Anda di halaman 1dari 4

LEMBAR KERJA SISWA KELAS 4

TAHUN PELAJARAN 2020/2021


SD SEKOLAH ALAM INSAN MULIA SURABAYA
Jl. Medokan Semampir Indah No. 99 – 101 Surabaya

Paraf Ortu Paraf guru


Nama : ____________ Kelas : _____________
Tanggal : ___________________

CERITA RAKYAT “PAHIT LIDAH”

Dahulu ada seorang pangeran bernama


Serunting. Ia adalah keturunan raksasa dari daerah
Sumidang. Ada satu sifat buruk yang dimilikinya, yaitu
selalu iri dengan milik orang lain. Rasa iri ini
dirasakannya juga kepada saudara iparnya, adik dari
istrinya sendiri yang bernama Aria Tebing. Rasa iri
tersebut berlanjut dengan pertengkaran di antara
keduanya. Pertengkaran tersebut berlanjut menjadi
permusuhan besar.
Penyebabnya, mereka memiliki ladang padi bersebelahan yang dipisahkan oleh pepohonan. Di
bawah pepohonan itu ditumbuhi cendawan. Cendawan yang menghadap ladang Aria Tebing
tumbuh, menjadi logam emas, sedangkan cendawan yang menghadap ladang Serunting tumbuh
menjadi tanaman yang tidak berguna. Serunting menuduh Aria Tebing telah menggunakan ilmunya
untuk mengubah cendawan miliknya menjadi tumbuhan ilalang.
Pada suatu hari, terjadilah perkelahian sengit antara Serunting dan Ana Tebing. Karena
Serunting lebih sakti, Arya Tebing terdesak dan hampir terbunuh. Namun, Aria Tebing berhasil
melarikan diri. Kemudian ia menemui dan membujuk kakaknya (istri dari Serunting) untuk
memberitahukan rahasia kesaktian Serunting. Setelah mendengar rahasia kesaktiannya, Aria Tebing
kembali menantang Serunting. Serunting menerima tantangan itu. Ketika perkelahian berada pada
puncaknya, Aria Tebing hampir saja dikalahkan. Pada saat terdesak itu, Aria Tebing melihat ilalang
yang bergetar. Segera ia menancapkan tombaknya pada ilalang yang bergetar itu. Serunting
langsung terjatuh dan terluka parah. Serunting kaget, karena adik iparnya dapat mengetahui
rahasianya itu, padahal hanya istrinya yang tahu. Merasa dikhianati istrinya, ia pun pergi
mengembara.
Serunting pergi bertapa ke Gunung Siguntang. Oleh Dewa Mahameru, ia dijanjikan kekuatan
gaib. Kesaktian itu berupa kemampuan lidahnya mengubah sesuatu sesuai yang di inginkannya.
Selanjutnya, ia berniat kembali ke kampungnya di daerah Sumidang. Dalam perjalanan pulang
tersebut, ia menguji kesaktiannya. Di tepi Danau Ranau, dijumpainya hamparan pohon-pohon tebu
yang sudah menguning. Serunting pun berkata,. “Jadilah batu.” Maka benarlah, tanaman itu berubah
menjadi batu. la pun mengutuk setiap orang yang dijumpainya di tepian Sungai Jambi menjadi batu.
Sejak saat itu, serunting mendapat julukan si Pahit Lidah. Setelah sekian lama berjalan dari satu
daerah ke daerah lainnya, si Pahit Lidah pun sadar atas kesalahannya dan ia ingin menebus segala
kesalahan dengan kebaikan. Dikabarkan, la mengubah Bukit Serut yang gundul menjadi hutan kayu
yang rimbun. Penduduk setempat senang dan menikmati hasil hutan yang melimpah. Walaupun
kata-kata yang keluar dari mulutnya telah berbuah manis, Serunting tetap dijuluki sebagai si Pahit
Lidah.
Jawablah pertanyaan di bawah ini!

1. Sebutkan nama tokoh-tokoh yang ada dalam Cerita Rakyat “Pahit Lidah”?

2. Sebutkan bagaimana sifat/watak dari masing-masing tokoh yang terdapat pada cerita?

3. Kenapa Serunting selalu iri kepada Aria Tebing?

4. Siapa yang telah berkhianat kepada Serunting? Kenapa ia berkhianat?

5. Apa hikmah yang dapat kamu ambil dari cerita rakyat “Pahit Lidah”?

Setelah kamu membaca Cerita Rakyat tadi, patutlah kamu bisa mengambil hikmah dibalik
kisah tersebut. Selain cerita tadi masih banyak sekali Cerita Rakyat yang berkembang di seluruh
wilayah Indonesia. Ini membuktikan bahwa Indonesia mempunyai banyak warisan budaya dan
peninggalan berupa cerita dari rakyat terdahulu yang diceritakan secara turun menurun.

