Anda di halaman 1dari 5

ANALISIS JURNAL

KEPERAWATAN JIWA
“The Mental Health Impact Of The COVID-19 Pandemic On People With And Without
Depressive, Anxiety, Or Obsessive-Compulsive Disorders: A Longitudinal Study Of Three Dutch
Case-Control Cohorts”

Disusun Oleh :
Ulfa Widiyasari (J230205042)

PROGRAM PROFESI NERS XXII


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2020
ANALISA JURNAL

Section/Topik No. Checklist Item


TITLE
The Mental Health Impact Of The COVID-19 Pandemic On
People With And Without Depressive, Anxiety, Or Obsessive-
Title 1
Compulsive Disorders: A Longitudinal Study Of Three Dutch
Case-Control Cohorts
ABSTRACT
Latar Belakang :
Adanya pandemi COVID-19 akan menyebabkan suatu dampak
salah satu dampaknya yaitu kesehatan mental. Kesehatan mental
dapat berbeda antar kelompok populasi. Dampak pandemi
COVID-19 pada orang dengan kesehatan mental yang sudah ada
sebelumnya gangguannya tidak jelas namun risiko kambuh atau
memburuknya kesehatan mental dapat terjadi selama pandemi.
Dan seseorang tanpa gangguan mental sebelumnya juga akan
merasakan dampak dari pandemic seperti depresi, kecemasan,
kekhawatiran, dan kesepian.
Tujuan :
Structured summary 2
Untuk membandingkan antara orang dengan jumlah yang
berbeda dan kronisitas gangguan kesehatan mental terhadap
dampak pandemi COVID-19.
Sampel :
Sampel pada penelitian ini yaitu orang dengan (n = 1181) dan
tanpa (n = 336) gangguan depresi, kecemasan atau obsesif-
kompulsif.
Hasil :
Orang dengan gangguan kesehatan mental memiliki skor lebih
tinggi daripada orang yang tidak memiliki gangguan kesehatan
mental, baik sebelum dan selama pandemi COVID-19.
INTRODUCTION
Dengan adanya pandemi Covid 19 akan menyebabkan beberapa
dampak sehingga perlu diketahui seperti halnya gangguan
Rationale 3
depresi, kecemasan atau obsesif-kompulsif pada orang dengan
atau tanpa gangguan mental.
Seseorang dengan (n = 1181) dan tanpa (n = 336) gangguan
Objectives 4
depresi, kecemasan atau obsesif-kompulsif.
METHODS and RESULTS
1. Merekrut peserta untuk dijadikan sampel dari tiga studi kohort
yaitu NESDA, NESDO dan NOCDA
2. Kuesioner online didistribusikan kepada NESDA, NESDO
Protocol and registration 5 dan NOCDA. Kuesioner berisi pertanyaan tentang dampak
kesehatan mental yang dirasakan, ketakutan akan COVID-19,
koping, dan empat skala tervalidasi yang menilai gejala
depresi, kecemasan, kekhawatiran, dan kesepian
https://www.thelancet.com/action/showPdf?pii=S2215-
Eligibility criteria 6
0366%2820%2930491-0
Information sources 7 The Lancet Regional Health
Mental health, COVID-19 pandemic, depressive, anxiety, or
Search 8
obsessive-compulsive disorders
Study selection 9 Gangguan mental : pandemi Ccovid 19
Sampel penelitian didapatkan dari tiga studi kohort yaitu dari
NESDA, NESDO dan NOCDA. Setelah didapatkan sampel
kemudian diberikan kuesioner yang diisi secara online.
Kuesioner berisi pertanyaan tentang dampak kesehatan mental
Data collection proccess 10
yang dirasakan, ketakutan akan COVID-19, koping, dan empat
skala tervalidasi yang menilai gejala depresi, kecemasan,
kekhawatiran, dan kesepian. Setelah kuesioner di isi kemudian
dianalisis menggunakan tes χ² atau tes t uji dan Α Cronbach.
Data items 11 1. sebagian besar (85%) peserta berasal dari NESDA (n = 2245),
dengan 4% dari NESDO (n = 108), dan 11% dari NOCDA (n
= 285). 1517 (58%)
2. Usia rata-rata 56 tahun, jenis kelamin wanita 64%, 78%
memiliki gangguan kesehatan mental seumur hidup, baik
depresi, kecemasan, atau gangguan obsesif-kompulsif
3. Dibandingkan dengan level sebelum COVID-19, gejala
depresi (β = 0 · 26, 95% CI 0 · 07 hingga 0 · 44),
kekhawatiran (0 · 66, 0 · 25 hingga 1 · 07), dan kesepian (0 ·
22, 0 · 11 menjadi 0 · 33) meningkat selama pandemi. Secara
keseluruhan, tidak ada perubahan signifikan dalam gejala
kecemasan yang diamati (β = 0 · 10, 95% CI –0 · 25 menjadi
0 · 45)
Orang dengan gangguan depresi, kecemasan, atau obsesif
kompulsif memiliki skor lebih tinggi pada keempat skala gejala
daripada orang yang tidak memiliki gangguan kesehatan mental
ini, baik sebelum dan selama pandemi COVID-19, mereka tidak
Hasil penelitian 12
melaporkan peningkatan gejala yang lebih besar selama
pandemi. Faktanya, orang-orang tanpa gangguan depresi,
kecemasan, atau obsesif-kompulsif menunjukkan peningkatan
gejala yang lebih besar selama pandemi COVID-19
Kesimpulan : PICO 13 Problem :
Seseorang dengan dan tanpa gangguan depresi, kecemasan, atau
obsesif-kompulsif pada masa pandemi COVID-19.
Intervention :
Pengambaran kesehatan mental yang dirasakan, ketakutan akan
COVID-19, koping, dan empat skala tervalidasi yang menilai
gejala depresi, kecemasan, kekhawatiran, dan kesepian.
Comparation :
Hasil penelitian ini menyatakan Orang dengan gangguan depresi,
kecemasan, atau obsesif kompulsif memiliki skor lebih tinggi
pada keempat skala gejala daripada orang yang tidak memiliki
gangguan kesehatan mental. Menurut Holmes, et al (2020)
seseorang dengan penyakit kejiwaan lebih rentan secara
emosional selama krisis karena selama masa pandemi cenderung
meningkatkan isolasi social dan kesepian, orang dengan
gangguan kesehatan mental yang awalnya sudah kesepian dan
terjadinya isolasi social akan meningkat. Pada seseorang yang
tidak memiliki gangguan Kesehatan jiwa sebelumnya akan
merasakan dampak dari pandemic, terjadi efek serius pada
kesehatan mental dengan meningkatkan pengangguran,
ketidakamanan finansial, dan kemiskinan. Menurut Yao, Chen &
Xu (2020) pandemic telah menyebabkan ketakutan, kecemasan,
dan depresi. Orang-orang dengan kondisi kesehatan mental bisa
kambuh atau memburuk karena kerentanan tinggi terhadap stres
dibandingkan dengan kondisi pada umumnya. Peraturan nasional
tentang perjalanan dan karantina telah menghasilkan dalam
kunjungan rutin menjadi lebih sulit, sehingga gangguan mental
akan meningkat pada masa pandemi ini.
Outcome :
Orang dengan gangguan kesehatan mental memiliki skor lebih
tinggi daripada orang yang tidak memiliki gangguan kesehatan
mental, baik sebelum dan selama pandemi COVID-19.
Pada pengumpulan data menggunakan kuesioner dilakukan
Limitations 14 secara online ada beberapa yang tidak dapat dihubunggi sehingga
harus dikeluarkan dari sampel.
Banyak orang yang dikeluarkan dari sampel karena tidak bisa
Kritik 15
dihubungi, seharusnya bisa diminimalkan.

Daftar Pustaka

Holmes, E.A. et al. (2020). Multidisciplinary Research Priorities For The COVID-19 Pandemic: A
Call For Action For Mental Health Science. The Lancet Psychiatry, Vol 7

Yao, H., Chen, J. H., & Xu, Y. F. (2020). Patients With Mental Health Disorders In The COVID-19
Epidemic. The Lancet Psychiatry, 7(4), e21.

Anda mungkin juga menyukai