Anda di halaman 1dari 8

Nama : Nurhana

NIM : 1911000123
Prodi : S1 Akuntansi
Mata Kuliah : Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

Pancasila Sebagai Sistem Etika

1. Apa itu etika?


Jawab :
a. Secara etimologi
Istilah “etika” berasal dari bahasa Yunani, “Ethos” yang artinya tempat tinggal yang
biasa, padang rumput, kandang, kebiasaan, adat, watak, perasaan, sikap, dan cara
berpikir. Secara etimologis, etika berarti ilmu tentang segala sesuatu yang biasa
dilakukan atau ilmu tentang adat kebiasaan. Dalam arti ini, etika berkaitan dengan
kebiasaan hidup yang baik, tata cara hidup yang baik, baik pada diri seseorang maupun
masyarakat. Kebiasaan hidup yang baik ini dianut dan diwariskan dari satu generasi ke
generasi yang lain. Dalam artian ini, etika sama maknanya dengan moral.
b. Menurut tokoh ilmuwan
 Bertens
Etika dalam arti yang luas ialah ilmu yang membahas tentang kriteria baik dan buruk
(Bertens, 1997: 4--6).
 Sastrapratedja
Moralitas atau etika adalah pemikiran filosofis mengenai segala sesuatu yang
dianggap baik atau buruk dalam perilaku manusia. Keseluruhan perilaku manusia
dengan norma dan prinsip-prinsip yang mengaturnya itu kerap kali (Sastrapratedja,
2002: 81).
 Aristoteles
Menurut Aristoteles Etika didefinisikan menjadi 2 pengertian yaitu: Terminius
Technicus dan Manner and Cutom. Terminius Technicus ialah sebuah etika yang
dipelajari sebagai suatu ilmu pengetahuan yang mempelajari suatu problema
tindakan manusia.
Sedangkan Manner and Cutom adalah sebuah pembahasan etika yang berhubungan
dengan tata cara dan adat kebiasaan yang melekat dalam diri manusia. Sangat
terkait dengan "baik & buruknya" suatu perilaku, tingkah, atau perbuatan manusia.
c. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
Etika adalah ilmu yang mempelajari baik dan buruk, hak dan kewajiban moral. Selain itu
Etika adalah kumpulan asas / nilai yang berkenaan dengan akhlak. Etika juga diartikan
nilai mengenai benar dan salah yang dianut masyarakat.
d. Pengertian etika menurut saya adalah cara berpikir atau pandangan seseorang untuk
menilai baik atau buruknya suatu perilaku / tindakan yang akan/telah dilakukan dan
menjadikan penilaian tersebut sebagai dasar untuk memutuskan tindakan selanjutnya.

