Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PENDAHULUAN

A. Definisi Typus abdominalis


Merupakan penyakit infeksi usus halus yang disebabkan oleh bakteri
Salmonella typhi atau Salmonella paratyphi. Bakteri ini ditularkan melalui makanan
dan minuman yang tekontaminasi oleh kotoran atau tinja dari penderita typus
abdominalis.(Darmawati, 2009)

B. Etiologi

a) Salmonella thyposa, basil gram negative yang bergerak dengan bulu getar, tidak
bersepora mempunyai sekurang-kurangnya tiga macam antigen yaitu:
o antigen O (somatic, terdiri darizat komplekliopolisakarida)
o antigen H(flagella)
o antigen V1 dan protein membrane hialin.
b).Salmonella parathypi A
c).salmonella parathypi B
d).Salmonella parathypi C
e).Faces dan Urin dari penderita thypus (Rahmad Juwono.

C.Patofisiologis
Kuman Salmonella masuk bersama makanan atau minuman yang terkontaminasi,
setelah berada dalam usus halus mengadakan invasi ke jaringan limfoid usus halus
(terutama plak peyer) dan jaringan limfoid mesenterika. Setelah menyebabkan peradangan
dan nekrosis setempat kuman lewat pembuluh limfe masuk ke darah (bakteremia primer)
menuju organ retikuloendotelial sistem (RES) terutama hati dan limpa. Di tempat ini
kuman difagosit oleh sel-sel fagosit retikuloendotelial sistem (RES) dan kuman yang tidak
difagosit berkembang biak.
Salmonella typhi

Saluran pencernaan

Usus halus

Jaringan limfoid

Lamina frofia

Kelenjar limfa mesontreia

Aliran darah

Organ res (hati dan limfa)


D.    Manifestasi Klinik/Tanda Dan Gejala
            Gejala klinis demam typhoid pada anak biasanya lebih ringan jika dibandingkan
dengan penderita dewasa. Masa tunas rata-rata 10-20 hari. Masa tunas tersingkat adalah
empat hari, jika infeksi terjadi melalui makanan. Sedangkan, masa tunas terlama berlangsung
30 hari, jika infeksi melalui minuman. Selama masa inkubasi, mungkin ditemukan gejala
prodomal, yaitu perasaan tidak enak badan, lesu, nyeri kepala, pusing, dan tidak bersemangat,
yang kemudian disusul dengan gejala-gejala klinis sebagai berikut :
1. Demam berlangsung selama 3 minggu, bersifat febris remiten, dan dengan suhu tubuh
yang tidak terlalu tinggi. Selama minggu pertama, suhu berangsur-angsur meningkat,
biasanya turun pada pagi hari dan meningkat lagi pada sore dan malam hari. Pada
minggu kedua, penderita terus demam dan pada minggu ketiga demam penderita
berangsur-angsur normal.
2. Gangguan pada Saluran Pencernaan
Nafas berbau tidak sedap, bibir kering, dan pecah-pecah, lidah putih kotor (coated
tounge) ujung dan tepi kemerahan, perut kembung, hati dan limpa membesar, disertai
nyeri pada perabaan.
3. Gangguan Kesadaran
Kesadaran menurun, walaupun tidak terlalu merosot, yaitu apatis sampai samnolen
atau somnolence (keinginan untuk tidur dan terus tidur). Di samping gejala-gejala
tersebut , pada punggung dan anggota gerak juga dijumpai adanya roseola, yaitu
bintik-bintik kemerahan karena emboli basil dalam kapiler kulit.

E. Pemeriksaan Diagnostik
 Pemeriksaan Laboratorium
1) Pemeriksaan darah tepi : dapat ditemukan leukopenia,limfositosis relatif,
aneosinofilia, trombositopenia, anemia.
2) Pemeriksaan darah untuk kultur (biakan empedu)
Salmonella typhosa dapat ditemukan dalam darah penderita pada minggu pertama
sakit, lebih sering ditemukan dalam urine dan feces dalam waktu yang lama.
3) Pemeriksaan widal
Pemeriksaan widal merupakan pemeriksaan yang dapat menentukan diagnosis
thypoid abdominalis secara pasti. Pemeriksaan ini perlu dikerjakan pada waktu masuk
dan setiap minggu berikutnya. (diperlukan darah vena sebanyak 5 cc untuk kultur dan
widal)
4) Pemeriksaan sumsum tulang belakang
Terdapat gambaran sumsum tulang belakang berupa hiperaktif Reticulum Endotel
System (RES) dengan adanya sel makrofag.

F.     Penatalaksanaan
1.      Perawatan
 Tirah baring absolut sampai minimal 7 hari bebas demam atau kurang lebih selama 14
hari.
 Posisi tubuh harus diubah setiap 2 jam untuk mencegah dekubitus.
 Mobilisasi sesuai kondisi.
2.      Diet
 Makanan diberikan secara bertahap sesuai dengan keadaan penyakitnya (mula-mula
air, lalu makanan lunak, dan kemudian makanan biasa).
 Makanan mengandung cukup cairan, kalori, dan tinggi protein, tidak boleh
mengandung banyak serat, tidak merangsang maupun menimbulkan banyak gas.
3.      Obat
 Antimikroba : Kloramfenikol, Tiamfenikol,Co-trimoksazol (Kombinasi Trimetoprim
dan Sulkametoksazol).
 Obat Symptomatik : Antipiretik, Kortikosteroid diberikan pada pasien yang toksik.
 Supportif : vitamin-vitamin.
 Penenang : diberikan pada pasien dengan gejala neuropsikiatri.

 Pencegahan

1. Usaha terhadap lingkungan hidup :

a. Penyediaan air minum yang memenuhi

b. Pembuangan kotoran manusia (BAK dan BAB) yang hygiene

c. Pemberantasan lalat.

d. Pengawasan terhadap rumah-rumah dan penjual makanan.


2. Usaha terhadap manusia.
a. Imunisasi
b.Pendidikan kesehatan pada masyarakat : hygiene sanitasi personal hygiene

  H.   Komplikasi
1.      Komplikasi intestinal
 Perdarahan usus
 Perforasi usus
 Ileus paralitik
2.      Komplikasi ekstra intestinal
 Kardiovaskuler : kegagalan sirkulasi perifer (renjatan sepsis), miokarditis, trombosis,
dan tromboflebitis.
 Darah : anemia hemolitik, tromboritopenia, sindrom uremia hemolitik.
 Paru : pneumoni, empiema, pleuritis.
 Hepar dan kandung empedu : hipatitis dan kolesistitis.
 Ginjal : glomerulonefritis, pielonefritis, dan perinefritis.
 Tulang : osteomielitis, periostitis, spondilitis, dan arthritis.
Konsep Asuhan Keperawatan

A. Pengkajian

1. Identitas:
Didalam identitas meliputi nama, umur, jenis kelamin, alamat, pendidikan, no.
Registerasi, status perkawinan, agama, pekerjaan, tinggi badan, berat badan, tanggal
MR.
2. Keluhan Utama

pada pasien Thypoid biasanya mengeluh perut merasa mual dan kembung, nafsu makan
menurun, panas dan demam.

3. Riwayat Penyakit Dahulu


Apakah sebelumnya pasien pernah mengalami sakit Thypoid, apakah tidak pernah,
apakah menderita penyakit lainnya.

4. Riwayat Penyakit Sekarang


Pada umumnya penyakit pada pasien Thypoid adalah demam, anorexia, mual, muntah,
diare, perasaan tidak enak di perut, pucat (anemi), nyeri kepala pusing, nyeri otot, lidah
tifoid (kotor), gangguan kesadaran berupa somnolen sampai koma.

5. Riwayat Kesehatan Keluarga

Apakah dalam kesehatan keluarga ada yang pernah menderita Thypoid atau sakit yang
lainnya.

6. Riwayat Psikososial

Psiko sosial sangat berpengaruh sekali terhadap psikologis pasien, dengan timbul
gejala-gejala yang dalami, apakah pasien dapat menerima pada apa yang dideritanya.

7. Pola-Pola Fungsi Kesehatan

1). Pola pesepsi dan tatalaksana kesehatan


Perubahan penatalaksanaan kesehatan yang dapat menimbulkan masalah dalam
kesehatannya.
2) Pola nutrisi dan metabolisme
Adanya mual dan muntah, penurunan nafsu makan selama sakit, lidah kotor, dan
rasa pahit waktu makan sehingga dapat mempengaruhi status nutrisi berubah.

