Anda di halaman 1dari 6

BAB III

METODE STUDI KASUS

A. Desain Studi Kasus

Jenis penelitian ini adalah deskriptif yaitu suatu penelitian yang

dilakukan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan suatu fenomena yang

terjadi di dalam masyarakat (Notoatmodjo, 2013). Desain studi kasus ini

adalah studi untuk mengeksplorasi masalah tentang asuhan keperawatan pada

lansia dengan gout. Dimana dalam penelitian ini yang dilakukan terdiri dari 1

tindakan yaitu dengan kompres menggunakan air hangat.

B. Subyek Studi Kasus

Subjek penelitian adalah subyek yang dituju untuk diteliti oleh peneliti,

subyek peneliti harus dapat mebedakan secara jelas antara subjek penelitian

dengan sumber data. Subjek penelitian pada studi kasus ini adalah salah satu

lansia yang di daerah Jompo Kulon yang sesuai dengan 2 kriteria yaitu

kriteria inklusi dan eksklusi.

1. Kriteria inklusi

Kriteria inklusi adalah karakteristik umum penelitian dari suatu

populasi yang terjangkau yang akan diteliti (Nursalam, 2008).

Karakteristik subjek penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Lansia yang mempunyai penyakit gout

37
Akper “Yakpermas” Banyumas
38

b. Lansia berusia lebih dari 60 tahun

c. Dapat berkomunikasi dengan baik

d. Lansia yang kadar asam urat dalam darah

L : 3,5-7 mg/dL

P : 2,6- 6 mg/dL

e. Mengalami gangguan kognitif maksimal ringan

f. Pasien laki-laki ataupun perempuan

g. Bersedia dijadikan responden

2. Kriteria eksklusi

Kriteria eksklusi adalah menghilangkan/mengeluarkan subjek

yang memenuhi kriteria inklusi dari studi (Nursalam, 2008).

Karakteristik subjek penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Lansia yang tidak mempunyai penyakit gout

b. Berusia kurang dari 60 tahun

c. Tidak dapat berkomunikasi dengan baik

d. Tidak bersedia dijadikan responden

C. Fokus Studi Kasus

Fokus studi kasus ini adalah bagaimana penerapan kompres hangat

terhadap penurunan nyeri pada lansia dengan atritis gout.

Akper “Yakpermas” Banyumas


39

D. Definisi Operasional Fokus Studi

Definisi operasional adalah mendefinisikan variable secara operasional

berdasarkan karakteristik yang diamati, sehingga memungkinkan peneliti

untuk melakukan observasi atau pengukuran secara cermat terhadap suatu

obyek atau fenomena (Hidayat, 2011).

Tabel 3.1 Definisi Operasional

Variabel Definisi Operasional Parameter Alat Ukur


Penurunan Suatu tindakan pemberian Skala Nyeri Lembar
nyeri pada kepada subjek yang dengan Observasi
lansia mengalami gout bagaimana NRS
dengan goutcara upaya untuk
menurunkan nyeri
Kadar asam Kadar asam urat dalam serum Kadar asam Glukometer
urat yang diukur menggunakan urat diatas
alat glukometer dengan chip normal,
uric acid yang diambil dari pada pria
darah perifer 3,5-7 mg/dl,
pada
perempuan
2,6-6 mg/dl

E. Instrumen Studi Kasus

Instrumen penelitian adalah alat-alat yang akan digunakan untuk

pengumpulan data. Instrumen penelitian ini dapat berupa: kuisioner (daftar

pertanyaan), formulir observasi, formulir-formulir lain yang berkaitan dengan

pencatatan data dan sebagainya (Notoatmodjo, 2010). Instrumen penelitian

dalam pengambilan data ini yaitu:

1. Lembar Observasi

Lembar observasi digunakan sebagai lembar pegamatan yang di gunakan

untuk mengukur pengetahuan tantang penyakitnya.

Akper “Yakpermas” Banyumas


40

2. Lembar Wawancara

Pedoman wawancara yang digunakan untuk mengetahui tanggapan klien

tentang penyakitnya.

