Tugas Biomol Proposal
Tugas Biomol Proposal
Oleh :
1971011003
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
atas berkat rahmat dan karunia-Nya, sehingga dapat menyelesaikan laporan usulan
penelitian dengan judul “Pengaruh Suplementasi Zinc terhadap Kadar Status
Antioksidan Total pada Penderita Tuberkulosis Anak Usia 1-4 Tahun di Rumah
Sakit X Kota Denpasar” tepat pada waktunya. Laporan usulan penelitian ini
disusun karena masih tingginya angka kejadian tuberkulosis anak, khususnya di
Indonesia.
Dalam penyusunan laporan usulan penelitian ini, saya banyak mendapat
bantuan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini saya hendak menyampaikan
rasa terima kasih kepada :
1. Teman-teman sejawat dokter PPDS-1 Ilmu Kesehatan Anak Rumah Sakit
Umum Pusat Sanglah Fakultas Kedokteran Universitas Udayana
2. Semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian usulan penelitian
ini.
Akhir kata, saya menyadari bahwa usulan penelitian ini masih jauh dari
sempurna, baik dari pemikiran, pengetahuan, penyusunan bahasa maupun
sistematika. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun dari
semua pihak sangat diharapkan, sehingga dapat menjadi bahan pembelajaran
dalam menyusun usulan penelitian lain di waktu yang akan datang.
Semoga Tuhan Yang Maha Esa melimpahkan rahmat dan karunia-Nya
kepada kita semua.
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN DEPAN........................................................................................... i
KATA PENGANTAR......................................................................................... ii
DAFTAR ISI........................................................................................................ iii
DAFTAR TABEL................................................................................................ v
DAFTAR GAMBAR........................................................................................... vi
DAFTAR SINGKATAN..................................................................................... vii
BAB I PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang..................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah.............................................................................. 3
1.3 Hipotesis............................................................................................ 3
1.4 Tujuan................................................................................................ 3
1.4.1Tujuan umum............................................................................. 3
1.4.2Tujuan khusus............................................................................ 3
1.5 Manfaat.............................................................................................. 3
1.5.1Manfaat teoritis.......................................................................... 3
1.5.2Manfaat praktis.......................................................................... 3
1.6 Keaslian Penelitian............................................................................. 4
iii
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN
4.1 Rancangan Penelitian.......................................................................... 24
4.2 Tempat dan Waktu Penelitian............................................................. 25
4.2.1Tempat penelitian.................................................................... 25
4.2.2Waktu penelitian..................................................................... 25
4.3Populasi Penelitian............................................................................... 25
4.3.1Populasi target......................................................................... 25
4.3.2Populasi terjangkau................................................................. 25
4.4Sampel Penelitian................................................................................. 25
4.4.1Besar sampel penelitian.......................................................... 25
4.4.2Cara alokasi subyek penelitian................................................ 26
4.4.3Kriteria inklusi........................................................................ 26
4.4.4Kriteria eksklusi...................................................................... 27
4.5Variabel Penelitian............................................................................... 27