Selain Cerita Rakyat, ada juga peninggalan-peninggalan bersejarah berwujud benda yang
tersebar di wilayah Indonesia semasa pemerintahan Kerajaan Hindhu-Budha. Apa saja
peninggalannya? Yuk simak berbagai gambar peninggalan bersejarah di bawah ini!

Nama benda bersejarah : _______________________

Waktu dibangun : _____________________________

Pemerintahan Kerajaan : ________________________

Fungsi : ____________________________________

__________________________________________

Lokasi : ____________________________________
Nama benda bersejarah : _______________________

Waktu dibangun : _____________________________

Pemerintahan Kerajaan : ________________________

Fungsi : ____________________________________

__________________________________________

Lokasi : ____________________________________

Nama benda bersejarah : Prasasti Ciaruteun

Waktu dibangun : _____________________________

Pemerintahan Kerajaan : ________________________

Fungsi : ____________________________________

__________________________________________

Lokasi : ____________________________________

Nama benda bersejarah : Prasasti Singhasari

Waktu dibangun : _____________________________

Pemerintahan Kerajaan : ________________________

Fungsi : ____________________________________

__________________________________________

Lokasi : ____________________________________

Wah... setalah kamu mencari informasi tentang peninggalan benda bersejarah di atas,
ternyata sangat megah dan penuh nilai bersejarah ya peninggalan yang ada di Indonesia. Patutlah
kamu berbangga, karena Nenek Moyangmu memiliki kecerdasan yang luar biasa hingga dapat
membangun bangunan tersebut. Kamu sebagai generasi penerus bangsa berkewajiban menjaga
dan melestarikan peninggalan tersebut. Oke!

Setelah kamu mengetahui betapa megahnya bangunan bersejarah tadi. Ternyata Nenek
Moyang kita sangatlah pandai dalam ilmu perhitungan, sehingga mereka dapat dengan teliti dan
cermat membangun bangunan yang simetris dan seimbang. Ternyata itu semua menggunakan ilmu
penaksiran bilangan.

Apakah kamu tahu Ilmu Penaksiran Bilangan itu seperti apa?

Yuk untuk lebih lanjutnya kamu coba proses latihan penaksiran bilangan di bawah ini!
Kaidah dalam penaksiran bilangan :

Taksiran Atas Taksiran Bawah

Taksiran atas dilakukan dengan membulatkan Taksiran bawah dilakukan dengan


ke atas bilangan-bilangan ke puluhan, membulatkan ke bawah bilangan-bilangan ke
ratusan, atau ribuan dan seterusnya ke atas puluhan, ratusan, atau ribuan dan seterusnya
yang terdekat. ke bawah yang terdekat.

Contoh : Contoh :
58 + 137 ≈ ... 36 + 24 ≈ ...
58 dibulatkan ke atas menjadi 60 36 dibulatkan ke bawah menjadi 30
137 dibulatkan ke atas menjadi 200 24 dibulatkan ke bawah menjadi 20
Maka : Maka :
58 + 137 36 +24
≈ 60 + 200 = 260 ≈ 30 + 20 = 50

67 – 14 ≈ ... 136 – 28 ≈ ...


67 dibulatkan ke atas menjadi 70 136 dibulatkan ke bawah menjadi 100
14 dibulatkan ke atas menjadi 20 28 dibulatkan ke bawah menjadi 20
Maka : Maka :
67 – 14 136 - 28
≈ 70 – 20 = 50 ≈ 100 – 20 = 80

Taksiran Terbaik

Jika angka kurang dari 5 (4, 3, 2, 1) maka angka pada pembulatan dihilangkan.
Jika angka lebih dari atau sama dengan 5 (5, 6, 7, 8, 9) maka angka pada pembulatan ditambah 1 baik
puluhan, ratusan, maupun ribuan dan seterusnya.

Contoh :
58 + 137 58 + 137
58 dibulatkan ke atas menjadi 60 ≈ 60 + 100 = 160
137 dibulatkan ke bawah menjadi 100

56 – 24 56 - 24
56 dibulatkan ke atas menjadi 60 ≈ 60 – 20 = 40
24 dibulatkan ke bawah menjadi 20

Coba sekarang kerjakan latihan di bawah ini sesuai dengan contoh di atas!

Kerjakan dengan cara Taksiran Atas


1. 54 + 37 ≈ ...
2. 83 – 46 ≈ ...
Kerjakan dengan cara Taksiran Bawah
3. 45 x 27 ≈ ...
4. 157 : 38 ≈ ...
Kerjakan dengan cara Taksiran Terbaik
5. 68 + 32 ≈ ...
6. 78 – 21 ≈ ...

Anda mungkin juga menyukai