Anda di halaman 1dari 9

ANALISIS JURNAL

KEPERAWATAN JIWA
“The Use Of Pasung For  People With Mental Illness: A Systematic Review And Narrative
Synthesis”

Disusun Oleh :
Ulfa Widiyasari (J230205042)

PROGRAM PROFESI NERS XXII


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2020
ANALISA JURNAL

Section/Topik No. Checklist Item


TITLE
The Use Of Pasung For People With Mental Illness:
Title 1
A Systematic Review And Narrative Synthesis
ABSTRACT
Structured summary 2 Latar Belakang :
Pasung adalah istilah yang digunakan di Indonesia dan sejumlah
negara lain untuk pengasingan dan pengekangan orang dengan
gangguan jiwa di masyarakat, biasanya di rumah oleh
keluarganya. Meskipun pasung telah dilarang karena
bertentangan dengan hak asasi manusia, namun praktiknya tetap
eksis di masyarakat, terutama di mana layanan kesehatan jiwa
masyarakat terbatas, dan tidak adanya dukungan sosial yang
memadai, serta merebaknya kepercayaan negatif tentang penyakit
jiwa.
Tujuan :
untuk mengidentifikasi konteks sosio-budaya penggunaan
pasung.
Sampel :
50 artikel mengenai pasung diterbitkan dalam bahasa Inggris atau
bahasa Indonesia, semuanya tersedia hingga dan termasuk 2019
yang sudah disesuaikan kriteria inklusi dan ekslusi.
Hasil :
Lima puluh artikel yang diterbitkan dimasukkan dalam review;
semua studi dilakukan di Asia dan Afrika, dengan 32 dilakukan di
Indonesia. Sebagian besar penelitian bersifat kualitatif (n = 21).
Lainnya termasuk satu studi kasus-kontrol, satu studi cross-
sectional, dan tujuh survei; hanya empat studi yang meneliti
penerapan intervensi, dan masing-masing menggunakan
metodologi pra dan pasca. Penggunaan pasung masih banyak
digunakan dalam kehidupan masyarakat. Pasung menjadi pilihan
terakhir bagi keluarga dari anggota keluarga yang sakit jiwa yang
menunjukkan, atau dianggap berisiko, berperilaku agresif dan
kasar. Situasi ini diperburuk oleh terbatasnya kepedulian dan
dukungan masyarakat, stigma, tidak dapat diaksesnya layanan
kesehatan mental, beban ekonomi dan terbatasnya regulasi
kebijakan yang bertujuan untuk mengatasi pasung. Pada temuan
ini diperlukan adanya campur tangan individu, interpersonal,
komunitas dan kebijakan untuk mengurangi penggunaan pasung.
Meskipun keterlibatan konsumen dan pengasuh sebagai bagian
dari pendekatan sosio-ekologis dipahami efektif dalam
mengurangi pasung, pemahaman tentang bagaimana
mengelaborasi hal ini dalam pengelolaan pasung masih sulit
dipahami.
INTRODUCTION
Penggunaan pasung pada pada seseorang dengan gangguan jiwa
dalam praktiknya masih digunakan dan tetap eksis di masyarakat.
Rationale 3
Pada dasarnya penggunaan pasung dilarang karena melanggar
hak asasi manusia.
50 artikel mengenai pasung diterbitkan dalam bahasa Inggris atau
Objectives 4
bahasa Indonesia
METHODS and RESULTS
Protocol and registration 5 1. Pencarian artikel dilakukan pada September 2019 dengan kata
kunci pencarian “pasung” sesuai dengan kriteria inklusi dan
ekslusi
2. Kriteria inklusi : populasi berbasis pasung (dengan atau tanpa
diagnosis pasti gangguan jiwa) dilingkungan masyarakat,
literature peer-review yang diterbitkan dalam bahasa Inggris
atau bahasa Indonesia (semuanya tersedia hingga dan
termasuk 2019), Studi empiris, tinjauan sistematis (baik studi
kuantitatif, kualitatif, dan metode campuran) atau tinjauan
teridentifikasi lainnya (misalnya naratif), fokus pada
intervensi
3. Kriteria ekslusi : Tidak tersedia dalam bahasa Inggris atau
bahasa Indonesia, literatur non-peer-review, Editorial, opini,
buku, poster konferensi, prosiding konferensi, media formal,
media social, pengasingan di rumah sakit atau panti sosial
lainnya, dan tidak spesifik untuk populasi berbasis pasung
4. Pencarian menggunakan database : MEDLINE, PsycINFO,
CINAHL, Scopus, Pro- Quest, Ovid Emcare, Google Scholar
5. Kemudian dianalisis
6. Ekstraksi data dipimpin oleh penulis pertama dan diperiksa
oleh semua anggota tim peneliti
https://ijmhs.biomedcentral.com/articles/10.1186/s13033-020-
Eligibility criteria 6
00424-0
Information sources 7 BMC
Pasung, Lived experience, Systematic review, Narrative
Search 8
