Koloid
XI MIPA 1 / 32
SMA N 1Karangdowo
2018/2019
Daftar Isi
Daftar Isi………………………………………………………………..i
Pembahasan
i
1
Koloid adalah suatu campuran zat heterogen (dua fase) antara dua zat atau lebih
dimana partikel-partikel zat yang berukuran koloid (fase terdipersi/yang
dipecah) tersebar secara merata di dalam zat lain (medium pendispersi/
pemecah). Ukuran partikel koloid berkisar antara 1–100 nm, ukuran yang
dimaksud dapat berupa diameter, panjang, lebar, maupun tebal dari suatu
partikel. Koloid terdiri dari dua bentuk, yaitu fase terdispersi (zat yang
didispersikan) dan medium pendispersi (medium yang digunakan untuk
mendispersikan).
Larutan adalah campuran homogen yang terdiri dari dua atau lebih zat. Zat
yang jumlahnya lebih sedikit di dalam larutan disebut (zat) terlarut atau solut,
sedangkan zat yang jumlahnya lebih banyak daripada zat-zat lain dalam larutan
disebut pelarut atau solven. Komposisi zat terlarut dan pelarut dalam larutan
dinyatakan dalam konsentrasi larutan, sedangkan proses pencampuran zat terlarut
dan pelarut membentuk larutan disebut pelarutan atau solvasi.Contoh larutan yang
umum dijumpai adalah padatan yang dilarutkan dalam cairan, seperti garam atau
gula dilarutkan dalam air. Gas juga dapat pula dilarutkan dalam cairan, misalnya
karbon dioksida atau oksigen dalam air. Selain itu, cairan dapat pula larut dalam
cairan lain, sementara gas larut dalam gas lain. Terdapat pula larutan padat,
misalnya aloi (campuran logam) dan mineral tertentu.
Koloid merupakan suatu bentuk campuran (sistem dispersi) dua atau lebih
zat yang bersifat homogen namun memiliki ukuran partikel terdispersi yang cukup
besar (1 – 1000 nm), sehingga mengalami Efek Tyndall. Bersifat homogen berarti
partikel terdispersi tidak terpengaruh oleh gaya gravitasi atau gaya lain yang
2
1. Partikel dalam koloid sering lebih besar dari partikel zat terlarut dalam suatu
larutan.
2. Larutan adalah benar-benar homogen dibandingkan dengan koloid, yang
juga bisa menjadi campuran heterogen.
3. Campuran koloid tampak buram atau transparan, tetapi larutan adalah
transparan.
4. Suspensi merupakan campuran heterogen, namun koloid bisa homogen atau
heterogen.
5. Perbedaan utama antara suspensi dan koloid adalah diameter partikel yang
tersebar; partikel dalam suspensi lebih besar dari partikel dalam koloid.
3
1.3 Penggolongan sistem koloid
Karena zat terdispersi maupun pendispersi dapat berupa gas, cairan, maupun
padatan (kecuali keduanya tidak boleh berbentuk gas
Oleh karna kebanyakan zat dapat berada dalam keadaan koloid, maka koloid
penting untuk di pelajari. Dalam ilmu kimia banyak reaksi rumit yang terjadi harus
di tafsirkan secara koloid.
Dalam dunia industri, kimia koloid memegang peranan penting karena produk
yang dihasilkannya membentuk sistem koloid. Terutama industri cat, keramii,
tekstil, tinta, semen, kulit, pulp, dan kertas, dan industri-industri lainnya. Oleh
karena itu, konsultan suatu industri harus benar-benar memahami karakteristik dan
cara pembuatan koloid bila ingin tetap menjadi konsultan pada perusahaan
tersebut.
Dalam dunia farmasi, hampir semua jenis obat-obatan membentuk dispersi koloid,
baik dalam bentuk sirup, tablet, kapsul, maupun kaplet. Contoh sirup obat batuk,
banyak obat batuk yang dibuat dalam bentuk sirup dan dikemas dalam botol atau
sachet. Karena dispersi koloid dapat tersuspensi bila ada pengaruh dari luar, itulah
sebabnya obat batuk sebelum diminum harus dikocok terlebih dahulu agar
homogen.
Berbagai jenis produk makanan dan minuman yang dijual dipasaran banyak yang
membentuk koloid, mulai dalam bentuk cairan sampai padatan. Contoh minuman
yang membentuk koloid misalnya sirup, susu cair, macam-macam jus, kopi, dan
yoghurt. Contoh makanan yang membentuk koloid misalnya keju, mentega, saos,
kecap, sambal, es krim, pudding, tahu, selai, dan banyak lagi jenis makanan lain.
4
1. Sifat Optik
Sifat pertama yang dimiliki oleh koloid ialah sifat optik. Sifat ini dapat
menghamburkan cahaya atau disebut juga dengan Efek Tydall. Bagaimana rupa
dari sifat optik pada koloid?
Dengan sifat ini, kita dapat mengamati partikel koloid lebih jelas lagi dengan
menggunakan mikroskop. Partikel koloid yang memiliki ukuran kecil lebih mudah
menghamburkan cahaya dengan panjang gelombang pendek. Begitu juga
sebaliknya.