4.6Definisi Operasional............................................................................. 27
4.6.1Tuberkulosis anak................................................................... 27
4.6.2Pasien TB baru........................................................................ 28
4.6.3Terapi standar TB................................................................... 28
4.6.4Suplementasi zinc................................................................... 28
4.6.5Kadar status antioksidan total (SAT)...................................... 29
4.7Instrumen Penelitian............................................................................. 29
4.8Alur Penelitian...................................................................................... 30
4.9Cara Kerja............................................................................................. 30
4.10Analisis Data...................................................................................... 32
4.11Etika Penelitian................................................................................... 32
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................... 33
iv
DAFTAR TABEL
v
DAFTAR GAMBAR
vi
DAFTAR SINGKATAN
AE : Acrodermatitis enter-opathica
AIDS : Aquired Imunodeficiency Syndrome
BB : Berat Badan
BTA : Batang Tahan Asam
CAT : Catalase enzyme
CDC : Center for Disease Control and Prevention
GPx : Gluthatione peroxidase
HIV : Human Imumunodeficiency Virus
IMT : Indek Masa Tubuh
INH : Isoniazid
iNOS : inducible nitric acid synthase
KDT : Kombinasi Dosis Tetap
KIA : Kesehatan Ibu Anak
MDGs : Millennium Development Goals
MDA : Malondialdihyde
MDR : Multi Drug Resistance
MR : Mono-Resistance
NADPH : Nicotinamide Adenine Dinucleotide Phospate
OAT : Obat Anti Tuberkulosis
PA : Patologi Anatomi
PMO : Pengawas Minum Obat
PR : Poly-Resistance
RDA : Recommended Dietary Allowance
RISKESDAS : Riset Kesehatan Dasar
RNI : Reactive Nitrogen Intermediate
ROS : Reactive Oxygen Species
RR : Risiko Relatif
SAT : Status Antioksidan Total
vii
SDGs : Sustainable Development Goals
SOD : Superoxide Dismutase
TB : Tuberkulosis
TCM : Tes Cepat Molekuler
TEAC : Trolox Equivalent Antioxidant Capacity
UNICEF : United Nations Children’s Fund
USA : United States of America
WHO : World Health Organization
XDR : Extensive Drug Resistance
viii
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
1.3 Hipotesis
Ada pengaruh suplementasi zinc terhadap Status Antioksidan Total (SAT)
pada penderita TB anak.
1.4 Tujuan
1.4.1 Tujuan umum
Untuk mengetahui pengaruh suplementasi zinc terhadap perubahan kadar
Status Antioksidan Total (SAT) pada penderita TB anak di Rumah Sakit
X.
1.4.2 Tujuan khusus
a. Untuk mengetahui pevalensi penderita TB anak di Rumah Sakit X.
b. Untuk mengetahui kadar Status Antioksidan Total (SAT) pada
penderita TB anak.
1.5 Manfaat
1.5.1 Manfaat teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi perkembangan ilmu
kedokteran dan memberikan informasi mengenai pengaruh suplementasi
zinc terhadap perubahan kadar Status Antioksidan Total (SAT) pada
penderita TB anak.
dasar untuk melakukan penelitian lebih lanjut mengenai efek zinc sebagai
supementasi pada penderita TB anak
Plasma
MDA pada
TB 4.04±
0.25
(μmol/l),
lebih tinggi
signifikan
(P<0.05)
dibanding
kontrol 2.03
± 0.15
(μmol/l).
Prasad9 Zinc is an Uji klinis acak Pada Suplementasi
antioxidant tersamar ganda kelompok zinc pada
and anti- dengan 40 subyek zinc individu sehat
inflammator sehat >65 tahun. didapatkan menaikkan
y agent: its 20 pasien antioksidan serum
role in mendapat zinc plasma antioksidan
human glukonas (setara meningkat dan
health/ 2014/ dengan zinc dan marker menurunkan
USA. elemental 45 mg) stress stress
dan 20 pasien oksidatif oksidatif.
mendapat plasebo. menurun
dibandingkan
dengan
kelompok
kontrol.
Zakiyyah Pengaruh Penelitian uji Hasil Suplementasi
, et al 12 Pemberian klinis samar penelitian vitamin C
Vitamin C tunggal acak menunjkkan tidak
terhadap terkontrol dengan tidak ada berpengaruh
Perubahan 30 penderita TB perbedaan terhadap
Kadar Total baru usia 1-14 bermakna kadar status
Antioksidan tahun. Dibagi 2 suplementasi antioksidan
Serum pada kelompok, yaitu vitamin C total pada
Penderita pemberian vitamin terhadap penderita TB
Tuberkulosis C dan plasebo, status total anak.
Paru Anak/ selama 2 minggu. antioksidan
2014/ Pemeriksaan kadar dibandingkan
Indonesia. total antioksidan dengan
serum dilakukan kontrol.
sebelum dan
sesudah pemberian
vitamin C dan
plasebo.