2. Bagaimana pancasila sebagai etika ?


Jawab :
Pancasila sebagai etika adalah instrument atau pedoman untuk mengatur dan mengawasi
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara di Indonesia serta sebagai alat untuk
menyelesaikan problem bangsa Indonesia. Oleh karena itu, dalam etika Pancasila
terkandung nilai-nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan. Kelima
nilai tersebut membentuk perilaku manusia Indonesia dalam semua aspek kehidupannya.
Sila ketuhanan mengandung dimensi moral berupa nilai spiritualitas yang mendekatkan diri
manusia kepada Sang Pencipta, ketaatan kepada nilai agama yang dianutnya. Sila
kemanusiaan mengandung dimensi humanus, artinya menjadikan manusia lebih manusiawi,
yaitu upaya meningkatkan kualitas kemanusiaan dalam pergaulan antar sesama. Sila
persatuan mengandung dimensi nilai solidaritas, rasa kebersamaan (mitsein), cinta tanah
air. Sila kerakyatan mengandung dimensi nilai berupa sikap menghargai orang lain, mau
mendengar pendapat orang lain, tidak memaksakan kehendak kepada orang lain. Sila
keadilan mengandung dimensi nilai mau peduli atas nasib orang lain, kesediaan membantu
kesulitan orang lain. Beberapa alasan mengapa Pancasila sebagai sistem etika itu
diperlukan dalam penyelenggaraan kehidupan bernegara di Indonesia, meliputi hal-hal
sebagai berikut:
Pertama, dekadensi moral yang melanda kehidupan masyarakat, terutama generasi muda
sehingga membahayakan kelangsungan hidup bernegara. Generasi muda yang tidak
mendapat pendidikan karakter yang memadai dihadapkan pada pluralitas nilai yang
melanda Indonesia sebagai akibat globalisasi sehingga mereka kehilangan arah. Dekadensi
moral itu terjadi ketika pengaruh globalisasi tidak sejalan dengan nilai-nilai Pancasila, tetapi
justru nilai-nilai dari luar berlaku dominan. Contoh-contoh dekadensi moral, antara lain:
penyalahgunaan narkoba, kebebasan tanpa batas, rendahnya rasa hormat kepada orang
tua, menipisnya rasa kejujuran, tawuran di kalangan
para pelajar. Kesemuanya itu menunjukkan lemahnya tatanan nilai moral dalam kehidupan
bangsa Indonesia. Oleh karena itu, Pancasila sebagai sistem etika diperlukan kehadirannya
sejak dini, terutama dalam bentuk pendidikan karakter di sekolah-sekolah.
Kedua, korupsi akan bersimaharajalela karena para penyelenggara negara tidak memiliki
rambu-rambu normatif dalam menjalankan tugasnya. Para penyelenggara negara tidak
dapat membedakan batasan yang boleh dan tidak, pantas dan tidak, baik dan buruk (good
and bad). Pancasila sebagai sistem etika terkait dengan pemahaman atas kriteria baik
(good) dan buruk (bad). Archie Bahm dalam Axiology of Science, menjelaskan bahwa baik
dan buruk merupakan dua hal yang terpisah. Namun, baik dan buruk itu eksis dalam
kehidupan manusia, maksudnya godaan untuk melakukan perbuatan buruk selalu muncul.
Ketika seseorang menjadi pejabat dan mempunyai peluang untuk melakukan tindakan buruk
(korupsi), maka hal tersebut dapat terjadi pada siapa saja. Oleh karena itu, simpulan Archie
Bahm, ”Maksimalkan kebaikan, minimalkan keburukan” (Bahm, 1998: 58).
Ketiga, kurangnya rasa perlu berkontribusi dalam pembangunan melalui pembayaran pajak.
Hal tersebut terlihat dari kepatuhan pajak yang masih rendah, padahal peranan pajak dari
tahun ke tahun semakin meningkat dalam membiayai APBN. Pancasila sebagai sistem etika
akan dapat mengarahkan wajib pajak untuk secara sadar memenuhi kewajiban
perpajakannya dengan baik. Dengan kesadaran pajak yang tinggi maka program
pembangunan yang tertuang dalam APBN akan dapat dijalankan dengan sumber
penerimaan dari sektor perpajakan. Berikut ini diperlihatkan gambar tentang iklan layanan
masyarakat tentang pendidikan yang dibiayai dengan pajak.
Keempat, pelanggaran hak-hak asasi manusia (HAM) dalam kehidupan bernegara di
Indonesia ditandai dengan melemahnya penghargaan seseorang terhadap hak pihak lain.
Kasus-kasus pelanggaran HAM yang dilaporkan di berbagai media, seperti penganiayaan
terhadap pembantu rumah tangga (PRT), penelantaran anak-anak yatim oleh pihak-pihak
yang seharusnya melindungi, kekerasan dalam rumah tangga (KDRT), dan lain-lain.
Kesemuanya itu menunjukkan bahwa kesadaran masyarakat terhadap nilai-nilai Pancasila
sebagai sistem etika tidaklah muncul begitu saja. Pancasila sebagai sistem etika diperlukan
dalam kehidupan politik untuk mengatur sistem penyelenggaraan negara. Anda dapat
bayangkan apabila dalam penyelenggaraan kehidupan bernegara tidak ada sistem etika
yang menjadi guidance atau tuntunan bagi para penyelenggara negara, niscaya negara
akan hancur.
lima, kerusakan lingkungan yang berdampak terhadap berbagai aspek kehidupan manusia,
seperti kesehatan, kelancaran penerbangan, nasib generasi yang akan datang, global
warming, perubahan cuaca, dan lain sebagainya. Kasus-kasus tersebut menunjukkan
bahwa kesadaran terhadap nilai-nilai Pancasila sebagai sistem etika belum mendapat
tempat yang tepat di hati masyarakat. Masyarakat Indonesia dewasa ini cenderung
memutuskan tindakan berdasarkan sikap emosional, mau menang sendiri, keuntungan
sesaat, tanpa memikirkan dampak yang ditimbulkan dari perbuatannya.
Contoh yang paling jelas adalah pembakaran hutan di Riau sehingga menimbulkan kabut
asap. Oleh karena itu, Pancasila sebagai sistem etika perlu diterapkan ke dalam peraturan
perundang-undangan yang menindak tegas para pelaku pembakaran hutan, baik pribadi
maupun perusahaan yang terlibat. Selain itu, penggiat lingkungan dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara juga perlu mendapat penghargaan.