2. Sifat Kinetik
Sifat berikutnya yang dimiliki oleh koloid adalah sifat kinetik. Ada dua gerakan
yang terdapat pada sifat koloid yang satu ini yaitu gerakan termal dan gerakan
yang diakibatkan karena adanya gaya gravitasi.
Selain itu terdapat gerakan utama yang disebut Gerakan Brown. Gerakan Brown
merupakan partikel koloid yang bergerak secara terus-menerus dengan rupa
gerakan patah-patah atau bergerak zig-zag.
5
Gerakan pada sifat-sifat koloid kinetik ini terjadi karena adanya tumbukan yang
kurang seimbang dari para molekul medium terhadap partikel koloid. Sifat kinetik
cenderung mengendap karena gaya gravitasi pada bumi.
3. Sifat Fisika
Selanjutnya ada yang dinamakan dengan sifat fisika. Sifat ini terjadi tergantung
dengan jenis koloidnya yang berbeda-beda. Misalnya saat sifat ini memiliki
hubungan dengan koloid hidrofob dengan ciri rapatan, tegangan permukaan, dan
viskositasnya yang merupai dengan medium pendispersi.
Viskositas adalah kekentalan. Begitu juga bila sifat ini memiliki hubungan dengan
koloid hidrofil, terjadinya hidrasi membuatnya sangat berbeda dengan mediumnya.
Karena viskositasnya lebih besar, serta tegangan pada permukaan cenderung lebih
kecil.
4. Sifat Listrik
Sifat listrik merupakan sifat keempat dari koloid. Sifat ini muncul saat partikel
koloid yang memiliki muatan, ditempatkan pada medan berlistrik di mana
membuat partikel tersebut menjadi bergerak ke arah elekroda yang bergantung
pada muatannya.
6
Pada cara ini, partikel-partikel kecil (partikel larutan) bergabung menjadi partikel-
partikel yang lebih besar (partikel koloid), yang dapat dilakukan melalui:
1. Reaksi redoks
Contoh: pembuatan sol belerang
Pada cara ini, partikel-partikel besar (partikel suspensi) dipecah menjadi partikel-
partikel yang lebih kecil (partikel koloid), yang dapat dilakukan melalui:
1. Cara mekanik
Pada cara ini, butiran-butiran kasar digerus ataupun digiling dengan penggiling
koloid hingga tingkat kehalusan tertentu lalu diaduk dalam medium pendispersi.
Contoh: sol belerang dapat dibuat dengan menggerus serbuk belerang bersama-
7
sama dengan gula pasir, kemudian serbuk yang sudah halus tersebut dicampur
dengan air.
1. Cara peptisasi
Pada cara ini, partikel-partikel besar dipecah dengan bantuan zat pemeptisasi
(pemecah). Contoh: endapan Al(OH)3 dipeptisasi oleh AlCl3; endapan NiS oleh
H2S; dan agar-agar dipeptisasi oleh air.
1. Cara busur Bredig
Cara ini digunakan untuk membuat sol-sol logam seperti Ag, Au, dan
Pt. Logam yang akan dijadikan koloid digunakan sebagai elektrode yang
dicelupkan dalam medium pendispersi lalu kedua ujung elektroda diberi loncatan
listrik.
8
1. Pemutihan Gula
Gula tebu yang masih berwarna dapat diputihkan. Dengan melarutkan gula ke
dalam air, kemudian larutan dialirkan melalui sistem koloid tanah diatomae atau
karbon. Partikel koloid akan mengadsorpsi zat warna tersebut. Partikel-partikel
koloid tersebut mengadsorpsi zat warna dari gula tebu sehingga gula dapat
berwarna putih.
2. Penggumpalan Darah
Darah mengandung sejumlah koloid protein yang bermuatan negatif. Jika terjadi
luka, maka luka tersebut dapat diobati dengan pensil stiptik atau tawas yang
mengandung ion-ion Al3+ dan Fe3+. Ion-ion tersebut membantu agar partikel
koloid di protein bersifat netral sehingga proses penggumpalan darah dapat lebih
mudah dilakukan.
3. Penjernihan Air
Untuk memperoleh air bersih perlu dilakukan upaya penjernihan air. Kadang-
kadang air dari mata air seperti sumur gali dan sumur bor tidak dapat dipakai
sebagai air bersih jika tercemari. Air permukaan perlu dijernihkan sebelum
dipakai. Upaya penjernihan air dapat dilakukan baik skala kecil (rumah tangga)
maupun skala besar seperti yang dilakukan oleh Perusahaan Daerah Air Minum
(PDAM).Air keran (PDAM) yang ada saat ini mengandung partikel-partikel koloid
tanah liat,lumpur, dan berbagai partikel lainnya yang bermuatan negatif. Oleh
karena itu, untuk menjadikannya layak untuk diminum, harus dilakukan beberapa
langkah agar partikel koloid tersebut dapat dipisahkan. Hal itu dilakukan dengan
cara menambahkan tawas (Al2SO4)3.Ion Al3+ yang terdapat pada tawas tersebut
akan terhidroslisis membentuk partikel koloid Al(OH)3 yang bermuatan positif
melalui reaksi: