OLEH
NIM : 022160014
FAKULTAS TEKNIK
MAUMERE
2021
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat
dan rahmat Nya sehingga penulis dapat meneyelsaikan tugas akhir dengan
Kabupaten Sikka”
Tugas akhir ini harus disusun sebagai salah satu syarat untuk melengkapi
tugas akademik dan memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan
Banyak pihak yang memberi bimbingan serta bantuan yang begitu besar
artinya bagi penulis hingga terwujud Tugas Akhir ini. Maka dari itu pada
2. Bapak Harry Janto Jepira, ST. MEM selaku Dekan Fakultas Teknik
3. Bapak Dedi Imanuel Pau ST, M. Eng selaku ketua Program Studi
5. Para dosen dan staf pengajar yang telah banyak memberikan bekal
ii
6. Bapak, ibu dan seluruh keluarga tercinta yang telah berkorban dan
Maumere serta semua pihak yang terkait dan tidak dapat penulis
Tugas Akhir ini.Kritik dan saran yang membangun senantiasa penulis harapkan
demi kemajuan bersama. Semoga Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi penulis
Penyusun
iii
DAFTAR ISI
HALAMANJUDUL............................................................................................. i
LEMBARPENGESAHAN ................................................................................. ii
DAFTARGAMBAR .......................................................................................... vi
DAFTAR TABEL………………………………………………………………vii
2.2 Agregat........................................................................................... 9
iv
2.8 Alat Yang Di butuhkan………………………………………....20
2.10 Analisis…………………………………………………………22
5.1 Kesimpulan………………………………………………………38
5.2 Saran……………………………………………………………..40
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
v
DAFTAR GAMBAR
vi
DAFTAR TABEL
vii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LatarBelakang
batu alam untuk kebutuhan bahan dasar infrastruktur umum dan infrastruktur
pribadi yang terdapat di Kabupaten Sikka dengan luas wilayah sekitar 1.732
km2. Kabupaten Sikka di lihat dari segi geologi yang mempunyai berbagai
golongan C yang ada di Kabupaten Sikka antara lain pasir atau agregat halus
30/40 mm =3-4 cm. Dengan ketentuan agregat 10/20 mm atau 1-2 cm lolos
CV. Lembah Talenta dan Kecamatan Alok Barat; quarry PT. Prima Subur.
Untuk menetukan kualitas batu dari tiga quarry tersebut adalah dengan
1
digunakan dalam berbagai sector pembangunan, baik untuk pembangunan
agregat kasar batu alam diambil langsung di quarry setempat. Batu alam
diambil dari bukit dan dari kali yang berupa batu-batuan bulat besar dan
salah satu data dasar untuk mengetahui kualitas dari batu alam yang ada di ke
tiga wilayah tersebut. Data dasar ini merupakan salah satu kriteria untuk
1. Bagaimana cara kita mengetahui kualitas material batuan dari tiga quarry
yang berbeda.
2
3. Bagaimana cara kita mengetahui hasil pengujian keausan agregat di
Laboratorium.
Los Angeles
material batuan.
Talibura yaitu : CV. Lembah Talenta dan Kecamatan Alok Barat yaitu : PT.
Prima Subur.
3
Quarry 2
Quarry 1
Quarry 3
Lokasi Penelitian
4
Sumber : geoogle earth
Gambar 1.3.quarry PT. Prima Subur
Dalam tulisan ini terbagi menjadi 5 bab, dimana isi dari masing-masing
BAB I : PENDAHULUAN
5
BAB III : METODE PENELITIAN
LosAngeles.
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.Penelitian Terdahulu
1. Judul: Analisis Keausan Agregat Dengan Mesin Los Angeles (Studi kasus:
hasil tes, untuk mendapatkan bahan dasar tersebut dengan mudah perlu
b. Hasil:
1) Dari hasil analisa diketahui bahwa nilai keausan dari 4 quarry yaitu
7
2) Untuk batu bongor berdasarkan Spesifikasi Umum tahun 2010 (rev 3)
Abrasi Los Angeles penelitian ini dilakukan oleh saudara Sulfa Anjarwati
masing material dari daerah yang berbeda akan memiliki kualitas yang
berbeda juga.
Aspal. Penelitian ini dilakukan oleh Syamsul Arifin Jurusan Teknik Sipil
8
b. Hasil :Nilai maksimum abrasi agergat yang disyaratkan adalah 40 %.
1½“ 38,1
1“ 25,4
¾ 19,0
½ 12,7
3/8 9,5
#4 4,76
#8 2,38
# 12 1,6
# 16 1,18
# 30 0,59
# 50 0,279
# 100 0,149
# 200 0,074
Sumber: SK. SNI.M-08-1989-F
2.2. Agregat
agregat dapat dibedakan berdasarkan ukuran yaitu agregat kasar dan agregat
halus. Agregat kasar adalah batuan yang ukuran butirnya lebih besar dari 4.80
9
mm (4.75 mm) dan agregat halus adalah batuan yang ukuran butirnya tidak
kecil dari 40 mm. Agregat yang ukuran lebih besar dari 40 mm digunakan
2.3. Batuan
yang keras, getas, sering kali tahan lama dan kuat, yang diatasnya dapat
terbentuknya batuan.
10
a) Batuan Beku (Magma)
yang terdapat didalam lapisan bumi yang dalam atau dari hasil
b) Batuan Sedimen
endapan bahan padat yang secara fisik diendapkan oleh angin, air, atau
c) Batuan Metamorf
Indonesia mempunyai geografi, geologi, dan iklim panas dan basah yang
11
dapat ditemukn granite dan batu-batuan sedimen dilaut, yaitu sandstone,
1. Karakteristik Agregat
menjadi dua golongan yaitu agregat yang berasal dari alam dan agregat
buatan.
Contoh agregat yang berasal dari sumber alam adalah pasir alami
dan kerikil, sedangkan agregat buatan adalah agregat yang berasal dari
stone crusher, hasil residu terak tanur tinggi, pecahan genteng, pecahan
beton, fly ash dari residu PLTU, extended shale, expanded slag dan
lainnya.
12
Pada waktu penggalian bahan-bahan yang akan menambah berat
saluran buatan dan agregat tersebut akan disemprot dengan air. Proses
pemecah batu. Alat pemecah batu yang paling tua disebut Jaw Crusher
yang terdiri dari sebuah rahang yang bergerak dan satunya tetap.
4. Jenis Agregat
dua jenis, yaitu agregat alam dan agregat buatan. Agregat alam dan
13
b. Jenis Agregat Berdasarkan Bentuk
cara peledakan dan mesin pemecah batu dan teknik yang digunakan.
1) Agregat Bulat
3) Agregat Bersudut
4) Agregat Panjang
5) Agregat Pipih
dengan cara pelepasan dari batuan induknya yang berada di dalam kerak
dalam kerak bumi yang biasa berupa benda padat, cair, maupun gas.
14
anorganis namun memiliki komposisi kimia tertentu dengan struktur atom
sebagai berikut:
golongan strategis ini antara lain adalah minyak bumi, gas alam,
15
beberapa jenis dari bahan galian vital atau golongan B antara lain
antara lain nitrat, pospat, asbes, talk, grafit, batu apung, marmer,
1 Bijih ( ore)
2 Bukan Bijih
16
c. Berdasarkan cara terbentuknya, bahan galian dapat dibedakan menjadi
6 golongan yaitu:
dengan magma.
apofisa.
Bahan galian ini yang berada di dasar sungai atau genangan air
17
pada lapisan yang bersuhu relatif rendah dibawah 500 derajat
Celcius.
manusia.
Cara uji ini sebagai pegangan untuk menetukan ketahanan agregat kasar
18
Material yang diuji diambil dari tiga quarry yang berbeda yaitu dari
quarry PT. Waigete Abadi, quarry PT. Prima Subur, dan quarry CV.Lembah
saringan No.12, timbangan, bola-bola baja, oven, alat bantu pan dan kuas.
Cara ujinya adalah masukkan benda uji yang telah disiapkan ke dalam
keluarkan benda uji kemudian saring, butiran nyang tertahan dicuci dan
sampai 110 ± 5o C
19
Gambar : Alat-alat Pengujian Keausan Agregat:
20
2.9. Langkah-langkah pengujian di laboratorium
1. Batu diambil dari lokasi dipecah terlebih dahulu secara manual dengan
palu, batu menjadi agregat kasar yang mempunyai ukuran yang tidak
2. Setelah itu material agregat dicuci, dan dikeringkan dengan oven setelah
saring dengan saringan No.12 (1,6 mm) tanpa pencucian. Butiran yang
ditimbang.
21
2.10. Analisis
Keausan = ………………………………………….( 2. 1)
Keterangan:
22
BAB III
METODE PENELITIAN
sebelumnya.
sampel pada penelitian ini yaitu jenis sampel dipilih sesuai ukuran.Dimana,
yaitu sampel yang diambil berdasarkan ukuran 10/20 mm (1-2 cm) dan 30/40
mm (3-4 cm).
23
3.4. Tahap-Tahap dan Langkah Penelitian
agregat tersebut.
24
3.5. Bagan Alir Penyusunan Tugas Akhir
Mulai
Pengumpulan Data
Analisis Data
Pembahasan Data
Selesai
25
BAB IV
batu)
- Bahan
- Peralatan
(110 ±5)OC
26
d. Pelaksanaan Pengujians
c) Benda uji dikeringkan didalam oven dengan suhu sampai (110 ±5)OC
e) Benda uji setelah di uji dengan mesin Los Angeles kemudian di saring
dengan analisa saringan No.12 untuk menetukan agregat yang lolos dan
setelah itu di ovenkan dengan suhu sampai (110 ±5)OC dan ditimbang
1) Ukuran Agergat
Berat Awal : 5 Kg
Berat Awal : 5 Kg
27
Tertahan Saringan No.12 : 4,5 Kg
Berat Awal : 5 Kg
2) Ukuran Agregat
Berat awal : 5 Kg
Berat awal : 5 Kg
Berat awal : 5 Kg
28
Tabel 4.1 Pengujian Keausan Agregat
1/2 400 gr 500 gr 310 gr 4600 gr 4500 gr 4690 gr 5000 gr 5000 gr 5000 gr 4500 gr 4450 gr 4650 gr
3/4 400 gr 350 gr 300 gr 4600 gr 4650 gr 4700 gr 5000 gr 5000 gr 5000 gr 4600 gr 4560 gr 4700 gr
29
Keterangan:
Standar lolos saringan untuk agregat ukuran 10/20 mm dan 30/40 mm.
% Komulatif Tertahan =
% Komulatif Tertahan =
= = 92 %
= 100 – 92 %
=8%
% Komulatif Tertahan =
= = 92 %
30
2) Quarry CV. Lembah Talenta
% Komulatif Tertahan =
= = 90 %
= 100 – 90 %
= 10 %
% Komulatif Tertahan =
= = 93 %
= 100 – 93 %
=7%
% Komulatif Tertahan =
= = 93.8 %
= 100 – 93.8 %
= 6.2 %
31
b) Agregat ukuran ” saringan ukuran 12″ % lolos
% Komulatif Tertahan =
= = 94 %
= 100 – 94 %
=6%
Keausan I =
a = 5000 Gram
b = 4600 Gram
Keausan 1 =
32
TabTabel 4.2.2.Hasil Pemeriksaan Keausan Agregat Quarry CV. Lembah Talenta
Kecamatan Talibura
Keausan I =
a = 5000 Gram
b = 4500 Gram
Keausan I=
33
Tabel 4.2.3.Hasil Pemeriksaan Keausan Agregat Quarry PT.Waigete Abadi
KecamatanWaigete
Keausan I =
a = 5000 Gram
b = 4690 Gram
Keausan I=
34
4.3.Pemeriksaan Keausan Agregat Ukuran ”
Keausan I =
a = 5000 Gram
b = 4600 Gram
Keausan I=
35
Tabel 4.3.2.Hasil Pemeriksaan Keausan Agregat Quary CV. Lembah Talenta
Kecamatan Talibura
Keausan I =
a = 5000 Gram
b = 4650 Gram
Keausan I = s
36
Tabel 4.3.3.Hasil Pemeriksaan Keausan Agregat Quarry PT.Waigete Abadi
Kecamatan Waigete
Keausan 1
a = 5000 Gram
b = 4700 Gram
Keausan I =
37
BAB V
5.1 Kesimpulan
mesin Los Anggeles dari agregat yang berbedadari tiga quarry di tiga
1. Hasil analisis dari tiga quarry dengan menggunakan Standar lolos saringan
untuk agregat ukuran 10/20 mm dan 30/40 mm. Agregat kasar (gardasi A).
didapatkan:
a) Hasil analisis dari tiga quarry diperoleh hasil uji keausan agregat
quarry PT. Prima Subur : 8 % dan agregat dari quarry PT. Waigete
Abadi: 6.2 %
b) Hasil analisis dari tiga quarry diperoleh hasil uji keausan agregat
quarry PT. Prima Subur : 8 % dan agregat dari quarry PT. Waigete
Abadi : 6 %
38
2. Hasil Pemeriksaan Keausan Agregat ½ setelah pengujian dengan mesin
Kecamatan Talibura
Kecamatan Waigete
quarry tersebut :
Kecamatan Talibura
Kecamatan Waigete
bahan bangunan.
39
5.2 Saran
melakukan pengujian agregat yang lain juga tidak hanya sampai di pengujian
keausan saja tetapi pengujian yang lain seperti berat jenis, dan penyerapan air
agregat kasar.
40
DAFTAR PUSTAKA
Anjarwati Sulfa. 2013. Analisis Keausan Agregat dengan mesin Abrasi Los
sAngeles,Universitas Muhammadiyah Purwokerto, Jawa Tengah
Tampubolon Ando. 2008. SNI Cara Uji Keausan Agregat Dengan Mesin Abrasi
Los Angeles. Badan Nasional Indonesia. Jakarta
Triyono Agus. 2011. Kajian Porositas Agregat Kasar Terhadap Keausan Agregat
sDari Beton Daur Ulang. Perpustakaan ITB, Bandung .
41