3) Pola aktifitas dan latihan


Pasien akan terganggu aktifitasnya akibat adanya kelemahan fisik serta pasien akan
mengalami keterbatasan gerak akibat penyakitnya.
4) Pola tidur dan aktifitas

Kebiasaan tidur pasien akan terganggu dikarenakan suhu badan yang meningkat, sehingga
pasien merasa gelisah pada waktu tidur.

5) Pola eliminasi
Kebiasaan dalam buang BAK akan terjadi refensi bila dehidrasi karena panas yang
meninggi, konsumsi cairan yang tidak sesuai dengan kebutuhan.
6) Pola reproduksi dan sexual
Pada pola reproduksi dan sexual pada pasien yang telah atau sudah menikah akan terjadi
perubahan.
7) Pola persepsi dan pengetahuan
Perubahan kondisi kesehatan dan gaya hidup akan mempengaruhi pengetahuan dan
kemampuan dalam merawat diri.

8) Pola persepsi dan konsep diri


Didalam perubahan apabila pasien tidak efektif dalam mengatasi masalah penyakitnya.
9) Pola penanggulangan stress
Stres timbul apabila seorang pasien tidak efektif dalam mengatasi masalah penyakitnya.
10) Pola hubungan interpersonil

Adanya kondisi kesehatan mempengaruhi terhadap hubungan interpersonal dan peran


serta mengalami tambahan dalam menjalankan perannya selama sakit.

11) Pola tata nilai dan kepercayaan


Timbulnya distres dalam spiritual pada pasien, maka pasien akan menjadi cemas dan
takut akan kematian, serta kebiasaan ibadahnya akan terganggu.
8. Pemeriksaan Fisik

a) Keadaan umum

Biasanya pada pasien typhoid mengalami badan lemah, panas, puccat, mual, perut
tidak enak, anorexia.

b) Kepala dan leher

Kepala tidak ada bernjolan, rambut normal, kelopak mata normal, konjungtiva
anemia, mata cowong, muka tidak odema, pucat/bibir kering, lidah kotor, ditepi dan
ditengah merah, fungsi pendengran normal leher simetris, tidak ada pembesaran
kelenjar tiroid.
c). Dada dan abdomen
Dada normal, bentuk simetris, pola nafas teratur, didaerah abdomen ditemukan nyeri
tekan.
d). Sistem respirasi
Apa ada pernafasan normal, tidak ada suara tambahan, dan tidak terdapat cuping
hidung.
e).  Sistem kardiovaskuler

Biasanya pada pasien dengan typoid yang ditemukan tekanan darah yang meningkat
akan tetapi bisa didapatkan tachiardi saat pasien mengalami peningkatan suhu tubuh.
f). Sistem integumen
Kulit bersih, turgor kulit menurun, pucat, berkeringat banyak, akral hangat.
g). Sistem eliminasi
Pada pasien typoid kadang-kadang diare atau konstipasi, produk kemih pasien bisa
mengalami penurunan (kurang dari normal). N ½ -1 cc/kg BB/jam.
h). Sistem muskuloskolesal
Apakah ada gangguan pada extrimitas atas dan bawah atau tidak ada gangguan.
i).Sistem endokrin
Apakah di dalam penderita thyphoid ada pembesaran kelenjar toroid dan tonsil.
j). Sistem persyarafan
Apakah kesadarn itu penuh atau apatis, somnolen dan koma, dalam penderita penyakit
thypoid.

B.DIAGNOSA

C.INTERVENSI
DAFTAR PUSTAKA

Darmawati ,S,2009.Keanekaragaman Genetik Salmonella typh.Jurnal Kesehatan FIKKES


UNIMUS,Semarang.

Dangoes Marilyn E. 1993. Rencana Asuhan Keperawatan. Edisi 3. EGC, Jakarta.

Mansjoer, Arif 1999, Kapita Selekta Kedokteran, Edisi 3, Media Aesculapis, Jakarta.

Rahmad Juwono, 1996, Ilmu Penyakit Dalam. Edisi 3, FKUI, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai