Anda di halaman 1dari 49

SKRIPSI

ANALISIS KEAUSAN AGREGAT DENGAN MESIN LOS ANGELES

PADA QUARRY DI KABUPATEN SIKKA

OLEH

FELIX LAWEANA GORAN

NIM : 022160014

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NUSA NIPA

MAUMERE

2021

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat

dan rahmat Nya sehingga penulis dapat meneyelsaikan tugas akhir dengan

judul“Analisis Keausan Agregat Dengan Mesin Los Angeles Pada Quarry Di

Kabupaten Sikka”

Tugas akhir ini harus disusun sebagai salah satu syarat untuk melengkapi

tugas akademik dan memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan

stara 1 ( S1) Program Studi Teknik Sipil.

Banyak pihak yang memberi bimbingan serta bantuan yang begitu besar

artinya bagi penulis hingga terwujud Tugas Akhir ini. Maka dari itu pada

kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terimakasih yang sebesar-besarnya

kepada yang terhormat:

1. Bapak Dr. Ir. Angelinus Vincensius, M.Si selaku rektor Universitas

Nusa Nipa Maumere.

2. Bapak Harry Janto Jepira, ST. MEM selaku Dekan Fakultas Teknik

Universitas Nusa Nipa Maumere.

3. Bapak Dedi Imanuel Pau ST, M. Eng selaku ketua Program Studi

Teknik Sipil, dan Dosen Pembimbing II yang telah banyak memberikan

motifasi dan pengarahan dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini.

4. BapakYosef N. T. Muda, ST. MT selaku Dosen Pembimbing 1 yang

telah banyak memberikan pengarahan dan wawasan

5. Para dosen dan staf pengajar yang telah banyak memberikan bekal

ilmu, dan pengetahuan yang sangat berguna.

ii
6. Bapak, ibu dan seluruh keluarga tercinta yang telah berkorban dan

memberikan dukungan moral, spiritual, dan materi sehingga penulis

dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini.

7. Seluruh rekan-rekan Mahasiswa Teknik Sipil Universitas Nusa Nipa

Maumere serta semua pihak yang terkait dan tidak dapat penulis

sebutkan satu per satu.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan

Tugas Akhir ini.Kritik dan saran yang membangun senantiasa penulis harapkan

demi kemajuan bersama. Semoga Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi penulis

khususnya dan para pembaca pada umumnya.

Maumere, Mei 2021

Penyusun

iii
DAFTAR ISI

HALAMANJUDUL............................................................................................. i

LEMBARPENGESAHAN ................................................................................. ii

KATA PENGANTAR .......................................................................................iii

DAFTAR ISI ...................................................................................................... iv

DAFTARGAMBAR .......................................................................................... vi

DAFTAR TABEL………………………………………………………………vii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1

1.1 Latar Belakang Masalah ................................................................ 1

1.2 Perumusan Masalah ....................................................................... 2

1.3 Tujuan Penelitian ........................................................................... 3

1.4 Manfaat Penelitian ......................................................................... 3

1.5 Lokasi Penelitian............................................................................ 3

1.6 Batasan Masalah ............................................................................ 5

1.7 Sistematika Penulisan .................................................................... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ....................................................................... 7

2.1 Penelitian Terdahulu ...................................................................... 7

2.2 Agregat........................................................................................... 9

2.3 Batuan .......................................................................................... 10

2.4 Agregat Indonesia ........................................................................ 11

2.5 Bahan Galian................................................................................ 14

2.6 Alat Los Angeles Abrasi………………………………..............18

2.7 SNI (2417:2008) Uji Keausan Agregat…………………...........19

iv
2.8 Alat Yang Di butuhkan………………………………………....20

2.9 Langkah-langkah Pengujian di Laboratorium…………………..21

2.10 Analisis…………………………………………………………22

BAB III METODE PENELITIAN……………………………………………23

3.1 Metode Penelitian……………………………………………….23

3.2 MetodePengambilanSampel ........................................................ 23

3.3 MetodePengambilan Data ............................................................ 23

3.4 TahapdanLangkahPenelitian ........................................................ 24

3.5 Bagan Alir Penyusunan Tugas Akhir……………………………25

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN………………………………….26

4,1 Pengujian Agregat………………………………………………..26

4.2 Pemeriksaan Keausan Agregat Ukuran ½……………………………………32

4.3 Pemeriksaan Keausan Agregat Ukuran ”………………………35

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN………………………………………38

5.1 Kesimpulan………………………………………………………38

5.2 Saran……………………………………………………………..40

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

v
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Peta Lokasi Penelitian ..................................................................... 3

Gambar 1.2 Lokasi Quary PT. Waigete Abadi………………………………….4

Gambar 1.3 Lokasi Quary CV. Lembah Talenta………………………………..4

Gambar 1.4 Lokasi Quary PT. Prima Subur…………………………………….5

vi
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Analisis Saringan Pembagi Butiran………………………………….9

Tabel 4.1. Pengujian Keausaan Agregat……………………………………….29

Tabel 4.2. Pemeriksaan Keausaan Agregat ukuran ½ ”……………………….32

Tabel 4.2.1. Hasil Pemeriksaan Agregat Quarry CV. Lembah Talenta…….32

Tabel 4.2.2. Hasil Pemeriksaan Agregat Quarry PT. Prima Subur…………33

Tabel 4.2.3. Hasil Pemeriksaan Agregat Quarry PT. Waigete Abadi………34

Tabel 4.3. Pemeriksaan Keausaan Agregat ukuran ”…………………………35

Tabel 4.3.1. Hasil Pemeriksaan Agregat Quarry CV. Lembah Talenta……...35

Tabel 4.3.2. Hasil Pemeriksaan Agregat Quarry PT. Prima Subur…………….36

Tabel 4.3.3. Hasil Pemeriksaan Agregat Quarry PT. Waigete Abadi………….37

vii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LatarBelakang

Keberadaan bahan material sangat dibutuhkan dalam dunia infrastruktur

seiring berjalannya waktu dan semakin banyak kebutuhan material khususnya

batu alam untuk kebutuhan bahan dasar infrastruktur umum dan infrastruktur

pribadi yang terdapat di Kabupaten Sikka dengan luas wilayah sekitar 1.732

km2. Kabupaten Sikka di lihat dari segi geologi yang mempunyai berbagai

bahan galian, terutama bahan galian golongan C. Potensi bahan galian

golongan C yang ada di Kabupaten Sikka antara lain pasir atau agregat halus

dengan ukuran Ø ≤ 5 mm dan agregat kasar dengan Ø 10/20 mm = 1-2 cm,

30/40 mm =3-4 cm. Dengan ketentuan agregat 10/20 mm atau 1-2 cm lolos

saringan di atas 2 cm, sedangkan yang tertahan saringan dibawah 2 cm;

agregat ukuran 30/40 mm atau 3-4 cm lolos saringan di atas 4 cm sedangkan

yang tertahan saringan dibawah 4 cm.

