Anda di halaman 1dari 5

Orientasi Guru Belajar dan Berbagi Seri

Asesmen Kompetensi Minimum


Bimtek Guru Belajar dan Berbagi Seri Asesmen Kompetensi Minimum untuk Tingkat SMP – Angkatan 12  Orientasi
Guru Belajar dan Berbagi Seri Asesmen Kompetensi Minimum
SEDANG BERLANGSUNG

Selamat datang dan selamat bergabung dalam Orientasi Guru Belajar dan Berbagi Seri
Asesmen Kompetensi Minimum. Program ini diselenggarakan oleh Direktorat Jenderal Guru
dan Tenaga Kependidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.
Bagaimana kabar Anda? Semoga Anda telah dalam keadaan siap untuk mengikuti program
ini.

Guru Belajar dan Berbagi seri Asesmen Kompetensi Minimum terdiri dari dua tahap,
Orientasi dan Bimtek serta Pengimbasan. Saat ini, Anda berada pada tahap pertama,
Orientasi dan Bimtek. Pada tahap ini, peserta akan mendapatkan pemahaman terkait latar
belakang, tujuan umum, kebijakan, dan alur Program Guru Belajar dan Berbagi seri Asesmen
Kompetensi Minimum. Program ini bertujuan untuk menjawab berbagai persoalan guru
dalam menghadapi Asesmen Kompetensi Minimum, diantaranya: 

1. Berkembangnya miskonsepsi tentang asesmen nasional 

2. Adanya malpraktik pembelajaran dalam melakukan persiapan menghadapi asesmen


nasional 

3. Guru belum mengetahui cara membaca hasil asesmen nasional 

4. Guru belum memahami bagaimana menindaklanjuti hasil asesmen nasional

Anda akan melakukan serangkaian kegiatan pembelajaran secara mandiri melalui program
pembelajaran otomatisasi dengan alokasi waktu selama 32 jam pertemuan yang dapat Anda
atur secara fleksibel. Program Bimtek Guru Belajar dan Berbagi seri Asesmen Kompetensi
Minimum disusun dengan memadukan tahapan dan pendekatan modular yang
memfasilitasi peserta melakukan personalisasi pembelajaran. Selain itu, program ini dapat
mendorong guru untuk saling belajar dengan guru yang lain dalam hal berbagi praktik baik
pembelajaran. Selamat belajar!
Latar Belakang dan Kebijakan Asesmen
Nasional
Bimtek Guru Belajar dan Berbagi Seri Asesmen Kompetensi Minimum untuk Tingkat SMP – Angkatan 12  Orientasi
Guru Belajar dan Berbagi Seri Asesmen Kompetensi Minimum  Latar Belakang dan Kebijakan Asesmen Nasional
SEDANG BERLANGSUNG

Hasil PISA membuktikan kemampuan belajar siswa pada pendidikan dasar dan menengah
kurang memadai. Pada tahun 2018, sekitar 70% siswa memiliki kompetensi literasi membaca
di bawah minimum. Sama halnya dengan keterampilan matematika dan sains, 71% siswa
berada di bawah kompetensi minimum untuk matematika dan 60% siswa di bawah
kompetensi minimum untuk keterampilan sains. Skor PISA Indonesia stagnan dalam 10-15
tahun terakhir. Kondisi ini menyebabkan Indonesia menjadi salah satu negara yang
konsisten dengan peringkat hasil PISA yang terendah. Bagaimana pendapat Anda? 

Menanggapi kondisi tersebut, reformasi asesmen diperlukan guna mendorong peningkatan


kualitas pembelajaran. Pemetaan mutu pendidikan secara menyeluruh dibutuhkan. Untuk
itu pada tahun 2021 mendatang, Asesmen Nasional (AN) akan resmi diterapkan oleh
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dan Ujian Nasional (UN) sudah tidak lagi
diberlakukan. Kebijakan ini ditetapkan berdasarkan hasil koordinasi Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan dengan sejumlah dinas dan lembaga terkait.

Dalam hal ini, AN diterapkan untuk mengevaluasi kinerja dan mutu sistem pendidikan.
Nantinya, hasil Asesmen Nasional tidak memiliki konsekuensi apapun pada pencapaian
proses belajar siswa namun memberikan umpan balik untuk tindak lanjut pembelajaran dan
kompetensi siswa.

