Anda di halaman 1dari 4

CONTOH SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

PENCEGAHAN ANEMIA
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
PENCEGAHAN ANEMIA

                   :     Anemia
Bahasan    :     Pencegahan Anemia
                   :     Remaja putri yang berumur 13-14 tahun
                   :     Remaja putri yang berumur 13-14 tahun di SMA Negeri 1 Kediri  
ggal             :     Senin, 7 Desember 2018
                  :     07.30-08.00 WIB s/d Selesai
                   :     SMA Negeri 1 Kediri Tabanan   
                   :     Mahasiswa Akper Kesdam

1.      Latar Belakang
Anemia adalah berkurangnya hingga di bawah nilai normal jumlah SDM, kuantitas
hemoglobin, dan volume packed red blood cells (hematokrit) per 100 ml darah. Dengan
demikian, anemia bukan suatu diagnosis melainkan suatu cerminan perubahan patofisiologik
yang mendasar yang diuraikan melalui anamnesis yang seksama, pemeriksaan fisik, dan
korfirmasi laboratorium. (Price&Wilson.,2012).
Anemia merupakan gangguan kesehatan yang sering dijumpai pada masyarakat terutama
kaum wanita  Penelitian di Baghdad menunjukkan sebesar 17,6 % remaja putri menderita
anemia. Penelitian pada remaja putri di Nepal tahun 2009 menunjukkan prevalensi anemia
sebesar 78,3%. Menurut Soekirman (2000), saat ini diperkirakan lebih kurang 2.1 milyar orang
di dunia menderita anemia gizi besi termasuk pada tingkat berat dan pada negara berkembang
terdapat prevalensi anemia pada remaja putri sebesar 17-89 persen (Ruel 2001).Remaja putri
sangatlah berpotensi sebagai pederita anemia ini, oleh karena ini penyuluhan anemia sangatlah
diprioritaskan kepada remaja putri SMP, SMA, dan sederajat, serta wanita di luar sekolah
sebagai upaya strategis. Data dari Departemen Kesehatan tahun 2005 menunjukkan penderita
anemia pada remaja putri berjumlah 26,50% dan wanita usia subur (WUS) 26,9%. Hal ini
mengindikasikan anemia masih menjadi masalah kesehatan di Indonesia.
Remaja dalam masa pertumbuhannya pasti memerlukan asupan gizi yang lebih banyak
dimbandingkan dengan kelompok usia yang lain. Remaja putri lebih beresiko besar terhadap
anemia dari pada remaja putra ataupun pria dikarenakan remaja putri mengalami menstruasi
setiap bulannya,hal itu mengharuskan remaja putri haru lebih banyak mengonsumsi zat besi dan
zat makanan yang lainnya.
Anemia   disebabkan oleh kehilangannya zat besi karena penyakit infeksi seperti malaria
dan cacing. Kehilangan darah akibat infestasi cacing dan malaria karena hemolisis dapat dapat
menyebabkan defisiensi zat besi dan anemia. Trauma dapat pula menyebabkan defisiensi zat
besi. Infeksi cacing tambang menyebabkan pendarahan pada dinding usus, walaupun sedikit
tetapi terjadi terus menerus dan hal itu dapat mengakibatkan hilangnya darah ataupun zat besi.
Kehilangan darah tersebut mengakibatkan defisiensi zat besi (WHO 2001).
Semua pasien anemia dapat memperhatikan gejala pucat, tetapi tanda ini dapat timbul
timbul lebih awal pada penduduk Kaukasian. Gejala pucat dapat dilihat paling jelas pada
konjungtiva mata. Jika anemia semakin berat, dapat terjadi gejala sesak nafas takikardia, dan
aritmia jantung sebagai akibat dari hipoksia jaringan. (Chang, et al,.2009)
Hasil studi faktor resiko lainnya menunjukkan bahwa terdapat faktor-faktor lain yang
berpengaruh terhadap kejadian anemia anatara lain pendidikan, jenis kelamian, wilayah,
kebiasaan sarapan, status kesehatan, dan keadaan Indeks Masa Tubuh dalam kategori kurus
(Permaesih dan Herman 2005). Kurangnya pendidikan Berdasarkan hasil presurvey terhadap 100
orang siswi di SMK Negeri 1 Terbaggi Besar Lampung Tengah pada bulan September
2011diketahui sebanyak 30 orang siswi ataupun sebesar 30% siswi yang mengalami gejala
anemia gizi besi yaitu lemah, letih, lesu mudah mengantuk, nafas pendek, pucat dan nafsu makan
berkurang. Dari hasil wawancara terhadap 30 orang siswi yang mengalami gejala tersebut,
sebanyak 15 siswi atau 50% diantaranya sedang mengalami menstruasi , dan sebanyak 20 siswi
atau sebesar 66% mengatakan memiliki kebasaan selalu minum the bersama pada saat makan
serta mengaku belum pernah mendapatkan informasi terkait anemia gizi besi dari guru maupun
tenaga kesehatan puskesmas setempat.
Adapun beberapa penanggulangan anemia yang dapat dilakukan dari beberapa dukungan
pihak terkait seperti perilaku makan dalam mencegah anemia terutama pengonsumsian zat besi
dan protein, pengetahuan dan pendidikan yang baik tentang anemia di tempat pendidikan
maupun di lingkungan masyarakat masyarakat, dukungan keluarga terutama ibu dalam
menyiapkan beberapa makanan yang dapat mengurangi angka anemia.