Kesemuanya itu memperlihatkan pentingnya dan mendesaknya peran dan kedudukan


Pancasila sebagai sistem etika karena dapat menjadi tuntunan atau sebagai Leading
Principle bagi warga negara untuk berperilaku sesuai dengan nilai-nilai Pancasila. Etika
Pancasila diperlukan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara sebab
berisikan tuntunan nilai-nilai moral yang hidup. Namun, diperlukan kajian kritis-rasional
terhadap nilai-nilai moral yang hidup tersebut agar tidak terjebak ke dalam pandangan yang
bersifat mitos. Misalnya, korupsi terjadi lantaran seorang pejabat diberi hadiah oleh
seseorang yang memerlukan bantuan atau jasa si pejabat agar urusannya lancar. Si pejabat
menerima hadiah tanpa memikirkan alasan orang tersebut memberikan
hadiah. Demikian pula halnya dengan masyarakat yang menerima sesuatu dalam konteks
politik sehingga dapat dikategorikan sebagai bentuk suap.

3. Bagaimana Pancasila dapat mengatasi masalah besar korupsi di Indonesia ?


jawab :
Pancasila dalam esensinya memiliki nilai-nilai yang bersifat preventif dan represif.
Pancasila bersifat preventif artinya bahwa nilai-nilai Pancasila bukan hanya dipahami,
melainkan juga dilaksanakan sedangkan Pancasila bersifat represif adalah penerapan
dalam menangani kasus korupsi yang sudah terbukti harus dilaksanakan dengan tidak
melenceng dari Pancasila yaitu adanya hukum atau per Undang-Undangan yang mengatur.
Kedua hal tersebut mempunyai nilai yang kuat dalam memberantas korupsi, baik secara
preventif maupun represif. Akan tetapi, untuk saat ini masih hanya bersifat tersirat atau
belum sepenuhnya disadari.
Korupsi adalah tindakan melawan hukum untuk memperkaya diri sendiri / orang lain,
merugikan keuangan atau perekenomian negara, dipandang sebagai perbuatan yang
bertentangan dengan nilai keadilan masyarakat. Tindakan korupsi merupakan bentuk dari
penyelewengan Pancasila yaitu Sila 1, Sila 2, Sila 3, Sila 4 dan Sila 5. Penyelewengan
tersebut sangat jelas termuat didalamnya. Banyaknya tindakan korupsi di Indonesia
menduduki peringkat ke-85 dari 180 negara di dunia. Maka, perlu adanya kesadaran diri
dalam pencegahannya dan mengatasi kejadian korupsi di lingkungan sekitar. Berikut adalah
peran Pancasila dalam mengatasi masalah korupsi di Indonesia :