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Antioksidan
Antioksidan adalah substansi apapun yang menunda, mencegah atau
menghilangkan efek kerusakan oksidatif pada molekul target. Proses oksidasi
menghasilkan radikal bebas yang dapat membuat berbagai macam reaksi
yang dapat merusak membunuh sel. Antioksidan berfungsi untuk
menghilangkan radikal bebas dan menghambat reaksi oksidasi lain sehingga
mencegah reaksi yang berbahaya bagi sel.13
Antioksidan pada sel hidup dibedakan menjadi dua grup besar, yaitu
antioksidan enzimatik dan antioksidan non-enzimatik. Antioksidan enzimatik
dibedakan menjadi pertahanan enzimatik primer dan sekunder. Antioksidan
pertahanan enzimatik primer terdiri dari tiga enzim penting yang mencegah
pembentukan dan menetralisir radikal bebas, yaitu: Gluthatione peroxidase
(GPx), yang memberi dua elektron untuk mereduksi peroksida dengan
membentuk selenol dan juga mengeliminasi peroksida sebagai substansi
poten pada reaksi fenton. Kedua adalah Catalase enzyme (CAT), yang
mengubah hidrogen peroksida menjadi air dan molekul oksigen. Terakhir
adalah Superoxide dismutase (SOD), yang mengubah anion superoksida
menjadi hidrogen peroksida yang merupakan substrat untuk proses catalase.
Antioksidan pertahanan enzimatik sekunder terdiri dari gluthatione reductase
dan glucose-6-phospatase dehydrogenase. Kedua enzim ini mendukung
sistem pertahanan aktioksidan enzimatik primer dan tidak menetralisir radikal
bebas secara langsung. Kelompok non-enzimatik antioksidan terdiri dari
vitamin (A, E, C), kofaktor enzim, mineral (zinc dan selenium), peptida
(glutathione), asam fenol, dan komponen nitrogen (uric acid).13
7
8
2.2 Zinc
Zinc dikenal sebagai logam esensial untuk manusia melalui studi pada
remaja Iran yang mengalami kekerdilan pada awal tahun 1960an. Logam zinc
atau dikenal sebagai Zn+ adalah akseptor elektron kuat dalam sistem biologis
tanpa menyebabkan resiko kerusakan oksidan pada sel. Fungsi zinc pada
struktur protein adalah sebagai suatu komponen katalis dari 300 enzim
meliputi hampir seluruh aspek biologi, termasuk pertumbuhan, pertahanan
imun, fungsi kognitif, dan kesehatan tulang. Karena ion zinc memainkan
peran dasar kehidupan organisme, termasuk manusia, konsentrasi zinc dalam
tubuh harus adekuat dan terkontrol baik.14
Defisiensi zinc disebabkan oleh asupan harian zinc yang kurang, absorbsi
zinc yang tidak adekuat, eksresi zinc yang meningkat, maupun kebutuhan
zinc yang meningkat seperti pada anak-anak atau wanita hamil. Defisiensi
zinc dapat menyebabkan stunting, malas makan, dermatitis, alopecia,
hypogonadisme, dan fungsi imun terganggu, yang dapat menyebabkan sering
diare atau sering terjadi infeksi saluran penapasan atas.14
Dalam praktek klinis, zinc dapat digunakan sebagai terapi beberapa
penyakit, yaitu:
a. Defisiensi zinc. Didiagnosis dari manifestasi klinis, seperti dermatitis,
alopecia, nafsu makan berkurang, sering mengalami diare atau infeksi
saluran napas atas berulang, stunting, dan hipogonadisme disertai kadar
kadar serum zinc rendah dalam plasma.14
b. Diare pada anak. suplementasi zinc membantu derajat berat dan durasi
diare. Pada Mei 2004, WHO bersama United Nations Children’s Fund
(UNICEF) mengeluarkan rekomendasi petunjuk manajemen diare anak
dimana zinc diberikan pada setiap anak diare dibawah 5 tahun dengan
dosis 20 mg/hari (usia 6-59 bulan) dan 10 mg/hari (usia<6 bulan) selama
10-14 hari.14,15
c. Acrodermatitis enter-opathica (AE)14
d. Penyakit Wilson14
9
Efek samping dari zinc biasanya diakibatkan oleh intake yang berlebihan
berupa metallic taste, mual, muntah, nyeri abdomen maupun diare. Konsumsi
jangka panjang maupun intake zinc melebihi batas toleransi dapat
menyebabkan penurunan imunitas, menurunkan kadar densitas lipoprotein-
kolestrol, anemia hipokromik mikrositer dan defisiensi tembaga.16