F. Metode Pengumpulan Data

Dalam studi kasus ini, digunakan metode wawancara dan observasi

untuk mendapatkan data tentang bagaimana asuhan keperawatan penurunan

nyeri pada lansia dengan gout. Dimana wawancara ini berisi pertanyaan-

pertanyaan untuk mendapat data seperti cara menurunkan nyeri, pengetahuan

lansia, dan lain-lain sesuai dengan tujuan penelitian. Media yang digunakan

dalam pengumpulan data yaitu dengan wawancara dan observasi,

menurunkan nyeri asam urat.

Wawancara adalah suatu metode yang dipergunakan untuk

mengumpulkan data, dimana peneliti mendapatkan keterangan atau informasi

secara lisan dari seseorang sasaran penelitian (responden), atau bercakap-

cakap berhadapan muka dengan orang tersebut (face to face) (Notoatmodjo,

2010). Wawancara yang digunakan yaitu menggunakan wawancara terpimpin

yang dilakukan berdasarkan pedoman kuisioner yang telah disiapkan

sehingga peneliti tinggal membacakan dengan keuntungan dalam

pengumpulan data dan pengolahan data dapat berjalan dengan cermat dan

teliti, hasilnya dapat disajikan secara kualitatif maupun kuantitatif, dan

memberikan pertanyaan dapat dilakukan oleh beberapa orang (Notoatmodjo,

2010).

Akper “Yakpermas” Banyumas


41

Observasi adalah suatu prosedur yang berencana, yang antara lain

meliputi melihat, mendengar, dan mencatat sejumlah dan taraf aktivitas

tertentu atau situasi tertentu yang ada hubungannya dengan masalah yang

diteliti (Notoatmodjo, 2010).

G. Lokasi Dan Tempat Waktu Studi Kasus

Penelitian dilakukan selama 6 hari pada tanggal 25-31 Mei 2019 di

Desa Kedondong, Kecamatan Sokaraja, Kabupaten Banyumas

H. Penyajian Data dan Analisis Data

1. Penyajian Data

Data yang diperoleh dari wawancara dan observasi disajikan dalam

narasi beserta interpretasinya. Interpretasi adalah pengambilan

kesimpulan dari suatu data kuantitatif, data ditulis dalam bentuk narasi

atau textuler. Narasi atau textuler adalah penyajian data hasil penelitian

dalam bentuk kalimat (Notoatmojo, 2010). Pada penelitian ini penyajian

data menggunakan narasi.

2. Analisis Data

Analisa data merupakan penting dalam penelitian sebagai bahan

pengambilan keputusan untuk memecahkan masalah penelitian. Dalam

arti luas yaitu interpretasi yang berguna untuk mencari makna hasil

penelitian dan tidak hanya menjelaskan atau menganilisis tetapi juga

Akper “Yakpermas” Banyumas


42

melakukan inferensi (generalisasi) dengan teori yang relevan dengan

hasil penelitian (Setiadi, 2013).

I. Etika Studi Kasus

1. Informed Consent (Persetujuan)

Informed Consent merupakan bentuk persetujuan antara peneliti

dengan responden penelitian dengan memberikan lembar persetujuan.

informed consent terserbut dapat di berikan sebelum penelitian dilakukan

dengan memberikan lembar persetujuan untuk menjadi responden. Tujuan

Informed Consent adalah agar subyek mengerti maksud dan tujuan

penelitian, mengetahui dampaknya.

2. Anonimity (Tanpa Nama)

Masalah etika studi kasus ini adalah masalah yang memberikan

jaminan dalam penggunaan subyek penelitian dengan cara tidak

memberikan atau mencantumkan nama responden pada lembar alat ukur

dan hanya menuliskan kode atau inisial nama pada lembar pengumpulan

data atau hasil penelitian yang akan disajikan.

3. Confidentiality (Kerahasiaan)

Masalah ini merupakan masalah etika dngan memberikan jaminan

kerahasiaan hasil penelitian, baik informasi maupun masalah-masalah

lainnya. Semua informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiaannya

oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu yang dilaporkan pada hasil

riset.

Akper “Yakpermas” Banyumas

Anda mungkin juga menyukai