1353-Article Text-2591-2-10-20190304-1
1353-Article Text-2591-2-10-20190304-1
ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan di CV. Grand Manufacturing Indonesia. Permasalahan yang ada pada
penelitian ini adalah kurang optimalnya prosedur perawatan yang ada di perusahaan.
Perawatan yang ada hanya terfokus pada perawatan skala minor yang jika dibiarkan maka
akan membuat kerugian yang lebih besar lagi.
Penelitian ini menggunakan metode Failure Mode Effects and Criticality Analysis (FMECA).
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi kerusakan yang dialami mesin, mencari
penyebab serta akibat yang ditimbulkan oleh rusaknya komponen dan mengidentifikasi efek-
efek buruk yang akan terjadi apabila mesin tersebut mengalami kerusakan. Pada penelitian ini
dilakukan sesuai dari prosedur metode yang digunakan.
Dari penelitian yang dilakukan di CV. Grand Manufacturing Indonesia ini, dengan
menggunakan metode FMECA dapat diketahui jenis komponen kritis yang harus diprioritaskan,
yaitu komponen fan belt dan cutter. Putus dan aus merupakan jenis kerusakan yang dialami
oleh kedua komponen.
Kata kunci: RPN (Risk Priority Number), Failure Mode Effects and Criticality Analysis.
1 Pendahuluan
Seiring dengan meningkatnya perkembangan proses produksi, perusahaan pada umumnya
berfokus pada pembuatan produk yang dilakukan terus menerus. Proses produksi akan
berpengaruh pada kondisi produktivitas suatu perusahaan, baik itu mesin maupun operator.
Indikator produktivitas yang menurun mempunyai hubungan dengan perawatan fasilitas
produksi perusahaan. Perawatan merupakan kegiatan merawat fasilitas perusahaan, dalam hal
ini mesin. Mesin yang terawat sudah tentu sangat membantu perusahaan untuk menghasilkan
produk secara optimal, baik dari kualitas maupun kuantitas. Manajemen perawatan
merupakan suatu metode untuk menghindari masalah terhadap mesin yang dapat
mengganggu kelangsungan proses produksi. Kegiatan produksi yang efisien dan efektif akan
dapat terlaksana melalui manejemen perawatan yang berjalan dengan baik.
83
Inaque Vol. 6 No. 2 AGUSTUS 2018
CV. Grand Manufacturing Indonesia merupakan badan usaha produksi filter oil. Jenis mesin
yang digunakan di perusahaan CV. Grand Manufacturing Indonesia yaitu mesin Pons dan mesin
Milling. Fungsi mesin Pons yaitu untuk memotong berbagai macam bahan tanpa ada bantuan
energy listrik. Fungsi mesin Milling itu sendiri adalah mesin perkakas untuk mengerjakan atau
menyelesaikan benda kerja dengan menggunakan pisau dan tidak luput dari kerusakan. Oleh
karena itu peneliti memilih mesin Milling sebagai mesin kritis karena sering mengalami
kerusakan ditimbang mesin Pons, maka mesin Milling memerlukan pemeriksaan dan
perawatan yang rutin agar dapat beroperasi dengan baik dan maksimal serta keselamatan
pengguna dapat terjamin.
Permasalahan umum yang sering dihadapi perusahaan ini adalah belum optimalnya tindakan
perawatan yang dilakukan,dimana proses perawatannya masih skala minor diantaranya proses
pemberian oli dan pembersihan di area lantai produksi.