a. Pancasila bersifat preventif untuk mengatasi masalah korupsi di Indonesia


 Sila Ketuhanan Yang Maha Esa.
Pada Sila 1 menyatakan bahwa manusia Indonesia percaya dan takwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing
menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab. Dalam hal ini Pancasila sangat
jelas telah mengamanatkan kepada semua warga negara Indonesia untuk tidak
berbuat korupsi karena percaya adanya Tuhan dan bertindak mengikuti ajaran
agama yang esensinya menuntun kita menjadi manusia yang berakhlak mulia serta
memiliki dasar kemanusiaan yang adil dan beradab.
 Sila Kemanusiaan yang adil dan beradab.
Dalam pengamalannya Sila ke-2 mengamanatkan adanya persamaan derajat,
mengakui persamaan hak, saling mencintai, sikap tenggang rasa, gemar melakukan
kegiatan kemanusiaan serta membela kebenaran dan keadilan. Maka, korupsi sangat
tidak dibenarkan dalam hal ini karena merampas hak yang dimiliki oleh orang lain
serta tidak mencerminkan rasa kecintaan terhadap orang lain
 Sila Persatuan Indonesia.
Dalam sila ini mengamanatkan bahwa warga Indonesia harus menempatkan
persatuan, kesatuan, kepentingan, keselamatan bangsa dan bernegara di atas
kepentingan pribadi atau golongan.
Tindak pidana dan tipikor bila dilihat dalam sila ini, pelakunya itu
hanya  mementingkan pribadi, tidak ada rasa rela berkorban untuk bangsa dan
Negara, bahkan bisa dibilang tidak cinta tanah air karena perilakunya cenderung
mementingkan nafsu, kepentingan pribadi atau kasarnya kepentingan perutnya saja.
 Sila Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam Permusyarawatan
/ Perwakilan.
Dalam sila ini mengamanatkan bahwa seharusnya warga Indonesia mengutamakan
kepentingan Negara dan masyarakat, tidak memaksakan kehendak, keputusan yang
diambil harus dipertanggungjawabkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, serta
menjunjung tinggi harkat martabat manusia dan keadilannya. Sangat jelaslah bahwa
tindak pidana korupsi tidak pernah ada  rasa dalam sila ini.
 Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
Pada sila ini mengamatkan untuk bersikap adil, menjaga keseimbangan hak dan
kewajiban, menghormati hak-hak orang lain, suka memeberi pertolongan kepada
orang lain, tidak melakukan perbuatan yang merugikan kepentingan umum dan
bersama-sama berusaha mewujudkan kemajuan yang merata dan berkeadilan sosial.
Rata-rata bahkan sebagian besar pelaku tindak pidana korupsi itu, tidak ada
perbuatan yang luhur yang mencerminkan sikap dan suasana gotong royong, adil,
menghormati hak-hak orang lain, suka memberi pertolongan, menjauhi sikap
pemerasan terhadap orang lain, tidak melakukan perbuatan yang merugikan
kepentingan umum, serta tidak ada rasa bersama-sama untuk berusaha mewujudkan
kemajuan yang merata dan keadilan sosial.
Dengan demikian agar tidak terjadinya kasus korupsi di Indonesia semua warga harus
mengamalkan ajaran-ajaran yang terkandung dalam Pancasila.

