Anda di halaman 1dari 2

Charles Ega / 3203017162

Dalam tahapan analisis sekuritas diantara Bottom Up Approach dan Top Down


Approach memiliki keunggulan masing-masing. Menurut saya Top Down Approach lebih
tepat digunakan untuk investasi jangka pendek karena manajer investasi menganalisa kondisi
makroekonomi dan kemudian berdasarkan analisanya tersebut ia kemudian memperkirakan
sektor atau industri mana saja yang akan menghasilkan imbal hasil terbaik dalam kondisi
makroekonomi tersebut. Setelah memilih sektor-sektor unggulan, manajer investasi kemudian
akan menganalisa emiten-emiten yang terdapat dalam sektor-sektor unggulan tersebut dan
memilih mana yang terbaik. Jadi Top Down Approach lebih berfokus pada kondisi
makroekonomi pada kurun waktu tertentu saja sehingga lebih cocok digunakan pada saat
kondisi tertentu yang menguntungkan suatu sektor dalam kurun waktu tertentu.

Sedangkan untuk Bottom Up Approach lebih cocok untuk investasi jangka panjang


seperti tahunan karena berfokus pada pemilihan saham berdasarkan analisa mendalam atas
masing-masing emiten saham. Dengan pendekatan ini, manajer investasi berusaha
menemukan emiten dengan prospek yang bagus, terlepas dari sektor industrinya ataupun
faktor-faktor makroekonomi. manajer investasi akan membandungkan satu emiten dengan
emiten lainnya berrdasarkan faktor-faktor fundamental dari masing-masing emiten. Sejauh
emitennya dinilai memiliki fundamental yang kuat, siklus bisnis ataupun kondisi industri
secara keseluruhan tidaklah terlalu penting. Jadi Bottom Up Approach  lebih berfokus pada
fundamental emiten itu sendiri tanpa melihat kondisi makroekonomi sehingga sangat cocok
untuk investasi jangka panjang.

CAPM dengan single Index Model lebih banyak dipilih teman-teman saya
daripada Arbitrage Pricing Theory (APT) dengan multi index karena CAPM merupakan
model untuk menentukan expected return saham pada keadaan equilibrium. Tingkat
keuntungan yang disyaratkan pada keadaan equilibrium oleh pemodal untuk suatu saham
akan dipengaruhi oleh risiko saham tersebut. Sedangkan APT mengasumsikan bahwa
expected return dipengaruhi oleh berbagai faktor dalam perekonomian dan industri. Tertapi
APT itu sendiri berasaskan CAPM tetapi dengan mempertimbangkan faktor-faktor lain yang
memengaruhi keuntungan saham. Sehingga teman-teman saya lebih banyak memilih CAPM
karena dianggap lebih akurat dalam mengukur risiko sistematis dibandingkan APT karena
CAPM pada saat keadaan equilibrium.
analisis fundamental (Bottom Up Approach dan Top Down Approach) begitu penting
dalam analisis sekuritas karena manajer investasi dapat menentukan mana saham yang layak
untuk dibeli serta memiliki prospek yang bagus kedepannya yang dapat memberikan return
yang baik pula. Selain itu manajer investasi dapat mengetahui kondisi tiap emiten apakah
sedang baik atau tidak sehingga tidak melakukan kesalahan dalam memilih emiten untuk di
investasikan.

Mekanisme analisis fundamental untuk memprediksi pergerakan harga yakni yang


pertama menganalisis variabel-variabel ekonomi makro yang mempengaruhi kinerja seluruh
perusahaan contohnya yakni memperhatikan PDB, inflasi, tingkat bunga, kurs rupiah,
anggaran deficit, investasi swasta, neraca perdagangan dan pembayaran. Kedua menganalisis
industri-industri pilihan yang berprospek paling baik. Ketiga menganalisis perusahaan dan
penentuan saham perusahaan mana yang terbaik dengan melihat tingkat pertumbuhan laba
(earnings growth) yang tinggi, atau mungkin rasio PER, dan lain-lain.

Anda mungkin juga menyukai