel seadanya (Accidental/Convenience)

1.2. Metode pembelajaran:


1. Asistensi instruktur
2. Praktik komputer
3. Laporan (Hasil dari Praktikum Perhitungan Besar Sampel dan Teknik Penarikan
Sampel dibuat dalam bentuk laporan dikumpulkan paling lambat 3 hari setelah
praktikum kepada pelaksana praktikum dengan pengumpulan melalui Pelaksana
Praktikum)

1.3. Bahan Praktik:


1. Sarana ruang praktik, listrik dan infokus
1.4. Deskripsi Kegiatan
1. Durasi :3 x 50 minutes
2. Jumlah mahasiswa : 7-8 orang per kelompok dalam 1 ruangan besar.

1.5. Pelaksanaan Kegiatan Praktikum


1. Asistensi oleh Instruktur selama 40 menit
2. Kegiatan praktikum selama 110 menit dalam kelompok masing- masing dengan
rincian:
Kegiatan Waktu Deskripsi
1. Penjelasan Instruktur 5 menit - Instruktur membagikan kasus kepada
masing-masing kelompok
- Mahasiswa mengerjakan kasus dengan
menghitung besar sampel minimmaal
secara manual dan penarikan sample
secara manual (teknik simple random
sampling dan systematic random
sampling) .
2. Praktik 100 menit - Mahasiswa mengerjakan kasus dalam 1
kelompok
- Membuat laporan hasil perhitungan
besar sampel dan langkah-langkah
penarikan sampel simple random
sampling dan systematic random
sampling
3. Penutup 5 menit - Apa yang dirasakan oleh mahasiswa dan
kendala/ kesulitan yang dialami selama
melakukan kegiatan.
- Instruktur menyimpulkan apa yang
dilakukan mahasiswa.
Total waktu 110 menit

Daftar Pustaka
1. Lwanga, S. & Lameshow, S., 1997. Sample Size Determintation For Health Study: A
Practical Manual, Geneva: WHO.
2. Sudigdo Sastroasmoro & Sofyan Ismael 2011, Dasar-dasar Metodologi Penelitian Klinis,
Edisi ke-4, Jakarta: Sagung Seto.
3. Daniel WW, 1999. Biostatistics: A Foundation for Analysis in Th Health Sciences
(Seventh ed). New York: John Wiley & Sons
4. I Wayan Gede Artawan Eka Putra, Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas
Kedokteran, Universitas Udayana.
5. J Supanto, Teknik Sampling, untuk survey dan eksperimen. Rineka cipta.
SOAL PRAKTIKUM

1) PERHITUNGAN BESAR SAMPEL

Kasus I: Suatu penelitian ingin memperkirakan prevalensi anemia pada remaja putri,
kesalahan tipe I yang ditolerir adalah 5% dan presisi yang digunakan adalah 10%,
berdasarkan literature review diperkirakan prevalensi anemia di populasi sebesar 20%.
Berapa besar sampel yg diperlukan?

Z 2∗P∗Q
n= d2
(1,96)2∗(0,2)∗(0,8)
n= (0 , 05)2
n= 61,46
n=62
Kasus 2: suatu penelitian ingin memperkirakan kadar Hb pada remaja putri, kesalahan tipe I
yang ditolerir adalah 5% dan power penelitian 80%. Berdasarkan literature review
diperkirakan kadar Hb di populasi studi sebesar 10 mg% dengan simpangan baku 2,5 mg%
lebih rendah dibandingkan populasi standar yang sebesar 11 mg%. Kesalahan sampling
(presisi) 1 mg%
Hipotesis bahwa rerata kadar HB pada populai studi lebih rendah dibandingkan populasi
standar (satu sisi).
Berapa besar sampel yg diperlukan?
2 2
Z 1- / 2 X
n = 2

d
(1,96¿¿ 2)∗2,52
n= ¿
12
n=24,01
n=24
Kasus 3: suatu penelitian ingin memperkirakan prevalensi anemia pada remaja putri,
kesalahan tipe I yang ditolerir adalah 5% dan power penelitian 80%. Berdasarkan literature
review diperkirakan prevalensi anemia di populasi studi sebesar 20% lebih tinggi
dibandingkan populasi standar 10%. Hipotesis bahwa prevalensi anemia pada populai studi
lebih tinggi dibandingkan populasi standar (satu sisi)
Berapa besar sampel yg diperlukan?

suatu penelitian ingin memperkirakan proporsi bayi diimunisasi Hepatitis B lebih tinggi
dibandingkan 5 tahun yang lalu. Diketahui proprosi immuniaisi Hepatitis B 5 tahun lalu 50 %
dan proporsi sekarang diharapkan sebesar 60% (Peredaan diharappkan sebesar 10%)
kesalahan tipe I yang ditolerir adalah 5% dan power penelitian 80%.
Berapa besar sampel diperlukan?

2
(Z PoQ o + Z PaQ a)
n =
(P a - P o)2
n= ¿ ¿
n=123,4
n=
Kasus 4: Penelitian kasus kontrol
Seorang mahasiwa Kedokteran ingin mengetahui apakah terdapat hubungan antara merokok
dengan kanker paru. Peneiti menggunakan desain kasuskontrol. Diketahui bahwa proprosi
perokok pada kelompok kontrol sebesar 10 %. Untuk menentukan besarsapel minimal,
peneliti meenetapkan bahwa perbedaan porporsi pajanan kiminal antara kelompok kasus dan
kontrol adalah 20%. Bila ditetapkan kesalahan tipe I sebesar 5%m kesalahan tipe II sebesr 20
% dengan hipotesis 1 arah. Berapakah besar sampel yg diperlukan?
Berapa besar sampel yg diperlukan?
Zalfa= 1,645
Zbeta= 0,8
P2= 0,1
P1=P2+0,2= 0,1+0,2=0,3
P=p1+p2/2= 0,3+0,1/2=0,2
Q1= 1-P1= 1-0,3= 0,7
Q2= 1-P2=1-0,1= 0,9
Q= 1-P= 1=0,2=0,8

2
(Z a 2PQ + Zb P 1Q 1) + P 2Q 2 )
n =
(P1 - P 2)2
n= (1,645 √2 2¿ ¿ ¿

Kasus 5: Penelitian kasus kontrol dengan menggunakan OR


Seorang mahasiwa Kedokteran ingin mengetahui apakah terdapat hubungan antara status gizi
ibu dan BBLR. Ibu yang melahirkan BBLR sebagai kasus dan Ibu yang melahirkan BBLN
sebagai control. Kesalahan tipe I yang ditolerir adalah 5% dan power penelitian 80%.
Berdasarkan literature review diperkirakan prevalensi status gizi kurang pada kelompok
kontrol sebesar 20% (P2) dan Odds ratio faktor risiko status gizi terhadap terjadinya BBLR
sebesar 2,7. Kemudian dibuat hipotesis bahwa status gizi kurang merupakan faktor risiko
terjadinya BBLR.
Berapa besar sampel yg diperlukan?
Odds ratio= 2,7
P1= odds ratio x P2/1-P2
2
(Z a 2PQ + Zb P 1Q 1) + P 2Q 2 )
n =
(P1 - P 2)2
Kasus 6: Penelitian kohort
Seorang mahasiwa Kedokteran ingin mengetahui apakah terdapat hubungan antara merokok
dengan kanker paru. Peneiti menggunakan desain kohort. Diketahui bahwa proporsi kanker
paru pada kelompok tidak terpajan sebesar 10 %. Untuk menentukan besarsapel minimal,
peneliti meenetapkan bahwa perbedaan porporsi kanker paru antara kelompok terpajan
(merokok) dan tidak terpajan (tidak merokok) yg dianggap bermakna adalah 20%. Bila
ditetapkan kesalahan tipe I sebesar 5%m kesalahan tipe II sebesr 20 % dengan hipotesis 1
arah. Berapakah besar sampel yg diperlukan?

2
(Z a 2PQ + Zb P 1Q 1) + P 2Q 2 )
n =
(P1 - P 2)2
Kasus 7: Analisis numerik tidak berpasanagan
Seorang mahsiswa Fak kedokteran ingin membandingkan kadar Hb remaja putri antara yang
status gizi kurang dengan normal, kesalahan tipe I yang ditolerir adalah 5% dan power
penelitian 90%. Hipotesis dua arah. Berdasarkan literature review diperkirakan rerata kadar
Hb pada remaja putri dengan status gizi baik adalah 12 mg% (μ2) sedangkan rerata kadar
Hb pada status gizi kurang adalah 10 mg% (μ1) dengan standard deviasi 2,5 mg%
Hipotesis bahwa ada perbedaan kadar Hb antara remaja putrid dengan status gizi kurang
dibandingkan remaja putri dengan status gizi normal (dua sisi).
Berapa besar sampel yg diperlukan?

s1 2 ) n1 =1 ) + S 2 I ( n 2 - 1 )
S =
n1 + n 2 - 2
2
æ(Z + Z )S ö
n1 = n 2 = 2 ç ÷
è X 1 - X 2 ø
2) PENARIKAN SAMPEL

Lakukan penarikan sampel dengan cara simple random sampling dan systematic random
sampling!
1) Penarikan Sampel Acak Sederhana Menggunakan Table Random

Suatu penelitian ingin mengetahui rata-rata Berat Badan Mahasiswa di semster VI. Jumlah
mahasiswa 50 orang. Besar sampel minimal dibutuhkan 5 orang. Tentukan sampel
mahasiswa terpilih secara acak sederhana. Gunkan tabe Random dibawah ini,

2) Penarikan sampel secara acak sistimatis ( Systematic random sampling)


Pada Penelitian untuk mengetahui prevalensi anemia pada nakerwean di perusahaan
X. Populasi 100, Besar sampel minimal 20, Tentukan sampel yg diambil seacara acak
sistematis.

Anda mungkin juga menyukai