synthesis, Community mental health, Restraint, Human rights
Study selection 9 Intervensi gangguan mental : pasung
Data collection proccess 10 1. Pencarian artikel dilakukan pada September 2019 dengan kata
kunci pencarian “pasung” sesuai dengan kriteria inklusi dan
ekslusi
2. Kriteria inklusi : populasi berbasis pasung (dengan atau tanpa
diagnosis pasti gangguan jiwa) dilingkungan masyarakat,
literature peer-review yang diterbitkan dalam bahasa Inggris
atau bahasa Indonesia (semuanya tersedia hingga dan
termasuk 2019), Studi empiris, tinjauan sistematis (baik studi
kuantitatif, kualitatif, dan metode campuran) atau tinjauan
teridentifikasi lainnya (misalnya naratif), fokus pada
intervensi
3. Kriteria ekslusi : Tidak tersedia dalam bahasa Inggris atau
bahasa Indonesia, literatur non-peer-review, Editorial, opini,
buku, poster konferensi, prosiding konferensi, media formal,
media social, pengasingan di rumah sakit atau panti sosial
lainnya, dan tidak spesifik untuk populasi berbasis pasung
4. Pencarian menggunakan database : MEDLINE, PsycINFO,
CINAHL, Scopus, Pro- Quest, Ovid Emcare, Google Scholar
5. Analisis dan ekstraksi data dipimpin oleh penulis pertama dan
diperiksa oleh semua anggota tim peneliti
6. Data berikut diekstrak untuk setiap studi empiris peer-review :
penulis, tahun, negara, jenis studi, tujuan dan metodologi,
populasi / setting, jumlah peserta / metode rekrutmen,
pengumpulan data dan metode analisis data, temuan utama,
dan batasan. untuk laporan dan makalah diskusi, informasi
yang diekstraksi meliputi: penulis, tanggal, negara, tujuan
utama, bagaimana pasung didefinisikan, mempelajari
demografi dan karakteristik populasi, solusi yang diusulkan
1. Pencarian database didapatkan 168 record, setelah menghapus
duplikat (n = 45), ada 118 abstrak dan judul (50 makalah
primer, 22 referensi, 9 Google scholar, 3 peringatan).
Peninjauan judul dan abstrak menghasilkan pengecualian dari
46 catatan lebih lanjut (40 tidak relevan, teks lengkap tidak
tersedia 2 dan kertas protokol 1). Untuk 75 artikel yang
tersisa, makalah teks lengkap ditinjau kelayakannya terhadap
kriteria inklusi dan eksklusi. Dari jumlah tersebut, 25 artikel
dikeluarkan, dengan 20 artikel tidak spesifik untuk pasung,
tidak peer-review (2 artikel) dan dua artikel protokol, dan satu
Data items 11
tesis. Lima puluh (n = 50) artikel peer-review dimasukkan
dalam review akhir
2. Dari 50 artikel, 16 merupakan laporan / makalah diskusi dan
34 merupakan studi empiris dimana lebih dari setengahnya
merupakan studi kualitatif, diikuti oleh studi survei yang lebih
sedikit desain kuantitatif.
3. Jumlah artikel menurut negara : Indonesia (34), Ghana (2),
Etiopia (1), Jepang (1), Singapura (1), China (2), Timor Timur
(1), India (2), Filipina (1), Somalia (1), Chad (1), LMIC (2),
Pakistan (1)
Hasil penelitian 12 Lima puluh artikel yang dilakukan review studi dilakukan di Asia
dan Afrika, dengan 32 dilakukan di Indonesia. Sebagian besar
penelitian bersifat kualitatif (n = 21). Lainnya termasuk satu studi
kasus-kontrol, satu studi cross-sectional, dan tujuh survei, hanya
empat studi yang meneliti penerapan intervensi, dan masing-
masing menggunakan metodologi pra dan pasca. Dari semua itu,
dua studi menguji intervensi psikoedukasi yang bertujuan untuk
mengatasi beban keluarga akibat pasung, dan masing-masing
menyarankan pendekatan kesehatan mental dimasyarakat. Dua
studi lainnya mengevaluasi intervensi 'unlocking', satu studi
menggunakan pendekatan berbasis komunitas yang peka budaya,
dan studi lainnya menggunakan program rehabilitasi berbasis
komunitas. Penggunaan pasung masih banyak digunakan dalam
kehidupan masyarakat. Pasung menjadi pilihan terakhir bagi
keluarga dari anggota keluarga yang sakit jiwa yang
menunjukkan, atau dianggap berisiko, berperilaku agresif dan
kasar. Situasi ini diperburuk oleh terbatasnya kepedulian dan
dukungan masyarakat, stigma, tidak dapat diaksesnya layanan
kesehatan mental, beban ekonomi dan terbatasnya regulasi
kebijakan yang bertujuan untuk mengatasi pasung. Pada temuan
ini diperlukan adanya campur tangan individu, interpersonal,