Zinc adalah logam berat esensial yang dibutuhkan oleh sekitar 2800
makromolekul dan lebih dari 300 enzim untuk membangun struktur dan fungsi
dari enzim tersebut. Zinc diperlukan untuk pertumbuhan, perkembangan, dan
berperan dalam sistem imun. Defisiensi zinc menyebabkan gangguan fungsi
imun dan tubuh lebih rentan terhadap infeksi.17,18
10
ROS, tubuh akan merespon dengan memproduksi enzim CAT, GPx, dan SOD
untuk menetralisir ROS, namun tetap ada bagian ROS yang tersisa. Untuk itu
diperlukan antioksidan tambahan seperti vitamin C, vitamin E, uric acid,
polifenol (flavonoid), dan lain-lain untuk meminimalisir efek ROS
tersebut.7,25,26
Adanya peran antioksidan ini menyimpulkan bahwa pada pasien
penderita TB, memiliki kadar antioksidan rendah dalam plasma. Hal ini
diperkuat oleh studi cross sectional yang dilakukan oleh Hasmi, et al tahun
2012 tentang antioksidan pada pasien TB di Pakistan dengan jumlah sampel
sebanyak 123 peserta usia 15-55 tahun yang terdiri dari 85 pasien TB dan 38
kontrol. Studi ini menggunakan indikator Trolox Equivalent Antioxidant
Capacity (TEAC), SOD sebagai parameter antioksidan dan MDA, sebagai
marker lipid peroxidation (oksidan). Hasil studi ini mengungkap bahwa pada
pasien TB memiliki kadar TEAC dan SOD yang lebih rendah serta kadar
MDA yang lebih tinggi dibanding dengan kontrol. Studi ini meyimpulkan
bahwa pasien TB memiliki level antioksidan yang rendah dan level oksidan
yang tinggi.11
Di Indonesia sendiri, studi tentang antioksidan pada pasien TB paru juga
pernah dilakukan pada tahun 2013 di Makassar. Studi ini mengukur kadar
gluthatione plasma sebagai salah satu antioksidan tubuh pada penderita
tuberkulosis paru. Dalam studi ini ditemukan bahwa penderita tuberkulosis
paru memiliki kadar glutathione plasma yang rendah. Lebih lanjut lagi studi
kohort prospektif ini mengungkap bahwa setelah pemberian OAT selama 6
bulan, kadar gluthatione plasma subyek mengalami peningkatan sebesar 2,2%
meskipun masih lebih rendah dari kadar gluthatione normal.7
1) Pasien baru TB
2) Pasien yang pernah diobati TB
3) Pasien yang riwayat pengobatan sebelumnya tidak
diketahui
c. Hasil pemeriksaan uji kepekaan obat:
1) Mono-Resistance (TB MR)
2) Poly-Resistance (TB PR)
3) Multi Drug Resistance (TB MDR)
4) Extensive Drug Resistance (TB XDR)
5) Resisten Rifampisin (TB RR)
d. Status HIV
1) HIV positif
2) HIV negatif
3) HIV tidak diketahui
Menurut kelompok usia, TB anak dapat dibedakan menjadi 4
kelompok yaitu:6
a. Usia <1 tahun: bayi
b. Usia 1-4 tahun: kanak-kanak/ pra sekolah
c. Usia 5-9 tahun: usia sekolah dasar
d. Usia 10-14 tahun: masa remaja dini
2.5.3 Diagnosis
Secara umum penegakan diagnosis TB pada anak didasarkan pada
4 hal, yaitu:5
a. Konfirmasi bakteriologis TB
b. Gejala klinis yang khas TB
c. Adanya bukti infeksi TB (hasil uji tuberkulin positif atau kontak
erat dengan pasien TB)
d. Gambaran foto thoraks sugestif TB
Indonesia telah menyusun sistem skoring untuk membantu
menegakkan diagnosis TB pada anak. Sistem skoring TB anak
merupakan pembobotan terhadap gejala, tanda klinis dan pemeriksaan
penunjang yang dapat dilakukan di sarana pelayanan terbatas. Sistem
skoring untuk mendiagnosis TB anak di Indonesia adalah sebagai
berikut:5
16
Pembengkakan
tulang/sendi Ada
panggul, lutut, - pembengkak - -
falang an
2.5.4 Penatalaksanaan
Anak umumnya memiliki jumlah kuman yang lebih sedikit
(pausibasiler) sehingga rekomendasi pemberian 4 macam OAT pada
fase intensif hanya diberikan kepada anak dengan BTA positif, TB
berat dan TB tipe dewasa, terapi TB pada anak dengan BTA negatif
menggunakan panduan INH (Izoniazid), rifampisin, dan pirazinamid
19
pada fase inisial (2 bulan pertama) diikuti rifampisin dan INH pada 4
bulan fase lanjutan.5 Rekomendasi dosis OAT adalah:27
a. Isoniazid (H): 10 mg/kg(rentang 10-15mg/kg), dosis maksimal
300mg/hari.
