B. Etiologi
a) Salmonella thyposa, basil gram negative yang bergerak dengan bulu getar, tidak
bersepora mempunyai sekurang-kurangnya tiga macam antigen yaitu:
o antigen O (somatic, terdiri darizat komplekliopolisakarida)
o antigen H(flagella)
o antigen V1 dan protein membrane hialin.
b).Salmonella parathypi A
c).salmonella parathypi B
d).Salmonella parathypi C
e).Faces dan Urin dari penderita thypus (Rahmad Juwono.
C.Patofisiologis
Kuman Salmonella masuk bersama makanan atau minuman yang terkontaminasi,
setelah berada dalam usus halus mengadakan invasi ke jaringan limfoid usus halus
(terutama plak peyer) dan jaringan limfoid mesenterika. Setelah menyebabkan peradangan
dan nekrosis setempat kuman lewat pembuluh limfe masuk ke darah (bakteremia primer)
menuju organ retikuloendotelial sistem (RES) terutama hati dan limpa. Di tempat ini
kuman difagosit oleh sel-sel fagosit retikuloendotelial sistem (RES) dan kuman yang tidak
difagosit berkembang biak.
Salmonella typhi
Saluran pencernaan
Usus halus
Jaringan limfoid
Lamina frofia
Aliran darah
E. Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan Laboratorium
1) Pemeriksaan darah tepi : dapat ditemukan leukopenia,limfositosis relatif,
aneosinofilia, trombositopenia, anemia.
2) Pemeriksaan darah untuk kultur (biakan empedu)
Salmonella typhosa dapat ditemukan dalam darah penderita pada minggu pertama
sakit, lebih sering ditemukan dalam urine dan feces dalam waktu yang lama.
3) Pemeriksaan widal
Pemeriksaan widal merupakan pemeriksaan yang dapat menentukan diagnosis
thypoid abdominalis secara pasti. Pemeriksaan ini perlu dikerjakan pada waktu masuk
dan setiap minggu berikutnya. (diperlukan darah vena sebanyak 5 cc untuk kultur dan
widal)
4) Pemeriksaan sumsum tulang belakang
Terdapat gambaran sumsum tulang belakang berupa hiperaktif Reticulum Endotel
System (RES) dengan adanya sel makrofag.
F. Penatalaksanaan
1. Perawatan
Tirah baring absolut sampai minimal 7 hari bebas demam atau kurang lebih selama 14
hari.
Posisi tubuh harus diubah setiap 2 jam untuk mencegah dekubitus.
Mobilisasi sesuai kondisi.
2. Diet
Makanan diberikan secara bertahap sesuai dengan keadaan penyakitnya (mula-mula
air, lalu makanan lunak, dan kemudian makanan biasa).
Makanan mengandung cukup cairan, kalori, dan tinggi protein, tidak boleh
mengandung banyak serat, tidak merangsang maupun menimbulkan banyak gas.
3. Obat
Antimikroba : Kloramfenikol, Tiamfenikol,Co-trimoksazol (Kombinasi Trimetoprim
dan Sulkametoksazol).
Obat Symptomatik : Antipiretik, Kortikosteroid diberikan pada pasien yang toksik.
Supportif : vitamin-vitamin.
Penenang : diberikan pada pasien dengan gejala neuropsikiatri.
Pencegahan
c. Pemberantasan lalat.
H. Komplikasi
1. Komplikasi intestinal
Perdarahan usus
Perforasi usus
Ileus paralitik
2. Komplikasi ekstra intestinal
Kardiovaskuler : kegagalan sirkulasi perifer (renjatan sepsis), miokarditis, trombosis,
dan tromboflebitis.
Darah : anemia hemolitik, tromboritopenia, sindrom uremia hemolitik.
Paru : pneumoni, empiema, pleuritis.
Hepar dan kandung empedu : hipatitis dan kolesistitis.
Ginjal : glomerulonefritis, pielonefritis, dan perinefritis.
Tulang : osteomielitis, periostitis, spondilitis, dan arthritis.
Konsep Asuhan Keperawatan
A. Pengkajian
1. Identitas:
Didalam identitas meliputi nama, umur, jenis kelamin, alamat, pendidikan, no.
Registerasi, status perkawinan, agama, pekerjaan, tinggi badan, berat badan, tanggal
MR.
2. Keluhan Utama
pada pasien Thypoid biasanya mengeluh perut merasa mual dan kembung, nafsu makan
menurun, panas dan demam.
Apakah dalam kesehatan keluarga ada yang pernah menderita Thypoid atau sakit yang
lainnya.
6. Riwayat Psikososial
Psiko sosial sangat berpengaruh sekali terhadap psikologis pasien, dengan timbul
gejala-gejala yang dalami, apakah pasien dapat menerima pada apa yang dideritanya.
Kebiasaan tidur pasien akan terganggu dikarenakan suhu badan yang meningkat, sehingga
pasien merasa gelisah pada waktu tidur.
5) Pola eliminasi
Kebiasaan dalam buang BAK akan terjadi refensi bila dehidrasi karena panas yang
meninggi, konsumsi cairan yang tidak sesuai dengan kebutuhan.
6) Pola reproduksi dan sexual
Pada pola reproduksi dan sexual pada pasien yang telah atau sudah menikah akan terjadi
perubahan.
7) Pola persepsi dan pengetahuan
Perubahan kondisi kesehatan dan gaya hidup akan mempengaruhi pengetahuan dan
kemampuan dalam merawat diri.
a) Keadaan umum
Biasanya pada pasien typhoid mengalami badan lemah, panas, puccat, mual, perut
tidak enak, anorexia.
Kepala tidak ada bernjolan, rambut normal, kelopak mata normal, konjungtiva
anemia, mata cowong, muka tidak odema, pucat/bibir kering, lidah kotor, ditepi dan
ditengah merah, fungsi pendengran normal leher simetris, tidak ada pembesaran
kelenjar tiroid.
c). Dada dan abdomen
Dada normal, bentuk simetris, pola nafas teratur, didaerah abdomen ditemukan nyeri
tekan.
d). Sistem respirasi
Apa ada pernafasan normal, tidak ada suara tambahan, dan tidak terdapat cuping
hidung.
e). Sistem kardiovaskuler
Biasanya pada pasien dengan typoid yang ditemukan tekanan darah yang meningkat
akan tetapi bisa didapatkan tachiardi saat pasien mengalami peningkatan suhu tubuh.
f). Sistem integumen
Kulit bersih, turgor kulit menurun, pucat, berkeringat banyak, akral hangat.
g). Sistem eliminasi
Pada pasien typoid kadang-kadang diare atau konstipasi, produk kemih pasien bisa
mengalami penurunan (kurang dari normal). N ½ -1 cc/kg BB/jam.
h). Sistem muskuloskolesal
Apakah ada gangguan pada extrimitas atas dan bawah atau tidak ada gangguan.
i).Sistem endokrin
Apakah di dalam penderita thyphoid ada pembesaran kelenjar toroid dan tonsil.
j). Sistem persyarafan
Apakah kesadarn itu penuh atau apatis, somnolen dan koma, dalam penderita penyakit
thypoid.
B.DIAGNOSA
C.INTERVENSI
DAFTAR PUSTAKA
Mansjoer, Arif 1999, Kapita Selekta Kedokteran, Edisi 3, Media Aesculapis, Jakarta.