komunitas dan kebijakan untuk mengurangi penggunaan pasung.
Meskipun keterlibatan konsumen dan pengasuh sebagai bagian
dari pendekatan sosio-ekologis dipahami efektif dalam
mengurangi pasung, pemahaman tentang bagaimana
mengelaborasi hal ini dalam pengelolaan pasung masih sulit
dipahami.
Kesimpulan : PICO 13 Problem :
50 artikel mengenai pasung diterbitkan dalam bahasa Inggris atau
bahasa Indonesia, semuanya tersedia hingga dan termasuk 2019
yang sudah disesuaikan kriteria inklusi dan ekslusi.
Intervention :
Mengidentifikasi konteks sosio-budaya untuk penggunaan pasung
pada artikel terpilih sebanyak 50 yang sudah disesuaikan
berdasarkan kriteria inklusi dan ekslusi.
Comparation :
Menurut Laila, et al (2019) dalam kejadian pasung pengangguran
dalam keluarga, perilaku agresif atau kekerasan pada pasien dan
sikap negatif keluarga terhadap pasien dikaitkan dengan
penggunaan pasung. Pendidikan kesehatan anggota keluarga dan
masyarakat dianjurkan untuk menciptakan kesadaran dan
mengembangkan sikap positif dan sikap empati terhadap pasien
gangguan jiwa. Pada pelayanan kesehatan hendaknya melibatkan
anggota keluarga saat merawat pasien gangguan jiwa,
menjelaskan dampak negatif dari pasung, pentingnya kepatuhan
pengobatan, pelatihan dan perawatan rumah untuk
mengembangkan sikap positif. Sesuai dengan Idaiani & Raflizar
(2015) yang menyatakan bahwa pemaksaan yang dilakukan pada
orang dengan gangguan jiwa diperburuk oleh stigma dan
diskriminasi terhadap kesehatan jiwa, kurangnya akses ke
layanan kesehatan jiwa, beban keluarga dan ketidakmampuan
untuk merawat, respon yang buruk terhadap farmakoterapi,
masalah keuangan, dan kurangnya pengetahuan dan pemahaman
tentang kesehatan mental. Menurut Ulya (2019) pemaksaan
(pasung) merupakan masalah yang signifikan bagi penyandang
gangguan jiwa karena melanggar undang-undang bioetika dan
Kesehatan, melanggar Hak Asasi Manusia. Tidak ada
pembenaran untuk paksaan sewenang-wenang dalam komunitas
dalam merawat pasien gangguan jiwa. Peraturan harus
diimplementasikan sepenuhnya untuk melindungi hak pasien.
Outcome :
Dari lima puluh artikel yang telah dilakukan review. Penggunaan
pasung masih banyak digunakan dalam kehidupan masyarakat.
Pasung menjadi pilihan terakhir bagi keluarga dari anggota
keluarga yang sakit jiwa yang menunjukkan, atau dianggap
berisiko, berperilaku agresif dan kasar. Situasi ini diperburuk oleh
terbatasnya kepedulian dan dukungan masyarakat, stigma, tidak
dapat diaksesnya layanan kesehatan mental, beban ekonomi dan
terbatasnya regulasi kebijakan yang bertujuan untuk mengatasi
pasung. Pada temuan ini diperlukan adanya campur tangan
individu, interpersonal, komunitas dan kebijakan untuk
mengurangi penggunaan pasung. Meskipun keterlibatan
konsumen dan pengasuh sebagai bagian dari pendekatan sosio-
ekologis dipahami efektif dalam mengurangi pasung, pemahaman
tentang bagaimana mengelaborasi hal ini dalam pengelolaan
pasung masih sulit dipahami.
1. Tinjauan sistematis ini berfokus pada studi-studi yang
diterbitkan dalam bahasa Inggris dan Indonesia, yang
mungkin telah membatasi pemahaman tentang temuan-temuan
Limitations 14
studi pasung yang dilaporkan dalam bahasa lain
2. Sebagian besar penelitian menggunakan metode kualitatif
memiliki sampel yang relatif kecil
Metode yang digunakan sebaiknya sebagian besar tidak hanya
Kritik 15
kualitatif saja, gunakan metode metode lain agar seimbang

Daftar Pustaka

Laila, N. H., Mahkota, R., Shivalli, S., Bantas, K & Krianto, T. (2019). Factors Associated With
Pasung (Physical Restraint And Confnement) Of Schizophrenia Patients In Bogor
Regency, West Java Province, Indonesia 2017. BMC Psychiatry. 2019;19(1):162.
https://doi.org/10.1186/s12888-019-2138-z

Idaiani, S., & Raflizar (2015). Faktor Yang Paling Dominan Terhadap Pemasungan Orang
Gangguan Jiwa Di Indonesia. Buletin Penelitian Sistem Kesehatan, 18, 11–17
Ulya, Z. (2019). Coercion (Pasung) And People With A Mental Disorder In Indonesia: Bioethics
And Health Law. International journal of law and psychiatry, 66, 101477.

Anda mungkin juga menyukai