Kebijakan terkait penerapan Asesmen Nasional (AN) ini telah disampaikan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan. Anda dapat mendengarkan penjelasannya lebih detail dengan
menyaksikan video yang disampaikan langsung oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan,
Nadiem Makarim. Silakan cermati dengan seksama dan mencatat poin penting yang Anda
peroleh. 
Apa Pentingnya Asesmen Nasional?
Bimtek Guru Belajar dan Berbagi Seri Asesmen Kompetensi Minimum untuk Tingkat SMP – Angkatan 12  Orientasi
Guru Belajar dan Berbagi Seri Asesmen Kompetensi Minimum  Apa Pentingnya Asesmen Nasional?

SEDANG BERLANGSUNG

Pada aktivitas sebelumnya, telah dijelaskan bahwa Asesmen Nasional perlu dilakukan untuk
meningkatkan mutu pendidikan. Pertanyaannya, mutu pendidikan seperti apa yang
diharapkan? Apakah mutu pendidikan dapat dilihat dari hasil Ujian Nasional saja seperti
yang selama ini terjadi?

Peningkatan mutu sistem pendidikan tidak hanya berorientasi pada pencapaian siswa dalam
menguasai materi pelajaran dan nilai ujian akhir, apapun sebutannya. Keberhasilan sistem
pendidikan lebih difokuskan pada pencapaian kompetensi siswa yang meliputi
pengetahuan, keterampilan dan sikap. Terlebih pada era transformasi pendidikan abad ke-
21, dimana arus perubahan menuntut siswa menguasai berbagai kecakapan hidup yang
esensial untuk menghadapi berbagai tantangan abad ke-21 dimana siswa memiliki
kecakapan belajar dan berinovasi, kecakapan menggunakan teknologi informasi, kecakapan
hidup untuk bekerja dan berkontribusi pada masyarakat.

Pertanyaannya, bagaimana cara mengukur kompetensi tersebut? Ya, menggunakan


Asesmen Nasional. Asesmen Nasional diberlakukan sebagai alat ukur untuk mengetahui
ketercapaian kompetensi yang harus dikuasai siswa. Asesmen Nasional tidak hanya
memotret hasil belajar kognitif siswa, sebagaimana yang terjadi dalam Ujian Nasional
namun juga memotret hasil belajar sosial emosional. Termasuk di dalamnya sikap, nilai,
keyakinan, serta perilaku yang dapat memprediksi tindakan dan kinerja siswa di berbagai
konteks yang relevan. 

Selain tuntutan kecakapan abad 21, profil pelajar Pancasila juga menjadi rujukan pencapaian
karakter bagi seluruh siswa di Indonesia. Bahkan profil pelajar pancasila ini sudah
merangkum serangkaian kecakapan hidup abad 21. Karakter pelajar Pancasila yang ingin
dicapai oleh siswa yaitu:

1. Beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak mulia.
2. Berkebhinekaan global
3. Mandiri
4. Bernalar kritis 
5. Kreatif
6. Gotong royong

Silakan membaca penjelasan lebih rinci mengenai profil pelajar Pancasila melalui tautan
berikut ini Profil Pelajar Pancasila
Untuk itu, penting bagi guru dan siswa untuk mengadopsi proses pembelajaran yang
berfokus pada pengembangan kompetensi. Pencapaian kompetensi siswa dapat diukur dari
pemahaman konsep, dan keterampilan menerapkan konsep dalam berbagai konteks.
Dengan demikian, siswa tidak hanya menguasai konten semata, tetapi lebih menguasai
pemahaman secara mendalam terhadap konsep yang dapat diterapkan di berbagai konteks
kehidupan. Hal ini yang diharapkan sebagai peningkatan hasil pembelajaran siswa. Capaian
kompetensi siswa secara holistik inilah yang ingin dievaluasi melalui Asesmen Nasional.

Bagaimana keterkaitan Asesmen Nasional dengan kecakapan abad 21 dan profil pelajar
Pancasila? Simak penjelasannya pada materi yang telah disediakan berikut ini. 

Anda mungkin juga menyukai