b. Rifampisin (R): 15 mg/kg (rentang 10-20 mg/kg), dosis maksimal
600 mg/hari.
c. Pirazinamid (Z): 35 mg/kg (rentang 30-40 mg/kg).
d. Ethambutol (E): 20 mg/kg (rentang 15-25 mg/kg).
Regimen pengobatan TB pada anak mengikuti tabel berikut:
Tabel II.3 Panduan OAT dan Lama Pengobatan TB Anak5
Fase Fase
Kategori Diagnostik
Intensif Lanjutan
TB klinis
TB kelenjar 2HRZ 4HR
Efusi Pleura TB
TB terkonfirmasi bakteriologis
TB paru dengan kerusakan luas
2HRZE 4HR
TB ekstraparu (selain TB
meningitis dan TB tulang/ sendi)
TB tulang/ sendi
TB millier 2HRZE 10HR
TB meningitis
Keterangan:5
a. Bayi di bawah 5 kg pemberian OAT secara terpisah, tidak dalam
bentuk KDT dan sebaiknya di rujuk ke RS.
b. Apabila ada kenaikan BB, maka dosis atau jumlah tablet yang
diberikan disesuaikan dengan berat badan saat itu.
c. Untuk anak dengan obesitas, dosis KDT berdasarkan berat badan
ideal sesuai umur.
d. OAT KDT harus diberikan seacara utuh (tidak boleh dibelah, dan
tidak boleh digerus).
e. Obat dapat diberian dengan cara ditelan utuh, dikunyah/ dikulum
(chewable), atau dimasukkan air dalam sendok (dispersable).
f. Obat diberikan pada saat perut kosong, atau paling cepat 1 jam
setelah makan.
g. Bila INH dikombinasi dengan rifampisin, dosis INH tidak boleh
melebihi 10 mg/kg/hari.
h. Apabila OAT lepas diberikan dalam bentuk puyer, maka semua
obat tidak boleh digerus bersama dan dicampur dalam satu puyer.
2.5.5 Prognosis
Hasil akhir pengobatan OAT pada pasien TB anak dapat
dikategorikan sebagai berikut:5
a. Sembuh: pasien TB paru dengan hasil pemeriksaan bakteriologis
positif pada awal pengobatan yang hasil pemeriksaan
bakteriologis pada akhir pengobatan dan pada salah satu
pemeriksaan sebelumnya menjadi negatif.
b. Pengobatan lengkap: pasien TB yang telah menyelesaikan
pengobatan secara lengkap dimana pada salah satu pemeriksaan
sebelum akhir pengobatan hasilnya negatif namun tanpa ada bukti
21
23
24
Vitamin A
Vitamin C
Gluthatione
Selenium
Asam Fenol
Uric Acid
: Variabel perancu
3.3 Hipotesis
Suplementasi zinc dapat meningkatkan kadar status antioksidan total (SAT)
pada penderita tuberkulosis anak.
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN
Populasi
Alokasi
Sampel acak
Kelompok Kelompok
perlakuan kontrol
25
Gambar IV.1 Rancangan Penelitian
26
27
Keterangan :
1. Kelompok perlakuan diberi terapi standar pengobatan tuberkulosis dan zinc
elemental 20 mg selama 8 minggu, kadar status antioksidan total (SAT) di
periksa sebelum memberi perlakuan dan setelah 8 minggu perlakuan.