b. Tindakan represif pancasila untuk mengatasi korupsi di Indonesia


 Perlu diadakannya penegakan hukum secara konsisten dan konsekuen tanpa
pandang bulu. Sebagaimana teori yang dikemukakan oleh "Nikolo Machiaweli"
bahwasanya maju tidaknya negara sangat bergantung pada sistem penegakan
hukum yang terjamin. Gagasan konstitusionalisme undang-undang dasar dipandang
sebagai suatu lembaga yang mempunyai fungsi khusus, yaitu menentukan dan
membatasi kekuasaan pemerintah di satu pihak, dan di pihak lain menjamin hak-hak
asasi warga negaranya. Undang-undang dasar dianggap sebagai perwujudan dari
hukum tertinggi yang harus dipatuhi oleh negara dan pejabat-pejabat pemerintah
sekalipun, sesuai dengan dalil pemerintah berdasarkan hukum, bukan oleh manusia.
Teori ini mengandung pesan bahwa sistem pengelolaan negara tetap berbasis pada
prinsip-prinsip hukum tanpa harus mengorbankan kepentingan bangsa dan negara.
Pemerintah yang merupakan representasi negara tetap bertanggung jawab atas
kesejahteraan rakyat dan karenanya harus aktif mengatur kehidupan ekonomi dan
sosial (Jhon Maynard Keynes). Undang-undang dasar dianggap sebagai jaminan
atas hak hidup, sosial, dan ekonomi. Kejahatan korupsi merupakan tindakan yang
sangat bertentangan dengan nilai-nilai itu.
 Pancasila kembali direvitalisasi sebagai dasar filsafat Negara dan menjadi prinsip
prima bersama-sama norma agama. Sebagai prinsip prima, maka nilai-nilai Pancasila
dan norma-norma agama merupakan dasar untuk seluruh masyarakat indonesia
berbuat baik. Pancasila merupakan suatu dasar negara yang dijadikan sebagai
aturan untuk mengatur warga negaranya menjadi lebih baik. Atau Pancasila
merupakan suatu peraturan pemerintahan yang harus dipatuhi oleh setiap warga
negara, agar kasus karupsi tidak meraja lela kemana-mana. Perlu dengan cara
menyadarkan setiap warga negara untuk kembali memperdalam butir-butir pancasila,
yaitu melalui sosialisasi, diskusi terbatas, seminar, audiensi dengan masyarakat,
maupun dengan cara-cara yang serupa. Cara ini merupakan paling ideal agar setiap
warga negara kembali ke Pancasila serta semua warga negara memiliki rasa
tanggung jawab terhadap Pancasila. Jika hal tersebut kita lakukan secara konsisten
maka kita akan mendapatkan hasil yang sangat baik, yaitu seluruh warga negara
kembali ke jalan yang benar dan korupsi pun dapat di berantas dengan cepat.
Negara kita pun dapat kembali maju dan bisah bersaing negara-negara lain.
 Pendekatan Yuridis-konstitusional. Pendekatan ini sangat diperlukan guna
meningkatkan kesadaran akan peranan Pancasila sebagai sumber dari sumber
hukum, bahkan sebagai sumber nilai etika dan moralitas bangsa. Karena dapat
mengikat seluruh bangsa dan negara indonesia untuk melaksanakannya.
Pelaksanaan Pancasila mengandaikan tumbuh dan berkembangnnya pengertian,
penghayatan dan pengamalannya dalam keseharian hidup kita secara individual
maupun sosial selaku warga negara indonesia serta diperlukan untuk memahami
aneka fungsi dan kedudukan Pancasila yang didasarkan pada nilai historis. Pancasila
sebagai dasar negara, ideologi, ajaran tentang nilai-nilai budaya dan pandangan
hidup bangsa indonesia.
 Pendekatan Sosiologis. Ketika kita bicara konsep sosiologis sama halnya kita bicara
tentang kehidupan sosial masyarakat. Hal yang mendasarkan konsep sosiologis
adalah paham teori integralistik, sebagaimana dikemukan oleh Spinoza, adam Muller,
dan Hegel. Teori itu tidak mendasarkan pada individualisme yang bertikai sedemikian
rupa. Teori ini juga menjelaskan bahwa negara menurut paham integralistik adalah
susunan masyarakat yang integral, segala golongan, segala bagian, segala
anggotanya berhubungan erat satu sama lain dan merupakan persatuan masyarakat
yang organis. Aliran pikiran integrasi ialah penghidupan bangsa seluruhnya. Negara
tidak memihak kepada sesuatu golongan yang paling kuat, atau yang paling besar,
tidak menganggap kepentingan seseorang sebagai pusat. akan tetapi negara
menjamin keselamatan hidup bangsa seluruhnya sebagai persatuan yang tak dapat
dipisahkan karena itu, korupsi adalah bagian dari fakta sosial yang dapat
mengganggu proses integrasi bangsa, serta dapat merusak tatatanan sosial
masyarakat.
 Perlu kerja sama lintas sektoral. Agar setiap elemen bangsa memiliki rasa
tanggungjawab terhadap masalah korupsi yang melilit bangsa ini. Setiap anak
bangsa dituntut mampu memaknai dan menjiwai nilai luhur Pancasila dan tetap
mengedepankan nilai etika dan moral sehingga menjadi sebuah bangsa yang adil
dan beradab. Sistem teritegrasi pemberantasan korupsi melibatkan berbagai elemen
bangsa merupakan perwjudan dan implementasi nilai luhur pancasila, khususnya
sila-kedua dan sila-kelima Pancasila yaitu kemanusian yang adil dan beradab, dan
keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesai. Karena kasus korupsi yang selalu
menghantui masyarakat indonesia pada dewasa ini sudah jelas sangat bertentangan
dengan Pancasila.