Penambangan bahan galian golongan C di Kabupaten Sikka terdapat di

Kecamatan Waigete ;quarry PT. Waigete Abadi, Kecamatan Talibura; quarry

CV. Lembah Talenta dan Kecamatan Alok Barat; quarry PT. Prima Subur.

Untuk menetukan kualitas batu dari tiga quarry tersebut adalah dengan

melakukan pengujian terhadap material yang ada karena masing-masing

material daridaerah yang berbeda akan mempunyai kualitas yang berbeda

juga.Semakin bagus kualitas material maka akan semakin potensial untuk

1
digunakan dalam berbagai sector pembangunan, baik untuk pembangunan

gedung, air dll.

Salah satu indikator untuk menetukan kualitas dari material seperti

agregatkasar yang digunakan untuk pekerjaan konstruksi adalah pengujian

keausan agregat dengan mesin abrasi Los Angeles. Pengambilan material

agregat kasar batu alam diambil langsung di quarry setempat. Batu alam

diambil dari bukit dan dari kali yang berupa batu-batuan bulat besar dan

dipecahakan dengan alat pemecah batu Stone Crusher.

Dari kondisi di atas maka peneliti ingin mengetahui ketahanan agregat

kasar batualam yang berasal dari Ksecamatan Waigete, Kecamatan Talibura

dan Kecamatan Alok Barat di Kabupaten Sikka terhadap keausan agregat

dengan menggunakan mesin Los Angeles sehingga bisa dijadikan sebagai

salah satu data dasar untuk mengetahui kualitas dari batu alam yang ada di ke

tiga wilayah tersebut. Data dasar ini merupakan salah satu kriteria untuk

menetukan kualitas agregat.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan penjelasan yang dikemukakan pada latar belakang, maka

rumusan masalah dalam penelitian ini, yaitu:

1. Bagaimana cara kita mengetahui kualitas material batuan dari tiga quarry

yang berbeda.

2. Bagaimana kita mengetahui prosedur pelaksanaan pengujian material

batuan dengan mesin Los Angeles.

2
3. Bagaimana cara kita mengetahui hasil pengujian keausan agregat di

Laboratorium.

1.3 Tujuan Penelitian

1. Mengetahui hasil pengujian material batuan di Laboratorium

2. Mengetahui prosedur pelaksanaan pengujian material batuan dengan mesin

Los Angeles

3. Mengetahui kualitas material batuan dari tiga quarry yang berbeda.

4. Hasil pengujian agregat kasar digunakan untuk konstruksi aspal.

1.4 Manfaat Penelitian

1. Manfaat Penelitian Umum

a. Mengetahui prosedur penggunaan mesin Los Angeles pada pengujian

material batuan.

b. Mengetahui perbandingan kualitas material dari tiga quarry.

2. Manfaat Peneltian Khusus

a. Mengetahui agrega tdalam penelitian tersebut dapat

mempertahankan kualitasnya akibat proses mekanis.

b. Mengetahui hasil pengujian keausan agregat di Laboratorium.

1.5 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini dilakukan di tiga quarry dengan lokasi berbeda

yang terdapat di Kecamatan Waiget eyaitu ;PT .Waigete Abadi , Kecamatan

Talibura yaitu : CV. Lembah Talenta dan Kecamatan Alok Barat yaitu : PT.

Prima Subur.

3
Quarry 2

Quarry 1
Quarry 3
Lokasi Penelitian

Sumber : google earth


Gambar 1.1 PetaLokasiPenelitian

Sumber: geoogle earth


Gambar 1.2.quarry PT. Waigete Abadi

Sumber: geoogle earth


Gambar 1.2.quarry CV. Lembah Talenta

4
Sumber : geoogle earth
Gambar 1.3.quarry PT. Prima Subur

1.6 Batasan Masalah

Dari permaslahan yang sudah dipaparkan diatas, maka dalam penelitian

ini penulis hanya mefokuskan pada:

1. Perbedaan kualitas material dari tiga quarry.

2. Dimensi agregat kasar yang akan digunakan dalam penelitian

3. Hasil pengujian keausan agregat di Laboratorium.

1.7 Sistematika Penulisan

Dalam tulisan ini terbagi menjadi 5 bab, dimana isi dari masing-masing

bab saling berkaitan, sebagai berikut:

BAB I : PENDAHULUAN

Meliputi latar belakang permasalahan, rumusan masalah,

batasan-batasan masalah, manfaat dan tujuan dari penelitian,

serta sistematika penulisan.

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

Berisi uraian tentang quarry dan pengujian keausan agregat

dengan mesin Los Angeles.

5
BAB III : METODE PENELITIAN

Berisi uraian tentang penyedian data-data yang diperlukan

dalam pengujian keausan agregat dengan mesin Los Angeles.

BAB IV : ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Berisi uraian hasil pengujian keausan agregat dengan mesin

LosAngeles.

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN

6
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1.Penelitian Terdahulu

Dalam penelitian ini membutuhkan beberapa referensi atau literatur

terkait yang berhubungan dengan topik yang diambil, maka peneliti

memaparkan beberapa hasil penelitian terdahulu sebagai berikut:

1. Judul: Analisis Keausan Agregat Dengan Mesin Los Angeles (Studi kasus:

material batuan di Tiga Kabupaten Pulau Lombok). Oleh I Gede Utama

Hadi Sutrisna Dosen Fakultas Teknik Sipil Universitas Nusa Tenggara

Barat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui agregat tersebut dapat

mempertahankan kualitasnya akibat proses mekanis yang dapat

menyebabkan pecahan butir-butir agregat akibat proses tersebut.

a. Tujuan: Menganalisis penyuplaian bahandasar yang diperkuat dengan

hasil tes, untuk mendapatkan bahan dasar tersebut dengan mudah perlu

diperhatikan cost(biaya) yang dikeluarkan untuk material yang sesuai

spesifikasi. Sehingga memperoleh aspek-aspek yang menyebabkan

perbedaan dari setiap material dari quarry yang berbeda.

b. Hasil:

1) Dari hasil analisa diketahui bahwa nilai keausan dari 4 quarry yaitu

Kabupaten Bongor keausan mencapai 42,08 %, batu Pengkores

keausan mencapai 38,75 %, batu Selowjan mencapai 28,17 %, dan

batu Pringga baya keausan mencapai 19,86 %.