2. Kelompok kontrol diberi terapi standar pengobatan tuberkulosis dan plasebo
selama 8 minggu, kadar status antioksidan total (SAT) di periksa sebelum
memberi perlakuan dan setelah 8 minggu perlakuan.
2
( Zα +Zβ ) S
n 1=n 2=2
[
X 1 −X 2 ]
Pada penelitian ini:
Sehingga,
2
( 1 , 96+0 , 84 ) 1,9
n 1=n 2=2 [ 1,6 ]
n1=n2=22,1
Dengan koreksi terhadap kemungkinan drop out sebesar 10% maka jumlah
sampel penelitian pada tiap kelompok adalah:
anak.
c. Hasil ukur:
1) Kode 1: TB anak,
2) Kode 2: Bukan TB anak.
d. Skala data: Nominal.
4.6.2 Pasien TB baru
a. Definisi: Pasien yang belum pernah mendapatkan pengobatan TB
sebelumnya atau sudah pernah menelan OAT namun kurang dari 1 bulan
(28 hari).
b. Cara ukur: Peneliti menanyakan secara langsung.
c. Hasil ukur:
1) Kode 1: TB baru,
2) Kode 2: bukan TB baru.
d. Skala data: Nominal.
4.6.3 Terapi standar TB
a. Definisi: Terapi TB untuk anak dengan kasus baru menggunakan obat
anti tuberkulosis (OAT) fase intensif/ inisial (2 bulan pertama) dan fase
lanjutan (4 bulan lanjutan).
b. Cara Ukur: Pencatatan pada kartu pengobatan pasien TB (TB. 01) dan
dipastikan minum obat setiap hari secara teratur oleh Pengawas Menelan
Obat (PMO).
c. Hasil ukur:
1) Kode 1: Teratur,
2) Kode 2: Tidak teratur.
d. Skala data: Nominal.
4.6.4 Suplementasi zinc
a. Definisi: Pemberian suplementasi zinc elemental 20 mg satu kali sehari
selama 8 minggu. Pemberian terapi ini bersifat tambahan dari terapi
standar.
31
b. Cara ukur: Pemberian dilakukan oleh PMO (orang tua/ wali) pada jam
yang telah ditetapkan bersama. Terdapat pengingat dalam grup media
sosial agar PMO tidak lupa memberi suplementasi tersebut. Pemberian
suplementasi zinc/ plasebo dicatat setiap hari.
c. Hasil ukur:
1) Kode 1: suplementasi zinc,
2) Kode 2: plasebo.
d. Skala data: Nominal,
4.6.5 Kadar satus antioksidan total (SAT)
a. Definisi: Pemeriksaan untuk mengukur total kapasitas dan aktivitas total
antioksidan yang terdapat di dalam tubuh.
b. Cara ukur: Menggunakan metode kolorimetri.
c. Hasil ukur: Berdasarkan nilai pengukuran pre dan post suplementasi
zinc/ plasebo.
d. Skala data: Numerik.
4.7 Instrumen Penelitian
Alat-alat dan bahan pengumpulan data penelitian meliputi:
a. Lembar persetujuan (informed consent),
b. Kartu alur diagnosis TB,
c. Kartu TB skoring,
d. Kartu kurva WHO z-score weight-for-height (2-5 years),
e. Sampel darah vena,
f. Sampel sputum,
g. Spuit 3 cc,
h. Zinc 20 mg,
i. OAT standar.
32
Sampel dirandomisasi
Analisis data
Orang tua responden yang bersedia ikut serta dalam penelitian, menandatangani
inform consent sebagai bukti bersedia ikut serta dalam penelitian.
Setelah mendapat persetujuan orang tua, dilakukan pengumpulan data dasar
melalui rekam medis. Data dasar yang dikumpulkan meliputi: usia, jenis kelamin,
berat badan, tinggi badan, dan status gizi. Setelah data dasar terkumpul, dilakukan
pemeriksaan kadar status antioksidan total (SAT).