4. Bagaimana Pancasila dapat mendidik remaja untuk menyingkirkan kebiasaan korupsi


dalam hidup mereka?
Jawab :
Pendidikan dan ajaran nilai moral pada Pancasila sangat perlu untuk mendorong dan
sebagai penunjang kualitas hidup perorangan. Indonesia saat ini memberlakukan program
wajib belajar selama 12 tahun. Itu artinya bahwa setiap warga negara Indonesia diharuskan
menempuh pendidikan paling minimal 12 tahun atau lulus jenjang SMA/SMK/MA sederajat.
Dalam hal ini Pancasila dapat ditanamkan untuk mendidik remaja dan menyingkirkan
kebiasaan korupsi dalam hidup mereka melalui pendidikan dan kehidupan sehari-hari. Hal
tersebut sangat penting dilakukan untuk memberikan edukasi atau pengetahuan bahwa
korupsi adalah salah satu tindakan kejahatan yang sangat merugikan orang banyak dan
melanggar dasar negara serta ideologi negara kita yaitu Pancasila. Pendidikan formal dan
keluarga merupakan alternatif yang paling penting dan tepat untuk menanamkan kesadaran
diri dan kepercayaan akan pentingnya bersikap jujur, adil serta tidak merampas apa yang
menjadi hak orang lain dengan berlandaskan Pancasila. Dalam hal ini sangat perlu
diadakannya sosialisasi/anjuran dan edukasi untuk tiap-tiap keluarga di Indonesia untuk
menanamkan pendidikan moral anti korupsi pada usia dini dengan bersumber pada
Pancasila. Dengan seperti itu paham anti korupsi akan sangat melekat pada jiwa masing-
masing remaja dan sudah menjadikannya sebagai kebiasaan untuk menjauhi korupsi atau
hal tersebut akan menjadi tabuh bagi dirinya. Tidak hanya itu saja, paham anti korupsi juga
perlu ditanamkan pada dunia formal dengan tujuan untuk memperkokoh dan memperkuat
paham anti korupsi pada semua remaja.
Pancasila mampu menyingkirkan kebiasaan korupsi. hal ini dapat dilakukan dengan setiap
anak bangsa dituntut mampu memaknai dan menjiwai nilai luhur Pancasila dan tetap
mengedepankan nilai etika dan moral sehingga menjadi sebuah bangsa yang adil dan
beradab. Sistem teritegrasi pemberantasan korupsi melibatkan berbagai elemen bangsa
merupakan perwjudan dan implementasi nilai luhur pancasila, khususnya sila-kedua dan
sila-kelima Pancasila yaitu kemanusian yang adil dan beradab, dan keadilan sosial bagi
seluruh rakyat Indonesai. Karena kasus korupsi yang selalu menghantui masyarakat
indonesia pada dewasa ini sudah jelas sangat bertentangan dengan Pancasila.