7
2) Untuk batu bongor berdasarkan Spesifikasi Umum tahun 2010 (rev 3)

untuk batasannya mencapai 40 % berat batu bongor tidak memenuhi

syarat untuk digunakan sebagai material agregat kasar bahan bangunan

karana 40 % < 42,08 %. Sedangkan batu Pengkores, selowjan, dan

pringgabaya masih memenuhi syarat untuk dijadikan material agregat

kasar sebagai bahan bangunan.

2. Judul : Analisis Keausan Agergat Batu Andesit Banyumas Dengan Mesin

Abrasi Los Angeles penelitian ini dilakukan oleh saudara Sulfa Anjarwati

Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadya

Purworkerto Jalan Raya Duku Walu.

a. Tujuan : Untuk menentukan kualitas dari batu andesit adalah dengan

melakukan pengujuan terhadap material yang ada. Karena masing –

masing material dari daerah yang berbeda akan memiliki kualitas yang

berbeda juga.

b. Hasil :Analisis Keausan Agregat Batu Andesit Banyumas dengan mesin

Abrasi Los Angeles 10,95%, sehingga dikatakan memenuhi syarat

untuk digunakan sebagai bahan bangunan.

3. Judul: Pengaruh Nilai Abrasi Agregat Terhadap Karakteristik Beton

Aspal. Penelitian ini dilakukan oleh Syamsul Arifin Jurusan Teknik Sipil

Universitas Tadulako, Palu.

a. Tujuan : Untuk mengetahui sejauh mana pengaruhnya terhadap

karakteristik campuran beton aspal .

8
b. Hasil :Nilai maksimum abrasi agergat yang disyaratkan adalah 40 %.

Namun hasil penelitian menunjukan bahwa nilai abrasi 64,98% masih

dapat menghasilakn campuran beton aspal yang memenuhi spesifikasi.

Tabel 2.1.Analisis Saringan Pembagian Butiran


Ukuran Saringan/Ayakan No. Diameter Saringan (mm)

1½“ 38,1
1“ 25,4
¾ 19,0
½ 12,7
3/8 9,5
#4 4,76
#8 2,38
# 12 1,6
# 16 1,18
# 30 0,59
# 50 0,279
# 100 0,149
# 200 0,074
Sumber: SK. SNI.M-08-1989-F

2.2. Agregat

Kandungan agregat dalam campuran beton sangat tinggi.Komposisi

agregat berkisar antara 60 % - 70 % dari berat campuran beton.Walaupun

fungsinya hanya pengisi tetapi karena komposisinya yang cukup besar

sehingga agregat inipun menjadi penting.

Agregat alam atau agregat buatan (artificial agregates).Secara umum,

agregat dapat dibedakan berdasarkan ukuran yaitu agregat kasar dan agregat

halus. Agregat kasar adalah batuan yang ukuran butirnya lebih besar dari 4.80

9
mm (4.75 mm) dan agregat halus adalah batuan yang ukuran butirnya tidak

lebih besar dari 4.80 mm (4.75 mm).

Agregat yang digunakan dalam campuran beton biasanya berukuran lebih

kecil dari 40 mm. Agregat yang ukuran lebih besar dari 40 mm digunakan

untuk pekerjaan sipil lainnya, misalnya untuk pekerjaan jalan, tanggul

penahan tanah, bendungan dan lainnya. Agregat halus biasanya dinamakan

kerikil, spilit, batu pecah, dan kericak.

2.3. Batuan

Seorang insinyur sipil biasanya melihat batuan sebagai sebuah mineral

yang keras, getas, sering kali tahan lama dan kuat, yang diatasnya dapat

berdiri bangunan atau digunakan untuk mendirikan bangunan.Batuan dalam

penggunaannya dipekerjakan teknik sipil, dapat dibedakan menjadi dua jika

dilihat dari ilmu yang mempelajarinya.

1. Geologis : batuan sebagai mineral, yang terbentuk melalui proses

terbentuknya batuan.

2. Geoteknik : batuan sebagai mineral yang diatasnya, didalamnya atau

denganya dapat dibangun berbagai konstruksi.

Jika dilihat dari proses terbentuknya, batuan sebagai mineral dapat

dibedakan menjadi 3 yaitu, batuan beku (magma), batuan endapan

(sedimentasi), batuan peralihan (metamorph).

10
a) Batuan Beku (Magma)

Batuan beku atau magma terbentuk dari proses pembekuan magma

yang terdapat didalam lapisan bumi yang dalam atau dari hasil

pembekuan magma yang keluar akibat letusan gunung merapi.

b) Batuan Sedimen

Batuan sedimen atau batuan endapan terbentuk karena

mengendapnya bahan-bahan terurai, sehingga membentuk suatu lapisan

endapan bahan padat yang secara fisik diendapkan oleh angin, air, atau

es.Batuan sedimen dapat juga terbentuk dari bahan-bahann terlarut yang

secara kimia terendapkan dilautan, sungai dan danau.

c) Batuan Metamorf

Batuan metamorf terjadi karena proses metamorphosis, yaitu

perubahan yang dialami oleh batuan karena perubahan temperature dan

tekanan. Pada umumnya peningkatan temperatur dan tekanan akan

mempengaruhi besar butiran yang terbentuk.

2.4. Agregat di Indonesia

Indonesia mempunyai geografi, geologi, dan iklim panas dan basah yang

berganti sepanjang tahun.Hal tersebut membuat batu-batuannya mengalami

pelapukan dengan derajat yang bergantung pada jenis batu-batuan, iklim,

derajat erosi, exposure, dan lainnya.Aspek-aspek yang mempengaruhi

pelapukan batuan ini akan mempengaruhi produksi beton.

Batuan di Indonesia pada umumnya terdiri dari igneous vulkanis yang

muda seperti basalt, dolomite, andesit, porphyries,tuff,ashes, lebih dalam lagi

11
dapat ditemukn granite dan batu-batuan sedimen dilaut, yaitu sandstone,

limestone dan malstone.Batu-batuan seperti ini biasanya didapat pada lipatan

dan patahan pada gugusan atau pegunungan.