2 Studi Literatur
2.1. Perawatan (Maintenance)
Maintenance ialah berbagai aktivitas yang dilakukan terhadap sebuah system, agar fungsinya
bisa kembali seperti semula (Supandi, 1999)
84
ANALISIS IDENTIFIKASI KERUSAKAN PADA MESIN MILLING DENGAN METODE FMECA
DI CV. GRAND MANUFACTURING INDONESIA
FMECA juga merupakan suatu metode untuk mengidentifikasi dan meneliti bagaimana
menghindari kerusakan atau kegagalan pada sistem, baik kerusakan yang disebabkan oleh
operator (man), mesin, material dan juga lingkungan.” (Blanchard, 1994)
Grafik perbandingan untuk menentukan komponen kritis dapat ditunjukan pada gambar
dibawah ini:
Gambar 3.1. Diagram Pareto penentuan Komponen Mesin Milling yang Paling Kritis
85
Inaque Vol. 6 No. 2 AGUSTUS 2018
Lingkungan Mesin
Tenaga kerja
kurang disiplin
Kondisi fisik
Kelalaian
Manusia Material
Lingkungan Mesin
Cutter aus
Tenaga kerja
kurang disiplin
Tidak pas
menyetel mesin
Manusia Material
86
ANALISIS IDENTIFIKASI KERUSAKAN PADA MESIN MILLING DENGAN METODE FMECA
DI CV. GRAND MANUFACTURING INDONESIA
Tabel 3.2 berikut ini merupakan penilaian keburukan jenis kerusakan dari proses
Tabel 3.3. Tingkat Frekuensi Kejadian Jenis Kegagalan Dari Komponen-Komponen Kritis
Probabilitas
Nama Komponen Frekuensi Kejadian Jenis Kegagalan Tingkat
Kerusakan
9 kali dalam 1
Cutter Tinggi; Kerusakan berulang 8
tahun
87
Inaque Vol. 6 No. 2 AGUSTUS 2018
Tabel 3.5. Risk Priority Number (RPN) Untuk Masing-Masing Komponen Kritis
Keburukan Frekuensi
Nama Deteksi
Prioritas terhadap Kejadian Jenis RPN
Komponen Probabilitas
Proses Kegagalan
2 Cutter 8 8 3 192
88
3.6
Penyebab
System : Produksi Failure Mode Effect and Criticality Analysis FMECA number : 01
RPN
Komponen harapan pandangan
pengguna)
- Waktu kerja mesin yang melewati batas
- Kondisi fisik produk
Fan belt
berfungsi sesuai - T emperatur/ suhu kurang mendukung T idak ada produk Pengecekan serta pemeliharaan
Fan Belt Putus Mesin mati 10 10 10 1000
dengan masa - Debu dan kotoran yang dihasilkan komponen ini lebih diperhatikan lagi.
pakainya
- T enaga kerja kurang disiplin
- kelalaian
- Waktu kerja mesin yang melewati batas
- Kondisi fisik produk
Mesin tetap bekerja
Cutter berfungsi - T emperatur/ suhu kurang mendukung namun produk yang
Produk Pemeliharaan komponen ini lebih rutin
Cutter sesuai dengan Aus - Debu dan kotoran dihasilkan tidak 8 8 3 192
tidak presisi lagi agar terkontrol keausannya.
masa pakainya - T enaga kerja kurang disiplin presisi/ tidak sesuai
standar
- Kelalaian
- T idak pas menyetel mesin
Tabel di bawah ini adalah proses FMECA yang diperoleh dari hasil penelitian
89
Inaque Vol. 6 No. 2 AGUSTUS 2018
4 Kesimpulan
4.1 Kesimpulan
Selanjutnya memaparkan kesimpulan dari hasil analisis dari bab sebelumnya.
1. Komponen Fan belt dan Cutter merupakan komponen kritis pada mesin Milling.
2. Dari diagram sebab akibat diperoleh faktor yang berpengaruh terhadap kerusakan
komponen yang diakibatkan oleh empat faktor yaitu faktor mesin, material, lingkungan dan
manusia. Tetapi faktor metode tidak digunakan karena diperusahan sudah memakai
standar operasional prosedur. Penyebab utama kerusakan komponen fan belt yaitu dari
faktor mesin karena waktu kerja mesin yang melewati batas pemakaian. Tiga faktor
pendukung kerusakan yaitu faktor material yang disebabkan kondisi fisik produk, faktor
lingkungan yang disebabkan temperatur/ suhu yang kurang mendukung serta debu dan
kotoran, faktor manusia yang disebabkan operator kurang disiplin serta kelalaian.
3. Urutan prioritas tindakan perawatan berdasarkan nilai RPN adalah fan belt yang memiliki
nilai 1000 dan cutter 192.
4.2 Saran
Berikut ini merupakan saran-saran yang diajukan pada penelitian ini:
1. Perusahaan dapat menggunakan metode FMECA untuk mengidentifikasi kerusakan mesin
Milling.
2. Preventive maintenance dapat mulai diterapkan di perusahaan
3. Memperbaiki kondisi lingkungan di sekitar tempat kerja
5 Daftar Pustaka
[1] Badriah Nurlailah, Sugiarto Dedy, Anugerah Chani. (2016). PENERAPAN METODE FAILURE
MODE EFFECT ANALYSIS (FMEA) DAN Expert System (SISTEM PAKAR). Jurnal Online
Universitas Trisakti.
[2] Blanchard, Benjamin S. (1995). Maintainability. Dinesh Verma, Elmer L. Peterson.
[3] Ebeling, Charles. (1997). An Introduction to Reliability and Maintainability Engineering.
Singapore, The MC. Graw Hill Companier Inc, New York
[4] Jardine, A.K.S. (1973). Maintenance, Replacement and Reliability, Department of
Engineering Production Universitas of Birmingham.
[5] Maintenance Excellence. (2001). New York: John D. Campbell.
[6] Supandi. (1999). Manajemen Perawatan industri. Bandung, Ganeca Exact Bandung.
90