5. Bagaimana Pancasila dapat membantu negara bangsa kita untuk memperbaiki


korupsi pada para pemimpin, politik di Indonesia seperti presiden, gubernur, bupati
dan kepala desa?
Jawab :
Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia diyakini sebagai sumber, cara hidup
yang merupakan suatu keyakinan yang menyangkut masalah hidup yang dirumuskan
sebagai kristalisasi dari nila-nilai yang dimiliki oleh bangsa Indonesia, yang diyakini
kebenarannya dan menimbulkan tekad pada bangsa Indonesia untuk mewujudkannya.
Problematika korupsi, kolusi dan nepotisme di Indonesia merupakan problem yang sampai
saat ini belum bisa ditangani dengan baik oleh bangsa Indonesia. Hal itu terbukti dengan
semakin maraknya tindak korupsi beberapa tahun belakangan ini. Contoh tindak korupsi
yang baru ini terjadi adalah korupsi yang dilakukan oleh paraaparatur negara, mulai dari
tingkat daerah hingga nasional.
Sebagai pejabat atau aparatur negara seharusnya sudah paham betul mengenai nilai esensi
yang terkandung pada Pancasila. Untuk itu agar Pancasila dapat membantu negara kita
untul memperbaiki korupsi para pemimpin dalam menjalankan tugasnya harus memiliki etika
Pancasila yang memuat adanya deimensi moralitas dalam diri setiap individu sehingga
memiliki kemampuan sikap spiritualitas dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara. Pancasila sebagai sistem etika merupakan moral guidance yang dapat
diaktualisasikan ke dalam tindakan konkrit, yang melibatkan berbagai aspek kehidupan. oleh
karena itu, sila-sila Pacasila perlu diaktualisasikan lebih lanjut kedalam lingkungan politik di
Indonesia yaitu dengan melibatkan para aparatur negara seperti presiden, gubernur dan
kepala desa sehingga mampu mencerminkan pribadi yang saleh, utuh, dan berwawasan
moral-akademis. Dengan demikian, para aparatur negara dapat mengembangkan karakter
pancasilais melalui berbagai sikap dan tindakan yang positif, seperti jujur, disiplin, tanggung
jawab, mandiri dan lainnya.
Aparatur negara sebagai tokoh utama penegakan peraturan harus terlibat dan
berkonstribuso langsung dalam kehidupan berbangsa dan bernegara sebagai perwujuadan
sikap tanggung jawab warga negara sekaligus aparat negara. Tanggung jawab yang penting
berupa sikap menjunjung tinggi moralitas dan menghormati hukum yang beralku di
Indonesia. untuk itu diperlukan pemahaman Pancasila sebagai sistem etika pada aparatur
negara agar tidak terjadi adanya korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN).

https://www.kompasiana.com/ditapramusiwi9215/5de9297d097f365a7701c922/penge
rtian-etika
https://prezi.com/xct1pdayrja_/pancasila-sebagai-solusi-persoalan-korupsi-dalam-
pemerintaha/
https://www.kpk.go.id/id/berita/berita-kpk/1462-indeks-persepsi-korupsi-indonesia-
membaik
http://muhammadkhoirilbasyar.blogspot.com/2017/04/upaya-pemberantasan-korupsi-
melalui_23.html
https://www.kompasiana.com/alvitus/5d96d0660d82306638620282/korupsi-dan-
pancasila

Anda mungkin juga menyukai