1. Karakteristik Agregat

Jika dilihat dari sumbernya, agregat agregat dapat dibedakan

menjadi dua golongan yaitu agregat yang berasal dari alam dan agregat

buatan.

Contoh agregat yang berasal dari sumber alam adalah pasir alami

dan kerikil, sedangkan agregat buatan adalah agregat yang berasal dari

stone crusher, hasil residu terak tanur tinggi, pecahan genteng, pecahan

beton, fly ash dari residu PLTU, extended shale, expanded slag dan

lainnya.

2. Pasir Sungai dan Batu-batuan Yang Digali

Pasir yang digunakan dalam campuran beton jika dilihat dari

sumbernya dapat berasal dari sungai atau galian tambang (quarry).

Agregat yang berasal dari tanah galian biasanya terbentuk tajam,

bersudut, berpori dan bebas dari kandungan garam.

3. Mengolah Agregat Alam

Tujuan utama pengolahan agregat adalah untuk mendapatkan

agregat dengan mutu tinggi dengan biaya yang rendah.Pengolahan

agregat alam meliputi; penggalian (excavating), pengangkutan (hauling),

pencucian, pemecahan (crushing), dan penentuan ukuran.

12
Pada waktu penggalian bahan-bahan yang akan menambah berat

seperti lempung dan lanau harus disingkirkan karena bahan-bahan

tersebut tidak dikehendaki. Pemisahan bahan yang tidak dikehendaki

tersebut dapat dilakukan dengan alat power

shevels,draglines,atauscrapers. Bila bahan-bahan ini tidak terlalu banyak

jumlahnya, cukup dilakukan pencucian yaitu dengan dilewatkan pada

saluran buatan dan agregat tersebut akan disemprot dengan air. Proses

kemudian agregat diperkecil ukurannya dengan menggunakan alat

pemecah batu. Alat pemecah batu yang paling tua disebut Jaw Crusher

yang terdiri dari sebuah rahang yang bergerak dan satunya tetap.

Untuk menentukan ukuran dari agregat, agregat kasar disaring

bergetar sedangkan agregat halus disaring dengan menggunakan saringan

hidrolik.Saringan tersebut memiliki perbedaan dalam pembuatannya,

kapasitas, serta efisiensinya.

4. Jenis Agregat

Seperti yang diuraikan diatas, agregat dapat dibedakan menjadi

dua jenis, yaitu agregat alam dan agregat buatan. Agregat alam dan

buatan inipun dapat dibedakan berdasarkan beratnya, asalnya, diameter

butirnya (gradasi), dan tekstur permukaannya.

a. Jenis Agregat Berdasarkan Berat

Agregat dapat dibedakan berdasarkan beratnya.Ada tiga jenis

agregat berdasarkan beratnya yaitu, agregat normal, agregat ringan,

dan agregat berat.

13
b. Jenis Agregat Berdasarkan Bentuk

Bentuk agregat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Secara

alamiah bentuk agregat dipengaruhi oleh proses geologi batuan.

Setelah dilakukan penambangan, bentuk agregat dipengaruhi oleh

cara peledakan dan mesin pemecah batu dan teknik yang digunakan.

Klasifikasi agregat berdasarkan bentuknya adalah sebagai berikut:

1) Agregat Bulat

2) Agregat Bulat sebagian atau Tidak Teratur

3) Agregat Bersudut

4) Agregat Panjang

5) Agregat Pipih

6) Agregat Pipih dan Panjang

2.5. Bahan Galian

1. Pengertian Bahan Galian

Seperti yang sudah dikatakan sebelumnya bahwa bahan galian juga

dikenal sebagai bahan-bahan hasil dari pertambangan yang diperoleh

dengan cara pelepasan dari batuan induknya yang berada di dalam kerak

bumi. Bahan-bahan galian ini biasanya terdiri dari berbagai jenis

mineral.Mineral sendiri merupakan bahan kandungan yang ada dalam di

dalam kerak bumi yang biasa berupa benda padat, cair, maupun gas.

Mineral ini terbentuk dari material-material yang homogen, yang

terbentuk di dalam kerak bumi secara alami dari bahan-bahan yang

14
anorganis namun memiliki komposisi kimia tertentu dengan struktur atom

dan sifat fisik yang sama.

2. Klasifikasi Bahan Galian

Bahan galian atau barang tambang ada berbagai jenis.Bahan galian

atau barang tambang ini diklasifikasikan ke dalam beberapa golongan

tertentu.Klasifikasi bahan galian ini dibedakan menurut kandungan

mineralnya, dan lain sebagainya.Klasifikasi bahan galian antara lain

sebagai berikut:

a. Menurut Undang-undang Pokok Pertambangan, bahan galian dibedakan

menjadi 3 golongan yaitu:

1) Bahan Galian Strategis atau Golongan A

Bahan galian strategis atau yang disebut sebagai bahan galian

golongan A merupakan bahan galian yang penting untuk pertahanan,

keamanan negara atau untuk menjamin perekonomian negara.

Dengan demikian bahan galian golongan A sangatlah penting

keberadaannya. Beberapa contoh bahan galian golongan A atau

golongan strategis ini antara lain adalah minyak bumi, gas alam,

bitumen cair dan padat, aspal, batubara, antrasit, uranium, radium,

thorium, serta bahan-bahan radioaktif lainnnya.

2) Bahan Galian Vital atau Golongan B

Bahan galian vital atau golongan B adalah bahan galian yang

dapat digunakan untuk memenuhi hajat hidup orang banyak.Bahan

galian ini sifatnya penting untuk kepentingan umum.Adapun

15
beberapa jenis dari bahan galian vital atau golongan B antara lain

adalah besi, mangan, bauksit, titan, tembaga, timbal, seng, emas,

platina, perak dan logam lainnya.

3) Bahan Galian Bukan Strategis dan Vital atau Golongan C

Jenis bahan galian yang ketiga menurut undang-undang adalah

golongan bukan strategis dan bukan vital atau golongan C. Bahan

galian golongan ini memiliki sifat tidak langsungmemerlukan

pasaran yang bersifat internasional, maka dari itulah masuk ke dalam

golongan C ini. Beberapa contohdari bahan tambang golongan ini

antara lain nitrat, pospat, asbes, talk, grafit, batu apung, marmer,

batu tulis dan lainnya.

b. Menurut kandungan mineralnya, bahan galian dapat dibedakan menjadi

2 jenis antara lain:

1 Bijih ( ore)

Bahan galian sebagai sumber bahan logam contohnya adalah

kasiterit (Sn), Hematit (Fe), Bauksit (Al).