2.      Tujuan Umum
Pelajar SMA khususnya remaja putri memahami dan mengerti tentang anemia.

3.      Tujuan Khusus
a. Pelajar SMA putri dapat menjelaskan pengertian anemia.
b. Pelajar SMA putri dapat menyebutkan tanda dan gejala dari anemia
c. Pelajar SMA putri menyebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya anemia.
d. Pelajar SMA putri menjelaskan cara pengobatan anemia.

4.      Materi Penyuluhan
a. Pengertian Anemia
b. Tanda dan gejala anemia.
c. Faktor-faktor yang mempengaruhi anemia.
d. Cara pencegahan dan pengobatan anemia.

5.      Metode
a. Ceramah
b. Diskusi

6.      Media
a. Leaflet
b. Flipchat
7.      Evaluasi
a. Jelaskan pengertian anemia!
b. Sebutkan tanda dan gejala anemia!
c. Sebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi anemia!
d. Jelaskan cara pencegahan dan pengobatan anemia!.

8.      Pembagian Tugas
a.   Presentator      : Desak Ayu Putu Dyah Seftiani
b.   Moderator       : Mieska Lorensa
c.   Observer          : Made Darmana
d.   Fasilitator        : Putri Widi Ningsih  
                             
 

9.      Proses Pelaksanaan
No Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta
1.  5 menit Pembukaan :
1.   Mengucapkan salam Menjawab salam
2.   Memperkenalkan diri dan kelompok Memperhatikan
3.   Menjelaskan tujuan dan kontrak
waktu Memperhatikan
4.   Memberikan pertanyaan pembuka
Menjawab pertanyaan
Pelaksanaan
2. 20 menit1.   Menjelaskan materi pengertian
Anemia Memperhatikan
2.   Menjelaskan tanda dan gejala
Anemia Memperhatikan
3.   Menjelaskan faktor-faktor yang
mempengaruhi anemia.
4.   Menjelaskan cara pencegahan dan Memperhatikan
pengobatan anemia.
Memperhatikan
Evaluasi
3. 10 menit Menanyakan kembali kepada peserta
tentang materi yang telah diberikan Menjawab pertanyaan

Terminasi
4. 5 menit1.      Menyimpulkan kembali materi yang
telah disampaikan Memperhatikan
2.      Mengucapkan terima kasih atas
peran serta dari peserta Menjawab salam
  3.      Memberikan leaflet
4.      Mengucapkan  salam penutup Menerima leaflet
Menajwab salam

10.  Evaluasi
a.       Evaluasi Struktur
1)      Pemberitahuan dan perizinan pada staff sekolah dan ketua kelas 2 hari sebelum penyuluhan
untuk menyampaikan bahwa jam kosong di kelas X IPA 4 pada hari Senin akan diisi dengan
pemberian materi.
2)      Materi dan media penyuluhan sudah tersedia
3)      Materi penyuluhan telah dikonsulkan ke pembimbing 2 hari sebelumnya
4)      Tempat penyuluhan di SMA NEGERI 1 KEDIRI TABANAN.
b.      Evaluasi Proses
1)      25 siswi yang mengikuti penyuluhan kooperatif selama penyuluhan kesehatan berlangsung
2)      Penyuluhan kesehatan dilakukan sesuai materi dan waktu yang telah ditetapkan
3)      Kelompok penyuluh bertugas sesuai perannya
4)      Siswi-siswi  kelas X IPA 4 aktif dalam diskusi
5)      80% dari semua peserta penyuluhan dapat mengikuti penyuluhan sampai selesai
6)      80% dari siswi yang ada di X IPA 4 bersedia mengikuti penyuluhan kesehatan.
c.       Evaluasi Hasil
1)      Peserta dapat menjelaskan kembali pengertian anemia.
2)      Peserta dapat menyebutkan tanda dan gejala anemia.
3)      Peserta dapat menyebutkan 3 dari 5 faktor-faktor yang menyebabkan anemia.
4)      Peserta dapat menjelaskan cara pencegahan dan pengobatan anemia.

Anda mungkin juga menyukai