Masing-masing orang tua subjek penelitian kemudian mengambil satu
amplop sehingga secara acak subjek penelitian terbagi menjadi dua kelompok
yaitu kelompok perlakuan dan kelompok kontrol. Kelompok perlakuan mendapat
terapi standar tuberkulosis dan suplementasi zinc 20 mg selama 8 minggu,
sedangkan kelompok kotrol mendapat terapi standar tuberkulosis dan plasebo
selama 8 minggu.
Pemantauan dilakukan dengan cara pencatatan pada kartu pengobatan pasien
TB (TB. 01) dan dipastikan minum obat setiap hari secara teratur oleh Pengawas
Menelan Obat (PMO) dan terdapat pengingat dalam grup media social agar PMO
tidak lupa memberi suplementasi tersebut. Apabila terjadi drop out, hasil
pengamatan terhadap anak yang bersangkutan tetap dilakukan sesuai dengan
kelompoknya.
adverse event/ efek samping pemberian OAT ditatalaksana sesuai prosedur
tatalaksana efek samping obat dan jika diduga efek samping pemberian zinc,
maka akan dilakukan pencatatan dan tatalaksana sesuai gejala yang ada.
Penelitian pada subjek akan dihentikan dan subjek akan diberi tata laksana sesuai
panduan tetap diikutkan dalam analisa akhir (dianggap drop out).
Selama penelitian, apabila orang tua menolak untuk melanjutkan
keikutsertaan subjek, maka penelitian akan dihentikan pada subjek tersebut dan
tetap akan diikutkan dalam analisa akhir. Pengukuran kadar status antioksidan
total (SAT), status konversi sputum, berat badan dilakukan pada akhir minggu ke
8 setelah perlakuan.
34
DAFTAR PUSTAKA
10. Uttra CKM, Devrajani BR, Shaikh HM, Shah SZA, Devrajani T, Shaikh N, et al.
Serum Zinc Level in Patients with Pulmonary Tuberculosis. Advances in
Biological Research.2011; 5 (3): 174-178.
11. Hashmi MA, Ahsan B, Shah SIA, Khan MIU. Antioxidant Capacity and Lipid
Peroxidation Product in Pulmonary Tuberculosis. Al Ame en J Med Sci.
2012;5(3):313-319.
12. Zakkiyah ER, Gurnida DA, Kartasasmita CB. Pengaruh Pemberian Vitamin C
terhadap Perubahan Kadar Total Antioksidan Serum pada Penderita
Tuberkulosis Paru Anak. Sari Pediatri. 2014. Vol. 16 No. 2.
13. Shebis Y, Iluz D, Kinel-Tahan Y, Dubinsky Z, Yehoshua Y. Natural
Antioxidants: Function and Sources. Food and Nutrition Sciences. 2013; 4, 643-
649.
14. American Society for Nutrition. Nutrient Information; Zinc. Adv Nutr. 2015; 6:
224–226.
15. Laron CP, Roy SK, Khan AI, Rahman AS, Qadri F. Zinc Treatment to Under-
five Children: Applications to Improve Child Survival andReduce Burden of
Disease. J Health Popul Nutr. September 2008;26(3):356-365.
16. Sapper RB, Rash R. Zinc: An Essential Micronutrient. Am Fam Physician. 2009;
79(9):768-772.
17. Sung RL. Critical Role of Zinc as Either an Antioxidant or a Prooxidant in
Cellular Systems. Hindawi Oxidative Medicine and Cellular Longevity. 2018;
Vol 2018.
18. Ghulam H, Kadri SM, Manzoor A, Waseem Q, Aarif MS, Khan GQ, et al. Status
of Zinc in Pulmonary Tuberculosis. J Infect Dev Ctries. 2009; 3(5):365-368.
19. Powell SR. The Antioxidant Properties of Zinc. 2000. American Society for
Nutritional Sciences. 2000.
20. Birben E, Sahiner UM, Sackesen C, Erzum S, Kalayci O. Oxidative Stress and
Antioxidant Defense. World Allergy Organization Journal. 2012 [Cited 2019 Oct
10]. Available from https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3488923/
pdf/waoj-5-9.pdf
21. Held P. An Introduction to Reactive Oxygen Species. BioTek Instruments, Inc.
2015.
37