2 Bukan Bijih

Sebagian bahan bukan logam, contohnya adalah belerang,

fosfat,kaolin, kapur, dan lain sebagainya.Itulah beberapa jenis

barang tambang menurut kandungan mineralnya.Bahan galian juga

dapat dikelompokkan berdasarkan mineral ekonominya.

16
c. Berdasarkan cara terbentuknya, bahan galian dapat dibedakan menjadi

6 golongan yaitu:

1) Bahan Galian Magmatik

Bahan galian magmatik merupakan bahan galian yang terjadi

dari magma dan bertempat di dalamatau berhubungan dan dekat

dengan magma.

2) Bahan Galian Pematit

Bahan galian pematit merupakan bahan yang terbentuk di dalam

diatema dan dalam pembentukan instrusi yang disebut gang atau

apofisa.

3) Bahan Galian Hasil Pengendapan

Bahan galian ini yang berada di dasar sungai atau genangan air

melalui proses pelarutan pada batuan hasil pelapukan.

4) Bahan Galian Hasil Pengayaan Sekunder

Bahan galian hasil pengayaan sekunder yaitu bahan galian yang

terkonsentrasi karena proses pelarutan pada batuan hasil pelapukan.

5) Bahan Galian Hasil Metamorphosis Kontak

Bahan galian hasil metamorphosis kontak merupakan batuan di

sekitar magma yang berubah menjadi mineral ekonomik.

6) Bahan Galian Hidrotermal

Bahan galian hidrotermal merupakan resapan magma cair yang

membeku di celah-celah struktur lapisan bumi atau yang berada

17
pada lapisan yang bersuhu relatif rendah dibawah 500 derajat

Celcius.

Bahan galian memiliki banyak manfat, khususnya bagi manusia

yang diberikan akal dan pikiran untuk mengolah dan menjadikan

bahan galian sebagai sesuatu yang sungguh bisabermanfaat bagi

manusia.

2.6. Alat Los Angeles Abrasi

Sumber: Laboratorium Teknik Sipil Universitas Nusa Nipa


Gambar 2.1 Mesin Los Angeles

Mesin Los Angelesmerupakan salah satu mesin untuk pengujian keausan

abrasi agregat kasar, fungsinya adalah kemampuan agregat untuk menahan

gesekan, dihitung berdasarkan kehancuran agregat tersebut yaitu dengan cara

mengayak agregat dalam ayakan No.12 (1.6 mm).

2.7. SNI (2417: 2008) Uji Keausan Agregat

Cara uji ini sebagai pegangan untuk menetukan ketahanan agregat kasar

terhadap keausan dengan menggunakan mesin abrasi Los Angeles.Tujuan

untuk mengetahui angka keausan yang dinyatakan dengan perbandingan

antara berat bahan aus terhadap berat semula dalam persen.

18
Material yang diuji diambil dari tiga quarry yang berbeda yaitu dari

quarry PT. Waigete Abadi, quarry PT. Prima Subur, dan quarry CV.Lembah

Talenta. Pengujian dilaksanakan di laboratorium Teknik Sipil Universitas

Nusa Nipa dengan menggunakan mesin Los Angeles.

Hasilnya dapat digunakan dalam perencanaan bahan pekerasan jalan atau

konstruksi beton. Peralatan yang digunakan adalah mesin Los Angeles,

saringan No.12, timbangan, bola-bola baja, oven, alat bantu pan dan kuas.

Cara ujinya adalah masukkan benda uji yang telah disiapkan ke dalam

mesin abrasi, dengan jumlah putaran untuk masing-masing gradasi berbeda,

keluarkan benda uji kemudian saring, butiran nyang tertahan dicuci dan

dikeringkan dalam oven sampe berat tetap.

2.8. Alat yang dibutuhkan

1. Mesin Los Angeles (500 putaran)

2. Saringan No.12 serta disiapkan juga satu set saringan

3. Timbangan dengan ketelitian 0,1 % terhadap berat contoh 5 gram

4. Bola-bola baja dengan diameter rata-rata 4,68 cm (17/8’’) dan berat

masing-masing antara 390 – 450 gram.

5. Oven yang dilengkapi dengan pengatur temperatur untuk memanasi

sampai 110 ± 5o C

19
Gambar : Alat-alat Pengujian Keausan Agregat:

Sumber: Laboratorium Teknik Sipil Universitas Nusa Nipa


Gambar 2.2. Saringan No.12

Sumber: Laboratorium Teknik Sipil Universitas Nusa Nip


Gambar 2.2. Timbangan

Sumber: Laboratorium Teknik Sipil Universitas Nusa Nipa


Gambar 23. Bola Baja

Sumber: Laboratorium Teknik Sipil Univeristas Nusa Nipa


Gambar 2.4.Oven listrik

20
2.9. Langkah-langkah pengujian di laboratorium

1. Batu diambil dari lokasi dipecah terlebih dahulu secara manual dengan

palu, batu menjadi agregat kasar yang mempunyai ukuran yang tidak

seragam dan dimasukan kedalam pemecah mini ( Stone Crusher) dan

material akan menjadi agregat dengan berat sampel yang di butuhkan

5000 gram atau 5 kg.

2. Setelah itu material agregat dicuci, dan dikeringkan dengan oven setelah

itu dilaksanakan analisa saringan untuk mendapatkan ukuran agregat 40

mm, 30 mm, 20 mm dan 10 mm dan ditimbang sesuai dengan kebutuhan

pengujian abrasi agregat.

3. Benda uji dan bola baja dimasukan ke mesin Los Angeles.

4. Putaran mesin dengan jumlah putaran gradasi A 500 putaran.

5. Setelah selesai pemutaran, benda uji dikeluarkan dari mesin, kemudian

saring dengan saringan No.12 (1,6 mm) tanpa pencucian. Butiran yang

tertahan saringan No.12 dicuci bersih, selanjutnya dikeringkan dalam

oven pada temperatur 110oC ± 5o C sampai berat tetap, kemudian

ditimbang.

21
2.10. Analisis

Setelah pengujiandengan mesin Los Angeles selesai maka dapat di

analisis keausan agregat dengan parameter sebagai berikut:

Keausan = ………………………………………….( 2. 1)

Keterangan:

a = berat sampel semula (gram)

b = berat sampel yang tertahan saringan No.12 (1,6 mm)

Formulir pengujian keausan agregat dengan mesin Los Angeles (500

putaran). Pengujian keausan dilaksanakan untuk mengetahui agregat

tersebut dapat mempertahankan kualitasnya akibat proses mekanis yang

dapat menyebabkan pecahnya butir-butir agregat akibat proses tersebut.

Dengan cara memperhatikan pada agregat yang tertahan saringan No.12

semakin banyak material yang tertahan maka dapat dikatakan bahwa

kualitas agregat yang diuji semakin bagus kualitasnya karena sedikit

material agregat kasar yang pecah atau rapuh.

22
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Metode Penelitian

Metode penelitian adalah suatu cara mengambil, menganalisis data yang

dilakukan untuk memecahkan masalah dari topik masalah yang diambil

sebelumnya.

3.2. Metode Pengambilan Sampel

Agregat yang digunakan diperoleh dari tiga quarry yaitu PT .Waigete

Abadi, CV.Lembah Talenta dan PT. Prima Subur. Metode pengambilan

sampel pada penelitian ini yaitu jenis sampel dipilih sesuai ukuran.Dimana,

yaitu sampel yang diambil berdasarkan ukuran 10/20 mm (1-2 cm) dan 30/40

mm (3-4 cm).

3.3. Metode Pengambilan Data

Metode ini dilakukan melalui beberapa prosedur untuk mendapatkan

suatu kesimpulan dari hasil pengelolahan dan analisis data yang

diperoleh.Untuk mempermudah pengambilan data maka dilakukan

pengelompokan benda uji, penelitian ini dilakukan pada hari Selasa, 19

Januari 2021 sampai denganhari Minggu, 24 Januari 2021, di Laboratorium

Teknik Sipil Universitas Nusa Nipa.

23
3.4. Tahap-Tahap dan Langkah Penelitian

1. Merumuskan masalah dan menentukan tujuan penelitian

Melihat perkembangan teknologi yang beredar di masyarakat umum pada

spekerjaan konstruksi kemudian menentukan tujuan dari penelitian yaitu

membandingkan kualitas material dari tiga quarry.

2. Menentukan teknik pengambilan dan pengolahan data

Dalam teknik pengambilan data dilakukan pengambilan sampel di tiga

quarry yang berada di Kabupaten Sikka ini. Selanjutnya sampel tersebut

diuji dan dihitung dengan menggunakan rumus.

3. Menganalisis data yang didapatkan

Dalam menganalisis data terlebih dahulu memastikan semua sampel

didapatkan dan sesuai dengan prosedur pengujian.Kemudian diuji

menggunakan mesin Los Angeles sehingga mendapatkan kualitas material

dari masing-masing quarry.

4. Membandingkan hasil pengujian dari masing-masing

agregatmenggunakan rumus untuk mengetahui hasil pengujian keausan

agregat tersebut.

5. Memberi kesimpulan dan saran berdasarkan hasil yang diperoleh dari

pengujian keausan agregat.

6. Menyimpulkan hasil pengujian untuk menentukan kualitas material dari

quarry yang berbeda lalu memberikan saran untuk penelitian selanjutnya.

24
3.5. Bagan Alir Penyusunan Tugas Akhir

Mulai

Merumuskan Masalah dan


Menentukan Tujuan Penelitian

Pengumpulan Data

Data Primer Data Sekunder


 Pengambilan sampel  Peta Lokasi
di tiga quarry, ukuran  SNI 2417-2008
10/20 dan 30/40 mm  Rumus Pengujian
 Hasil Pengujian

Analisis Data

Pembahasan Data

Kesimpulan dan Saran

Selesai

Sumber : Penulis 2021

Gambar 3.5 Bagan alir penelitian

25
BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

4.1 Pengujian Agregat

Pengujian agregat bertujuan untuk mengetahui sifat dan karakteristik

agregat yang diperoleh dari hasil pemecahan stonecrusher (mesin pemecah

batu)

4.1.1 .Analisis Saringan Agregat Kasar

a. Maksud dan tujuan

Untuk pembagian butiran atau gradasi agregat kasar dengan

menggunakan saringan No. 12

b. Bahan dan Alat

- Bahan

 Agregat kasar ukuran maksimun ½”(inch): berat minimum 5 Kg

 Ageregat kasar ukuran maksimum ¾” (inch): berat minimum 5 Kg

- Peralatan

 Timbangan dengan ketelitian 0,1 % gram dari berat benda uji


 Saringan ukuran No. 12

 Oven yang dilengkapi dengan pengatur suhu untuk memanasi sampai

(110 ±5)OC

 Mesin Los Angeles

c. Penyiaapan Benda Uji

Diperoleh dari tigaquarry sesuai dengam ketentuan

26
d. Pelaksanaan Pengujians

a) Benda uji ditimbang dengan berat total 5 Kg

b) Benda Uji di cuci

c) Benda uji dikeringkan didalam oven dengan suhu sampai (110 ±5)OC

d) Benda uji dimasukan ke dalam mesin Los Angeles untuk di uji

e) Benda uji setelah di uji dengan mesin Los Angeles kemudian di saring

dengan analisa saringan No.12 untuk menetukan agregat yang lolos dan

tertahan saringan No.12

f) Hasil agregat yang tertahan saringan No.12 kemudian dicuci kembali

setelah itu di ovenkan dengan suhu sampai (110 ±5)OC dan ditimbang

untuk menetukan berat semula.

4.2.2. Data Pengujian Agregat Dengan Mesin Los Angeles

1) Ukuran Agergat 

a. PT. Prima Subur

 Analisa agregat dengan ukuran ½

 Berat Awal : 5 Kg

 Lolos saringan No.12 : 0,4 Kg

 Tertahan Saringan No.12 : 4.6 Kg

b. CV. Lembah Talenta

 Analisa agregat dengan ukuran ½”

 Berat Awal : 5 Kg

 Lolos saringan No.12 : 0,5 Kg

27
 Tertahan Saringan No.12 : 4,5 Kg

c. PT. Waigete Abadi

 Analisa agregat dengan ukuran ½

 Berat Awal : 5 Kg

 Lolos saringan No.12 : 0,31 Kg

 Tertahan Saringan No.12 : 4,69 Kg

2) Ukuran Agregat 

a. PT. Prima Subur:

 Analisa agregat dengan ukuran 

 Berat awal : 5 Kg

 Lolos saringan No.12 : 0,4 Kg

 Tertahan saringan No.12 : 4.6 Kg

b. CV. Lembah Talenta

 Analisa agregat dengan ukuran ”

 Berat awal : 5 Kg

 Lolos saringan No.12 : 0,35 Kg

 Tertahan saringan No.12 : 4,65 Kg

c. PT. Waigete Abadi

 Analisa agregat dengan ukuran 

 Berat awal : 5 Kg

 Lolos saringan No.12 : 0,3 Kg

 Tertahan saringan No.12 : 4,7 Kg

28
Tabel 4.1 Pengujian Keausan Agregat

Gradasi Saringan Berat Masing-masing Ageragat


Lolos Tertahan Berat A Berat B
Ukuran Agregat Q.I Q.II O.III Q.I Q.II Q.III Q.I Q.II Q.III Q.I Q.II Q.III

1/2 400 gr 500 gr 310 gr 4600 gr 4500 gr 4690 gr 5000 gr 5000 gr 5000 gr 4500 gr 4450 gr 4650 gr

3/4 400 gr 350 gr 300 gr 4600 gr 4650 gr 4700 gr 5000 gr 5000 gr 5000 gr 4600 gr 4560 gr 4700 gr

Jumlah Berat (a) 5000 gr 5000 gr 5000 gr


Berat tertahan saringan No.
12 Sesudah Percobaan (b) 4500 gr 4450 gr 4650 gr

a-b 500 gr 550 gr 350 gr 500 gr 550 gr 350 gr

Keausan (a-b/ax100%) 0.1 % 0.11 % 0.07 % 0.1 % 0.11 % 0.07 %


Sumber : Data Pengujian Keausan Agregat Dengan Mesin Los Angeles 2021

29
Keterangan:

Standar lolos saringan untuk agregat ukuran 10/20 mm dan 30/40 mm.

Agregat kasar (gardasi A).Menurut SNI (03-1968-1990) atau ASTM. Dengan

Rumus sebgai berikut :

Rumus % komulatif tertahan dan % lolos;

% Komulatif Tertahan =

% Lolos = 100− % Komulatif Tertahan

1) Quarry PT. Prima Subur

Perhitungn persentasi lolos saringan No. 12s

a) Agregat ukuran ½ saringan ukuran 12″ % lolos

% Komulatif Tertahan =

= = 92 %

% Lolos = 100 − % Komulatif Tertahan

= 100 – 92 %

=8%

b) Agregat ukuran ”saringan ukuran 12″ % lolos

% Komulatif Tertahan =

= = 92 %

% Lolos = 100 − % Komulatif Tertahan


= 100 – 92 %
=8%

30
2) Quarry CV. Lembah Talenta

Perhitungn persentasi lolos saringan No. 12

a) Agregat ukuran ½saringan ukuran 12″ % lolos

% Komulatif Tertahan =

= = 90 %

% Lolos = 100 − % Komulatif Tertahan

= 100 – 90 %
= 10 %

b) Ageragt ukuran ” saringan ukuran 12″ % lolos

% Komulatif Tertahan =

= = 93 %

% Lolos = 100 − % Komulatif Tertahan

= 100 – 93 %
=7%

3) Quarry PT. Waigete Abadi

Perhitungn persentasi lolos saringan No. 12

a) Agregat ukuran ½ ukuran 12″ % lolos

% Komulatif Tertahan =

= = 93.8 %

% Lolos = 100 − % Komulatif Tertahan

= 100 – 93.8 %
= 6.2 %

31
b) Agregat ukuran ” saringan ukuran 12″ % lolos

% Komulatif Tertahan =

= = 94 %

% Lolos = 100 − % Komulatif Tertahan

= 100 – 94 %
=6%

4.2.Pemeriksaan Keausan Agregat Ukuran ½

Tabel 4.2.1.Hasil Pemeriksaan Keausan Agregat Quarry PT. Prima Subur


Kecamatan Alok Barat

Gradasi pemeriksaan Jumlah Putaran= 500 Putaran

Ukuran saringan No.12 I II


Lolos (gram) Tertahan (gr) Berat (a) Berat(b)
400 gr (12") 4600 gr (12") 5000 4500
Jumlah Berat 4600 gr 5000 4500
Berat tertahan saringan No. 12
sesudah percobaan (b) 4600 gr 5000 4500
SumberSumber : Data Pengujian Keausan Agregat Dengan Mesin Los Angeles 2021

Keausan I =

a = 5000 Gram

b = 4600 Gram

a-b = 400 Gram

Keausan 1 =

32
TabTabel 4.2.2.Hasil Pemeriksaan Keausan Agregat Quarry CV. Lembah Talenta
Kecamatan Talibura

Jumlah Putaran= 500


Gradasi pemeriksaan
Putaran
Ukuran saringan No.12 I II
Lolos(gr) Tertahan (gr) Berat (a) Berat(b)
500 gr (12") 4500 gr (12") 5000 4450
Jumlah Berat 4500 gr 5000 4450
Berat tertahan saringan No. 12 sesudah
percobaan (b) 4500 gr 5000 4450
Sumber : Data Pengujian Keausan Agregat Dengan Mesin Los Angeles 2021

Keausan I =

a = 5000 Gram

b = 4500 Gram

a-b= 500 Gram

Keausan I=

33
Tabel 4.2.3.Hasil Pemeriksaan Keausan Agregat Quarry PT.Waigete Abadi
KecamatanWaigete

Jumlah Putaran= 500


Gradasi pemeriksaan
Putaran
Ukuran saringan No 12 I II
Lolos Tertahan (gr) Berat (a) Berat(b)
310 gr (12") 4690 gr (12") 5000 4650
Jumlah Berat 4690 gr 5000 4650
Berat tertahan saringan No. 12
sesudah percobaan (b) 4690 5000 4650
Sumber : Data Pengujian Keausan Agregat Dengan Mesin Los Angeles 2021

Keausan I =

a = 5000 Gram

b = 4690 Gram

a-b = 310 Gram

Keausan I=

34
4.3.Pemeriksaan Keausan Agregat Ukuran ”

Tabel 4.3.1.Hasil Pemeriksaan Keausan Agregat Quarry PT. Prima Subur


Kecamatan Alok Barat

Jumlah Putaran= 500


Gradasi pemeriksaan
Putaran
Ukuran saringan No. 12 I II
Lolos Tertahan (gr) Berat (a) Berat(b)
400 gr (12") 4600 gr (12") 5000 4600
Jumlah Berat 4600 gr 5000 4660
Berat tertahan saringan No. 12
sesudah percobaan (b) 4600 5000 4600
Sumber : Data Pengujian Keausan Agregat Dengan Mesin Los Angeles 2021

Keausan I =

a = 5000 Gram

b = 4600 Gram

a-b = 400 Gram

Keausan I=

35
Tabel 4.3.2.Hasil Pemeriksaan Keausan Agregat Quary CV. Lembah Talenta
Kecamatan Talibura

Jumlah Putaran= 500


Gradasi pemeriksaan
Putaran
Ukuran saringan No. 12 I II
Lolos Tertahan (gr) Berat (a) Berat(b)
350 gr (12") 4650 gr(12") 5000 4560
Jumlah Berat 4650 gr 5000 4560
Berat tertahan saringan No. 12
sesudah percobaan (b) 4650 5000 4560
Sumber : Data Pengujian Keausan Agregat Dengan Mesin Los Angeles 2021

Keausan I =

a = 5000 Gram

b = 4650 Gram

a-b = 350 Gram

Keausan I = s

36
Tabel 4.3.3.Hasil Pemeriksaan Keausan Agregat Quarry PT.Waigete Abadi
Kecamatan Waigete

Jumlah Putaran= 500


Gradasi pemeriksaan
Putaran
Ukuran saringan No.12 I II
Lolos Tertahan ( gr) Berat (a) Berat(b)
300 gr (12") 4700 gr(12") 5000 4700

Jumlah Berat 4700 gr 5000 4700


Berat tertahan saringan No. 12
sesudah percobaan (b) 4700 gr 5000 4700
Sumber : Data Pengujian Keausan Agregat Dengan Mesin Los Angeles 2021

Keausan 1

a = 5000 Gram

b = 4700 Gram

a-b = 300 Gram

Keausan I =

37
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Setelah dilakukan pengujian keausan agregat dengan menggunakan

mesin Los Anggeles dari agregat yang berbedadari tiga quarry di tiga

Kecamatan di Kabupaten Sikka. Maka menyimpulkan beberapa hasil

kesimpulan sebagai berikut :

1. Hasil analisis dari tiga quarry dengan menggunakan Standar lolos saringan

untuk agregat ukuran 10/20 mm dan 30/40 mm. Agregat kasar (gardasi A).

Menurut SNI (03-1968-1990) atau ASTM. Dari masing-masing quarry

didapatkan:

a) Hasil analisis dari tiga quarry diperoleh hasil uji keausan agregat

ukuran ½ dari masing-masing quarry didapatkan untuk agergat dari

quarry CV. Lembah Talenta KecamatanTalibura : 10 % , agregat dari

quarry PT. Prima Subur : 8 % dan agregat dari quarry PT. Waigete

Abadi: 6.2 %

b) Hasil analisis dari tiga quarry diperoleh hasil uji keausan agregat

ukuran ” dari masing-masing quarry didapatkan untuk agergat dari

quarry CV. Lembah Talenta Kecamatan Talibura : 7 %, agregat dari

quarry PT. Prima Subur : 8 % dan agregat dari quarry PT. Waigete

Abadi : 6 %

38
2. Hasil Pemeriksaan Keausan Agregat ½ setelah pengujian dengan mesin

Los Anggeles dari ke tiga quarry tersebut :

a) Hasil Pemeriksaan Keausan Agregat quarry PT. Lembah Talenta

Kecamatan Talibura

b) Hasil Pemeriksaan Keausan Agregat quarry PT. Prima Subur

Kecamatan Alok Barat

c) Hasil Pemeriksaan Keausan Agregat quarry PT. Waigete Abadi

Kecamatan Waigete

3. Hasil Pemeriksaan Keausan Agregat 30/40 setelah

pengujian dengan mesin Los Anggeles dari ke tiga

quarry tersebut :

a) Hasil Pemeriksaan Keausan Agregat quarry CV. Lembah Talenta

Kecamatan Talibura

b) Hasil Pemeriksaan Keausan Agregat quarry PT. Prima Subur

Kecamatan Alok Barat :

c) Hasil Pemeriksaan Keausan Agregat quarry PT. Waigete Abadi

Kecamatan Waigete

4. Berdasarkan ketentuan spesifikasi umum tahun 2010 revisi 3 untuk

batasaanya mencapai 40 % berarti agregat dari ke tiga quarry tersebut

memenuhi syrat untuk digunakan sebagai material agregat kasar untuk

bahan bangunan.

39
5.2 Saran

Adapun saran yang mau disampaikan untuk peneliti selanjutnya agar

melakukan pengujian agregat yang lain juga tidak hanya sampai di pengujian

keausan saja tetapi pengujian yang lain seperti berat jenis, dan penyerapan air

agregat kasar.

40
DAFTAR PUSTAKA

Anonim.2012 .Pedoman Pengujian Bahan Bangunan, Program Studi Teknik


Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Purwokerto.

Anjarwati Sulfa. 2013. Analisis Keausan Agregat dengan mesin Abrasi Los
sAngeles,Universitas Muhammadiyah Purwokerto, Jawa Tengah

Anjarwati Sulfa.2013. Analisis Keausan Agergat Batu Andesit Banyumas Dengan


sMesin Abrasi Los Angeles.Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik,
Universitas Muhammadya Purworkerto.

Arifin Syamsul. 2007. Pengaruh Nilai Abrasi Agregat Terhadap Karakteristik


Beton Aspal.Jurusan Teknik Sipil Universitas Tadulako, Palu.

Sutrisna Utama. 2013. Analisis Keausan Agregat Dengan Mesin Los


Angeles((Studi kasus: material batuan di Tiga Kabupaten Pulau Lombok).
Fakultas Teknik Sipil Universitas Nusa Tenggara Barat

SK.M-08.1989 F. SNI .Analisis Saringan Pembagian Butiran

Tampubolon Ando. 2008. SNI Cara Uji Keausan Agregat Dengan Mesin Abrasi
Los Angeles. Badan Nasional Indonesia. Jakarta

Triyono Agus. 2011. Kajian Porositas Agregat Kasar Terhadap Keausan Agregat
sDari Beton Daur Ulang. Perpustakaan ITB, Bandung .

41

Anda mungkin juga menyukai